Anda di halaman 1dari 19

BAB 14

ARUS LISTRIK DAN RANGKAIAN ARUS SEARAH

Dalam bahan konduktor padat, sejumlah elektron dalam tiap atom tidak terikat pada atom, tetapi
bebas bergerak dalam bahan. Elektron semacam ini disebut elektron bebas. Apabila ada medan
listrik dalam bahan konduktor padat, elektron bebas akan bergerak di bawah pengaruh gaya
medan. Bila medan listrik ini dihasilkan oleh baterai atau sumber tegangan yang lain. Maka
dalam konduktor mengalami aliran listrik atau arus listrik.

Dalam bab ini dibatasi pada bahan konduktor padat, terutama logam. Dalam logam dan
kebanyakan konduktor lainnya, arus listrik terdiri dari aliran elektron bebas yang bermuatan
negatif. Dalam logam, ion posiif tak mungkin mengalir karena terikat dalam jalinan atom bahan.

14.1 Gaya Gerak Listrik (GGL)

Bila sebatang logam panjang berada di dalam medan listrik, maka akan menyebabkan elektron

bebas akan bergerak ke kiri yang akhirnya akan menimbulkan medan listrik induksi E i yang

sama kuat dengan medan listrik E o . (lihat Gambar 14.1) dan dalam logam kuat medan total
menjadi nol. Dalam hal ini potensial kedua ujung logam menjadi sama besar dan aliran elektron
akan berhenti, dan pada kedua ujung logam terdapat muatan induksi. Agar aliran elektron bebas
berjalan terus, harus muatan induksi ini terus diambil, sehingga pada logam tidak timbul medan
listrik induksi.

E0
--- +++
-qi --- + + + +qi

--- Ei +++

Gambar 14.1 Batang logam di dalam medan listrik


Sumber gaya gerak listrik, misalnya baterai, adalah alat yang dapat terus mempertahankan aliran
elektron atau arus listrik. Gaya gerak listrik (ggl atau emf), ialah kemampuan untuk membuat
agar beda potensial kedua ujung logam tetap harganya. Agar ini terjadi, elektron yang mengalir
harus terus diputar dalam rangkaian sehingga tidak sempat membentuk muatan induksi pada
kedua ujung logam.

Agar ini dapat terjadi, dalam baterai misalnya (lihat Gambar 14.2), haruslah terjadi mekanisme
yang hasilnya seolah-olah menyeberangkan muatan negatif dari kutub positif ke kutub negatif.
Karena ini melawan gaya medan listrik, umtuk melaksanakannya diperlukan energi. Dalam
sumber ggl terjadi perubahan atau konversi energi dari suatu bentuk energi menjadi listrik.
A B
+ E -

+ -

Gambar 14.2 Batang logam AB dihubungkan dengan kutub-kutub baterai


Agar terjadi aliran listrik

Dalam baterai, energi listrik berasal dari energi kimia. Pada pusat listrik tenaga air (PLTA) energi
listrik berasal dari potensial gravitasi air. Dalam PLTD (tenaga diesel) energi listrik berasal kalor
pembakaran bahan bakar, yaitu minyak solar.

Selanjutnya ggl atau lebih tepat disebut potensial penggerak listrik (ppl), ialah beda potensial
antara kedua kutub sumber ggl bila tidak arus mengalir, dan dinyatakan sebagai . Sumber ggl
juga sering disebut sumber tegangan, karena orang sering menggunakan kata tegangan pengganti
potensial listrik.

Bila tak ada ggl, kerja untuk memindahkan muatan q dalam suatu lintasan atau rangkaian tertutup
oleh medan listrik haruslah sama dengan nol. Secara matematika dapat ditulis :
 
  dl  0
C
qE tanpa ggl.

Bila dalam rangkaian tertutup ada sumber tegangan dengan ggl sebesar , muatan q mendapat
tambahan energi q, sehingga kerja yang dilakukan oleh medan listrik untuk menggerakkan
muatan q dalam lintasan tertutup haruslah :
 
W  q   qE  dl ..................................................................................... (14.1)
C

atau
 
ggl     qE  dl ...................................................................................... (14.2)
C
 
bila kuat medan E selalu sejajar dl , seperti dalam kawat logam, persamaan (14.2) dapat ditulis


:   Edl yaitu tanpa tanda vektor.
C
14.2 Arus Listrik dalam Logam

Tinjau antara kawat listrik dengan arus listrik yang bertahan karena pengaruh medan listrik dalam
kawat. Sebelum dilanjutkan pembahasan ini, akan didefinisikan dahulu apa itu arus listrik :
a. Arus listrik adalah banyaknya muatan yang mengalir melalui suatu penampang tiap satuan
waktu.
b. Arah arus listrik berlawanan dengan gerak muatan negatif.
c. Arus listrik mengalir dari tempat berpotensial tinggi ke berpotensial rendah.
Pada Gambar 14.3 dilukiskan muatan Ppositif dq
melalui suatu penampang pada titik p. Muatan dq ini
memerlukan waktu dt untuk menyeberang ke
 penampang di P
V
Gambar 14.3 Kawat logam dialiri arus listrik.

