PENDAHULUAN
Awal dari akselerator tak lepas dari eksperimen Geissler seorang peniup
gelas yang mampu memvakumkan tabung gelas sampai 10 -3 torr pada tahun
1860. Dengan
Dengan tabung lucutan
lucutan ini membawa
membawa dia menemuk
menemukan
an sinar katoda,
katoda, dan
inilah
inilah merup
merupaka
akan
n aksele
akselerat
rator
or pertam
pertama
a yang
yang paling
paling sederh
sederhana
ana.. Eksper
Eksperime
imen
n
dengan akselerator ini kemudian dapat menghasilkan penemuan besar lainnya
yaitu sinar-X oleh W. Rontgen (1895) dan penemuan elektron oleh J.J. Thomson
(1897).
Perkemban
Perkembangan
gan akselerator
akselerator selanjutny
selanjutnya
a digunakan
digunakan pada penelitian
penelitian dasar
fisika
fisika nuklir,
nuklir, untuk mempelajari
mempelajari reaksi
reaksi partikel-par
partikel-partikel
tikel nuklir dan struktur
struktur nuklir
nuklir
(inti atom). Ini diperoleh pada tahun 1932 oleh Cockroft dan Walton pada tahun
1932, dengan menggunakan proton 600 keV. Dalam perkembangan selanjutnya
berkas partikel yang dihasilkan oleh akselerator dapat digunakan untuk berbagai
keperluan aplikasi seperti diperlihatkan pada Gambar 1.
1
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
Seirin
Seiring
g dengan
dengan berke
berkemb
mbang
angnya
nya teknol
teknolog
ogii aksele
akselerat
rator
or yang
yang melipu
meliputi
ti
akselerator linier dan siklik aplikasi akselerator berkembang pesat dan menjamah
berbag
berbagai
ai bidang
bidang kehidupa
kehidupan
n manus
manusia.
ia. Tabun
Tabung
g Sinar-X
Sinar-X merupak
merupakan
an tongga
tonggak
k
sejara
sejarah
h aplika
aplikasi
si aksele
akselerato
ratorr partik
partikel
el yang
yang mempun
mempunyai
yai dampak
dampak sanga
sangatt besar
besar
terhadap kehidupan manusia.
Didalam kamus Ilmu Pengetahuan pengertian akselerator partikel menurut
ilmu fisika adalah mesin untuk meningkatkan energi kinetik partikel bermuatan
dengan mempercepatnya di dalam medan listrik. Komponen utama akselerator
terdiri dari sumber berkas partikel bermuatan atau injektor, sistem pemercepatan,
sistem tabung hampa, dan sistem penanganan berkas partikel (sistem optik),
iradiator target, dan sistem instrumentasi dan kendali. Dari uraian tersebut dapat
dapat
dibayangka
dibayangkan
n bahwa
bahwa akselerato
akseleratorr mempuny
mempunyai
ai kemiripan
kemiripan dengan
dengan komponen
komponen TV
yaitu adanya sumber elektron yang dipancarkan oleh filamen, sistem pemercepat
berupa tegangan tinggi, lempeng vertikal dan horisonal bermuatan listrik, elektron
berada pada keadaan vakum. Pada TV elektron berenergi ditembakan pada kaca
pendar
pendar sedang
sedangkan
kan pada
pada aksele
akselerat
rator
or elektr
elektron
on dikelu
dikeluark
arkan
an ke atmosf
atmosfer
er untuk
untuk
keperluan proses radiasi seperti contoh Gambar 2.
2
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
Berdasarka
Berdasarkan
n medan
medan elektroma
elektromagnet
gnet yang digunakan
digunakan,, sistem
sistem pemercep
pemercepat
at
partikel
partikel dapat
dapat dibedakan
dibedakan menjadi
menjadi pemercep
pemercepat
at elektrosta
elektrostatik
tik (static fields
fields) dan
pemerc
pemercepa
epatt elektr
elektrodi
odinam
namik
ik (alternating
alternating fields).
fields). Berdas
Berdasark
arkan
an bentuk
bentuk lintas
lintasan
an
partikel, teknologi akselerator dibagi menjadi dua yaitu akselerator l inier dan siklik.
Pada akselerator linier partikel dipercepat dalam sekali lintasan lurus oleh medan
elektrostatik atau RF yang terpasang pada struktur pemercepat. Pada akselerator
linier pertambahan energi kinetik total partikel tergantung dari panjang struktur
pemercepat. Oleh karena adanya
adanya tegangan dadal maka untuk dimensi struktur
pemercepat yang sama akselerator linier RF dapat menghasilkan energi kinetik
partikel bermuatan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan akselerator linier
elektrostatik.
