Anda di halaman 1dari 45

Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

PENDAHULUAN
Awal dari akselerator tak lepas dari eksperimen Geissler seorang peniup
gelas yang mampu memvakumkan tabung gelas sampai 10 -3 torr pada tahun
1860. Dengan
Dengan tabung lucutan
lucutan ini membawa
membawa dia menemuk
menemukan
an sinar katoda,
katoda, dan
inilah
inilah merup
merupaka
akan
n aksele
akselerat
rator
or pertam
pertama
a yang
yang paling
paling sederh
sederhana
ana.. Eksper
Eksperime
imen
n
dengan akselerator ini kemudian dapat menghasilkan penemuan besar lainnya
yaitu sinar-X oleh W. Rontgen (1895) dan penemuan elektron oleh J.J. Thomson
(1897).
Perkemban
Perkembangan
gan akselerator
akselerator selanjutny
selanjutnya
a digunakan
digunakan pada penelitian
penelitian dasar 
fisika
fisika nuklir,
nuklir, untuk mempelajari
mempelajari reaksi
reaksi partikel-par
partikel-partikel
tikel nuklir dan struktur
struktur nuklir 
nuklir 
(inti atom). Ini diperoleh pada tahun 1932 oleh Cockroft dan Walton pada tahun
1932, dengan menggunakan proton 600 keV. Dalam perkembangan selanjutnya
berkas partikel yang dihasilkan oleh akselerator dapat digunakan untuk berbagai
keperluan aplikasi seperti diperlihatkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Sejarah aplikasi akselerator partikel

1
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

Seirin
Seiring
g dengan
dengan berke
berkemb
mbang
angnya
nya teknol
teknolog
ogii aksele
akselerat
rator
or yang
yang melipu
meliputi
ti
akselerator linier dan siklik aplikasi akselerator berkembang pesat dan menjamah
berbag
berbagai
ai bidang
bidang kehidupa
kehidupan
n manus
manusia.
ia. Tabun
Tabung
g Sinar-X
Sinar-X merupak
merupakan
an tongga
tonggak
k
sejara
sejarah
h aplika
aplikasi
si aksele
akselerato
ratorr partik
partikel
el yang
yang mempun
mempunyai
yai dampak
dampak sanga
sangatt besar 
besar 
terhadap kehidupan manusia.
Didalam kamus Ilmu Pengetahuan pengertian akselerator partikel menurut
ilmu fisika adalah mesin untuk meningkatkan energi kinetik partikel bermuatan
dengan mempercepatnya di dalam medan listrik. Komponen utama akselerator 
terdiri dari sumber berkas partikel bermuatan atau injektor, sistem pemercepatan,
sistem tabung hampa, dan sistem penanganan berkas partikel (sistem optik),
iradiator target, dan sistem instrumentasi dan kendali. Dari uraian tersebut dapat
dapat
dibayangka
dibayangkan
n bahwa
bahwa akselerato
akseleratorr mempuny
mempunyai
ai kemiripan
kemiripan dengan
dengan komponen
komponen TV
yaitu adanya sumber elektron yang dipancarkan oleh filamen, sistem pemercepat
berupa tegangan tinggi, lempeng vertikal dan horisonal bermuatan listrik, elektron
berada pada keadaan vakum. Pada TV elektron berenergi ditembakan pada kaca
pendar
pendar sedang
sedangkan
kan pada
pada aksele
akselerat
rator
or elektr
elektron
on dikelu
dikeluark
arkan
an ke atmosf
atmosfer
er untuk
untuk
keperluan proses radiasi seperti contoh Gambar 2.

Gambar 2: Skematik akselerator elektrostatik

2
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

Berdasarka
Berdasarkan
n medan
medan elektroma
elektromagnet
gnet yang digunakan
digunakan,, sistem
sistem pemercep
pemercepat
at
partikel
partikel dapat
dapat dibedakan
dibedakan menjadi
menjadi pemercep
pemercepat
at elektrosta
elektrostatik
tik (static fields
fields) dan
pemerc
pemercepa
epatt elektr
elektrodi
odinam
namik
ik (alternating
alternating fields).
fields). Berdas
Berdasark
arkan
an bentuk
bentuk lintas
lintasan
an
partikel, teknologi akselerator dibagi menjadi dua yaitu akselerator l inier dan siklik.
Pada akselerator linier partikel dipercepat dalam sekali lintasan lurus oleh medan
elektrostatik atau RF yang terpasang pada struktur pemercepat. Pada akselerator 
linier pertambahan energi kinetik total partikel tergantung dari panjang struktur 
pemercepat. Oleh karena adanya
adanya tegangan dadal maka untuk dimensi struktur 
pemercepat yang sama akselerator linier RF dapat menghasilkan energi kinetik
partikel bermuatan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan akselerator linier 
elektrostatik.
Pada akselerator siklik partikel bergerak mengikuti orbit tertutup berevolusi
berulang kali. Energi kinetik partikel yang sangat besar dengan mudah dapat
dihasilkan, sesuai dengan jumlah pengulangan partikel ketika melewati medan
RF. Bentuk
Bentuk akselerator
akselerator siklik secara
secara garis besar
besar dapat dibagi
dibagi dua jenis yaitu
aksele
akselerat
rator
or medan
medan magnet
magnet statik
statik (siklo
(siklotro
tron)
n) dan aksele
akselerat
rator
or medan
medan magne
magnett
tersinkronisasi (sinkrotron).
Akselerator partikel bekerja berdasarkan interaksi partikel bermuatan dalam
medan
medan elektromagne
elektromagnet.
t. Peran
Peran medan elektromagne
elektromagnett ini dimulai
dimulai sejak awal yaitu
ketika
ketika partikel
partikel bermuatan
bermuatan dihasilkan
dihasilkan dalam suatu sumber
sumber pembangkit
pembangkit partikel
berm
bermua
uata
tan
n atau
atau inje
injekt
ktor
or,, sebe
sebelu
lum
m dipe
diperc
rcep
epat
at lebi
lebih
h lanj
lanjut
ut deng
dengan
an meda
medan
n
elektromagnet. Perkembangan teknologi pemercepatan
pemercepatan pada akselerator sangat
menakjubkan seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
Berdasarka
Berdasarkan
n jenis partikel akselerato
akseleratorr yang dipercepa
dipercepatt maka
maka akselerator 
akselerator 
partikel dibagi menjadi dua yaitu akselerator ion dan elektron. Luaran akselerator 
dapat berbentuk berkas ion atau elektron yang dicirikan oleh besarnya arus,
energi
energi kinetik,
kinetik, dan profil
profil berkas.
berkas. Karakateris
Karakateristik
tik dari masing-ma
masing-masing
sing parameter 
parameter 
berkas ini sangat penting dalam aplikasi.
Dala
Dalam
m mem
mempela
pelaja
jari
ri akse
aksele
lera
rato
torr part
partik
ikel
el diha
dihara
rapk
pkan
an pemb
pembac
aca
a tela
telah
h
mempelajari dasar-dasar elektromagnetik atau listrik dan magnet serta mekanika
relativistik khusus. Satuan yang digunakan dalam membahas teori akselerator 
biasanya menggunakan satuan cgs (cm, gr, second) untuk melihat lebih detail
elektrodinamika partikel. Namun dan hal ini penulisan rumus berdasarkan satuan

3
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

mks
mks (met
(meter
er,, kg,
kg, seco
second
nd)) seda
sedang
ngka
kan
n untu
untuk
k perh
perhiru
irung
ngan
an besa
besara
ran
n fisis
fisisny
nya
a
mengguna
menggunakan
kan satuan
satuan praktis yang umum
umum dipakai.
dipakai. Satuan
Satuan praktis yang umum
dipakai dalam akselerator untuk energi digunakan eV. Satu eV yaitu energi yang
diberikan pada elektron jika elektron dengan muatan 1 e Coulomb melewati beda
potensial
potensial 1 volt sehingga
sehingga mempuny
mempunyai
ai energi 1,6022x10-19 CV (Joule).
1,6022x10 (Joule). Satuan
Satuan
energi akselerator biasanya orde keV – TeV. Ingat k=10 3, M=106, G=109 dan
T=1012. Satuan arus biasanya dalam orde ratusan nA – ratusan mA. n=10 -9 , µ=10-
6
, m=10-3. Satuan potensial listrik dalam volt, satuan medan magnet dalam Gauss,
satuan tekanan kehampaan dalam Torr, satuan daya dalam watt, satuan massa
dalam amu (atomic mass unit).

Gambar 3: Perkembangan Teknologi Akselerator 

4
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

PRINSIP DASAR GERAK BERKAS PARTIKEL


Apabila suatu partikel bermuatan berada dalam medan elektromagnet maka
partikel akan berinteraksi dengan medan elektromagnet sehingga partikel
mempunyai gaya bekerja padanya yang diberikan oleh hukum Lorentz secara
relativistik

F = q (E + v  × B) (1)

F  gaya Lorentz, q muatan partikel, v  kecepatan partikel, c  kecepatan cahaya, E 


medan listrik, dan B medan magnet. Kedua komponen gaya ini banyak
digunakan dalam akselerator. Gaya dikarenakan medan listrik F = qE  digunakan
untuk mempercepat partikel sedangkan gaya dikarenakan medan magnet F = v ×
B digunakan untuk pembelokan atau pemfokusan partikel. Pada akselerator 
energi rendah gaya listrik juga dapat digunakan untuk pembelokan atau
pemfokusan partikel.