Sesuai dengan definisi arus listrik di atas, kita tuliskan arus :


dq
i .......................................................................................................... (14.3)
dt

Dalam bab ini hanya membahas arus yang besarnya konstan dan arahnya tak berubah. Arus listrik
semacam ini disebut arus searah atau DC (Direct Current), sedangkan arus yang arahnya
berubah-ubah disebut arus bolak-balik AC (Altenatif Current). Satuannya adalah Ampere =
Coulomb/detik. Bila jumlah muatan tiap satuan volume adalah n dan satuannya e, maka besar
rabat arus muatan p = ne. seandainya laju rata-rata pembawa muatan v, dan setelah waktu dt,
maka volume yang disapu oleh pembawa muatan adalah :
dV  A v dt
sedangkan dq  p dV  p A v dt
Akibatnya arus listrik menjadi :
dq
i  pAv  neAv .................................................................................... (14.4)
dt
Bila kita definisikan rapat arus j = arus/luas penampang, maka
i
J nev ..................................................................................................... (14.5)
A
Jadi rapat arus sebanding dengan laju rata-rata pembawa muatan V.

Contoh 1:
Arus pada kumpulan kawat berubah dengan waktu menurut hubungan : i  4  2t 2 dengan i
dalam ampere dan t dalam detik.
a. Berapa muatan yang melalui penampang kawat antara t = 5 detik dan t = 10 detik.
b. Berapa arus rata-rata interval waktu tersebut.
Penyelesaian :

a. i t  
dq
 4  2t 2
dt
10
 2 
10

q   4  2t 2 dt   4t  t 3   40  2000 / 3  20  250 / 3


5  3 5
 706,7  103,3  603,4 Coulomb
10
i.dt  q  
1 1 603,4
b. i rata  
t 5 5 5
 120,68.Coulom / S

Contoh 2:
Kawat yang penampangnya 1 mm2 dilalui arus listrik yang besarnya 10-10 ampere. Bila kawat
tersebut memiliki 8,5x1028 elektron bebas. Hitunglah :
a. Jumlah elektorn yang melewati penampang kawat tiap detik.
b. Kecepatan rata-rata elektron
c. Waktu yang diperlukan elektron untuk menempuh jarak 1cm.
Penyelesaian :
C
10 10
i S x1.elektron  625x10 6 elektron
a. N  x1.elektron  10
e 1,6 x10 C s
i
b. i  nevA  v 
neA
C
10 10
v S  7,35x10 15 m / s

 8,5 x10 x1,6 x10
28 19 C 
3 
1x106 m 2 
 m 
x 1x10 2 m
c. x  vt  t   15
 1,36 x1012 s
v 7,35x10 m / s

14.3 Hukum Ohm

Dalam banyak pemakaian, arus listrik yang mengalir mempunyai harga konstan, yang berarti
rapat arus J juga tetap, dan selanjutnya kecepatan rata-rata pembawa muatan v juga tetap
besarnya. Pada kawat yang diberi medan listrik E, berarti pada pembawa muatan q bekerja gaya

qE . Maka sesuai hukum II Newton, seharusnya pembawa muatan bergerak dipercepat. Tetapi

gaya qE sebetulnya bukanlah satu-satunya gaya yang bekerja pada pembawa muatan. Ada gaya
lain yang dapat dinyatakan sebagai gaya gesekan sebagai akibat tumbukan pembawa muatan
dengan atom logam. Dalam tumpukan ini terjadi perpindahan energi, yang akhirnya pembawa
muatan akan bergerak dengan kecepatan v konstan, dan logam menjadi panas. Persoalan ini mirip
dengan gerak bola logam yang jatuh di dalam gluiserin, di mana gaya gesekan Stokes f sebanding
dengan kelajuan v dan vakhir atau vterminal yang konstan yang dicapai adalah sebanding dengan gaya
berat W. Dari analogi dengan gerak bola logam tersebut, maka kecepatan rata-rata akhir pembawa
muatan haruslah konstan dan sebanding dengan kuat medan listrik E. Akibatnya, rapat arus juga
sebanding dengan kuat medan listrik E. Secara matematika dapat dituliskan :
J   E ........................................................................................................ (14.6)
Hubungan ini dikenal sebagai hukum Ohm. Tetapan pembanding  disebut konduktivitas listrik.
Suatu bahan dengan harga konduktivitas  yang besar akan mengalirkan arus yang besar pula
untuk suatu harga kuat medan listrik E. bahan seperti ini disebut konduktor baik.

Logam Berpenampang Sama

Untuk logam kawat yang berpenampang serba sama dialiri arus i.