Pada akselerator siklik partikel bergerak mengikuti orbit tertutup berevolusi
berulang kali. Energi kinetik partikel yang sangat besar dengan mudah dapat
dihasilkan, sesuai dengan jumlah pengulangan partikel ketika melewati medan
RF. Bentuk
Bentuk akselerator
akselerator siklik secara
secara garis besar
besar dapat dibagi
dibagi dua jenis yaitu
aksele
akselerat
rator
or medan
medan magnet
magnet statik
statik (siklo
(siklotro
tron)
n) dan aksele
akselerat
rator
or medan
medan magne
magnett
tersinkronisasi (sinkrotron).
Akselerator partikel bekerja berdasarkan interaksi partikel bermuatan dalam
medan
medan elektromagne
elektromagnet.
t. Peran
Peran medan elektromagne
elektromagnett ini dimulai
dimulai sejak awal yaitu
ketika
ketika partikel
partikel bermuatan
bermuatan dihasilkan
dihasilkan dalam suatu sumber
sumber pembangkit
pembangkit partikel
berm
bermua
uata
tan
n atau
atau inje
injekt
ktor
or,, sebe
sebelu
lum
m dipe
diperc
rcep
epat
at lebi
lebih
h lanj
lanjut
ut deng
dengan
an meda
medan
n
elektromagnet. Perkembangan teknologi pemercepatan
pemercepatan pada akselerator sangat
menakjubkan seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
Berdasarka
Berdasarkan
n jenis partikel akselerato
akseleratorr yang dipercepa
dipercepatt maka
maka akselerator
akselerator
partikel dibagi menjadi dua yaitu akselerator ion dan elektron. Luaran akselerator
dapat berbentuk berkas ion atau elektron yang dicirikan oleh besarnya arus,
energi
energi kinetik,
kinetik, dan profil
profil berkas.
berkas. Karakateris
Karakateristik
tik dari masing-ma
masing-masing
sing parameter
parameter
berkas ini sangat penting dalam aplikasi.
Dala
Dalam
m mem
mempela
pelaja
jari
ri akse
aksele
lera
rato
torr part
partik
ikel
el diha
dihara
rapk
pkan
an pemb
pembac
aca
a tela
telah
h
mempelajari dasar-dasar elektromagnetik atau listrik dan magnet serta mekanika
relativistik khusus. Satuan yang digunakan dalam membahas teori akselerator
biasanya menggunakan satuan cgs (cm, gr, second) untuk melihat lebih detail
elektrodinamika partikel. Namun dan hal ini penulisan rumus berdasarkan satuan
3
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
mks
mks (met
(meter
er,, kg,
kg, seco
second
nd)) seda
sedang
ngka
kan
n untu
untuk
k perh
perhiru
irung
ngan
an besa
besara
ran
n fisis
fisisny
nya
a
mengguna
menggunakan
kan satuan
satuan praktis yang umum
umum dipakai.
dipakai. Satuan
Satuan praktis yang umum
dipakai dalam akselerator untuk energi digunakan eV. Satu eV yaitu energi yang
diberikan pada elektron jika elektron dengan muatan 1 e Coulomb melewati beda
potensial
potensial 1 volt sehingga
sehingga mempuny
mempunyai
ai energi 1,6022x10-19 CV (Joule).
1,6022x10 (Joule). Satuan
Satuan
energi akselerator biasanya orde keV – TeV. Ingat k=10 3, M=106, G=109 dan
T=1012. Satuan arus biasanya dalam orde ratusan nA – ratusan mA. n=10 -9 , µ=10-
6
, m=10-3. Satuan potensial listrik dalam volt, satuan medan magnet dalam Gauss,
satuan tekanan kehampaan dalam Torr, satuan daya dalam watt, satuan massa
dalam amu (atomic mass unit).
4
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
Δp = ∫Fdt (2)
Jika persamaan (2) dan (3) dibandingkan dengan mengingat ds = v dt, β = v/c
maka relasi difrensial momentum dan energi kinetik
cβ dp = ΔE k (4)
Jika gaya Lorenta pada persamaan (1) dimasukan ke persamaan (3) dan
mengganti ds = v dt maka diperoleh
∫ ∫
ΔE k = q Eds + q (v x B )v dt (5)
Dari persamaan (5) terlihat jelas bahwa energi kinetik partikel akan membesar jika
medan listrik membesar dan percepatan terjadi pada arah medan listrik.
Percepatan ini tidak tergantung pada kecepatan awal partikel, pada kecepatan
5
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
awal nol pun terjadi percepatan. Gaya Lorentz pada komponen kedua persamaan
(5) tergantung kecepatan partikel. Arah gaya ini tegak lurus arah rambat partikel
dan medan magnet. Dari persamaan (5) besarnya energi kinetik tidak tergantung
pada medan magnet karena perkalian skalar ( v x B )v = 0. Jadi keberadaan
medan magnet hanya menyebabkan pembelokan arah gerak partikel.
Pada mekanika relativistik energi total partikel E= E k + E o maka energi kinetik
elektron dapat diperoleh dari rumus relativistik E k = (γ - 1) mc 2.
