Anda di halaman 1dari 9

Cepat Rambat Cahaya

A. Tujuan Menentukan cepat rambat cahaya dengan leser He-Ne B. Dasar Teori Cahaya merupakan salah satu gelombang elektomagnetik yang memiliki cepat rambat diruang hampa sebesar 3.108 m/s. Salah satu sifat dari cahaya sebagai gelombang elektromagnetik adalah sifat superposisi yaitu bertemunya dua gelombang pada suatu titik yang menghasilkan gelombang gabungan pada titik tersebut. Salah satu cahaya yang digunakan pada praktikum ini adalah sinar laser, karena sinar laser memiliki kelebihan antara lain intensitasnya yang tinggi, monokromatis dan tingkat koherensinya yang tinggi. Oleh karena cahaya memenuhi hukum-hukum elektromagnet yang secara keseluruhan tercakup dalam sistem persamaan Maxwell Lourent, semua sifat-sifat fisis cahaya yang berkaitan dengan perambatannya dalam medium dapat dijelaskan misalnya pada proses pemantulan dan pembiasan diantara dua medium yang memiliki kerapatan yang berbeda, proses pembiasan dalam medium tak seragam, proses interferensi, difraksi dan polarisasi, dapat ditunjukkan dan diselidiki dengan menggunakan sifat gelombang yang dimiliki oleh cahaya. Menurut teori kuantum cahaya, tenaga gelombang cahaya monokromat harus

merupakan kelipatan bulat suatu kuantum tenaga sebesar hv, dengan telapan h merupakan letapan alam yang bemilai 6.63 x 10 34 Joule detik dan dinamakan tetapan Planck. Jadi menurut teori kuantum cahava dapat dipandang sebagai butiran-butiran yang bergerak dengan laju c dan membawa tenaga hv cahaya ini dapat menerangkan proses radiasi termis oleh sumber-sumber cahaya, jenis spektrum gelombang yang dipancarkan oleh berbagai sumber cahaya, efek foto listrik, serapan resonan dan polarisasi cahava dalam laser yang merupakan proses yang penting dalam kajian sifat- sifat optik materi dan penggunaannya dalam alas-alat optik modern seperti laser. Laser (Light Aplication by Stimulated Emission of Radiation) atau polarisasi cahava dengan rangsangan pancaran radiasi merupakan cahaya dengan kemurnian dan intensitas

yang sangat tinggi, yang tidak dapat dijumpai dalam sumber-sumber radiasi elektromagnetik. Cahaya ini biasanya digunakan untuk menghasilkan radiasi koheren monokromatik dalam daerah infrafed, cahaya tampak, dan ultraungu. Radiasinya koheren, karena cahaya tampak dan ultraungu. Radiasinya koheren, karena memiliki amplitudo dan beda fase gelombang yang tetap (sama). Laser banyak digunakan dalam telekomunikasi. meteorologi, biologi dan rangkaian komputer dan lain-lain. Sinar laser memiliki empat sifat, yaitu sebagai berikut. 1. Monokromatik. 2. Koheren, artinya sefase dengan yang lainnya. Pola interferensi dapat diperoleh tidak hanya dengan meletakkan dua celah pada berkas laser, tetapi juga dengan memakai dua berkas laser yang terpisah. 3. Mempunyai satu arah tertentu (berkasnya tidak menyebar) berkas semacam ini dikirim dari Bumi menuju cermin pada Bulan oleh ekspedisi apollo 11, tetap merupakan berkas yang cukup tajam, sehingga terdeteksi ketika kembali ke bumi, walaupun telah menempuh jarak total lebih dari tiga perempat juta kilometer. 4. Intensitasnya sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari cahaya sumber lainnya. Laser He Ne merupakan salah satu tipe laser dimana medium aktif dari laser ini adalah gas helium neon. Laser He-Ne sering digunakan dalam bidang optik dikarenakan compact, portable dan mudah digunakan sebagai sumber cahaya yang terlihat untuk berbagai keperluan seperti penilitian.

Mekanisme populasi inverse pada laser He-Ne meliputi kombinasi dari tumbukan electron He dengan taranfer electron dari helium ke neon. Perbandingan campuran gas ini berkisar 90% helium dan 10% neon. Senyawa gabungan gas helium dan neon ditempatkan pada rongga tertutup, resonant cavity, yang diapit oleh dua buah cermin. Salah satu cermin memantulkan

berkas foton secara sempurna dan yang lainya memantulkan sebagian. Pemantulan dari cermin ini berfungsi untuk memperkuat cahaya laser. Ketika terjadi proses penembakan gas, electron akan terakslerasi turun dari tabung yang kemudian akan menumbuk atom helium, sehingga atom tersebut akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi. Gambar berikut ini menjelaskan tingkat energi relatif dari helium dan neon. Atom helium sangat mudah tereksitasi ke tingkat energi F2 dan F3. Pada tingkat ini energi atom helium stabil (metastable) dan butuh waktu yang lama sebelum terjadi de-eksitasi. Sebagian besar eksitasi dari neon berhubungan dengan energi eksitasi tingkat F2 dan F3 dari helium. Dimana ketika atom helium pada tingkat F2 dan F3 bertumbukan dengan atom neon pada tingkat energi rendah E1 terjadi perpindahan energi. Terjadinya perpindahan energi ini mengakibatkan atom neon di tingkat E1 tereksitasi ke tingkat E4 dan E6. Hal ini membantu proses inversi populasi neon antara energi tingkat energi tinggi dan energi tingkat rendah E5 dan E3.