P Q Misalkan beda potensial antara P dan Q adalah

E V, yaitu : V P   Q   V Kuat medan listrik
A A
dalam logam dianggap serba sama, besaranya :
E = V/1, sehingga Hukum Ohm dapat ditulis dalam
l
bentuk lain :
V
Gambar 14.4 Kawat logam dialiri arus i J  E   sehingga arus
l
A
i  jA   V ............................................................................................ (14.7)
l
A 1
Bila tetapan kita tuliskan , persamaan (14.7) menjadi :
l R
V  i R ........................................................................................................... (14.8)
Persamaan (14.8) yang menyatakan arus sebanding dengan beda potensial, ternyata berlalu dalam
banyak keadaan. Hubungan ini juga dikenal sebagai Hukum Ohm, sedangkan R disebut sebagai
hambatan atau resistansi, R juga dapat ditulis sebagai :
1 l l
R p ............................................................................................ (14.9)
 A A
dimana p  1 /   resistivitas atau hambatan jenis. Satuan hambatan adalah Volt/Ampere =
Ohm, diberi simbol sebagai omega (). Dalam rangkaian listrik banyak digunakan resistor, yaitu
suatu komponen yang dibuat agar mempunyai harga resistansi tertentu. Harga resistivitas
beberapa macam bahan dapat dilihat pada Tabel 14.1
Tabel 14.1 Resistivitas pada temperatur kamar
Konduktor (Ohm-meter) Isolator (Ohm-meter)
Aluminium 2,63 x 10-8 Gelas 1010 - 1414
Karbon 3500 x 10-8 Mika 1011 - 1015
Tembaga 1,72 x 10-8 Kwarsa 1018
Perak 1,47 x 10-8 kayu 10 - 1011
8

Wolfram 5,51 x 10-8

Bahan dengan resistivitas antara logam dan isolator disebut semikonduktor. Dalam
semikonduktor jumlah elektron bebas bergantung pada temperatur, makin tinggi temperatur
makin banyak elektron bebas. Pada temperatur mendekati 00K ada elektron bebas sehingga bahan
semikonduktor bersifat isolator.
Bila logam dipanaskan maka hambatan R naik,
i karena gerakan atom dalam logam makin keras
i = V/R dan tumpukan yang dialami Pembawa muatan
makin banyak. Dikatakan logam mempunyai
V koefisien temperatur positif. Bahan ini dikatakan
0 juga mpunyai koefisien temperatur negatif, yaitu
makin tinggi temperatur makin rendah garga
hambatan listriknya. Hal ini terjadi karena
Gambar 4.5 Grafik bahan bersifat pengaruh pertambahan elektron bebas jauh lebih
ohmik kuat dari pada getaran atom pada harga resistansi
R. Logam dikatakan mempunyai koefisien temperatur positif, bila makin tinggi temperatur maka
makin besar harga hambatannya, karena getaran atom dalam logam makin keras dan tumbukan
yang dialami pembawa muatan makin banyak.

Contoh 3:
a. Seutas kawat yang panjangnya 100 m, diameternya 2 mm, mempunyai hambatan jenis 4,8 x
10-8 m. Hitunglah hambatan kawat tersebut.
b. Kawat kedua terbuat dari bahan yang sama dan beratnya sama dengan kawat pertama,
memiliki diameter dua kali lebih besar. Hitunglah hambatan kawat kedua itu.
Penyelesaian :

a. R1 
pl1

pl1

4,8 x108 m 100m   1,527
A1 1 2
d 1
1
3,142 x10 3 m 2
4 4
pl
b. R 2  2
A2
pl2 2
A2 A1 l 2 l 2 l 2  l 2 
2
R2 1 1
  x  x       
R1 pl1 A2 l1 l1 l1  l1  4 16
A1
Karena : W2  W1  p mV2 g  p mV1 g  V2  V1,
1 2
d
l 2 A1 4 1 d 12 1
atau l 2 A2  l1 A1     
l1 A2 1 2 2d 2  2
4
d 2
4
Jadi :
R1 1,527
R2    0,095
16 16

Contoh 4:
Sebuah balok Carbon siku-siku mempunyai dimensi 1,0 cm x 1,0 cm x 50 cm.
a. Berapa hambatan yang diukur antara dua ujung yang berbentuk segi empat sama sisi?
b. Di antara dua muka bertentangan yang berbentuk segi empat siku-siku ? Resistivitas Carbon
pada 200C adalah 3,5x10-5 m.
Penyelesaian :
a. Luas ujung yang berbentuk segi empat sama sisi  A  1,0 cm x 1,0 cm  10 4 m 2
pl 3,5x10 5 m 0,5m 
R   0,18
A 104 m 2 

b. Luas segi empat siku-siku  A 1,0 x 5,0 cm 2  5 cm 2  5 x10 4 m 2


pl 3,5x10 5 m 10 2 m 
R   7 x10 5 
A 5x104 m 2 
14.4 Hukum Joule

Bila sebatang logam dialiri arus listrik, maka karena tumbukan oleh pembawa muatan logam
mendapat energi. Selanjutnya logam akan menjadi panas dan atom di dalamnya akan bergerak
semakin kuat. Kini kita mencoba menghitung berapa besar daya hilang yang diubah menjadi
getaran atom dalam logam, atau dengan kata lain hilang sebagai kalor.