Jika gaya Lorentz diintegrasikan terhadap waktu interaksi partikel dengan


medan elektromagnetik maka akan diperoleh perubahan momentum partikel

Δp = ∫Fdt (2)

Sebaliknya jika gaya Lorentz diintegrasikan terhadap panjang lintasan maka


diperoleh perubahan energi kinetik partikel

ΔE k  = ∫Fds (3)

Jika persamaan (2) dan (3) dibandingkan dengan mengingat ds = v dt, β  = v/c 
maka relasi difrensial momentum dan energi kinetik

cβ dp = ΔE k  (4)

Jika gaya Lorenta pada persamaan (1) dimasukan ke persamaan (3) dan
mengganti ds = v dt maka diperoleh

∫ ∫
ΔE k  = q Eds + q (v x B )v dt (5)

Dari persamaan (5) terlihat jelas bahwa energi kinetik partikel akan membesar jika
medan listrik membesar dan percepatan terjadi pada arah medan listrik.
Percepatan ini tidak tergantung pada kecepatan awal partikel, pada kecepatan

5
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

awal nol pun terjadi percepatan. Gaya Lorentz pada komponen kedua persamaan
(5) tergantung kecepatan partikel. Arah gaya ini tegak lurus arah rambat partikel
dan medan magnet. Dari persamaan (5) besarnya energi kinetik tidak tergantung
pada medan magnet karena perkalian skalar ( v  x B )v  = 0. Jadi keberadaan
medan magnet hanya menyebabkan pembelokan arah gerak partikel.

Untuk partikel dengan massa-diam m yang bergerak dengan laju


momentum  p secara relativistik (v  ≈ c ),  p=γ  mv  maka gaya pemercepat partikel
sama dengan gaya listrik yang diberikan oleh

 p/dt = (d γ  mv )/dt = q E , γ  = (1-β 2) –1/2.


F = d  (6)

Selama pemercepatan, kecepatan dan faktor relativistik γ  keduanya


merupakan fungsi waktu, sehingga

 p/dt = mγ  d v/ dt + mv dγ    /dt ,


d γ  /dt = (d /d β )(1-β 2) –1/2dβ /dt = γ  3 (β /c)d v/ dt,

dan persamaan gerak menjadi

 p/dt = m [γ  d v /dt + v γ  3 (β /c) d v/ dt ].


F = d 

Untuk gaya yang sejajar kecepatan

dp s/dt = mγ  [1 + γ  2 (β /c)v] dv s/dt = mγ  3dv s/dt, (7)

sedang untuk gaya yang tegaklurus kecepatan, dv /dt = 0, sehingga

dpt /dt = mγ  dv t /dt . (8)

Pada mekanika relativistik energi total partikel E= E k  + E o maka energi kinetik
elektron dapat diperoleh dari rumus relativistik E k  = (γ  - 1) mc 2.
Medan E  yang digunakan untuk mempercepat partikel dibangkitkan secara
elektrostatis atau secara elektrodinamis yang akan dibahas dalam bab berikut.

PEMERCEPATAN BERKAS PARTIKEL


Berdasarkan medan elektromagnet yang digunakan, sistem pemercepat
partikel dapat dibedakan menjadi pemercepat elektrostatik (static fields) dan
pemercepat elektrodinamik (alternating fields).

6
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

A. Pemercepat elektrostatik
Dalam pemercepat elektrostatik partikel hanya dipercepat dalam sekali
lintasan dalam medan elektrostik yang dibangkitkan dengan pembangkit van de
Graaf/peletron secara mekanik atau Cockroft-Walton secara elektronik.
Tegangan pemercepat maksimum yang diberikan tergantung tegangan-dadal
(breakdown voltage) antar elektrode, dan dapat mencapai 20 MV jika digunakan
gas bertekanan tinggi untuk menaikkan tegangan-dadal. Akselerator dengan
system pemercepat elektrostatik merupakan jenis akselerator linier,

Gambar 4 : Generator Van de Graff 

Generator Van den Graaff disebut juga sebagai generator sabuk muatan
sesuai dengan komponen yang menjadi ciri khasnya. Ciri khas ini yaitu sabuk
pembawa muatan seperti ditampilkan pada Gambar 4. Komponen utama
generator Van de Graaff terdiri dari sumber DC pemacu (exciter ) sebagai sumber 
pemberi muatan, sabuk isolator sebagai sabuk pembawa muatan, puli dan motor 
sebagai penggerak, elektrode berupa sisir dari jarum sebagai pemuat dan
pengumpul muatan, dan terminal sebagai penampung muatan.
Muatan listrik dibangkitkan oleh exciter  melalui proses lucutan dengan
tegangan DC sekitar 30 kV yang kemudian dipindahkan ke sabuk pembawa
muatan melalui sisir elektrode di sisi puli yang di ground kan. Kemudian muatan
oleh sabuk pembawa muatan dibawa ke terminal yang berbentuk bola dan terjadi
pemindahan muatan melalui sisir elektrode pengumpul muatan. Tegangan

7
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

terminal (V ) ditentukan oleh jumlah muatan yang terkumpul (Q) dan kapasitansi
terminal terhadap tanah (C ) dengan persamaan V = Q/C .
Secara ideal kenaikan tegangan terminal tidak terbatas yaitu jika tidak ada
rugi-rugi muatan. Kenyataannya tegangan terminal terbatas dan terjadi suatu
keadaan setimbang di mana arus pemuat sama besar dengan arus keluaran.
Keterbatasan tegangan terminal disebabkan adanya dadal tegangan, dan hal ini
dapat diatasi dengan gas bertekanan yang lebih tahan terhadap dadal tegangan,
misalnya gas SF6. Generator Van de Graaff sangat menguntungkan untuk
penggunaan tegangan keluaran besar dan arus beban kecil.
Pada generator Cockroft-Walton seperti ditunjukkan pada Gambar 5
tegangan keluaran yang dihasilkan diperoleh dengan menggandakan tegangan
masukan pelipat tegangan dari generator pulsa. Prinsip penggandaannya adalah
dengan proses pengisian kapasitor sebagai pelipat tegangan secara paralel dan
pelepasannya secara seri. Generator ini dapat menghasilkan tegangan keluaran
s/d. 2.500 kV dan efisiensinya dapat mencapai 70 %. Struktur generator 
Cockroft-Walton secara garis besar mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:

Gambar 5 :
Generator 
Cockroft-Walton

• Osilator RF,
berfungsi

membangkitkan tegangan osilasi dengan frekuensi beberapa ratus kHz


dan daya cukup besar untuk mengatasi kapasitas keluaran generator 
beserta rugi-ruginya.
• Transformator RF, berfungsi meningkatkan tegangan keluaran osilator 
dari beberapa kV menjadi beberapa puluh kV untuk masukan pelipat
tegangan.

8
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

• Rangkaian diode-kapasitor , berfungsi sebagai rangkaian pelipat


tegangan yang merubah tegangan AC (sinusoidal dari osilator) menjadi
tegangan DC dengan potensial yang tinggi.
• Terminal, berfungsi mencegah terjadinya lucutan atau korona dari bagian-
bagian komponen di sisi ujung tegangan tinggi.

6a 6b

Gambar 6. Contoh bentuk tabung akselerator buatanNEC.


a. Tabung akselerator tipe general purpose
 b. Tabung akselerator tipe high gradient 

Tegangan pemercepat elektrostatik yang berupa tegangan listrik searah


(DC) yang cukup tinggi dibagi dalam banyak elektrode pada tabung akselerator 
seperti ditunjukkan pada Gambar 6, supaya medan pemercepat lebih homogen
dan tegangan antar elektrode lebih rendah. Tegangan tinggi pemercepat
dipasang pada salah satu ujung tabung akselerator, sementara ujung yang

9
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

lainnya dipasang pada ground . Agar diperoleh gradient  medan listrik yang
homogen dan rendah sepanjang tabung akselerator dilakukan dengan sistem
pembagi tegangan (voltage devider ) yang terdiri dari resistor dengan nilai ohm
yang tinggi (orde mega ohm) sehingga beda potensial akan terjaga tetap antara
dua buah elektrode.
Tabung akselerator merupakan komponen utama MBE yang berfungsi
untuk mempercepat berkas partikel bermuatan yang dihasilkan oleh injektor 
sehingga dapat mencapai energi yang cukup tinggi sesuai dengan kebutuhan.
Partikel bermuatan akan memperoleh energi yang sebanding dengan tegangan
yang terpasang pada elektrode-elektrode tabung akselerator menurut persamaan:
 E  qV  ..........
= .......... .......... .......... .......... .......... .........( 5)

dengan E energi partkel (eV), q muatan partikel (Coulomb), V tegangan terpasang


(volt).
Sebagai contoh misalnya pada Mesin Berkas Elektron 300 kV/20 mA yang
direncanakan dibuat di PTAPB-BATAN (Gambar 6a), dengan sumber tegangan
tinggi tipe Cockroft-Walton. Simulasi lintasan elektron dengan menggunakan
rumus relativistik (7) dan (8) diberikan pada Gambar 7. Rumus relativistik ini
harus digunakan supaya pada ujung tabung pemercepat diperoleh energi kinetik
elektron yang benar.

Gambar 7. Simulasi lintasan elektron dengan posisi awal r = 10, 8, 6, 4, 2, dan 0
mm dengan tangen arah awal 0.
B. Pemercepat elektrodinamik (siklik)
Untuk memperoleh energi pemercepat yang lebih tinggi tanpa dibatasi oleh
tegangan-dadal, pemercepatan dapat dilakukan secara berulang (siklik) dalam

10
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

medan elektromagnet yang berubah secara siklik (elektrodinamik) dalam lintasan


melingkar (sirkuler) maupun lintasan lurus (linear).

1. Pemercepat sirkuler 
a. Siklotron
Siklotron pertama dibuat oleh E.O. Lawrence sekitar tahun 1930. Lintasan
melingkar terjadi akibat medan magnet statis yang dipasang tegak-lurus lintasan
partikel. Pemercepatan terjadi akibat medan antara 2 dees (Gambar 8) yang
dipasang bolak-balik. Dari kesetimbangan antara gaya Lorentz akibat medan
magnet statis dengan gaya sentrifugal akibat gerak melingkar (tegak lurus
lintasan partikel sehingga berlaku persamaan (8), ruji lintasan melingkar diberikan
oleh

ρ = γ  mv /qB, (9)

B kuat medan magnet. Dari v  = ω ρ , diperoleh frekuensi sudut medan bolak-


balik atau gerak melingkar partikel

Gambar 8. Diagram sederhana siklotron.