Medan E yang digunakan untuk mempercepat partikel dibangkitkan secara
elektrostatis atau secara elektrodinamis yang akan dibahas dalam bab berikut.
6
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
A. Pemercepat elektrostatik
Dalam pemercepat elektrostatik partikel hanya dipercepat dalam sekali
lintasan dalam medan elektrostik yang dibangkitkan dengan pembangkit van de
Graaf/peletron secara mekanik atau Cockroft-Walton secara elektronik.
Tegangan pemercepat maksimum yang diberikan tergantung tegangan-dadal
(breakdown voltage) antar elektrode, dan dapat mencapai 20 MV jika digunakan
gas bertekanan tinggi untuk menaikkan tegangan-dadal. Akselerator dengan
system pemercepat elektrostatik merupakan jenis akselerator linier,
Generator Van den Graaff disebut juga sebagai generator sabuk muatan
sesuai dengan komponen yang menjadi ciri khasnya. Ciri khas ini yaitu sabuk
pembawa muatan seperti ditampilkan pada Gambar 4. Komponen utama
generator Van de Graaff terdiri dari sumber DC pemacu (exciter ) sebagai sumber
pemberi muatan, sabuk isolator sebagai sabuk pembawa muatan, puli dan motor
sebagai penggerak, elektrode berupa sisir dari jarum sebagai pemuat dan
pengumpul muatan, dan terminal sebagai penampung muatan.
Muatan listrik dibangkitkan oleh exciter melalui proses lucutan dengan
tegangan DC sekitar 30 kV yang kemudian dipindahkan ke sabuk pembawa
muatan melalui sisir elektrode di sisi puli yang di ground kan. Kemudian muatan
oleh sabuk pembawa muatan dibawa ke terminal yang berbentuk bola dan terjadi
pemindahan muatan melalui sisir elektrode pengumpul muatan. Tegangan
7
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
terminal (V ) ditentukan oleh jumlah muatan yang terkumpul (Q) dan kapasitansi
terminal terhadap tanah (C ) dengan persamaan V = Q/C .
Secara ideal kenaikan tegangan terminal tidak terbatas yaitu jika tidak ada
rugi-rugi muatan. Kenyataannya tegangan terminal terbatas dan terjadi suatu
keadaan setimbang di mana arus pemuat sama besar dengan arus keluaran.
Keterbatasan tegangan terminal disebabkan adanya dadal tegangan, dan hal ini
dapat diatasi dengan gas bertekanan yang lebih tahan terhadap dadal tegangan,
misalnya gas SF6. Generator Van de Graaff sangat menguntungkan untuk
penggunaan tegangan keluaran besar dan arus beban kecil.
Pada generator Cockroft-Walton seperti ditunjukkan pada Gambar 5
tegangan keluaran yang dihasilkan diperoleh dengan menggandakan tegangan
masukan pelipat tegangan dari generator pulsa. Prinsip penggandaannya adalah
dengan proses pengisian kapasitor sebagai pelipat tegangan secara paralel dan
pelepasannya secara seri. Generator ini dapat menghasilkan tegangan keluaran
s/d. 2.500 kV dan efisiensinya dapat mencapai 70 %. Struktur generator
Cockroft-Walton secara garis besar mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
Gambar 5 :
Generator
Cockroft-Walton
• Osilator RF,
berfungsi
8
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
6a 6b
9
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
lainnya dipasang pada ground . Agar diperoleh gradient medan listrik yang
homogen dan rendah sepanjang tabung akselerator dilakukan dengan sistem
pembagi tegangan (voltage devider ) yang terdiri dari resistor dengan nilai ohm
yang tinggi (orde mega ohm) sehingga beda potensial akan terjaga tetap antara
dua buah elektrode.
Tabung akselerator merupakan komponen utama MBE yang berfungsi
untuk mempercepat berkas partikel bermuatan yang dihasilkan oleh injektor
sehingga dapat mencapai energi yang cukup tinggi sesuai dengan kebutuhan.
Partikel bermuatan akan memperoleh energi yang sebanding dengan tegangan
yang terpasang pada elektrode-elektrode tabung akselerator menurut persamaan:
E qV ..........
= .......... .......... .......... .......... .......... .........( 5)
Gambar 7. Simulasi lintasan elektron dengan posisi awal r = 10, 8, 6, 4, 2, dan 0
mm dengan tangen arah awal 0.
