Anda di halaman 1dari 14

1.

Ringkasan Materi GGL seri pararel, rangakain 1 loop dan 2 loop

2. LKS 2 ARUS DC

Informasi:

1.Pahami dan baca serta catat Ringkasan materi dibawah ini

2.Kerjakan soal no 5 dan 6 (Silahkan dipresentasikan pada google meet dan di up


load di email ).

3.Dilanjutkan dengan mengerjakan soal no 1 s/d 4 dipresentasikan minggu depan


sebelumnya buatkan kelompok.

Komponen seperti baterai atau generator listrik yang mengubah energi tertentu menjadi
energi listrik disebut sumber gaya gerak listrik atau ggl. GGL didefinisikan sebagai beda
potensial antara kedua kutub sumber, apabila tidak ada arus yang mengalir ke rangkaian
luar dari sumber. ggl disimbolkan dengan ε.

Sebuah baterai secara riil dimodelkan sebagai ggl ε yang sempurna dan terangkai seri
dengan resistor r yang disebut hambatan dalam baterai. Oleh karena r ini berada di dalam
baterai, kita tidak akan pernah bisa memisahkannya dari baterai. Kedua titik a dan b
menunjukkan dua kutub baterai, kemudian yang akan kita ukur adalah tegangan di antara
kedua kutub tersebut. Tegangan diantara kedua kutub sumber arus listrik ketika sumber
arus listri tersebut terbebani atau mengalirkan arus listrik disebut tegangan terminal atau
tegangan jepit.
Jadi, perbedaan gaya gerak listrik (ggl) dengan tegangan jepit sebagai berikut. Kalau ggl
didefinisikan sebagai beda potensial antara ujung-ujung kutub sumber arus listrik ketika
sumber arus listrik tersebut tidak mengalirkan arus listrik. Contohnya pada saat sebuah
baterai tidak dihubungkan dengan rangkaian apapun. Sedangkan, tegangan jepit
didefiniskan sebagai beda potensial antara ujung-ujung kutub sumber arus listrik ketika
sumber arus listrik mengalirkan arus listrik. Misalnya pada saat baterai mengalirkan arus
listrik pada suatu rangkaian listrik.

Ketika tidak ada arus yang ditarik dari baterai, tegangan kutub sama dengan ggl, yang
ditentukan oleh reaksi kimia pada baterai: Vab= ε. Jika arus I mengalir dari baterai, ada
penurunan tegangan di dalam baterai yang nilainya sama dengan I.r.

Dengan demikian, tegangan kutub baterai (tegangan yang sebenarnya diberikan)


dirumuskan:

Vab = ε – I.r
dengan:
Vab = tegangan jepit (V)
ε = ggl baterai (V)
I = arus yang mengalir (A)
r = hambatan dalam baterai (Ω)
Sumber Tegangan GGL Dirangkai Secara Seri

Tujuan sumber tegangan ggl (misalnya baterai) yang dipasang seri adalah untuk
mendapatkan sumber tegangan yang lebih besar dari setiap sumber tegangan. Misalnya
sebuah baterai memiliki sumber tegangan 1,5 volt, agar menghasilkan tegangan yang
besarnya 3,0 volt maka harus ditambahkan dengan sebuah baterai yang dipasang secara
seri. Jadi, apabila dua atau lebih sumber ggl disusun seri, ternyata tegangan total
merupakan jumlah aljabar dari tegangan masing-masing sumber ggl.

Apabila terdapat n buah sumber tegangan (ggl) dirangkai secara seri, maka sumber
tegangan pengganti akan memiliki ggl sebesar:

εs = ε1 + ε2 + ...+εn

Sumber tegangan ggl memiliki hambatan yang disebut dengan istilah hambatan dalam.
Karena sumber tegangan ggl tersebut dipasang secara seri, maka hambatan dalamnya
juga akan terangkai secara seri. Sementara itu, hambatan dalam penggantinya adalah:

rs = r1 + r2 + ... + rn
Untuk n buah sumber tegangan sejenis (besarnya tegangan dan hambatan dalam sama)
yang memiliki ggl ε dan hambatan dalam r, bila dirangkai secara seri akan memiliki ggl
pengganti dan hambatan dalam pengganti seri masing-masing:
εs = n . ε
rs = n . r