ω = qB/γ  m. (10)

Untuk partikel non-relativistik (γ  ≈ 1) ruji lintasan sebanding dengan kecepatan v 


atau akar energi kinetik partikel dan ω praktis tetap. Besarnya energi kinetik

11
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

untuk non relativistik adalah


E k  = (qBρ )2/2m (11)

b. Sinkrosiklotron
Untuk partikel relativistik, γ  dalam persamaan (10) gayut pada kecepatan
atau energi partikel sehingga supaya partikel selalu tepat dipercepat pada celah
di antara dees maka frekuensi tegangan bolak-balik (ω ) harus disinkronkan
sesuai dengan energi partikel (γ  ).

c. Betatron
Dalam persamaan (9) ruji orbit ρ dapat dipertahankan relatif tetap jika
medan magnet B berubah sesuai dengan v dan γ  . Medan magnet yang berubah
ini mengimbas medan listrik E sesuai persamaan Maxwell dalam satuan cgs.

× E = -(1/c ) d B/dt, (6)


sehingga terjadi medan pemercepat E  melingkari medan magnet B yang
berubah terhadap waktu. Prinsip ini digunakan untuk mempercepat elektron
dalam betatron dan dengan ruji orbit ρ yang relatif tetap sehingga ruang-
pemercepat elektron yang harus dihampakan dapat dihemat.

Gambar 9. Lintasan partikel dalam mikrotron.

c. Mikrotron
Dalam mikrotron pemercepatan dilakukan dalam ruang yang sama berulangkali
dengan pemakaian 2 magnet pembelok 180 ° dengan medan magnet tetap Bo

12
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

sehingga ruji belokan akan bertambah sesuai dengan kenaikan energi partikel
(Gambar 9).

d. Sinkrotron
Seperti pada mikrotron pemercepatan dilakukan dalam ruang yang sama
berulangkali, tetapi dengan medan magnet pembelok yang kuatnya disinkronkan
dengan energi partikel sehingga diperoleh ruji pembelokan yang relatif tetap dan
ruang berkas partikel maupun magnet pembelok dapat dihemat (Gambar 10).

Gambar 10. Lintasan partikel dalam sinkrotron.

Pada sinkrotron pemercepatan partikel dilakukan dengan menambah


percepatan partikel setiap kali melewati accereration cavity  yang berupa RFQ.
Adapun medan magnet sektor berfungsi untuk memandu agar berkas partikel
tetap pada lintasan yang ditentukan dengan cara mensinkronkan besarnya
medan magnet sektor dengan percepatan partikel setiap kali mendapat

13
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

pertambahan percepatan dari RFQ.


Pemercepat sirkuler umumnya dapat menghemat ruang karena lintasan
partikel dibelokkan/disirkulasi dengan magnet pembelok. Jika partikel berenergi
tinggi diperlukan medan magnet yang sangat kuat untuk membelokkannya,
sehingga sering diperlukan magnet superkonduktor. Selain itu juga dipancarkan
radiasi sinkrotron yang besarnya sebanding dengan 1/ρ , 1/m2, dan energi
pangkat 4 (E 4), sehingga sangat menghambat pemercepatan partikel bermasa
ringan seperti elektron. Hal ini tidak terjadi pada pemercepat linear, tetapi
memerlukan ruang lebih panjang.

2. Pemercepat linear 
Pemercepat linear siklik bekerja berdasarkan gelombang elektromagnet
yang bergerak dalam ruang tertutup ke arah tertentu (TW , traveling wave) dalam
pandu-gelombang (wave guide) atau bolak-balik membentuk gelombang-diam
(SW , standing wave) dalam rongga (cavity ) pemercepat. Frekuensi gelombang
yang digunakan dari order ratusan MHz (proton, ion) sampai beberapa GHz
(elektron). Teknologi frekuensi tinggi hingga beberapa GHz yang diperlukan
diperoleh dari pengembangan teknologi radar selama perang dunia kedua.

Gambar 11. Pemercepat-linear Alvarez.

a. Pemercepat linear Alvarez


Disebut juga pemercepat-linear tabung-hanyut (DTL, drift tube linac )

14
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

(Gambar 11). Pemercepat ini baik untuk 0,04 < β < 0,4, misalnya CERN Linac 2
untuk proton 50 MeV, frekuensi 200 MHz.

b. Pemercepat pandu-gelombang
Contoh pemercepat pandu-gelombang terlihat pada Gambar 12, di mana
medan yang terbentuk dalam pandu-gelombang mempercepat sekelompok
(bunch) elektron atau ion yang bergerak dengan fase yang sesuai.

Gambar 12. Pemercepat-linear pandu-gelombang.

c. Pemercepat linear kuadrupol


Disebut juga pemercepat-linear kuadrupol-frekuensi-radio (RFQ linac,
radiofrequency qua-drupole linear accelerator ). Pemercepat ini baik untuk ion
kecepatan rendah β ≈ 0,01 dan selain memfokuskan (sifat medan kuadrupol,
Gambar 13) juga mempercepat (dengan modulasi elektrode, Gambar 14) dan
mengubah berkas-malar (continous beam) menjadi berkas-pulsa (bunches).

15
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

Gambar 13. Elektrode kuadrupol-listrik panjang dengan tegangan bolak-balik.

Gambar 14. Modulasi elektrode RFQ untuk mem-bangkitkan medan longitudinal.

KOMPONEN AKSELERATOR
Komponen utama akselerator baik yang menggunakan sistem
pemercepatan elektrostatik maupun elektrodinamik adalah hampir sama yaitu
terdiri dari :
1. Sumber partikel bermuatan/Injektor 
2. Sistem pemercepat
3. Sistem optik (pemfokus, pengarah, pemayar)

16
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

4. Sistem vakum
5. Sistem iradiator (target)
6. Sistem Instrumentasi dan Kendali.

1. Sumber Partikel Bermuatan/Injektor 


Sumber partikel bermuatan/Injektor berfungsi untuk menghasilkan partikel
bermuatan seperti elektron dan ion. Jadi dari definisi ini ada dua jenis injektor 
yaitu sumber elektron dan sumber ion.

a) Sumber elektron
Pada umumnya elektron diperoleh dengan cara memanaskan metal
berupa unsur tungsten atau berupa paduan LaB 6 dengan mengaliri arus listrik
orde amper dari suplai tegangan DC sehingga elektron pada atom-atom dari
bahan tersebut dapat teremisi dan lepas dari ikatannya. Jenis sumber elektron
yang menggunakan bahan padatan untuk menghasilkan elektron bebas disebut
sumber elektron tipe termionik. Contoh skema dari sumber elektron termionik
seperti ditunjukan pada Gambar 15.

17
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

Keterangan:
1. Flange dudukan katode DN 160 5. Katode
2. Baut Pengikat 6. Isolator  
3. Teminal catu daya 7. Elektrode pemfokus
4. Perisai radiasi termal

Gambar 15. Sumber elektron, (a) Rangkaian sumber elektron, (b) Susunan
sumber elektron

Bahan padat sebagai pemancar elektron pada sumber elektron biasanya


dinamakan filamen atau katode panas, dan pemanasan filamen agar terjadi emisi
termionik biasanya dilakukan dengan aliran arus listrik. Rapat arus jenuh emisi
elektron mengikuti persamaan Richardson-Dushmann sebagai berikut:
−eϕ   
 J eT  =  AT  2 exp  
   .......... .......... .......... .......... ........(1 )
  kT   

 A adalah tetapan Richardson, ϕ  adalah fungsi kerja (work function) yang nilainya
tergantung pada jenis bahan filamen, k  adalah tetapan Boltzmann (1,38x10 -23
W.s.K-1), dan T adalah suhu filamen.
Sumber elektron termionik untuk akselerator mempunyai beberapa tipe
tergantung bentuknya. Bentuk-bentuk ini dibedakan dari bentuk katode (emitor)
dan bentuk anode (ekstraktor). Pada prinsipnya elektron juga dapat dihasilkan
dari bahan gas namun sumber elektron ini masih jarang digunakan untuk
kepentingan aplikasi.

b) Sumber ion
Sumber ion banyak jenisnya walaupun demikian secara umum suatu
sumber ion terdiri dari 2 bagian pokok yaitu bagian penghasil ion atau ionisator 
dan bagian pembentuk berkas ion. Yang membedakan jenis sumber ion biasanya

18
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

adalah bagian ionisatornya. Sedangkan bagian pembentuk berkas ion pada


umumnya sama atau mirip. Pemilihan jenis sumber ion untuk akselerator 
tergantung dari jenis bahan yang akan diionisasi. Untuk bahan berbentuk gas
banyak digunakan sumber ion katoda dingin (Penning), sumber ion tipe radio
frekuensi (RF), sumber ion multicups, dan sumber ion Duoplasmatron. Pada
akselerator generator neutron karena yang akan dionisasi adalah gas deuterium
umumnya menggunakan sumber ion RF sedangkan pada akselerator implantor 
ion untuk bahan gas menggunakan sumber ion tipe Penning dan untuk bahan
padat menggunakan sumber ion katoda panas (jenis tumbukan elektron atau
lucutan dengan menguapkan bahan padat). Berikut salah satu contoh skema dan
prinsip kerja sumber ion RF seperti ditunjukan pada Gambar 16. Pada sumber ion
ini atom gas dalam ruang ionisasi diionisasi menggunakan energi radio frekuensi.
Dengan energi gelombang radio frekuensi, elektron bebas akan berosilasi
dipercepat dan lepas dari ikatannya dan akan terjadi tumbukan antara elektron-
elektron tersebut dengan atom-atom gas netral sehingga dapat mengionisasi
atom-atom gas dan terbentuk plasma yang berupa ion gas dan elektron.
Gelombang radio frekuensi yang digunakan biasanya mempunyai frekuensi
antara 100 MHz s/d. 150 MHz dengan daya berkisar antara 10 Watt s/d. 1.000
Watt. Sumber elektron ini dapat digunakan untuk menghasilkan kerapatan
plasma antara (108 s/d. 1011) cm-3 serta berkas ion yang dihasilkan sampai
puluhan miliamper. Sumber ion ini menghasilkan ion positip sehingga tegangan
yang dipasang pada elektrode pendorong (repeler) adalah tegangan positip.
Untuk meningkatkan efisiensi ionisasi, pada sumber ion RF juga dapat dilengkapi
dengan medan magnet . Medan magnet dari elektromagnet digunakan untuk
memperpanjang lintasan partikel bermuatan di dalam ruang ionisasi khususnya
elektron, sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan antara elektron dengan
atom-atom di dalam ruang ionisasi lebih besar dan akibatnya proses ionisasi
bertambah atau meningkatkan ionisasi. Disamping itu, medan magnet ini dapat
memfokuskan plasma yang terbentuk di ruang ionisasi sehingga kerapatan
plasma atau ion di depan celah (lubang ekstraktor) semakin tinggi dan ion yang
dapat diekstraksi semakin tinggi.