B. Pemercepat elektrodinamik (siklik)
Untuk memperoleh energi pemercepat yang lebih tinggi tanpa dibatasi oleh
tegangan-dadal, pemercepatan dapat dilakukan secara berulang (siklik) dalam
10
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
1. Pemercepat sirkuler
a. Siklotron
Siklotron pertama dibuat oleh E.O. Lawrence sekitar tahun 1930. Lintasan
melingkar terjadi akibat medan magnet statis yang dipasang tegak-lurus lintasan
partikel. Pemercepatan terjadi akibat medan antara 2 dees (Gambar 8) yang
dipasang bolak-balik. Dari kesetimbangan antara gaya Lorentz akibat medan
magnet statis dengan gaya sentrifugal akibat gerak melingkar (tegak lurus
lintasan partikel sehingga berlaku persamaan (8), ruji lintasan melingkar diberikan
oleh
ρ = γ mv /qB, (9)
ω = qB/γ m. (10)
11
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
b. Sinkrosiklotron
Untuk partikel relativistik, γ dalam persamaan (10) gayut pada kecepatan
atau energi partikel sehingga supaya partikel selalu tepat dipercepat pada celah
di antara dees maka frekuensi tegangan bolak-balik (ω ) harus disinkronkan
sesuai dengan energi partikel (γ ).
c. Betatron
Dalam persamaan (9) ruji orbit ρ dapat dipertahankan relatif tetap jika
medan magnet B berubah sesuai dengan v dan γ . Medan magnet yang berubah
ini mengimbas medan listrik E sesuai persamaan Maxwell dalam satuan cgs.
c. Mikrotron
Dalam mikrotron pemercepatan dilakukan dalam ruang yang sama berulangkali
dengan pemakaian 2 magnet pembelok 180 ° dengan medan magnet tetap Bo
12
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
sehingga ruji belokan akan bertambah sesuai dengan kenaikan energi partikel
(Gambar 9).
d. Sinkrotron
Seperti pada mikrotron pemercepatan dilakukan dalam ruang yang sama
berulangkali, tetapi dengan medan magnet pembelok yang kuatnya disinkronkan
dengan energi partikel sehingga diperoleh ruji pembelokan yang relatif tetap dan
ruang berkas partikel maupun magnet pembelok dapat dihemat (Gambar 10).
13
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
2. Pemercepat linear
Pemercepat linear siklik bekerja berdasarkan gelombang elektromagnet
yang bergerak dalam ruang tertutup ke arah tertentu (TW , traveling wave) dalam
pandu-gelombang (wave guide) atau bolak-balik membentuk gelombang-diam
(SW , standing wave) dalam rongga (cavity ) pemercepat. Frekuensi gelombang
yang digunakan dari order ratusan MHz (proton, ion) sampai beberapa GHz
(elektron). Teknologi frekuensi tinggi hingga beberapa GHz yang diperlukan
diperoleh dari pengembangan teknologi radar selama perang dunia kedua.
14
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
(Gambar 11). Pemercepat ini baik untuk 0,04 < β < 0,4, misalnya CERN Linac 2
untuk proton 50 MeV, frekuensi 200 MHz.
b. Pemercepat pandu-gelombang
Contoh pemercepat pandu-gelombang terlihat pada Gambar 12, di mana
medan yang terbentuk dalam pandu-gelombang mempercepat sekelompok
(bunch) elektron atau ion yang bergerak dengan fase yang sesuai.
15
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
KOMPONEN AKSELERATOR
Komponen utama akselerator baik yang menggunakan sistem
pemercepatan elektrostatik maupun elektrodinamik adalah hampir sama yaitu
terdiri dari :
1. Sumber partikel bermuatan/Injektor
2. Sistem pemercepat
3. Sistem optik (pemfokus, pengarah, pemayar)
16
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
4. Sistem vakum
5. Sistem iradiator (target)
6. Sistem Instrumentasi dan Kendali.
a) Sumber elektron
Pada umumnya elektron diperoleh dengan cara memanaskan metal
berupa unsur tungsten atau berupa paduan LaB 6 dengan mengaliri arus listrik
orde amper dari suplai tegangan DC sehingga elektron pada atom-atom dari
bahan tersebut dapat teremisi dan lepas dari ikatannya. Jenis sumber elektron
yang menggunakan bahan padatan untuk menghasilkan elektron bebas disebut
sumber elektron tipe termionik. Contoh skema dari sumber elektron termionik
seperti ditunjukan pada Gambar 15.
17
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
Keterangan:
1. Flange dudukan katode DN 160 5. Katode
2. Baut Pengikat 6. Isolator
3. Teminal catu daya 7. Elektrode pemfokus
4. Perisai radiasi termal
Gambar 15. Sumber elektron, (a) Rangkaian sumber elektron, (b) Susunan
sumber elektron
A adalah tetapan Richardson, ϕ adalah fungsi kerja (work function) yang nilainya
tergantung pada jenis bahan filamen, k adalah tetapan Boltzmann (1,38x10 -23
W.s.K-1), dan T adalah suhu filamen.
