Anda di halaman 1dari 6

Aplikasi Induksi Elektromagnetik

1. Generator Listrik
Perubahan fluks magnetik yang melalui suatu kumparan menginduksikan arus
listrik dalam kumparan itu. Inilah prinsip dasar generator yang dapat membangkitkan daya
yang sangat besar.Prinsip ini telah dipelajari di SMP secara kualitatif.
Generator terdiri atas dua bagian utama. Stator atau bagian yang diam, terdiri atas
kumparan-kumparan tembaga. Kumparan ditanam dalam celah inti besi. Rotor terdiri atas
magnet yang menghasilkan fluks magnet. Rotor memiliki poros yang berputar melalui
pusat stator. Jika rotor bergerak, fluks magnet yang dilingkupi kumparan dalam stator
berubah secara periodic terhadap waktu. Perubahan fluks magnetic ini menimbulkan GGL
induksi bolak balik.
Generator hanya sebuah converter energy yang merubah energy kinetic menjadi
energy listrik. Usaha mekanik dibutuhkan untuk memutar poros generator. Usaha mekanik
biasanya dilakukan oleh air terjun atau turbin uap, yang energy putarnya berasal dari bahan
bakar fosil atau dari sebuah reactor nuklir.
a. Alternatif Generator AC (Arus Bolak-Balik)
Generator AC sederhana terdiri sebuah kumparan yang diputar dalam suatu medan
magnetik, seperti ditunjukan pada Gambar 6.18a. Untuk melihat bagaimana arus
dibangkitkan oleh generator, perhatikan dua sisi vertikal dari kumparan pada Gambar
6.18b. Agar kumparan berputar berlawanan arah jarum jam, maka sisi vertikal kiri harus
mengalami gaya F ke depan dan sisi vertikal kanan harus mengalami gaya F belakang.
Sesuai dengah kaidah telapak tangan kanan untuk gaya magnetic (gaya Lorentz),
arus I pada sisi vertikal kiri harus ke atas dan arus I pada sisi vertikal kanan harus ke bawah,
seperti ditunjukkan dalam gambar 6.18b.
Berapakah besar GGL induksi AC yang dibangkitkan oleh generator AC pada
Gambar 6.18a ? Arah gaya F pada Gambar 6.18b searah dengan arah normal bidang
kumparan . Dengan demikian, sudut antara arah induksi magnetic B dana rah normal
bidang dalam gambar 6.18b adalah θ. Dalam generator, perputaran kumparan
menyebabkan sudut θ selalu berubah dan menyebabkan fluks magnetic, ɸ, yang menerobos
bidang kumparan juga berubah. Pada ujung-ujung kawat loop dibangkitkan GGL induksi,
Ɛ.
𝑑 cos 𝜃
Ɛ = -NBA 𝑑𝑡

Apabila loop diputar dengan kecepatan sudut ω, nilai θ = ωt dan persamaan tersebut
dapat ditulis sebagai berikut.

𝑑
ɛ = - NBA𝑑𝑡 (cos ωt)

ɛ = NBA ω sin ωt

Jika GGL induksi maksimun antara ujung-ujung sikat sama dengan Ɛₘ , persamaan dapat
ditulis sebagai berikut.

ɛ = ɛₘ sin ωt = NBAω sin ωt

ɛₘ = NBAω

Dengan

ɛ = GGL induksi sesaat (volt)

ɛₘ = GGL induksi Masksimum (Volt)

ω = Kecepatan Sudut putar dari loop (rad/s), dan

t = lama loop telah berputar (s)


2𝜋
GGL induksi yang dihasilkan pada loop berubah terhadap waktu setiap satu periode T = 𝜀

Grafik GGL induksi terhadap waktu (ɛ - t) ditunjukkan pada gambar 6.19.

b. Generator DC (Arus Searah)


Generator DC sederhana dengan satu loop ditunjukkan pada Gambar 6.20a. Komponen –
komponennya sama dengan generator AC, kecuali bahwa kontak pada ujung-ujung
kumparan (loop) ynag berputar dibuat dari sebuah cincin belah (komutator).
Pada generator AC, ada dua cincin kontak sehingga setiap setengah putaran kumparan, arus
induksi pada kumparan berbalik arah menghasilkan arus AC. Desain cincin belah hanya
memiliki satu terminal keluaran sehingga walaupun sisi kumparan dalam medan magnetic
bertukar, arus listrik keluar yang dihasilkan tetap sama arahnya, menghasilkan arus DC,
seperti pada Gambar 6.20b.