19
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

Gambar 16. Prinsip dasar sumber ion RF[3]

2. Sistem Pemercepat
Pemercepatan partikel bermuatan telah dibahas dimuka. Dari uraian
tersebut sistem pemercepatan dapat dipahami bahwa pemercepatan partikel
memang unik. Namun perlu diingat apapun bentuk sistem pemercepatannya
bahwa penambahan energi hanya dapat dilakukan dari gaya Coulomb. Fungsi RF
ataupun medan magnet hanyalah bagian dari sistem pemercepatan. Pada sistem
pemercepat RF penambahan energi dikarenakan adanya perubahan potensial
positip dan negatip secara beraturan adapun fungsi magnet hanyalah sebagai
pemandu (penyearah, pemfokus, tempat lintasan).
Pada pemercepatan elektrostatik, sistem pemercepat dibagi menjadi 2
bagian yaitu tabung pemercepat dan tegangan pemercepatan. Tabung
pemercepat yaitu suatu peralatan yang digunakan untuk memberikan tambahan
energi (mempercepat) pada partikel bermuatan (elektron atau ion) sehingga
setelah keluar dari tabung pemercepat, partikel bermuatan tersebut telah
mempunyai energi yang cukup sesuai dengan kapasitas sistem pemercepat.
Sumber tegangan tinggi yang digunakan sebagai tegangan pemercepat pada
akselerator elektrostatik terdiri dari beberapa jenis meliputi : transformator,
generator Van de Graaff, generator Cockroft-Walton, generator Deltatron dan
generator Dynamitron. Masing-masing jenis ini mempunyai keuntungan dan
kerugian, sehingga dalam penggunaannya harus dipilih dan disesuaikan yang
paling menguntungkan.

3. Sistem Optik
Sistem optik dalam akselerator terdiri dari sistem pemfokus, sistem
analisator dan sistem pemayar. Sistem pemfokus digunakan hampir untuk

20
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

seluruh akselerator baik akselerator ion maupun akselerator elektron. Untuk


sistem analisator biasanya digunakan pada akselerator ion, sedangkan sistem
pemayar biasanya hanya digunakan pada akselerator elektron (mesin berkas
elektron).
Sistem pemfokus berfungsi untuk memfokuskan berkas partikel (ion
maupun elektron) agar berkas tersebut mempunyai lintasan sesuai yang
diharapkan. Jika lintasan berkas tersebut tidak terfokus dan menyebar, maka
akan menumbuk dinding-dinding di dalam akselerator dan dapat menyebabkan
terjadinya panas serta kehilangan berkas partikel (ion atau elektron). Sistem
pemfokus ada beberapa jenis atara lain: lensa Einzel, lensa kuadrupol dan
pemfokus solenoid. Lensa Einzel dan lensa kuadrupol bekerjanya didasarkan
medan listrik yang dibangkitkan oleh tegangan listrik yang diberikan, sedangkan
pemfokus solenoid didasarkan pada medan magnet yang dibangkitkan oleh
elektromagnet (kumparan solenoid). Untuk lensa Einzel dan lensa kuadrupol,
besarnya energi partikel akan menentukan besarnya tegangan listrik yang
diperlukan untuk memfokuskan. Tetapi untuk pemfokus solenoid, besarnya
energi partikel akan menentukan arus listrik pada kumparan solenid. Skematik
pemfokus solenoid dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Lensa magnetik selenoid dan lintasan elektronnya

Sistem analisator biasanya berbentuk sektor magnet yang digunakan pada


akselerator ion (implantasi ion) untuk memisahkan jenis ion agar jenis ion yang
sampai pada target adalah ion tunggal. Prinsip kerja dari sistem analisator ion
didasarkan medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan elektromagnet.

21
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

Medan magnet ini digunakan untuk membelokkan berkas ion setelah dipercepat
oleh tabung pemercepat dan diarahkan menuju target. Sudut pembelokan
tergantung dari tenaga dan massa (jenis) ion serta besarnya medan magnet yang
dihasilkan oleh elektromagnet. Analisator juga dapat menggunakan medan listrik
menggunakan lempeng elektroda sejajar, namun teknik ini tidak seteliti analisator 
magnet sehingga umumnya teknik ini digunakan hanya untuk depleksi ion atau
elektron. Contoh skema sistem optik bentuk analisator seperti diperlihatkan pada
Gambar 18.
Sistem pemayar biasanya digunakan pada mesin berkas elektron yang
berfungsi untuk memayarkan (membelokkan) berkas elektron agar mempunyai
  jangkauan yang lebih lebar untuk iradiasi. Besar pembelokan berkas elektron
0
dalam sistem pemayar  ± 30 dengan frekuensi beberapa puluh Hz bahkan
ratusan Hz agar menghasilkan iradiasi yang seragam. Bagian-bagian sistem
pemayar meliputi: magnet pemayar, corong pemayar (scanning horn), jendela
(window ) dan pendingin jendela. Magnet pemayar berupa kumparan
elektromagnet yang berpasangan dan dipasang pada ujung corong pemayar.
Tegangan listrik yang diberikan berupa tegangan gigi gergaji (segitiga) agar 
medan magnet yang dihasilkan dapat membelokkan berkas elektron dalam arah
bolak balik.

a) b)

Gambar 19. Analisator magnet dan elektrik.

22
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

4. Sistem Vakum
Sistem vakum mutlak diperlukan pada akselerator untuk menghampakan
udara yang berada dalam ruang vakum agar partikel bermuatan dapat bergerak
dengan bebas hambatan. Sedangkan yang dimaksud hampa adalah suatu
ruangan yang mempunyai kerapatan gas di dalamnya sangat rendah. Satuan
yang lazim untuk memberikan besaran suatu kehampaan dinyatakan dalam
satuan tekanan yaitu Torr (mmHg), Pa (N/m2) dan mbar. Sistem vakum
akselerator terdiri dari pompa vakum, ruang vakum, pipa-pipa penghubung, kran
dan tera vakum. Untuk dapat mencapai kevakuman yang disyaratkan yaitu orde
10-6 -10-8 maka biasanya digunakan pompa vakum tinggi. Besarnya kecepatan
pompa vakum tinggi yang digunakan tergantung pada volume ruang vakum yang
digunakan. Hal ini berkaitan dengan beban pemompaan. Makin besar volume
ruang vakum, makin besar ukuran pompa vakum tinggi yang diperlukan.
Kehampaan suatu sistem diklasifikasikan menurut tingkat kehampaannya
yaitu:
Kehampaan rendah s/d. 10-1 Torr 
Kehampaan sedang < 10-1 Torr s/d. 10-4 Torr 
Kehampaan tinggi < 10-5 Torr s/d. 10-7 Torr 
Kehampaan sangat tinggi < 10-7 Torr s/d. 10-16 Torr 
Dalam instalasi sistem hampa, untuk menghasilkan tekanan rendah
(hampa), ada beberapa jenis pompa yang dapat digunakan antara lain :
1. Pompa mekanik (pompa rotari, pompa turbomolekular)
2. Pompa-uap (pompa difusi)
3. Pompa ionik.
Alat ukur kehampaan mempunyai dasar kerja dan jangkauan pengukuran
yang berbeda, sebagai contoh alat ukur ini adalah manometer pirani (1 - 10-4 Torr),
manometer ionisasi katode dingin sering disebut manometer penning ( 10-2 - 10-7
Torr .), dan manometer ionisasi katode panas sering disebut manometer ionik ( 10-3
- 10-10 Torr. ).

23
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

Gambar 20: Pompa Rotari

Gambar 21: Pompa Turbomolekular jenis horisontal


5. Sistem irradiator (Target)
Sistem iradiator/target untuk masing-masing akselerator berbeda-beda dan
disesuaikan dengan aplikasinya. Sehubungan dengan adanya beberapa jenis
akselerator dan sistem iradiatornya berbeda-beda, maka hanya dibicarakan untuk
akselerator ion (implantor ion), akselerator elektron (mesin berkas elektron) dan
generator netron.
Sistem iradiator pada implantor ion, untuk menempatkan sampel (cuplikan)
yang diimplantasi dan di dalam ruang vakum. Pemvakuman sistem iradiator 
(tempat sampel) dapat dilakukan dengan pompa vakum tersendiri atau menjadi
satu dengan pompa vakum dari implantor ion. Jadi implantor ion tidak
menggunakan jendela (window ) untuk mengeluarkan ion ke atmosphir.
Sistem iradiator pada mesin berkas elektron dapat berupa konveyor untuk
membawa target dari tempat preparasi (persiapan) menuju ruang iradiator 
(dibawah corong pemayar/jendela) sampai proses iradiasi. Sampel (cuplikan)

24
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

yang diiradiasi ditempatkan di atas konveyor (di udara atmosphir) dan berkas
elektron dikeluarkan melewati jendela menuju sampel (cuplikan).
Pada generator netron, berkas ion deuterium ditembakkan ke target tritium
untuk mendapatkan reaksi D-T sehingga menghasilkan netron cepat 14 MeV.
Netron cepat ini yang digunakan untuk mengiradiasi sampel (cuplikan). Sistem
iradiator yang digunakan berupa bejana untuk menempatkan sampel (cuplikan)
saat diiradiasi yang berimpit dengan target tritium. Sistem iradiator pada
generator netron dilengkapi dengan sistem pneumatik untuk mengirimkan dan
mengambil sampel yang diiradiasi dan selanjutnya sampel dianalisa (dicacah)
dengan multi chanel analisator .