Sumber elektron termionik untuk akselerator mempunyai beberapa tipe
tergantung bentuknya. Bentuk-bentuk ini dibedakan dari bentuk katode (emitor)
dan bentuk anode (ekstraktor). Pada prinsipnya elektron juga dapat dihasilkan
dari bahan gas namun sumber elektron ini masih jarang digunakan untuk
kepentingan aplikasi.
b) Sumber ion
Sumber ion banyak jenisnya walaupun demikian secara umum suatu
sumber ion terdiri dari 2 bagian pokok yaitu bagian penghasil ion atau ionisator
dan bagian pembentuk berkas ion. Yang membedakan jenis sumber ion biasanya
18
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
19
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
2. Sistem Pemercepat
Pemercepatan partikel bermuatan telah dibahas dimuka. Dari uraian
tersebut sistem pemercepatan dapat dipahami bahwa pemercepatan partikel
memang unik. Namun perlu diingat apapun bentuk sistem pemercepatannya
bahwa penambahan energi hanya dapat dilakukan dari gaya Coulomb. Fungsi RF
ataupun medan magnet hanyalah bagian dari sistem pemercepatan. Pada sistem
pemercepat RF penambahan energi dikarenakan adanya perubahan potensial
positip dan negatip secara beraturan adapun fungsi magnet hanyalah sebagai
pemandu (penyearah, pemfokus, tempat lintasan).
Pada pemercepatan elektrostatik, sistem pemercepat dibagi menjadi 2
bagian yaitu tabung pemercepat dan tegangan pemercepatan. Tabung
pemercepat yaitu suatu peralatan yang digunakan untuk memberikan tambahan
energi (mempercepat) pada partikel bermuatan (elektron atau ion) sehingga
setelah keluar dari tabung pemercepat, partikel bermuatan tersebut telah
mempunyai energi yang cukup sesuai dengan kapasitas sistem pemercepat.
Sumber tegangan tinggi yang digunakan sebagai tegangan pemercepat pada
akselerator elektrostatik terdiri dari beberapa jenis meliputi : transformator,
generator Van de Graaff, generator Cockroft-Walton, generator Deltatron dan
generator Dynamitron. Masing-masing jenis ini mempunyai keuntungan dan
kerugian, sehingga dalam penggunaannya harus dipilih dan disesuaikan yang
paling menguntungkan.
3. Sistem Optik
Sistem optik dalam akselerator terdiri dari sistem pemfokus, sistem
analisator dan sistem pemayar. Sistem pemfokus digunakan hampir untuk
20
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
21
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
Medan magnet ini digunakan untuk membelokkan berkas ion setelah dipercepat
oleh tabung pemercepat dan diarahkan menuju target. Sudut pembelokan
tergantung dari tenaga dan massa (jenis) ion serta besarnya medan magnet yang
dihasilkan oleh elektromagnet. Analisator juga dapat menggunakan medan listrik
menggunakan lempeng elektroda sejajar, namun teknik ini tidak seteliti analisator
magnet sehingga umumnya teknik ini digunakan hanya untuk depleksi ion atau
elektron. Contoh skema sistem optik bentuk analisator seperti diperlihatkan pada
Gambar 18.
Sistem pemayar biasanya digunakan pada mesin berkas elektron yang
berfungsi untuk memayarkan (membelokkan) berkas elektron agar mempunyai
jangkauan yang lebih lebar untuk iradiasi. Besar pembelokan berkas elektron
0
dalam sistem pemayar ± 30 dengan frekuensi beberapa puluh Hz bahkan
ratusan Hz agar menghasilkan iradiasi yang seragam. Bagian-bagian sistem
pemayar meliputi: magnet pemayar, corong pemayar (scanning horn), jendela
(window ) dan pendingin jendela. Magnet pemayar berupa kumparan
elektromagnet yang berpasangan dan dipasang pada ujung corong pemayar.
Tegangan listrik yang diberikan berupa tegangan gigi gergaji (segitiga) agar
medan magnet yang dihasilkan dapat membelokkan berkas elektron dalam arah
bolak balik.
a) b)
22
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
4. Sistem Vakum
Sistem vakum mutlak diperlukan pada akselerator untuk menghampakan
udara yang berada dalam ruang vakum agar partikel bermuatan dapat bergerak
dengan bebas hambatan. Sedangkan yang dimaksud hampa adalah suatu
ruangan yang mempunyai kerapatan gas di dalamnya sangat rendah. Satuan
yang lazim untuk memberikan besaran suatu kehampaan dinyatakan dalam
satuan tekanan yaitu Torr (mmHg), Pa (N/m2) dan mbar. Sistem vakum
akselerator terdiri dari pompa vakum, ruang vakum, pipa-pipa penghubung, kran
dan tera vakum. Untuk dapat mencapai kevakuman yang disyaratkan yaitu orde
10-6 -10-8 maka biasanya digunakan pompa vakum tinggi. Besarnya kecepatan
pompa vakum tinggi yang digunakan tergantung pada volume ruang vakum yang
digunakan. Hal ini berkaitan dengan beban pemompaan. Makin besar volume
ruang vakum, makin besar ukuran pompa vakum tinggi yang diperlukan.