Dengan demikian, nilai kuat arus yang mengalir melewati hambatan (resistor R) adalah:

I = arus yang mengalir (A)


εs = ggl pengganti seri dari sumber yang sejenis (V)
R = hambatan resistor (Ω)
rs = hambatan dalam pengganti seri (Ω)
n = jumlah sumber ggl yang sejenis
ε = ggl sumber/baterai (V)
r = hambatan dalam baterai (Ω)
Contoh Soal 1
Empat buah baterai yang masing-masing ber-GGL 1,5 V dan berhambatan dalam 1 Ω
dirangkai dan dihubungkan dengan sebuah lampu yang berhambatan 10 Ω. Berapa kuat
arus listrik yang mengalir melalui rangkaian jika baterai itu dirangkai secara seri.

Penyelesaian:
Diketahui:
n=4
r=1Ω
ε = 1,5 V
R = 10 Ω
Ditanya:
I jika rangkaian baterai seri= ?
Jawab:
I = nε/(R+nr)
I = 4 . 1,5 V/(10 Ω + 4. 1 Ω)
I = 6 V/14 Ω
I = 0,429 A
Contoh Soal 2
Empat buah resistor masing-masing dengan hambatan 2Ω, 3Ω, 4Ω, dan 5Ω disusun seri.
Rangkaian tersebut dihubungkan sumber tegangan dengan ggl 18 V dan hambatan
dalam 1,5 ohm. Hitunglah kuat arusnya!

Penyelesaian:
Diketahui:
R1 = 2 Ω
R3= 4 Ω
R2 = 3 Ω
R4= 5 Ω
r = 1,5 Ω
ε = 18 V
Ditanya: I = ... ?
Jawab:
Rs = R1 + R2 + R3 +R4
Rs = (2 + 3 + 4 + 5) Ω
Rs = 14 Ω

I = ε/(Rs+r)
I = 18 V/(14 Ω + 1,5 Ω)
I = 1,2 A

Sumber Tegangan GGL Dirangkai Secara Paralel


Jika n buah sumber tegangan sejenis yang memiliki ggl ε dan hambatan dalam r, bila
dirangkai secara paralel akan memiliki ggl pengganti dan hambatan dalam pengganti
paralel masing-masing:
εp = ε
rp = r/n
Dengan demikian, nilai kuat arus yang mengalir melewati hambatan (resistor R) adalah:

dengan:
I = arus yang mengalir (A)
εp = ggl pengganti paralel (V)
R = hambatan resistor (Ω)
rp = hambatan dalam pengganti paralel (Ω)
n = jumlah sumber ggl yang sejenis
ε = ggl sumber/baterai (V)
r = hambatan dalam baterai (Ω)

Contoh Soal 1
Dua buah baterai disusun secara paralel seperti gambar di bawah ini.

Jika setiap baterai memiliki ggl 1,5 volt dan hambatan dalamnya sebesar 2 Ω, kemudian
ujung-ujung rangkaiannya dihubungkan dengan lampu pijar yang memiliki hambatan
yang besarnya 4 Ω, tentukan besarnya kuat arus yang mengalir melalui lampu pijar dan
besarnya tegangan jepit setiap baterai!
Penyelesaian:
Diketahui:
n=2
r=2Ω
ε = 1,5 V
R=4Ω

Ditanyakan:
I dan Vjepit =?
Jawab:
I = ε/(R+rp)
I = ε/(R+(r/n))
I = 1,5 V/(4 Ω +(2 Ω /2))
I = 1,5 V/5 ΩI = 0,3 Dalam hal ini arus yang mengalir pada rangkaian akan terbagi menjadi
dua sesuai dengan konsep hukum kirchoof I, yaitu I1 = I2 = ½ I = 0,15 A, maka tegangan
jepitnya:
Vjepit = ε – Ir
Vjepit = 1,5 V – 0,15 A. 2 Ω
Vjepit = 1,5 V – 0,3 V
Vjepit = 1,2 V