2. Transformator
Transformator (trafo) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah suatu tegangan
AC tertentu ke tegangan AC lain yang diperlukan oleh beban listrik. Transformator yang
dapat meningkatkan tegangan disebut transformator step-up, sedangkan transformator
yang dapat menurukan tegangan disebut transformator step-down.
Perumusan Transformator
Arus bolak-balik (Arus AC) dalam kumparan primer selalu menghasilkan fluks magnetic
dalam inti besi yang selalu berubah. Fluks magnetic berubah ini menerobos kumparan
sekunder yang tidak diberi sumber tegangan. Sesuai hukum Faraday maka kumparan
sekunder muncul GGL induksi, ɛₘ , yang dinyatakan sebagai berikut.
𝑑ɸ
ɛₘ = -N ……. (*)
𝑑𝑡

Dalam kumparan primer juga terinduksi GGL ɛₚ kaerena induksi sendiri dan sesuai hukum
Faraday dinyatakan sebagai berikut.
𝑑ɸ
ɛₚ = -Nₚ …….(**)
𝑑𝑡
𝑑ɸ
Bentuk adalah sama dalam persamaan (*) dan (**) sehingga kita peroleh persamaan
𝑑𝑡

berikut.
𝜀ₛ 𝑁ₛ
= 𝑁ₚ
ɛₚ

Dalam trafo berkualitas baik, hambatan listrik dari kumparan – kumparan dapat diabaikan
sehingga besar GGL ɛₛ dan ɛₚ secara pendekatan sama dengan tegangan terminal Vₛ dan
ɛₛ 𝑁ₛ
Vₚ. Hubungan = disebut persamaan trafo karena berlaku untuk semua trafo (apakah
ɛₚ 𝑁ₚ

trafo ideal atau trafo nyata) dan biasanya ditulis dalam bentuk tegangan terminal.
𝑉ₛ 𝑁ₛ
= 𝑁ₚ
𝑉ₚ

Untuk trafo ideal, dimana efisiensi trafo dianggap 100 persen, daya keluaran (Pₛ) sama
dengan daya masukan (Pₚ) maka persamaanya adalah sebagai berikut.
Pₛ = Pₚ ↔ VₛIₛ = VₚIₚ
NₛIₛ = NₚIₚ

Efisiensi trafo nyata tak pernah 100% tetapi berkisar 90% - 99%. Ini disebabkan adanya
rugi – rugi daya karena arus pusar yang diinduksikan dalam inti trafo dank arena hambatan
lilitan kawat. Jadi, untuk trafo nyata berlaku persamaan berikut.
Pₛ = Pₚ + Prugi-rugi
𝑃ₛ 𝑉ₛ𝐼ₛ 𝑁ₛ𝐼ₛ
η= = =
𝑃ₚ 𝑉ₚ𝐼ₚ 𝑁ₚ𝐼ₚ

Seperti telah kita nyatakan bahwa pada trafo terdapat rugi-rugi daya karena adanya arus
pusar (eddy current) yang diindusikan dalam inti trafo yang terbuat dari inti besi.
Bagaimana terjadinya arus pusar ini ? Sebagai contoh andaikan selembar logam jatuh dari
suatu daerah dengan medan magnetic ke suatu daerah tanpa medan magnetic, seperti
ditunjukkan Gambar 6.22. Dalam bagian lembaran logam yang baru saja meninggalkan
medan magnetic, terjadi perubahan fluks magnetic, yaitu fluks magnetic berarah masuk
bidang kertas berkurang. Oleh karena itu, timbul fluks magnetic induksi yang akan
melawan berkurangnya fluks berarah masuk bidang kertas sehingga fluks magnetic induksi
akan searah dengan fluks utama B, yaitu berarah masuk bidang kertas. Supaya fluks induksi
berarah masuk bidang kertas maka sesuai kaidah putaran tangan kanan harus arus induksi
melingkar berlawanan arah jarum jam diinduksikan ke dalam lembaran logam. Arus
melingkar inilah yang disebut sebagai arus pusar.

Jika inti besi trafo berbentuk balok tunggal maka rugi – rugi daya karena arus pusar ini
cukup besar, sehingga efisiensi trafo menjadi kecil. Bagaimana cara mengurangi rugi-rugi
trafo karena arus pusar ini ? Rugi-rugi daya dikurangi dengan membuat inti besi trafonya
berlapis-lapis dan bukannya berbentuk balok tunggal. Desain inti trafo berlapis ini
mengurangi rugu-rugi daya dengan mengurangi besar arus pusar .

Anda mungkin juga menyukai