Kehampaan suatu sistem diklasifikasikan menurut tingkat kehampaannya
yaitu:
Kehampaan rendah s/d. 10-1 Torr
Kehampaan sedang < 10-1 Torr s/d. 10-4 Torr
Kehampaan tinggi < 10-5 Torr s/d. 10-7 Torr
Kehampaan sangat tinggi < 10-7 Torr s/d. 10-16 Torr
Dalam instalasi sistem hampa, untuk menghasilkan tekanan rendah
(hampa), ada beberapa jenis pompa yang dapat digunakan antara lain :
1. Pompa mekanik (pompa rotari, pompa turbomolekular)
2. Pompa-uap (pompa difusi)
3. Pompa ionik.
Alat ukur kehampaan mempunyai dasar kerja dan jangkauan pengukuran
yang berbeda, sebagai contoh alat ukur ini adalah manometer pirani (1 - 10-4 Torr),
manometer ionisasi katode dingin sering disebut manometer penning ( 10-2 - 10-7
Torr .), dan manometer ionisasi katode panas sering disebut manometer ionik ( 10-3
- 10-10 Torr. ).
23
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
24
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
yang diiradiasi ditempatkan di atas konveyor (di udara atmosphir) dan berkas
elektron dikeluarkan melewati jendela menuju sampel (cuplikan).
Pada generator netron, berkas ion deuterium ditembakkan ke target tritium
untuk mendapatkan reaksi D-T sehingga menghasilkan netron cepat 14 MeV.
Netron cepat ini yang digunakan untuk mengiradiasi sampel (cuplikan). Sistem
iradiator yang digunakan berupa bejana untuk menempatkan sampel (cuplikan)
saat diiradiasi yang berimpit dengan target tritium. Sistem iradiator pada
generator netron dilengkapi dengan sistem pneumatik untuk mengirimkan dan
mengambil sampel yang diiradiasi dan selanjutnya sampel dianalisa (dicacah)
dengan multi chanel analisator .
JENIS AKSELERATOR
Penggolongan jenis akselerator memang unik, namun demikian umumnya
penggolongan jenis akselerator dapat ditentukan dari bentuk lintasan, sistem
pemercepatan, luaran berkas partikel, dari besar energinya dan bahkan
aplikasinya.
Dari bentuk lintasan akselerator dibagi menjadi dua yaitu:
1. Akselerator linier : akselerator elektrostatik dan RF linac (linear accelerator)
2. Akselerator sirkular : siklotron, sinkrosiklotron, isokron siklotron, betatron,
mikrotron, sinkrotron.
25
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
26
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
27
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
MANFAAT AKSELERATOR
Akselerator partikel merupakan salah satu instrumen yang paling
serbaguna yang dirancang para fisikawan. Mulanya akselerator partikel
digunakan terutama untuk riset dasar fisika nuklir dan partikel namun kemudian
banyak digunakan untuk keperluan aplikasi dalam bidang lainnya. Tabung Sinar-
X yang merupakan tonggak sejarah aplikasi akselerator partikel sekarang ini
mempunyai dampak sangat besar terhadap kehidupan manusia.
Seiring dengan berkembangnya teknologi akselerator yang meliputi
akselerator elektrostatik (Vande Graff ,Tandem Vande Graff, Velicy, Cockcroft
Walton, Dynamitron), akselerator linier (akselerator tabung hanyut, dan
akselerator pandu gelombang), dan akselerator orbital (akselerator siklotron,
28
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
29
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
30
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
31
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
32
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
3. Mikrolitrografi Sinar X
Akselerator yang digunakan adalah synchrotron yang portabel dengan
energi ratusan MeV. Produksi rangkaian terpadu saat ini menggunakan foto-
litografi yaitu suatu teknik mereplika pola dengan cara master mask diproyeksikan
pada permukaan silikon wafer yang dilapisi photoresist. Dengan menggunakan
cahaya tampak dan lensa yang kuat menghasilkan resolusi orde 0.5 mikrometer.
Teknik ini hanya dapat mencapai 16 Mbit memori. Mikrolitografi sinar-X
menggunakan foton sinar-X untuk mereplika master mask dan mampu
memberikan resolusi orde 0.1 mikrometer. Teknik ini mampu menghasilkan 256
Mbit memori. Sinar-X berasal dari akseletator elektron sinkroton orde GeV yang
didefleksikan oleh medan magnet. Mikrolitografi sinar-X yang portabel sudah
digunakan oleh pabrik semikonduktor IBM di New York,USA.
33
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
34
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
a) Diagnostik
Dalam kedokteran nuklir untuk diagnostik fungsi badan dan metabolisme
digunakan obat radioaktif dengan cara menyuntikan pada pasien. Obat radioaktif
ini digunakan sebagai perunut. Distribusi sinar gamma yang dihasilkan dideteksi
dengan teknik gamma kamera atau positron emission tomografi (PET). Sinyal
yang dihasilkan detektor gamma berasal dari bagian badan dibuat bayangan
tomografi dengan bantuan komputer. Bayangan tomografi memberikan informasi
fungsi badan dan metabolisme yang tepat sehingga dapat ditentukan tindakan
yang sesuai.