Proses selanjutnya yaitu terjadinya perpindahan tingkat energi atom neon dari tingkat energi tinggi E4 dan E6 ke tingkat energi rendah E3 dan E5 , yang menyebabkan emisi foton dengan panjang gelombang bervariasi, 339nm dan 632.8nm. Hubungan besarnya emisi foton (E) tersebut dengan panjang gelombang () yang dipancarkan adalah :

Dimana h = konstanta planck c = kecepatan cahaya 3 . 108 m/s Untuk menghasilkan output laser dengan frekuensi tertentu, maka digunakan design cermin sedemikian rupa yang hanya akan memantulkan frekuensi yang dibutuhkan.

Kelajuan cahaya (kelajuan cahaya dalam ruang vakum; kecepatan cahaya) adalah sebuah konstanta fisika yang disimbolkan dengan huruf c, singkatan dari celeritas (yang dirujuk dari dari bahasa Latin) yang berarti "kecepatan". Konstanta ini sangat penting dalam fisika dan bernilai 299.792.458 meter per detik. Nilai ini merupakan nilai eksak disebabkan oleh panjang meter didefinisikan berdasarkan konstanta kelajuan cahaya. Kelajuan ini merupakan kelajuan maksimum yang dapat dilajui oleh segala bentuk energi, materi, dan informasi dalam alam semesta. Kelajuan ini merupakan kelajuan segala partikel tak bermassa dan medan fisika, termasuk radiasi elektromagnetik dalam vakum. Kelajuan ini pula menurut teori modern adalah kelajuan gravitasi (kelajuan dari gelombang gravitasi). Partikel-partikel maupun gelombanggelombang ini bergerak pada kelajuan c tanpa tergantung pada sumber gerak maupun kerangka acuan inersial pengamat. Dalam teori relativitas, c saling berkaitan dengan ruang dan waktu. Konstanta ini muncul pula pada persamaan fisika kesetaraan massa-energi E = mc2

C. Alat dan Bahan Laser Detektor Osiloskop Meteran Cermin

D. Langkah Kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengatur pantulan sinar laser tepat berada ditengah-tengah detektor

Membaca Output pada osiloskop

Mengukur jarak dari laser ke detektor

Mencatat keluaran output dan jarak

Membuat Grafik hubungan antara jarak (m) dengan perubahan waktu (nm)

E. Tabulasi Data S (x 10-2 m) 78 112 139 169 231 292 323 t (ns) 8 10 12 14 16 18 20

F. Grafik
A Data1A

3.5

3.0

2.5

S (m)

2.0

1.5

1.0

0.5 8.00E-0091.00E-0081.20E-0081.40E-0081.60E-0081.80E-0082.00E-008

t (s)

[11/26/2012 13:51 "/Graph1" (2456257)] Linear Regression for Data1_A: Y=A+B*X

Parameter

Value Error

-----------------------------------------------------------A B -104.75 20.36646 21.19643 1.39877

------------------------------------------------------------

SD

-----------------------------------------------------------0.98929 14.80323 7 <0.0001

------------------------------------------------------------

[11/26/2012 13:51 "/Graph1" (2456257)] Fit Data1_A to y0+A1e^(-x/t1):

Chi^2/DoF R^2

282.40511

0.97803

Parameter

Value Error

--------------------------------------------y0 A1 t1 22521.88862 1.01906E6

-22626.67977 1.01898E6 1054.30383 48118.27712

---------------------------------------------

[11/26/2012 13:52 "/Graph1" (2456257)] Fit Data1_A to y0+Ae^(x/t):

Chi^2/DoF R^2

140.39426

0.98908

Parameter

Value Error

--------------------------------------------y0 A t -181.07271 162.56225 17.40335 198.93867 161.23957 9.3438

---------------------------------------------

[11/26/2012 13:53 "/Graph1" (2456257)] Linear Regression for Data1_A: Y=A+B*X

Parameter

Value Error

-----------------------------------------------------------A B -104.75 20.36646 21.19643 1.39877

------------------------------------------------------------

SD

-----------------------------------------------------------0.98929 14.80323 7 <0.0001

------------------------------------------------------------

[11/26/2012 14:32 "/Graph3" (2456257)] Linear Regression for Data1_A: Y=A+B*X

Parameter

Value Error

-----------------------------------------------------------A B -1.0475 0.20366 2.11964E8 1.39877E7

------------------------------------------------------------

SD

-----------------------------------------------------------0.98929 0.14803 7

G. Pembahasan Pada percobaan cepat rambat yang bertujuan untuk menentukan cepat rambat cahaya dengan laser He Ne diperoleh hasil t yang berbanding lurus dengan besarnya jarak antara sumber laser dengan detektor yaitu semakin besar jarak antara laser dengan detektor maka semakin besar t. Setelah dilakukan fitting data menggunakan Originlab diperoleh cepat rambatnya adalah (2.11964 0.139877)x 108 m/s = (2.1 0.1) x
108 m/s

Pada grafik percobaan dapat dilihat bahwa banyak titik yang diluar dari garis linier, hal ini menyebabkan adanya ketidakpastian pada percobaan. Ketidak pastian ini dapat dikarenakan oleh: 1. Sulitnya menempatkan laser tepat pada detektor 2. Kesalahan praktikan pada saat pembacaan osiloskop 3. Alat yang sensitif sehingga mudah terganggu oleh pengaruh luar seperti gerakan kecil yang dilakukan oleh praktikan. H. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Besarnya cepat rambat cahaya adalah (2.1 0.1)x 108 m/s Hubungan antara S dengan t adalah berbanding lurus, semakin jauh S maka semakin besar t.

Anda mungkin juga menyukai