a i b
 
v v

Gambar 14.6 Konduktor dialiri arus i, bagian ab mempunyai resistansi R

Pada Gambar 14.6 arus mengalir dari a ke b, maka potensial V(a) > V(b) atau potensial keduanya
adalah V = V(a) – V(b). Selain itu karena harga i tetap, maka kecepatan di a harus sama dengan
di b. Pada bagian 14.3 (Hukum Ohm) kita sudah mengetahui, bahwa muatan dq yang bergerak
akan mendapat tambahan energi dU = (dq) V. Tetapi arus dan kecepatan tetap, maka energi
gesekan yang diberikan pada atom logam untuk bergetar, atom dapat dikatakan yang hilang
diterima logam dengan daya :
dU dq
P V  iV .................................................................................. (14.10)
dt dt
karena beda potensial V  i R, persamaan (14.10) dapat ditulis sebagai ;
P  i 2 R ........................................................................................................ (14.11)
Persamaan (3.11) menyatakan daya yang hilang (daya disipasi) pada konduktor dengan hambatan
R dan dialiri arus i. Persamaan ini dikenal sebagai Hukum Joule. Sedangkan besar kalor disipasi
(kalor Joule) dalam waktu dt adalah :
dQ  i 2 R dt ................................................................................................ (14.12)
Kalor ini disebut kalor Joule.

Contoh 5:
Suatu lampu pijar bertuliskan 120 V/150 W, artinya lampu tersebut menggunakan daya listrik
sebesar 150 watt bila dipasang pada beda potensial 120 V. Filamen kawat tersebut dari bahan
dengan resistivitas 6x105   m dengan luas penampang 0,1 mm2.
Hitunglah :
a. Panjang filamen
b. Arus yang melalui lampu jika dipasang pada tegangan 120 V
c. Arus dan daya pada lampu jika dipasang pada tegangan 60 V
Penyelesaian :
pl V 2
a. 
A P
AV 2 0,1x10 6 m 2 120V 
2
l   0,16 m
pP 6 x105 m 150W 
b. P  iV
P 150W
i   1,25A
V 120V
c. Lampung dengan spesifikasi 120 V / 150 W , dengan tahanan :
V 2 120V 
2
R   96
P 150W
Arus dan daya lampu pada beda potensial 60 V adalah :
V 60V
i   0,625 A
R 96
V 2 60V 
2
P   37,5W
R 96
Contoh 6:
Kita ingin membuat kompor listrik agar dapat memanaskan 2 liter air dari temperatur kamar
(300C) hingga temperatur didih (1000C) dalam waktu 5 menit. Tegangan listrik yang digunakan
100 Volt, hitunglah :
a. Daya yang diperlukan
b. Arus yang mengalir dalam elemen kompor listrik
c. Resistansi elemen
Kapasitas kalor air ialah 1 kal./0C gram, dan 1 kalori = 4,2 Joule.
Penyelesaian :
a. Misalkan pemanasan berjalan dengan daya tetap. Maka daya yang diperlukan ialah
P = Q/t
Massa 2 liter air ialah m = 2 kg
Kapasitas kalor C = 1 kal./0C gram  4,2 J  0
C 0,001 kg  4200 J 0
C kg
Kalor yang dibutuhkan untuk pemanasan air dari 30 C sampai 1000C adalah
0

Q  M C T2  T1   2 x 4200x 70 Joule  5,88x105 Joule


Q 5,88x105
Daya P    1,96x103 watt  1,96.K .watt
t 300
b. Arus yang diperlukan agar terjadi disipasi daya 2,1 K watt : P  i V  2,1x103 watt
P 1,96x103 watt
i  A  19,6. A,
V 100
Agar kawat tidak putus, pernampangnya harus cukup besar.
c. P  i V  V 2 R  1,96 x10 3 watt

R
1002 
104

10
 5,1.
1,96x103 3
1,96x10 1,96

14.5 Rangkaian Resistor Seri dan Paralel


14.5.1 Rangkaian Seri

Tiga resistor dengan hambatan R1,R2 dan R3 yang dihubungkan seri seperti pada Gambar 14.8.
Tiap muatan yang melalui R1 akan melalui R2 dan R3, sehingga arus I yang melalui R1, R2 dan
R3 haruslah sama karena muatan tak dapat berubah jumlahnya.