35
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
PET lebih unggul dari gamma kamera dari segi sensitivitas dan resolusi spasial.
Juga dapat menentukan parameter biokimia (aliran darah, asam lemak dan
kegunaan glukosa, metabolisme oksigen, transportasi asam amino, kerapatan
penerimaan dan penempatan dalam otak dan organ lain) dan fisiologi tisu dan
organ.
b) Terapi
Radiasi dari akselerator (n, sinar-X, partikel bermuatan) pada dosis tertentu
digunakan untuk meradiasi tumor atau kanker yang sangat berbahaya jika
dilakukan operasi. Sinar X dihasilkan dari akselerator elektron linear dengan
cara menembakan elektron pada suatu target.
36
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
dan dapat divariasi, berkas ion dapat dipulsakan dan kontinyu, dan sistem
akselerator dapat digunakan untuk berbagai keperluan riset. Untuk memenuhi
kriteria ini akselerator yang sering digunakan adalah Tandem Van de Graaff
dengan energi tergantung dari aplikasinya. Namun untuk riset dasar misal fisika
partikel digunakan Linac, Sikltron, dan Synchrotron karena dapat menghasilkan
energi yang sangat tinggi. Dalam bidang ini akselerator digunakan sbb:
37
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
• Aplikasi berkas ion digunakan untuk analisis komposisi unsur bahan. Teknik
yg digunakan RBS, PIXE, CPAA (TLA), NRA, SIMS, AMS
• RBS, PIXE, NRA, AMS menggunakan akselerator tandem van de graff 2 - 4
MeV sedangkan CPA
• A 6-10 MeV dengan arus orde mikroAmper
• RBS dan PIXE tekniknya sudah mantap, TLA dan NRA masih baru.
• NRA baik untuk menganalisis unsur ringan dalam substrat berat (metal).
Aplikasi teknik ini dalam metalurgi. Misal digunakan untuk memahami struktur
dan dan gambaran superkonduktor temperatur tinggi.
• RBS digunakan untuk menganalisis unsur berat dalam substrat ringan.
• Teknik gabungan RBS dan PIXE digunakan dalam riset semikonduktor untuk
mendapatkan gambaran tiga dimensi distribusi dopan dalam sampel.
• PIXE dengan dengan berkas proton orde mikro digunakan untuk mapping
struktur peralatan semikonduktor multi lapisan untuk memonitor proses
fabrikasi, mempelajari struktur gabungan superkonduktor temperatur tinggi,
dan mempelajari kegagalan pengelasan dll.
• AMS dan SIMS digunakan dalam riset industri semikonduktor untuk
menentukan unsur pengotor yang mempunyai konsentrasi rendah
• CPAA digunakan dalam bidang metalurgi dan industri untuk menentukan
keausan (korosi, erosi). Juga untuk menentukan konsentrasi unsur dengan
batas deteksi orde ppb.
• Aplikasi akselerator lainnya dalam sain materi untuk efek kerusakan radiasi.
Riset ini untuk studi struktur bahan reaktor fusi, satelit, dan sistem angkasa
luar. Termasuk efek terhadap bahan dan komponen elektronik.
38
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
sifat elektromagnetik inti. Untuk keperluan ini diperlukan akselerator linear, atau
siklotron orde energi MeV - GeV
BIOTEKNOLOGI
Berkas ion digunakan dalam bidang biologi untuk mutasi genetik
khususnya tumbuhan dengan cara menembaki embrio tumbuhan dengan partikel
karbon atau nitrogen. Akselerator yang digunakan adalah akselerator
elekstrostatik. Dengan menggunakan radiasi sinkrotron dan difraksi sinar X atau
spektroskopi untuk studi fungsi berbagai protein dan kristalografi protein. Dengan
cara ini dapat mendesain molekul untuk merubah watak protein untuk keperluan
farmatikal atau untuk membuat protein yang aktip untuk proses industri misal
enzym. Contoh komersial adalah HIV protein.
LINGKUNGAN
Dalam bidang ini akselerator digunakan sebagai bagian suatu proses
purifikasi gas industri (NOx dan SO2) dengan iradiasi elektron dan menambahkan
gas amonia (NH3) . Energi elektron yang digunakan < 1 MeV namun diperlukan
arus ion yang sangat besar agar teknologi ini ekonomis. Dengan menggunakan
39
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
akselrator Tandem Van de Graff polusi lingkungan dapat dianalisis dan dimonitor
dengan menggunakan teknik PIXE, PIGE, NRA dan SIMS.