Hukum II Kirchhoff atau disebut juga dengan istilah aturan loop yang didasarkan pada
hukum kekekalan energi. Di mana energi pada suatu rangkaian tertutup adalah kekal.
Walaupun Hukum I Kirchhoff dengan Hukum II Kirchhoff berbeda, tetapi pada saat
menyelesaikan masalah rangkaian dengan dua loop atau lebih selain menggunakan
Hukum II Kirchhoff juga akan berlaku Hukum I Kirchhoff. Hukum II Kirchhoff menyatakan
bahwa jumlah aljabar perubahan tegangan yang mengelilingi suatu rangkaian tertutup
(loop) sama dengan nol. Secara matematis pernyataan tersebut dapat ditulis sebagai
berikut.
Sekarang coba perhatikan gambar di atas! Gaya gerak listrik (ggl) ε dari sumber
tegangan menyebabkan arus listrik mengalir sepanjang loop. Arus listrik di
dalam loop mendapat hambatan sehingga mengalami penurunan tegangan. Persamaan
tersebut dapat ditulis sebagai berikut.

Aturan-aturan (perjanjian) dalam loop tersebut, yaitu:


a) jika arah arus searah dengan arah loop, maka i bertanda positif
b) jika arah loop bertemu dengan kutub positif sumber tegangan, maka ε bertanda positif.

Rangkaian dengan satu loop

Gambar di atas merupakan salah satu contoh rangkaian dengan satu loop. Sekarang
coba anda perhatikan gambar rangkaian tersebut! Pada rangkaian tersebut, arus yang
mengalir adalah sama, yaitu I. Misalkan anda mengambil arah loop searah dengan arah
I, yaitu a-b-c-d-a. Selanjutnya, kuat arus I dapat dihitung dengan Hukum II kirchhoff
berikut.
Ʃε + ƩIR = 0
Dengan mengikuti aturan loop pada gambar satu loop di atas akan berlaku:
- ε1 + ε2 + I (r1 + r2 + R) = 0

Contoh Soal Rangkaian dengan Satu Loop


Perhatikan gambar di bawah ini!

Hitunglah kuat arus yang mengalir pada rangkaian dan hitung juga tegangan yang
mengalir pada BD (VBD)!

Jawab:
Berdasarkan Hukum II Kirchhoff, di dalam rangkaian tertutup tersebut berlaku: Ʃε +ƩIR =
0. Untuk memudahkan pengerjaan soal kita cari terlebih dahulu nilai dari Ʃε, yaitu:

Ʃε = –ε1–ε2–ε3+ε4

Ʃε = –36V – 16V – 20V + 12V


Ʃε = –60V
Selanjutnya kita akan cari nilai dari ƩIR, yakni:
ƩIR = IR1+Ir1+IR2+Ir2+IR3+Ir3+IR4+Ir4+IR5
ƩIR = I(R1+ r1+R2+r2+R3+r3+R4+r4+R5)
ƩIR = I(6+2+6+0,5+5+0,8+6+0,7+3)Ω
ƩIR = I(30)Ω

Sekarang kembali menggunakan persamaan Hukum II Kirchhoff yakni:

Ʃε + ƩIR = 0
–60V + I(30)Ω = 0
I(30)Ω = 60V
I = 60V/30Ω
I = 2A
Jadi besarnya arus yang mengalir pada loop tersebut adalah 2A.
Sekarang kita akan cari besarnya tegangan yang mengalir di BD (VBD). Anda dapat
menghitung VBD dengan menggunakan lintasan BAD atau BCD. Untuk membuktikan
apakah kedua jalur tersebut memiliki tegangan yang sama kita gunakan kedua jalur
tersebut.
Untuk jalur BAD, yakni:
VBD =Ʃε + ƩIR
VBD =16V+36V+I(0,5+6+2+3)Ω
VBD =52V+I(11,5)Ω
VBD =52V+(-2A)(11,5Ω)
VBD =52V-23V
VBD =29V

Sedangkan untuk jalur BCD, yakni:


VBD =Ʃε + ƩIR
VBD = -20V+12V+I(6+0,8+5+0,7+6)Ω
VBD = -8V+I(18,5)Ω
VBD = -8V+(2A)(18,5Ω)
VBD =-8V+37V
VBD =29V
Jadi, tegangan yang mengalir di BD sebesar 29 Volt.