R1 R2 R3
i
a b c d
Gambar 14.8 Rangkaian seri tiga bah resistor
Rangkaian ketiga resistor tersebut dapat diganti dengan satu resistor tanpa mengubah
keadaan baik arus maupun tegangannya, sehingga
Vad= Vab + Vbc+Vcd ........................................................................... (14.18)
Arus yang melalui R1,R2 dan R3 sama, yaitu arus I, sedangkan Vab=iR, Vbc=i2,dan
Vcd=iR3, sehingga persamaan (14.6) menjadi
Vad=I(R1+R2+R3) .............................................................................. (14.19)
Jika besarnya hambatan ekivalen dinyatakan dengan Rek, maka
Vad = i Rek ......................................................................................... (14.20)
Dari persamaan (14.7) dan persamaan (14.20) diperoleh :
Rek = R1 + R2 + R3 ............................................................................... (14.21)
Dari persamaan (14.21) terlihat bahwa besar hambatan ekivalen suatu rangkaian seri
selalu lebih besar dari pada hambatan masing-masing yang terhubung seri. Secara umum
jika terdapat n resistor yang terhubung seri, dengan cara yang sama hambatan
ekivalennya :
Rek = R1 + R2 + … + Rn, atau
n
Rek = R
i 1
1 ......................................................................................... (14.22)

4.5.2 Rangkaian Paralel


Tiga buah resistor yang dihubungkan paralel seperti pada Gambar 14.9. Arus yang
melalui tiap resistor dalam rangkaian paralel tersebut pada umumnya berbeda, tetapi beda
potensial pada ujung-ujung resistor haruslah sama.
R1

R2
a b
R3

Gambar 14.9. Rangkaian paralel tiga buah resistor


Jika arus yang melalui masing-masing resistor dinyatakan dengan i1, i2, dan i3, maka :
Vab Vab Vab
i1 = , i2 = , i3 =
R1 R2 R3
Ketiga arus tersebut berasal dari arus yang masuk ke titik a, sehingga :
i = i1 + i2 + i3 ..................................................................................... (14.23)
atau :
Vab Vab Vab
i=  
R1 R2 R3
i 1 1 1
  
Vab R1 R2 R3
1 1

Vab Rek
Sehingga :
1 1 1 1
   ........................................................................ (14.24)
Rek R1 R2 R3
Dari persamaan (14.12) dapat disimpulkan bahwa hambatan ekivalen rangkaian resistor
yang dihubungkan paralel selalu lebih kecil dari pada masing-masing hambatan resistor
yang terhubung paralel tersebut.

Secara umum, jika terdapat n resistor terhubung pralel, maka hambatan ekivalen
rangkaian dapat ditentukan dengan rumus :
1 1 1 1
  ... , atau
Rek R1 R2 Rn
n
1 1
 ..................................................................................... (14.25)
Rek i 1 Ri

Bila rangkaian paralel terdiri dari dua resistor saja, misalnya R1 dan R2, maka
R  R2
Rek = 1 .................................................................................. (14.26)
R1  R2
Rangkaian resistor dapat dihubungkan seri dan paralel seperti terlihat pada Gambar
14.10, tampak bahwa R1 dan R2 terhubung seri sedangkan R3 dan R4 terhubung paralel.

R1 R2
a b
R3

R4

Gambar 14.10 Rangkaian kombinasi seri-paralel


Jika hubungan seri dilambangkan dengan tanda + dan hubungan paralel dilambangkan
dengan tanda //, maka rangkaian resistor antara titik a dan b pda Gambar 14.10. dapat
dinyatakan dengan :
Rab = (R1 + R2) // (R3//R4) ............................................................... (14.27)

Contoh 9:
Jika terdapat beberapa buah resistor 1000  dengan daya maksimum 10 watt yang akan
dihubungkan dengan beda potensial 20 volt. Bagaimanakah car merngkaikannya agar
resistor-resistor ini harus dihubungkan ?
Penyelesaian :
R = 1000 , Pmaks = 10 watt
Pmaks = i2maks R
1/ 2
 Pmaks 
1/ 2
 10 
imaks =     = 0,1 A
 R   1000 
Vab = 200 V, Rp = 1000 
Vab 200
Maka, i =  = 0,2 A
R p 1000
Karena imaks = 0,1 A, maka i = 0,2 A ini harus dibagi dua sehingga terdapat dua cabang
dengan arus masing-masing 0,1 A.
i1=0,1 A

i=0,2 A a b

i2=0,1 A

200 V

Vab 200V
Nilai hambatan untuk tiap-tiap cabang =  =2000 
0,1A 0,1A
Hambatan 2000  ini dapat diperoleh dengan menghubungkan dua resistor 1000 
secara seri. Jadi diperlukan empat buah resistor 1000 , 10 W dan dihubungkan secara
kombinasi seri dan paralel. (lihat gambar).
0,1 A
i = 0,2 A
a b
0,1 A
R = 1000 
(2 R)(2 R)
Rp = = R = 1000 
( 2 R)  (2 R)
Vab = 0,1 (2R) = 0,1 (2000) = 200 V
Ptiap resistor = (0,1)2 R = (0,1)2 (1000) = 10 watt

4.6 Hukum Kirchooff dan Analisa Loop


14.6.1 Hukum Kirchooff

Seringkali dijumpai listrik yang terdiri atas beberapa rangkaian tertutup (loop) yang mengandung
resistor-resistor saja atau resistor-resistor dan sumber ggl. Pada umumnya, untuk
menyederhanakan suatu rangkaian yang terdiri atas beberapa loop menjadi satu loop sangat sulit,
bahkan kadang-kadang tidak mungkin.
Hukum Kirchooff dapat digunakan untuk menganalisis rangkaian yang kompleks tersebut, yaitu :