6. Sistem Intrumentasi dan Kendali


Sistem instrumentasi dan kendali (SIK) dalam teknologi akselerator 
memegang peranan penting pada saat pengoperasian. Semua bagian utama
akselerator mulai dari injektor, sistem pemercepat, sistem pemfokus berkas,
sistem pemayar/pembelok berkas, sistem analisator berkas, sistem vakum,
sistem pendingin, sistem iradiator/target, sampai dengan konveyor dapat dipantau
dan dikendalikan secara otomatis menggunakan komputer yang terletak di ruang
kendali. SIK pada sistem akselerator elektrostatik lebih sederhana dibandingkan
dengan akselerator elektrodinamik khususnya pada akselerator sinkrotron.

JENIS AKSELERATOR
Penggolongan jenis akselerator memang unik, namun demikian umumnya
penggolongan jenis akselerator dapat ditentukan dari bentuk lintasan, sistem
pemercepatan, luaran berkas partikel, dari besar energinya dan bahkan
aplikasinya.
Dari bentuk lintasan akselerator dibagi menjadi dua yaitu:
1. Akselerator linier : akselerator elektrostatik dan RF linac (linear accelerator)
2. Akselerator sirkular : siklotron, sinkrosiklotron, isokron siklotron, betatron,
mikrotron, sinkrotron.

Dari sistem pemercepatan yang dipakai dibagi menjadi dua yaitu:


1. Akselerator elektrostatik : Cockroft Walton, Van de Graaff, Dynamitron,
Tandem Peletron, Transformator 

25
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

2. Akselerator elektrodinamik: siklotron, sinkrosiklotron, isokron siklotron,


betatron, mikrotron, sinkrotron, RF linac (linear accelerator)
Dari luaran berkas partikel dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Akselerator elektron
2. Akselerator ion
3. Akselerator generator neutron
Dari aplikasi akselerator yang populer dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Akselerator implantor ion untuk industri semikonduktor 
2. Akselerator Linac untuk kedokteran
3. Mesin berkas elektron (MBE) untuk proses industri.
Pembagian akselerator berdasarkan energi dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Rendah : ratusan keV – puluhan MeV
2. Sedang : ratusan MeV - GeV
3. Tinggi : puluhan GeV - TeV
Khusus untuk MBE mempunyai penggolongan energi sendiri berdasarkan
aplikasinya yaitu:
1. MBE energi rendah (100 keV – 400 keV) dengan arus orde 1 - 20 mA.
2. MBE energi sedang (400 keV – 5 MeV) .dengan arus orde 10 - 100 mA.
3. MBE energi tinggi (5 MeV – 15 MeV) dengan arus orde 1- 10 mA.
Untuk memberikan gambaran jenis akselerator berikut ini disajikan jenis
akselerator berdasarkan luaran akselerator yang terdiri dari akselerator generator 
neutron seperti ditunjukkan pada Gambar 17, akselerator implantor ion seperti
ditunjukkan pada Gambar 18, dan akselerator elektron yang disebeut mesin
berkas elektron seperti ditunjukkan pada Gambar 19. Ketiga akselerator ini
kebetulan merupakan akselerator jenis elektrostatik jika didasarkan pada sistem
pemercepatan atau akselerator linier jika didasarkan pada bentuk lintasannya.
Prinsip kerja dari akselerator ini pada prinsipnya hampir sama. Pada generator 
neutron dan implantor ion partikel bermuatan berupa ion dihasilkan dari sumber 
ion kemudian ion didorong oleh tegangan positip menuju tabung akselerator untuk
dipercepat selanjutnya berkas ion mengalami pemfokusan dan langsung
ditembakan ke target tritium pada generator neutron sedangkan pada implantor 
ion berkas harus melalui analisator masa sebelum ditembakan ke target. Pada
MBE partikel bermuatan berupa elektron dihasilkan oleh sumber elektron

26
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

kemudian didorong ke tabung akselerator, terus mengalami pengarahan dan


pemfokusan sebelum dimayarkan(di scanning) untuk ditembakan ke target.

Gambar 22. Skema Generator Neutron

Gambar 23 : Skema Implantor ion

27
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

Gambar 24 Skema Mesin Berkas Elektron

MANFAAT AKSELERATOR
Akselerator partikel merupakan salah satu instrumen yang paling
serbaguna yang dirancang para fisikawan. Mulanya akselerator partikel
digunakan terutama untuk riset dasar fisika nuklir dan partikel namun kemudian
banyak digunakan untuk keperluan aplikasi dalam bidang lainnya. Tabung Sinar-
X yang merupakan tonggak sejarah aplikasi akselerator partikel sekarang ini
mempunyai dampak sangat besar terhadap kehidupan manusia.
Seiring dengan berkembangnya teknologi akselerator yang meliputi
akselerator elektrostatik (Vande Graff ,Tandem Vande Graff, Velicy, Cockcroft
Walton, Dynamitron), akselerator linier (akselerator tabung hanyut, dan
akselerator pandu gelombang), dan akselerator orbital (akselerator siklotron,

28
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

akselerator synchroton, akselerator synchro synchrotron, dan betatron) aplikasi


akselerator berkembang dan menjamah berbagai bidang. Sampai saat ini
akselerator partikel telah digunakan dalam bidang industri, kedokteran,
bioteknologi, lingkungan, riset dasar dan aplikasi, alat analisis unsur yang ampuh,
dan teknologi daya masa datang.
Aplikasi dalam bidang industri terutama yang menonjol dalam industri
semikonduktor dengan menggunakan teknik implantasi ion, dan mikrolitografi
dengan menggunakan berkas synchrotron untuk menghasilkan komponen
elektronik terintegrasi yang mempunyai densitas tinggi. Juga dalam industri
akselerator digunakan untuk proses iradiasi untuk memodifikasi sifat permukaan
bahan berbagai material untuk menghasilkan bahan baru bersifat unggul.
Disamping itu akselerator partikel telah digunakan untuk eksplorasi minyak bumi,
pengawetan makanan, polimerasi plastik, dan sterilisasi alat medis.
Dalam bidang kedokteran aplikasi teknologi akselerator partikel dapat
dikatakan mapan. Akselerator partikel digunakan untuk memproduksi radioisotop
untuk keperluan diagnosis atau perlakuan, juga digunakan untuk terapi dengan
menggunakan sinar X, sinar gamma, dan yang paling baru terapi menggunakan
neutron, dan partikel bermuatan.
Berkembangnya bidang bioteknologi pada akhir dekade ini juga tidak luput
dari sumbangan teknologi akselerator partikel. Dengan menggunakan radiasi
partikel yang berasal dari akselerator memungkinkan merekaya genetik suatu
tumbuhan yang sangat bermamfaat bagi kehidupan.
Dalam bidang lingkungan akselerator partikel berpartisipasi sebagai alat
analisis unsur yang ampuh dengan menggunakan teknik PIXE, PIGE dan NRA
untuk memonitor polusi lingkungan. Juga sedang dikembangkan teknik purifikasi
limbah industri NOx dan SOx.
Akselerator partikel sampai saat ini masih digunakan sebagai alat riset
yang ampuh baik riset dasar maupun aplikasi dalam bidang fisika mulai dari fisika
partikel dasar sampai dengan fisika zat mampat. Akselerator juga digunakan
dalam bidang lainnya sebagai alat analisis untuk mempelajari struktur kimia dan
biologi dan sebagai alat analisa unsur kelumit.
Dewasa ini sedang dikembangkan akselerator sebagai bagian dari sistem
pembangkit daya. Dalam hal ini akselerator digunakan menyediakan panas

29
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

tambahan untuk menyalakan plasma dalam reaktor fusi tokamak. Akselerator 


 juga digunakan untuk transmutasi limbah nuklir umur panjang dari hasil reaktor 
daya nuklir. Dalam proses ini memungkinkan dibuat suatu reaktor daya yang
disebut accelerator driven reactor.

APLIKASI DALAM BIDANG INDUSTRI


Dalam bidang industri akselerator telah diaplikasikan dalam bidang berikut
ini : fabrikasi semikonduktor & modifikasi sifat permukaan material, membuat
membran dengan poros orde mikro, proses dengan radiasi (curing, cross-lingking,
vulkanisasi, purifikasi, pengolah kayu, polimerisasi, sterilisasi alat medis,
pengawetan makanan,), neutron well logging, mikrolitografi sinar X, dan analisis
aktivasi lapisan tipis (Thin Layer Activation = TLA).

1. Fabrikasi Semikonduktor & Modifikasi Sifat Permukaan Bahan


Akselerator yang paling banyak digunakan untuk fabrikasi semikonduktor 
dan modifikasi permukaan bahan adalah pemercepat Cockcrof Walton atau
Dynamitron dengan tegangan pemercepat dibawah 1 MV karena mampu
menghasilkan intensitas berkas ion yang besar. Akselerator yang digunakan
untuk keperluan ini dikenal dengan sebutan implantor ion. Bisa juga
menggunakan akselerator Van de Graaff, Tandem Van De Graff, dan Siklotron.

a) Pembuatan Peralatan Semikonduktor 


Lebih dari dua dasa warsa akselerator partikel telah digunakan untuk
mengimplankan atom asing (boron, fosfor, arsenik, oksigen, nitrogen, dan carbon)
ke semikonduktor wafer kristal untuk menghasilkan lapisan khusus dalam
produksi peralatan semikonduktor.

Keunggulan teknik ini:


1. Berbagai jenis spesifik ion dapat di-implankan ke bahan semikonduktor.
2. Kedalaman dan dosis ion terkontrol.
3. Alat yang dibuat sekala pabrik akurat dan reprodusibel.