40
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
DAFTAR PUSTAKA
1. BUDIANTO, A., dan PRAMUDITA, A. , Teori Elektromagnetik dalam
Akselerator, Rapat Koordinasi Tim Akselerator, P3TM-BATAN, Yogyakarta, 22
Juni 1999.
2. HIRAO, Y., Accelerator Evolutional History, BATAN Accelerator School,
Yogyakarta 24-28 September 2001.
3. PRAMUDITA, A., Transmutasi Limbah Radioaktif dengan Akselerator,
Prosiding Pertemuan Ilmiah XV HFI Cabang Jateng & DIY, Semarang 31
Agustus 1996, hal. 1-13.
4. BRYANT, P.J., “A Brief History and Review of Accelerator”, CERN 91-04,
8 May 1991.
5. ------------, Electron Gun, National Electrostatics Corp., USA (2002).
41
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
6. VALYI, L., Atom and Ion Source, John Wiley & Sons, London (1977).
7. OHARA, Y., Ion Sources, Advanced Radiation Technology Center, JAERI,
Japan (2001).
8. --------------, Catalog National Electrostatics Corp, Middleton, USA (1991).
9. SZTARICSKAI, T., et. al., Manual for Trouble-shooting and Improvement of
Neutron Generators and Other Low Energy Accelerators, IAEA, Hungary
(1993).
10.WALDEMAR, H., S., Particle Accelerators Application in Technologyand
Research, Institute of Radioelectronics, Warsaw Technical University, Poland
(1989).
11.KASHIWAGI, m., Medium and High Energy Electron Beam Processing
System, NHV, Kyoto, Japan (1996).
12.BRANDENBURG, S., Accelerator Physics and Ion Optics, Accelerator
Physics, SLAC, Stanford, California (2003).
13.TAJIMA, S., Electrostatics Accelerator Technology, Advanced Radiation
Technology, JAERI (2000).
14.ROTH, A., Vacuum Technology, North-Holland Publishing Company, New
York (1979).
15.ROL, P.K., Pengantar Teknik Vakum (diterjemahkan oleh Peter Soedojo),
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta (1977).
16.BERTOLINI,L., The US Particle Accelerator School Vacuum Pumps,
Lawrence Livermore National Laboratory (2002).
17.----------------, Catalog Vacuum Products, Edwards, Minor Royal, Crawley,
West Sussex (1993).
18.BARBALAT, O., “Application of Particle Accelerators”, CERN 91-04, 8 May
1991
19.Cern Courier, “Special Issue-Applying the Accelerator”, International
Journal of High Energy Physics, Vo. 5, July/August, 1995
20. NORTON, G.A. and KLODY, G.M., “The Application of Electrostatic
Acceleators in Research and Industry”, NEC Corp., Middleton, Wisconsin
53462, USA
21.DARSONO, “Aplikasi Akselerator Elektrostatik”, Pertemuan Rutin Tim
Akselerator BATAN, 1996
22.DARSONO, dkk.,”Aplikasi Akselerator Untuk Lingkungan”, Pertemuan
Rutin Tim Akselerator BATAN, 1997
23.Nuclear Physics Basic Research Serving Society, Division of Nucelar
Physics, American physics Society, 1995
24.DARSONO, “ Aplikasi Akselerator Untuk Analisis”, Pertemuan Rutin Tim
Akselerator BATAN, 1997
25.OZAKI, Norihiko.,”Accelerator Technology of Hitachi”, Accelerator Project
Divison, Hitachi Ltd., May 1997
42
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
KATA PENGANTAR
Diktat ini merupakan ringkasan hasil studi literatur mengenai Dasar Fisika
Akselerator dan Aplikasinya. Diktat ini memuat bab pendahuluan, prinsip dasar gerak
partikel bermuatan yang merupakan dasar fisika akselerator, sistem pemercepatan,
pengenalan terhadap komponen akselerator, jenis dan manfaatnya untuk berbagai
macam aplikasi akselerator ion, akselerator generator neutron dan akselerator electron
atau mesin berkas elektron (MBE). Pada bab pendahuluan dijelaskan pengertian
akselerator, prinsip kerja akselerator, sejarah perkembangan teknologi dan aplikasi
akselerator, dan satuan teoritis dan praktis.
Prinsip dasar gerak partikel bermuatan merupakan dasar fisika akselerator yang
berkaitan interaksi partikel bemuatan dengan medan elektromagnetik yang terkait
dengan rumus Lorent, Coulomb dan Maxwell. Pada bab ini teori relativitas tidak
dijelaskan dengan detail dengan asumsi pembaca telah mengetahui walaupun beberapa
parameter dideskripsikan.
Pada sistem pemercepatan dijelaskan berbagai teknik pemercepatan partikel
bermuatan yang pada intinya didasarkan pada interaksi partikel dengan medan
43
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
Darsono
44
Diklat Akselerator 20-31 Agustus 07
Oleh:
45