1. Hukum titik cabang : jumlah aljabar arus yang melewati suatu titik cabang suatu jaringan
adalah 0. Dalam bentuk matematik dapat ditulis : i = 0.
2. Hukum loop : Jumlah aljabar ggl dalam tiap loop suatu jaringan sama dengan jumlah aljabar
hasil kali arus dan hambatan dalam loop yang sama. Dalam bentuk matematik dapat ditulis :
 = iR

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hukum titik cabang ini tidak lain adalah
hukum kekekalan mutan, artinya berapapun muatan yang masuk pada suatu titik dalam
suatu rangkaian harus meninggalkan titik tersebut, sebab muatan tidak dapat tertimbun
pada suatu titik. Sedangkan hukum loop merupakan pernyataan tentang kekekalan energi,
artinya muatan yang bergerak mengelilingi suatu loop, harus memperoleh energi yang
sama besar dengan energi yang hilang. Energi dapat berkurang dalam bentuk
berkurangnya potensial (-iR) ketika melintasi resistor atau sebagai akibat dari pembalikan
arus ketika melalui sumber ggl.

Untuk penerapan hukum Kirchooff dapat dianalisa rangkaian pada Gambar 14.11 di
bawah ini :
R1 i1 a i2 R2

R3
1 2
1 r1 2 r2
3 r3
i1 i3 i2
R4 i1 b i2 R5
Gambar 14.11 Rangkaian kompleks dengan analisa titik cabang

Arus yang melalui masing-masing baterai dapat ditentukan dengan Hukum Kirchooff.
Penyelesaian :
Titik cabang a : i = 0
 (+ i1) + (+ i2 + (-i3) = 0; atau i1 + i2 - i3 = 0 (1)
Loop 1 :  =  i R
(+ 1) + (-3) = (+ i1)(R4 + r1 + R1) + (+ i3)(R3 + r3) atau
1 - 3 = i1 (R4 + r1 + R1) + i3 (R3 + r3) (2)
Loop 2 :  =  i R
(+ 2) + (-3) = (+ i2)(R5 + R2 + r1) + (+ i3)(R3 + r3) atau
2 - 3 = i2 (R5 + R2 + r1) + i3 (R3 + r3) (3)
Dari persamaan (1), (2) dan (3), harga-harga i1, i2 dan i3 dapat dihitung. Bila harganya
negatif, berarti arah yang kita ambil (tetapkan) terbalik karena arah arus yang diambil
sebarang.

4.6.2 Analisa Loop

Dalam metode analisis Loop, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
 Arah loop ditentukan secara sembarang
 Arus dalam loop mempunyai harga yang sama, tetapi berlainan untuk loop yang lain.
 Arus pada bagian loop antara dua titik cabang diberi nama dan digunakan sebagai variabel.
 Tanda ggl positif bila searah dengan arah loop dan negatif bila berlawanan dengan arah loop
Untuk lebih jelasnya rangkaian pada Gambar 14.12 dapat dianalisa dengan menggunakan
analisa loop sebagai berikut:
R1 R2
a

R3
I1 I2
1 r1 2 r2
3 r3

R4 b R5
Gambar 14.12 Rangkaian kompleks dengan analisa loop
Loop 1 :  =  i R
(+1) + (-3) = I1 (R4 + r1 + R1 + R4 + r3) + (+I2)(R3 + r3) atau
1 - 3 = I1 (R4 + r1 + R1 + R3 + r3) + I2 (R3 + r3) (1)
Loop 2 :  =  i R
(+2) + (-3) = I2 (R5 + r2 + R2 + R3 + r3) + (+I1)(R3 + r3) atau
2 - 3 = I2 (R5 + r2 + R2 + R3 + r3) + I1 (R3 + r3) (2)
Dari persamaan-persamaan (1) dan (2, harga-harga I1 dan I2 dapat dihitung. Maka arus
yang melewati baterai 1 adalah I1, yang melewati baterai 2 adalah I2, dan melewati
baterai 3 adalah I1 + I2. Bila harga-harga negatif, berarti arah yang benar adalah
sebaliknya. Jadi :
i1 = I1, i2 = I2 dan i3 = I1 + I2

Contoh 10:

a b c d Diketahui : 1 = 24 V, r1 = 2 , 2 = 6 V, r2 = 1 ,
1 , r1 R
2 , r2 R1 = 1 , R2 = 5 , dan R3 = 3 
1
Tentukanlah :
a. Kuat arus i
R3 R2 b. Tegangan jepit Vac
Penyelesaian :
a.  =  i R
1 + 2 = i1 (R1 + R2 + R3 + r1 + r2)
24 - 6 = i1 (1 + 5 + 3 + 2 + 1)  i1 = 30 / 2 = 2,5 Ampere
b. Vac =  i R - 
= -i(r1 + R1) - (-1)
= -2,5 ( 2 + 1) + 24 = -7,5 + 24 = 16,5 volt