Trend implantasi ion :


1. Menggunakan energi orde MeV untuk menghasilkan rangkaian
semikonduktor tiga dimensi.

30
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

2. Makin kecil peralatan semikonduktor yang dikehendaki maka tantangan


prasat prekayasaan implantor makin canggih. (wafer termuati sehingga
timbul stres elektrik dan rusak akibat listrik)

b) Rekayasa Permukaan bahan


Implantor digunakan juga untuk memodifikasi sifat bahan dengan cara
mengimplankan atom asing tertentu misal N, Cr, B, Ti, Cr dalam metal sehingga
terbentuk panduan lapisan tipis pada permukaan dengan konsentrasi dan
kedalaman terkontrol sehingga diperoleh bahan unggul dan ekonomis.
Keunggulan teknik implantasi ion bahwa cara ini tidak mungkin dilakukan dengan
cara konvensional (termal). Paduan lapisan tipis ini mempunyai sifat yang sangat
mengagumkan yaitu sangat keras, tahan korosi, dan tahan keausan. Perbaikan
bahan bisa dilakukan secara lokal dan dapat dilakukan pada finishing work

b1. Aplikasi pada industri otomotip antara lain yaitu :


1. Memperbaiki unjuk kerja laher berkecepatan tinggi pada mesin jet agar 
tahan korosi zat cair.
2. Memperbaiki unjuk kerja poros engkol mesin atau seher agar tahan
keausan dan korosi.
3. Memperbaiki unjuk kerja batang rotor helikopter agar tahan keausan
dan keras.
b2 Aplikasi bidang lain :
1. Dalam bidang kedokteran untuk meningkatkan waktu penggunaan
persendian tulang paha dan lutut buatan dengan cara meningkatkan
ketahanan aus.
2. Pengerasan alat potong.
Imformasi teknis :
1. Dosis ion : orde 1017 ion/cm2
2. Atom asing : B, C, N, Ti, Cr, Tl
3. Biaya teknik ini masih cukup mahal

2. Proses Dengan Radiasi


Akselerator yang sering digunakan Cockcrof Walton dan Dynamitron bisa
 juga Linac. dengan energi elektron tergantung aplikasi biasanya di atas 500 keV.

31
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

Bila partikel bermuatan (elektron) mempenetrasi material akan menyebabkan


eksitasi dan ionisasi material sehingga terjadi hujan elektron energi rendah.
Elektron-elektron ini dapat memutuskan ikatan molekul dan menciptakan tempat
yang aktivitas kimia tinggi. Fragmen molekul bermuatan dan tak bermuatan
akibat pemutusan ikatan mempunyai akitivitas kimia tinggi dan cenderung beraksi
dengan cepat antar molekul atau dengan molekul lain. Hal ini memungkinkan
melakukan berbagai proses kimia. Adapun jenis aplikasinya tergantung tenaga
elektron. Akselerator yang untuk memproses bahan dengan irradiasi disebut
Mesin Berkas Elektron.

Contoh Aplikasi Proses Radiasi :


1. Polimerasi monomer dengan iradiasi elektron. Dengan cara ini monomer yang
diradiasi lebih kuat dengan faktor 100 kali dibanding tanpa radiasi. Energi
elektron 1-5 MeV
2. Modifikasi kayu dengan menambah zat kimia pada permukaan dan iradiasi
elektron untuk meningkatkan ketahanan mekanik, biologi, dan api. Energi
elektron yang digunakan < 1MeV.
3. Cross-linking polimer dengan iradiasi elektron utk meningkat ketahanan
terhadap pelarut organik. Misal untuk kabel, pipa polietilen yang ditempatkan
pada lingkungan yang ganas. Energi elektron yang digunakan 1-5 MeV
4. Vulkanisai karet dengan cross-linking iradiasi elektron agar tahan panas,
tahan pelapukan, tahan deformasi pada temperatur tinggi. Misal ban roda.
Energi elektron 0.5 - 5 MeV.
5. Curing coating tinta atau pewarna pada metal atau kertas yang harus dicetak
dengan kecepatan tinggi. Misal kaleng bir, pembungkus kado, pengepakan
yang mengkilap. Energi elektron < 1 MeV.
6. Polietilen cross-linking dengan iradiasi elektron utk mendapatkan thermo-
shrinkable material yg digunakan untuk pengepakan barang yang kuat. Misal
pada HV TV. Energi elektron yang digunakan < 1 MeV
7. Sterilisasi alat kedokteran seperti sarung tangan. Energi elektron yang
digunakan > 6 MeV
1. Pengawetan makanan seperti buah-buahan. Energi elektron yang
digunakan > 6 MeV

32
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

3. Mikrolitrografi Sinar X
Akselerator yang digunakan adalah synchrotron yang portabel dengan
energi ratusan MeV. Produksi rangkaian terpadu saat ini menggunakan foto-
litografi yaitu suatu teknik mereplika pola dengan cara master mask diproyeksikan
pada permukaan silikon wafer yang dilapisi photoresist. Dengan menggunakan
cahaya tampak dan lensa yang kuat menghasilkan resolusi orde 0.5 mikrometer.
Teknik ini hanya dapat mencapai 16 Mbit memori. Mikrolitografi sinar-X
menggunakan foton sinar-X untuk mereplika master mask dan mampu
memberikan resolusi orde 0.1 mikrometer. Teknik ini mampu menghasilkan 256
Mbit memori. Sinar-X berasal dari akseletator elektron sinkroton orde GeV yang
didefleksikan oleh medan magnet. Mikrolitografi sinar-X yang portabel sudah
digunakan oleh pabrik semikonduktor IBM di New York,USA.

4. TLA (thin layer activation analysis )


Akselerator yang sering digunakan siklotron, proton linac, synchrotron bisa
  juga Van de Graaff dengan energi proton lebih besar 10 MeV. Teknik ini
digunakan dalam industri otomotip untuk mendapatkan informasi suatu proses
misal studi keausan dan korosi suatu komponen mesin (seher, dinding silinder,
 jaket air pendingin, dan housing wall ). Dengan bantuan teknik ini peneliti dan
insinyur dapat merekayasa komponen yang lebih unggul.
Prinsip kerjanya ialah komponen diradiasi dengan proton atau deuteron
atau alfa pada energi 6-12 MeV pada arus s/d 10 mA sehingga terbentuk lapisan
radioaktif berumur panjang dengan tebal sekitar 1 mm. Kemudian komponen
dipasang pada mesin dan dioperasikan. Pengukuran keausan atau korosi
dilakukan dengan mengukur aktivitas gamma yang terambil dari permukaan atau
aktivitas sisa pada permukaan.
Contoh reaksi nuklir yang digunakan ialah interaksi antara proton dengan
besi sehingga terbentuk Cobalt-56 radioaktip. Akselerator yang yang banyak
digunakan biasanya siklotron variabel. TLA mampu mengukur keausan sampai
orde 10-9 meter. TLA digunakan di pabrik otomotip Daimler Benz, Jerman.
5. Neutron Well Logging.
Akselerator yang digunakan Cockcrof Walton dan Dynamitron yang
kompak dan kecil dengan energi 150 keV. Akselerator ini disebeut sealed tube

33
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

neutron generator . Alat ini berupa akselerator elektrostatik generator neutron


pulsa reaksi D+T yang kecil dan kompak. Digunakan untuk ekplorasi minyak atau
tambang dengan cara memasukan kedalam sumur bor.
Prinsip kerjanya ialah dengan mengamati sinyal hamburan neutron cepat
dengan bahan tambang yang diekplorasi. Masing-masing bahan tambang
mempunyai sinyal hamburan neutron karakteristik. Alat ini sangat efektip untuk
mengeksplorsi minyak dan banyak digunakan oleh perusahan minyak.
6. Membuat Membran Dengan Poros Orde Mikro
Akselerator yang digunakan jenis Van de Graaf dengan energi lebih besar 
5 MeV. Dengan menggunakan akselerator ion berat membran yang mempunyai
tebal orde puluhan mikro dapat dilubangi dengan ion dengan diameter 0.05 s/d 1
mm. Membran ini digunakan dalam industri makanan sebagai filter dan sebagai
subtrat poros untuk menumbuhkan sel atau mikro-organisme dalam riset biologi
dan medis.

APLIKASI DALAM BIDANG KEDOKTERAN


Dalam bidang kedokteran akselerator digunakan sebagai diagnostik dan
terapi.. Sebagai diagnostik akselerator dalam hal ini digunakan untuk
memproduksi radiofarmaka. Akselerator yang digunakan ialah siklotron, betatron,
synchrotron dengan energi proton sampai dengan 40 MeV dan arus 50-400 mikro
Amper. Bisa juga menggunakan Van De Graff dengan energi lebih besar 10 MeV.

Tabel 1 : RINGKASAN APLIKASI DALAM BIDANG INDUSTRI 


APLIKASI AKSELERATOR HARGA
Fabrikasi semikonduktor & Modifikasi Implantor ion
sifat permukaan material Elektrostatik aksel. 5 juta US
(Cascade ransformer,
Cockroft Walton)
V : 750 kV ; A : 30 mA
Proses dengan radiasi curing, cross- MBE  2-3 juta US
lingking, vulkanisasi, purifikasi, Elektrostatik aksel.
pengolah kayu, polimerisasi) (Cockroft walton, Dynamitron)
V:0.3 MV - 10 MV
A : orde puluhan mA
Sterilisasi alat medis, Pengawetan MBE  4 juta US
makanan Elektrostatik aksel.

34
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

(Cockroft walton, Dynamitron)


V: 5 MV - 10 MV
A : orde puluhan mA
Analisis Aktivasi Lapisan Tipis (TLA).  Akselerator ion
Elektrostatik aksel.
(Van De Graff)
V : >10 MV
A : 10 mikroAmper 
Neutron well logging.  Akselerator GN pulsa
Elektrostatik aksel.
(Felicy, CW,CT)
V: 150 kV,
A: 2 mA
Membuat membran dengan poros orde  Aksel.Ion Berat 
mikro Elektrostatik aksel.
(Van de Graff, Dynamitron)
V : orde 5 MV
A : mikroAmper 
Mikrolitografi Sinar-X. Elektron sinkrotron
Sinkrotron aksel.
V : orde GV
A : 100 mA
Untuk terapi biasanya menggunakan akselerator elektron linac, juga
sekarang sudah dimulai terapi menggunakan ion ringan. Energi linac untuk terapi
sampai dengan 200 MeV.

a) Diagnostik
Dalam kedokteran nuklir untuk diagnostik fungsi badan dan metabolisme
digunakan obat radioaktif dengan cara menyuntikan pada pasien. Obat radioaktif 
ini digunakan sebagai perunut. Distribusi sinar gamma yang dihasilkan dideteksi
dengan teknik gamma kamera atau positron emission tomografi (PET). Sinyal
yang dihasilkan detektor gamma berasal dari bagian badan dibuat bayangan
tomografi dengan bantuan komputer. Bayangan tomografi memberikan informasi
fungsi badan dan metabolisme yang tepat sehingga dapat ditentukan tindakan
yang sesuai.