Rangkaian dengan Dua Loop

Jadi untuk menyelesaikan rangkaian majemuk ini anda kembali dituntut untuk menguasai
konsep Hukum I Kirchhoff. Untuk memudahkan mengerjakan soal-soal yang berkaitan
dengan rangkaian majemuk anda perlu mengikuti langkah-langkahnya. adapun langkah-
langkah dalam menyelesaikan rangkaian majemuk adalah sebagai berikut.
1. Gambarlah rangkaian majemuk tersebut.
2. Tetapkanlah arah kuat arus yang mengalir di setiap cabang
3. Tulislah persamaan-persamaan arus untuk di setiap titik cabang
menggunakan Hukum I Kirchhoff.
4. Tetapkan loop beserta arahnya pada setiap rangkaian tertutup.
5. Tulislah persamaan-persamaan untuk setiap loop menggunakan Hukum II
Kirchhoff.
6. Hitung besaran-besaran yang dinyatakan dengan menggunakan
persamaan-persamaan Hukum II Kirchhoff.
Contoh Soal 1
Perhatikan rangkaian majemuk berikut ini!

Tentukan kuat arus yang mengalir dalam hambatan di 1Ω, 2,5Ω dan 6Ω serta tentukan
juga besarnya beda potensial antara titik A dan B.

Jawab:
Ini merupakan contoh soal yang penyelesaiannya menggunakan konsep Hukum I
Kirchhoff dan Hukum II Kirchhoff. Misalkan untuk loop I (pertama) kita arahkan sesuai
dengan arah putaran jarum jam sedangkan untuk loop II (kedua) kita arahkan berlawanan
dengan arah putaran jarum jam.

Berdasarkan hukum I Kirchhoff maka diperoleh,


I1 + I3 = I2 => I1 = I2 - I3 . . . . . (1)

Berdasarkan hukum II Kirchhoff, untuk loop I maka diperoleh:


Ʃε + ƩIR = 0
-4 + (0,5+1+0,5)I1 + 6I2 = 0
-4 + 2I1 + 6I2 = 0
I1 + 3I2 = 2 . . . . . (2)
Berdasarkan hukum II Kirchhoff, untuk loop II maka diperoleh:
Ʃε + ƩIR = 0
-2 + (2,5 +0,5)I3 + 6I2 = 0
-2 + 3I3 + 6I2 = 0
3I3 + 6I2 = 2 . . . . . . (3)

Dengan mensubstitusikan persamaan (1) ke persamaan (2) maka akan diperoleh:


I1 + 3I2 = 2
- I3 + 4I2 = 2
I3 = 4I2 – 2 . . . . (4)

Kemudian substitusikan persamaan (4) ke persamaan (3) maka diperoleh:


3I3 + 6I2 = 2
3(4I2 – 2) + 6I2 = 2
12I2 – 6 + 6I2 = 2
18I2 = 8
I2 = 8/18
I2 = 4/9A

NO SOAL Hasil
pengamatan Kesimpulan/Konfirmasi
1. Amatilah dari You tube praktek
tentang cara menggunakan alat
ukur ,hukum ohm dan hukum
kiircoff .Atau gunakan path lab
yang sudah dibagiakan

Contoh:
https://youtu.be/GXregEtHGSU

2. Tuliskan hasil percobaan yang


(mereka lakukan) atau kalian
dengan Path lab

Analisis dan diskusikan hasil


3. percobaan yang kalian amati
dan buatlah youtub nya
Presentasikan hasil
4. percobaannya setiap
pengamatan kelompok

5. Perhatikan gambar di bawah ini !

E1 E2
r1 r2

A R B

JikaE1 = 6 V
E2 = 12V
r1 = 0,5
r2 = 0,5
R = 5
Tentukanlah beda potensial
pada AB.

Pada rangakaian dibawah ini


rangakaian listrik dibawah ini
diberikan dan
6. Jika sakalr S dirtutup ,tentukan
besarnya daya pada R1
.

Anda mungkin juga menyukai