Contoh 11:
Diketahui : 1 = 20 V, 2 = 18 V, 3 = 7
3 1 V, r1 = r2 = r3 = 1 , R1 = 6 , R2 = 4 ,
r3 R2 r1 R3 = 2 
R3 2 R1 Hitunglah :
r2
a. Arus yang melalui masing-msing baterai dengan cara analisa Hukum Kirchooff.
b. Arus yang melalui masing-msing baterai dengan cara analisa loop
Penyelesaian : Titik cabang a : i = 0  i1 + i2 - i3 = 0 (1)
Loop 1 :  =  i R
3 1 1 - 2 = i1 (R1 + r1) + i2 (R2 + r2)
r3 R2 r1
2 1 20 - 18 = i1 (6 + 1) - i2 (4 + 1)
R3 2 R 1 2 = 7 i1 - 5 i2 (2)
r2
Loop 2 :  =  i R
2 - 3 = i2 (r2 + R2) + i3 (r3 + R3)
18 - 7 = i2 (1 - 4) + i3 (1 + 2)  11 = 5 i2 + 3 i3 (3)
Dari persamaan (1) dan (3) diperoleh :
11 = 5 i2 + 3 (i1 + i2)  11 = 3 i1 + 8 i2 (4)
Persamaan (2) kali (8)  16 = 56 i1 - 40 i2
Persamaan (4) kali (5)  55 = 15 i1 + 40 i2
77 = 71 i1  i1 = 1 A
Dari persamaan (4) diperoleh : 11 = 3(1) + 8 i2  i2 = 1 A
Dari persamaan (1) diperoleh : 1 + 1 - i3 =  i3 = 2 A
Jadi arus yang melalui baterai-baterai 1, 2 dan 3 masing-masing adalah :
i1 = 1 A, i2 = 1 A dan i3 = 2 A
b. Loop 1 :  =  i R
3 1 1 - 2 = I1 (R1 + r1 + R2 + r2) - I2 (R2 + r2)
r3 R2 r1 20 - 18 = I1 (6 + 1 + 4 + 1) - I2 (1 + 4)
I2 I
R3 2 R1 2 = 12 I1 - 5 I2 (1)
1
r2
Loop 2 :  =  i R
2 - 3 = I2 (r2 + R2 + r3 + R4) - I1 (R2 + r3)
18 - 7 = I2 (1 + 4 + 1 + 2) - I1 (4 + 1)
11 = 8 I2 - 3 I3 (2)
Persamaan (1) kali (8)  16 = 96 I1 - 40 I2
Persamaan (4) kali (5)  55 = 25 I1 + 40 I2
77 = 71 I1  I1 = 1 A
Dari persamaan (1) diperoleh : 2 = 12 - 5 I2  I2 = 2 A
Jadi arus yang melalui baterai 1, adalah I1 = 1 A, yang melalui baterai 3 adalah I2 =
2A,
dan yang melalui baterai 2 adalah I = I2 - I1 = 2A - 1A = 1A

Contoh 12:
7 11 Dari data-data pada gambar, hitunglah
  a. Besar 1
1 15V,1
2  b. Besar VBD
r1 I1 I

2
B
A C
10V,1
4 I3 

1 1 D 6

Penyelesaian
a. Loop 1 :  = iR
1 = I1(1+7+2+4) - I2(2)-I3(4)
1 = 2(14)-2(2)-1(4) = 20V
karena dari loop 2:  = iR memberikan
15 + 10 = I2(1 + 1 + 2 + 11) - I1(2) - I3(1) atau I2 = 2A
b. VBD = iR- = (I3-I2)(1) + I3(6)- (-10)
VBD =(1-2)(1) + 1(6) + 10 = 15V
4.7 Soal-soal Latihan

1. Sebuah kawat membawa arus kontan sebesar 10 Ampere. Berapa coulombkah muatan
yang melalui penampang kawat tersebut dan berapakah jumlah elektron-elektron yang
melaluinya dalam waktu 20 detik ?.
Jawab: q = 200 coulomb dan n = 125 x
19
10 elektron
2. Kawat nichrome mempunyai resistivitas 1,5 x 10-6 -m dan jari-jari 0,321 mm.
a. Hitung tahanan persatuan panjang kawat tersebut
b. Hitung arus yang melalui kawat jika panjang kawat 1 m dan diberi beda potensial 10
V.
c. Jika arus yang melalui kawat 2,16 A, hitung kuat medan listrik di dalam kawat
tersebut.
Jawab: a. R = 4,63 /m
b. i = 2,16 A,
c. E = 10 N/C.
3. Sebuah kawat dialiri arus listrik sebesar 10 A.
a. Berapa coulombkah muatan yang melalui penampang kawat tersebut dalam waktu 20
detik ?
b. Berapa jumlah elektron yang lewat selama 20 detik tersebut ?
Jawab: a. Q = 200 C,
-19
b. N = 125x10 elektron.
4. Kabel transmisi listrik dibuat dari tembaga dengan diameter 2 mm. Carilah hambatan
kabel ini yang panjangnya 1000 m. Hambatan jenis Cu = 1,72x10-3 m.
Jawab: R = 5,5x105 
5. Sebuah lampu pijar mempunyai spesifikasi 100 volt, 125 watt. Hitunglah arus yang
melalui kawat pijarnya dan hitung pula hambatannya.
Jawab: i = 1,136 A dan R = 96,83 