35
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

Tabel 2: Contoh radiofarmaka yang digunakan untuk diagnostik menggunakan


teknik gamma kamera.
Isotop Half-life (hr) Gamma-ray (keV) Imaged organ
Tl-201 73 80 Heart
In-111 67.2 240 Infection
Ga-67 78.3 100 to 300 Abdomen
I-123 13.2 160 Thyroid

Tabel 3: Contoh radiofarmaka yang digunakan untuk diagnostik menggunakan


teknik PET.
Isotop Nuclear reaction Half life
C-11 14
N(p,α )11C 20 minutes
16
N-13 O(p, α )13N 10 minutes
14
O-15 N(d,n)15O 2 minutes
18
F-18 O(p,n)18F 110 minutes

PET lebih unggul dari gamma kamera dari segi sensitivitas dan resolusi spasial.
Juga dapat menentukan parameter biokimia (aliran darah, asam lemak dan
kegunaan glukosa, metabolisme oksigen, transportasi asam amino, kerapatan
penerimaan dan penempatan dalam otak dan organ lain) dan fisiologi tisu dan
organ.

b) Terapi
Radiasi dari akselerator (n, sinar-X, partikel bermuatan) pada dosis tertentu
digunakan untuk meradiasi tumor atau kanker yang sangat berbahaya jika
dilakukan operasi. Sinar X dihasilkan dari akselerator elektron linear dengan
cara menembakan elektron pada suatu target.

c) Sterilisasi Peralatan Kedokteran


Akselerator elektron dengan energi > 6 MeV dapat digunakan. Sterilisasi
alat kedokteran seperti sarung tangan. Namun jika dibanding dengan teknik
nuklir lainnya yaitu radiasi gamma maka teknik akselerator terlalu mahal.

APLIKASI DALAM RISET DASAR, TERAPAN, DAN PENGEMBANGAN


Untuk keperluan riset diperlukan akselerator yang dapat memberikan
energi bervariasi dengan resolusi energi yang tinggi, arus berkas ion yang stabil

36
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

dan dapat divariasi, berkas ion dapat dipulsakan dan kontinyu, dan sistem
akselerator dapat digunakan untuk berbagai keperluan riset. Untuk memenuhi
kriteria ini akselerator yang sering digunakan adalah Tandem Van de Graaff 
dengan energi tergantung dari aplikasinya. Namun untuk riset dasar misal fisika
partikel digunakan Linac, Sikltron, dan Synchrotron karena dapat menghasilkan
energi yang sangat tinggi. Dalam bidang ini akselerator digunakan sbb:

a) Fisika Zat Mampat dan Ilmu Bahan


• Digunakan sebagai alat utama untuk mengetahui struktur dan sifat bahan.
• Riset yg ngetrend dan sangat prospektif aplikasi radiasi sinkrotron dan neutron
spalasi. Radiasi sinkrotron mempunyai intensitas sangat kuat dan panjang
gelombang bervariasi.
• Akselerator yang digunakan elektron sinkrotron orde GeV dengan arus
elektron orde puluhan mA
• Radiasi neutron spalasi mempunyai intensitas lebih kuat dari reaktor nuklir dan
memberikan low background. Akselerator yang digunakan linac atau
sinkrotron orde 500 MeV - 1 GeV dengan arus orde puluhan mikoAmper.
• Radiasi sinkrotron dg teknik EXAFS dapat memberikan informasi tatanan atom
sistem zat mampat seperti : catalis, kristal, glas, bahan amorf, lapisan
permukaan, film tipis dll. Dari tatanan atom dapat memberikan informasi
struktur ,sifat bahan, dan adanya disorder yg tidak dapat diamati oleh
kristalografi sinar X.
• Radiasi sinkrotron dan teknik difraktometer dan spektroskopi digunakan untuk
menentukan struktur dan watak berbagai bahan, mengidentifikasi fasa bahan,
menganalisis stress dalam bahan. Bahan yg lebih komplek dapat dipelajari.
Dengan bantuan teknik ini Boeing bisa mengganti bodi pesawat yang semula
alumunium dengan glass-filled poly-ether-ether ketone (PEEK) resins.
Sehingga berat Boeing 757 lebih ringan 30%.
• Radiasi neutron spalasi dengan teknik hamburan dan difraksi digunakan untuk
mengetahui struktrur bahan dan hubungannya dengan sifat fisik dan kimia,
untuk memahami ikatan dan kohesi metal, semikonduktor dan isolator. Teknik
ini saling melengkapi dengan teknik radiasi sinkrotron khususnya untuk bahan
serbuk bila kristal tunggal tidak dapat ditumbuhkan.

37
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

• Aplikasi berkas ion digunakan untuk analisis komposisi unsur bahan. Teknik
yg digunakan RBS, PIXE, CPAA (TLA), NRA, SIMS, AMS
• RBS, PIXE, NRA, AMS menggunakan akselerator tandem van de graff 2 - 4
MeV sedangkan CPA
• A 6-10 MeV dengan arus orde mikroAmper 
• RBS dan PIXE tekniknya sudah mantap, TLA dan NRA masih baru.
• NRA baik untuk menganalisis unsur ringan dalam substrat berat (metal).
Aplikasi teknik ini dalam metalurgi. Misal digunakan untuk memahami struktur 
dan dan gambaran superkonduktor temperatur tinggi.
• RBS digunakan untuk menganalisis unsur berat dalam substrat ringan.
• Teknik gabungan RBS dan PIXE digunakan dalam riset semikonduktor untuk
mendapatkan gambaran tiga dimensi distribusi dopan dalam sampel.
• PIXE dengan dengan berkas proton orde mikro digunakan untuk mapping
struktur peralatan semikonduktor multi lapisan untuk memonitor proses
fabrikasi, mempelajari struktur gabungan superkonduktor temperatur tinggi,
dan mempelajari kegagalan pengelasan dll.
• AMS dan SIMS digunakan dalam riset industri semikonduktor untuk
menentukan unsur pengotor yang mempunyai konsentrasi rendah
• CPAA digunakan dalam bidang metalurgi dan industri untuk menentukan
keausan (korosi, erosi). Juga untuk menentukan konsentrasi unsur dengan
batas deteksi orde ppb.
• Aplikasi akselerator lainnya dalam sain materi untuk efek kerusakan radiasi.
Riset ini untuk studi struktur bahan reaktor fusi, satelit, dan sistem angkasa
luar. Termasuk efek terhadap bahan dan komponen elektronik.

b) Fisika Nuklir dan Partikel


Untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik dan dalam mengenai
struktur dan sifat penyusunan materei, quark, lepton, dan gaya interaksi diantara
mereka. Untuk penelitian ini diperlukan akselerator linac, atau synchrotron
dengan energi orde GeV s/d TeV.
Untuk mempelajari struktur dan sifat inti misal inti-inti yang jauh dari garis
kestabilan atau inti eksotik, dinamika tumbukan inti, arus pertukaran meson, dan

38
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

sifat elektromagnetik inti. Untuk keperluan ini diperlukan akselerator linear, atau
siklotron orde energi MeV - GeV

c) Kimia dan Fiska Atom


Dengan menggunakan radiasi sinkkrotron dapat diperoleh informasi
keadaan kimia. Misal oksida, molekul, ikatan kimia dan solid, dan kinetik reaksi
kimia.
Dengan akselerator elektron dapat dipelajari kimia radiasi untuk
memperbaiki reaksi kimia.
Dalam fisika atom riset ini menurun drastis, kecenderungan riset ke fisika
zat mampat.

d) Kosmologi dan Astrofisika


Diguanakan sebagai bagian dari teleskop ruang angkasa untuk meneliti
awal mula dunia, sintesis unsur dalam bintang, aspek sifar matahari, palnet dan
galaxi lainnya.

BIOTEKNOLOGI
Berkas ion digunakan dalam bidang biologi untuk mutasi genetik
khususnya tumbuhan dengan cara menembaki embrio tumbuhan dengan partikel
karbon atau nitrogen. Akselerator yang digunakan adalah akselerator 
elekstrostatik. Dengan menggunakan radiasi sinkrotron dan difraksi sinar X atau
spektroskopi untuk studi fungsi berbagai protein dan kristalografi protein. Dengan
cara ini dapat mendesain molekul untuk merubah watak protein untuk keperluan
farmatikal atau untuk membuat protein yang aktip untuk proses industri misal
enzym. Contoh komersial adalah HIV protein.

LINGKUNGAN
Dalam bidang ini akselerator digunakan sebagai bagian suatu proses
purifikasi gas industri (NOx dan SO2) dengan iradiasi elektron dan menambahkan
gas amonia (NH3) . Energi elektron yang digunakan < 1 MeV namun diperlukan
arus ion yang sangat besar agar teknologi ini ekonomis. Dengan menggunakan

39
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

akselrator Tandem Van de Graff polusi lingkungan dapat dianalisis dan dimonitor 
dengan menggunakan teknik PIXE, PIGE, NRA dan SIMS.

SEBAGAI ALAT ANALISIS UNSUR YANG AMPUH


Akselerator yang sering digunakan Tandem Van de Graaf atau
Dynamitron bisa juga akselerator lainnya. Energi akselerator yang digunakan
tergantung teknik yang dipakai. Misal untuk PIXE dan RBS yang sering digunakan
energi 3 - 5 MeV sedangkan untuk FNAA cuma 150 keV. Untuk TLA perlu
akselerator dengan energi lebih dari 9 MeV.
Diaplikasi hampir semua bidang kehidupan dengan keunggulan sbb:
1. Dari Z rendah sampai Z tinggi
2. Destruktip dan tak destruktip
3. Sensitivitas dari ppm sampai ppb
Teknik yang digunakan sbb:
1. PIXE (Proton induced X-ray Emission) : Sensitip untuk unsur dengan Z
> 12.
2. PIGE (Proton induced Gamma-ray Emission) : Sensitip untuk unsur 
ringan
3. RBS (Rutherford backscatering spectrometer) : Sangat berguna untuk
mengetahui distribusi ion terimplantasi.
4. NRA (Nuclear Reaction Analysis) :Untuk analisis unsur pada kasus
yang spesifik(.
5. FNAA (Fast Neutron Activation Analysis) : Untuk analisis unsur ringan
sampai medium.
6. AMS (Accelerator mass spectrometer) : Untuk penanggalan arkeologi
dan digunakan dalam riset industri semikonduktor untuk menentukan
unsur pengotor yang mempunyai konsentrasi rendah.
7. SIMS (Secondary Ion Mass Spectrometry) : Untuk analisis permukaan
bahan dan lapisan tipis.
8. TLA atau CPAA (charge particle activation analysis): Digunakan dalam
industri mobil untuk uji keasuan.