6. Sebuah pemanas listrik direncanakan untuk beroperasi pada tegangan 120 volt dan daya
660 watt, hitunglah :
a. Hambatan kawat pemanasnya
b. Arus yang melaluinya
c. Panas yang dihasilkan perdetik
d. Jika tegangan turun menjadi 110 volt, berapa dayanya ?
Jawab: a. R = 21,82 
b. i = 5,5 A
c. 157,74 kal/det
d. P = 554,54 watt.
7. Arus pada sebuah konduktor berubah dengan waktu menurut fungsi i = 4 + 2t 2, dimana i
dalam ampere dan t dalam detik.
a. Berapa coulombkah muatan yang mengalir melalui kawat antara t = 5 detik dan t = 10
detik
b. Berapa arus rata-rata interval waktu tersebut di atas.
Jawab: a. q = 603,33 coulamb
b. i = 120,67 A
8. Seorang memasak dengan air pada sebuah kompor listrik yang hambatan elemennya 12 
dan dioperasikan pada tegangan 120 volt. Jika air sebanyak 40 kg dipanaskan dari 15 0 C
sampai 800 C, tentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu tersebut.
Jawab: t = 9100 detik.
9. Sepotong kawat perak yang diameternya d = 1 mm, dilalui muatan Q = 90 C dalam
selang waktu 1 jam 15 menit, dan banyaknya elektron n = 5,8 x 1022 elektron/cm3,
berapakah :
a. Kuat arus i dalam kawat tersebut ?
b. Kecepatan aliran v ?
Jawab: a. i = 0,02 A
b. v = 2,75 x 104 m/s
10. Sebuah kawat mempunyai diameter 5 mm dan panjangnya 1 m mempunyai hambatan 10-4
. Tentukan hambatan dari sebuah kawat yang mempunyai diameter 1 cm dan
panjangnya 4 m tersebut dari bahan yang sama dengan kawat yang pertama.
Jawab: R2 = 104 
11. Tunjukkan bahwa daya listrik maksimun yang terpakai pada hambatan beban terjadi jika
hambatan beban sama dengan hambatan dalam sumber tegangan.
Jawab: Pmax pada R = r
12. Dari data-data pada gambar, hitunglah
12V,1 a. VAB
2  1
3 b. Arus yang melalui baterai 12 Volt, bila A
 A B 
 dan B dihubungkan.
10V
2 1 2 Jawab: a. VAB = 2/9 volt
  b. i = 13/28 ampere
8V
1
13. Lima buah resistor masing-masing R1 = 8, R2 = 4, R3 = 2, R4 = 4, R5= 3,
dirangkai seperti pada gambar
R5
R1 R2
i
a b R3 R4 c

a. Hitung tahanan ekivalen rangkaian.


b. Hitung i, i1 dan i2 jika Vac = 42 volt
Jawab:
a. Rek = 14
b. i = 3A, i1 = 1A,dan i2 =2A
14. Sebuah rangkaian listrik seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Diketahui : 1= 10V, 3 = 5V, i1 = 2A, i2 = 1A,
1 r1 R3
r1 = r2 = r3 = r4 = 1
R1 =1, R2 = R3 = R4 = 2
R2 Hitung a. 2, b. 4,
4 r4 c. arus pada R 2
R1 3 Jawab: a, 2 = -4 Volt,
2 r3 R4
b. 4 = -3 Volt,
r2
c. i3 = 1 ampere
15. Diketahui: 1 = 24V, r1 = 2, 2 = 6V, r2 = 1, R1 = 1, R2 = 5, dan R3 = 3.
a b c d
1 , r1 R
2 , r2
1

R3 R2

Tentukanlah:
a. Kuat arus b. Va, Vb, Vc, dan Vd.
c. Berapa tegangan jepit Vab dan Vcd d. Vad
Jawab:
a. a. I = 1,5 A b. Va=7,5V, Vb=-13,5V, Vc=-12V,dan Vd=-4,5V
b. Vab=21V dan Vcd=-7,5V d. Vad=12V

16. Diketahui R1=2, R2=6, dan R3=4, kuat arus yang melalui R3 adalah 4 ampere

R1 R1 R1 R1 R1 R1

R3 R2 R2

R1 R1 R1 R1 R1 R1

Tentukan :
a. Hambatan pengganti antara titik A dan B(RAB)
b. Beda potensial antara titik A dan B(VAB)
Jawab:
a. RAB =8
b. VAB = 72V

Anda mungkin juga menyukai