ALAT DETEKSI BARANG TERLARANG LEWAT CARGO

40
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

Akselerator yang digunakan jenis Cockcrof Walton dan Dynamitron yang


dipulsakan dengan energi orde 500 kV. Bahan terlarang seperti obat-obatan
(ekstasi, ganja, morfin) dan bom plastik sukar dideteksi dengan metode biasa.
Dengan akselerator generator neutron pulsa hal ini dapat diatasi
Prinsip pendeteksian yaitu pencirian sinar gamma dari karbon dan oksigen
dan neutron cepat yang terhambur dari unsur ini dengan menggunakan metode
time of flight analysis. Nisbah karbon terhadap oksigen dapat menentukan jenis
barang terlarang. Berkas neutron dimayarkan ke cargo sehingga kandungan
bahan (nisbah karbon terhadap oksigen) dapat ditomografikan dan ditampilkan
pada layar TV sehingga posisi barang terlarang pada cargo dapat diketahui.
Alat ini telah ditempatkan dilapangan udara Santa Clara, USA dan sedang
diuji coba.

REKAYASA SUMBER DAYA


Dewasa ini sedang dikembangkan akselerator sebagai bagian dari sistem
pembangkit daya. Dalam hal ini akselerator digunakan untuk menyediakan panas
tambahan untuk menyalakan plasma yang terkungkung secara magnetik dalam
reaktor fusi tokamak. Juga akselerator energi dan arus tinggi akan digunakan
untuk transmutasi limbah nuklir umur panjang dari hasil reaktor daya nuklir.
Dengan membakar limbah nuklir transuranium hasil reaktor daya menggunakan
akselerator ini dimungkinkan dihasilkan energi lebih untuk menghasilkan listrik.
Reaktor daya dengan teknik ini disebut accelerator driven reactor.

DAFTAR PUSTAKA
1. BUDIANTO, A., dan PRAMUDITA, A. , Teori Elektromagnetik dalam
Akselerator, Rapat Koordinasi Tim Akselerator, P3TM-BATAN, Yogyakarta, 22
Juni 1999.
2. HIRAO, Y., Accelerator Evolutional History, BATAN Accelerator School,
Yogyakarta 24-28 September 2001.
3. PRAMUDITA, A., Transmutasi Limbah Radioaktif dengan Akselerator,
Prosiding Pertemuan Ilmiah XV HFI Cabang Jateng & DIY, Semarang 31
Agustus 1996, hal. 1-13.
4. BRYANT, P.J., “A Brief History and Review of Accelerator”, CERN 91-04,
8 May 1991.
5. ------------, Electron Gun, National Electrostatics Corp., USA (2002).

41
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

6. VALYI, L., Atom and Ion Source, John Wiley & Sons, London (1977).
7. OHARA, Y., Ion Sources, Advanced Radiation Technology Center, JAERI,
Japan (2001).
8. --------------, Catalog National Electrostatics Corp, Middleton, USA (1991).
9. SZTARICSKAI, T., et. al., Manual for Trouble-shooting and Improvement of 
Neutron Generators and Other Low Energy Accelerators, IAEA, Hungary
(1993).
10.WALDEMAR, H., S., Particle Accelerators Application in Technologyand
Research, Institute of Radioelectronics, Warsaw Technical University, Poland
(1989).
11.KASHIWAGI, m., Medium and High Energy Electron Beam Processing
System, NHV, Kyoto, Japan (1996).
12.BRANDENBURG, S., Accelerator Physics and Ion Optics, Accelerator 
Physics, SLAC, Stanford, California (2003).
13.TAJIMA, S., Electrostatics Accelerator Technology, Advanced Radiation
Technology, JAERI (2000).
14.ROTH, A., Vacuum Technology, North-Holland Publishing Company, New
York (1979).
15.ROL, P.K., Pengantar Teknik Vakum (diterjemahkan oleh Peter Soedojo),
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta (1977).
16.BERTOLINI,L., The US Particle Accelerator School Vacuum Pumps,
Lawrence Livermore National Laboratory (2002).
17.----------------, Catalog Vacuum Products, Edwards, Minor Royal, Crawley,
West Sussex (1993).
18.BARBALAT, O., “Application of Particle Accelerators”, CERN 91-04, 8 May
1991
19.Cern Courier, “Special Issue-Applying the Accelerator”, International
Journal of High Energy Physics, Vo. 5, July/August, 1995
20. NORTON, G.A. and KLODY, G.M., “The Application of Electrostatic
Acceleators in Research and Industry”, NEC Corp., Middleton, Wisconsin
53462, USA
21.DARSONO, “Aplikasi Akselerator Elektrostatik”, Pertemuan Rutin Tim
Akselerator BATAN, 1996
22.DARSONO, dkk.,”Aplikasi Akselerator Untuk Lingkungan”, Pertemuan
Rutin Tim Akselerator BATAN, 1997
23.Nuclear Physics Basic Research Serving Society, Division of Nucelar 
Physics, American physics Society, 1995
24.DARSONO, “ Aplikasi Akselerator Untuk Analisis”, Pertemuan Rutin Tim
Akselerator BATAN, 1997
25.OZAKI, Norihiko.,”Accelerator Technology of Hitachi”, Accelerator Project
Divison, Hitachi Ltd., May 1997

42
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

26.DARSONO, “ Aplikasi Emisi Sinar-X Imbasan Proton (PIXE) Untuk Analisis


Sampel Geologi”, Buletin FMIPA-UGM, May 1991
27.DARSONO, “Proton Induced Gamma-ray Emission Measurements of 
Sodium in Unopened Fluid Inclusions in Geological Samples”, Master Thesis,
Queen;s University, Canada, April, 1990
28.DARSONO, “Emisi Gamma Imbasan Proton Untuk Analsis Cuplikan
Geologi”, Prosiding PPI, PPNY-BATAN, 1992
29.DARSONO, “The Combined PIXE and PIGE for Quantitative Aanalyisi of 
Unopened Fluid Inclusions”, Nathiagali Summer Coleage, Islam Abad,
Pakistan, 1991
30. Wei-Kan Chu, MAYER J.W., and NICOLAT, M.A., “Backscatering
Spectrometry”, Academic Press Inc., New York, 1978
31.FELDMAN, L.C., and MAYER, J.W., “ Fundamentals of Surface and Thin
Film Analysis”, North Holland, new York, 1986
32.DONAHUE, D.J., et.al., “The Use of Accelerator for Archeological Dating”,
Nucl. Instr. & Method in Physics Research, 218 (1983) p.425-429

KATA PENGANTAR
Diktat ini merupakan ringkasan hasil studi literatur mengenai Dasar Fisika
Akselerator dan Aplikasinya. Diktat ini memuat bab pendahuluan, prinsip dasar gerak
partikel bermuatan yang merupakan dasar fisika akselerator, sistem pemercepatan,
pengenalan terhadap komponen akselerator, jenis dan manfaatnya untuk berbagai
macam aplikasi akselerator ion, akselerator generator neutron dan akselerator electron
atau mesin berkas elektron (MBE). Pada bab pendahuluan dijelaskan pengertian
akselerator, prinsip kerja akselerator, sejarah perkembangan teknologi dan aplikasi
akselerator, dan satuan teoritis dan praktis.
Prinsip dasar gerak partikel bermuatan merupakan dasar fisika akselerator yang
berkaitan interaksi partikel bemuatan dengan medan elektromagnetik yang terkait
dengan rumus Lorent, Coulomb dan Maxwell. Pada bab ini teori relativitas tidak
dijelaskan dengan detail dengan asumsi pembaca telah mengetahui walaupun beberapa
parameter dideskripsikan.
Pada sistem pemercepatan dijelaskan berbagai teknik pemercepatan partikel
bermuatan yang pada intinya didasarkan pada interaksi partikel dengan medan

43
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

elektrostatik dan elektrodinamik. Dari interaksi ini dijelaskan berbagai teknik


pemercepatan yang sekaligus secara garis besar menjelaskan prinsip kerja dari
akselerator Cockroft Walton, Van de Graff, sikltoron, sinkro-siklotron, , betatron,
mikrotron, Linear Accelerator RF, sinkrotron.
Pada komponen akselerator dikenalkan berbagai komponen utama akselerator 
yaitu injector, system pemercepat, system hampa, system optic, system, sistem
iradiator/targer, dan sistem intrumentasi kendali. Fungsi dari masing komponen serta
prinsip kerjanya dijelaskan dalam bab ini.
Pada bab jenis akselerator diuraikan penggolongan penamaan akselerator 
berdasarkan yang umum dipakai. Juga contoh dan prinsip kerja dari akselerator 
elektrostatik Generator neutron, MBE dan Implantor ion dijelaskan disini.
Manfaat akselerator dijelaskan lebih lengkap yang merupakan kompilasi dari
berbagai literatur. Uraian aplikasi akselerator dimulai dari aplikasi industri, kedokteran,
lingkungan, riset, dan energi.
Penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, oleh karennya apabila ada
kritik dan saran, kami siap menerima koreksi.

Yogyakarta, 1 Juni 2004

Darsono

DASAR FISIKA AKSELERATOR

44
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07

Oleh:

Prof. Drs. Darsono MSc.

Diselenggarakan pada tanggal 20 – 31 Agustus 2007


atas kerjasama PUSDIKLAT DAN PTAPB
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

45

Anda mungkin juga menyukai