TRANSFORMER
1
Transformer 1-Phase *
TRANSFORMATOR
2
PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR
*
Definisi
Ф = Ф Maxsin ωt (weber)
Dimana :
∈1 = gaya gerak listrik (Volt)
N1 = jumlah belitan di sisi primer
Tertinggal 900 dari Ф (turn)
ω = kecepatan sudut putar
Gambar ∈1 tertinggal 900
dari Ф
Dimana :
∈1 = ggl induksi di sisi primer (Volt)
∈2 = ggl induksi di sisi sekunder (Volt)
N1= jumlah belitan sisi primer (turn)
N2 = jumlah belitan sisi sekunder (turn)
a = faktor transformasi
Keadaan Transformator Berbeban
Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban Zl, I2 mengalir pada kumparan
sekunder, dimana :
Dimana:
I1 = arus pada sisi primer (Ampere)
I’2 = arus yg menghasilkan Φ‘2
I0 = arus penguat (Ampere) Gambar. Transformator Dalam Keadaan
Im = arus pemagnetan (Ampere) Berbeban
Ic = arus rugi-rugi int i (Ampere)
bac
Sinusoidal
BAC
K
2 kumparan
BACK
Istilah-istilah
BACK
Transformator
21
Transformer 1-Phase *
Transformator
22
* TRANSFORMER 1-PHASE 23
TRANSFORMATOR
24
Transformer 1-Phase *
Transformer
25
Analisis Sirkit Magnetik
Fluks sinusoidal AC menginduksikan tegangan di dalam coil
(Hukum Faraday)
Tegangan ini sama dengan tegangan suplai jika drop tegangan
akibat resistansi diabaikan.
Tegangan induksi adalah:
Persamaan untuk fluks sinusoidal adalah: φ(t) = φm sin(ω t)
Oleh karena itu, ungkapan untuk tegangan induksi menjadi:
Transformer 1-Phase *
Transformator
dengan
adalah induktansi
Energi dalam medan magnetik adalah integral dari daya elektrik masukkan:
* TRANSFORMER 1-PHASE 26
Transformator
* TRANSFORMER 1-PHASE 27
Transformator
* TRANSFORMER 1-PHASE 29
Transformator
Transformator Ideal
Primary Secondary
• Transformator dilaminasi
winding winding
dengan inti besi dan
mempunyai kumparan primer
dan sekunder I1m
• Kumparan resistor dan
fdengan nolluks leakage sma. N1 N2
V1
• Kumparan primer disuplai
dengan tegangan sinusoidal
V 1.
• Tegangan V1 mengendalikan
arus pemagnetan melalui
kumparan I1m Laminated iron core
* TRANSFORMER 1-PHASE 30
Transformator
Transformator Ideal
φ
m
* TRANSFORMER 1-PHASE 31
Transformator
Transformator Ideal
• Fluks AC berhubungan
dengan kumparan sekunder. Voltage generation
• Perubahan fluks (dφm /dt)
menginduksikan tegangan
sinusoidal V2 di dalam
I1m
kumparan sekunder.
• Tegangan induksi adalah: V1 N1 N2 V2
* TRANSFORMER 1-PHASE 32
Transformator ideal
Daya yang disuplay dari sisi primer Transformator :
Dengan :
θp = Sudut antara tegangan primer dan arus primer
Daya pada sisi sekunder :
Belitan primer dan sekunder mempunyai faktor daya yang sama karena tidak
dipengaruhi oleh sudut tegangan dan arus (θp- θS = θ)
Efesiensi Transformator :
* TRANSFORMER 1-PHASE 33
Transformer
Transformator Ideal
Transformer loaded
• Impedansi beban Z2
terhubung dengan kumparan
sekunder. I1 I2
m
• Tegangan sekunder V2 V1 N N V Z2
mengendalikan arus beban
1 2
melalui Z2. Arus adalah: 2
Loa
I2 = V 2 / Z 2 φd
φ 2
• Arus beban membangkitkan m
fluks φ2 yang melawan fluks
magnetisasi φm.
* TRANSFORMER 1-PHASE 34
Transformer
Transformator Ideal
• Fluks beban φ2 menginduksikan
tegangan dalam kumparan Transformer loaded
primer yang melawan tegangan
suplai.
I1m+ I1 I2
• Tegangan suplai adalah konstan.
Oleh karena itu pengurangan
tegangan induksi menaikan arus V1 N1 N2 V2
primer (I1m+ I1).
Load
• Arus I1 membangkitkan fluks φ1
φ
yang seimbang dan sama
dengan fluks φ2 yang φ m+φ 2
* TRANSFORMER 1-PHASE 35
Transformer
Transformator Ideal
• Persamaan fluks memproduksi efek
sebagai berikut: Transformer loaded
– Fluks inti φm tetap konstan dan
tidak tergantung dari beban. I1m+ I1 I2
– Gaya magneto-motive primer F1
sama dengan gaya V1 N1 N2 V2
magnetomotive sekunder F2.
Oleh karena itu: Load
I1 N1 = I 2 N2
Persamaan ini mengasumsikan bahwa φ m + φ 1- φ
arus pemagnetan Im dapat diabaikan
2
* TRANSFORMER 1-PHASE 36
Transformator Ideal
Transformer
• Rugi-rugi adalah nol dalam
transformator ideal. Oleh Equivalent Circuit
karena itu daya masukan (VA)
sama dengan daya keluaran
(VA).
I1 I2 = aI1
I1 V 1 = I 2 V 2
• Tegangan dan arus
berhubungan sebagai berikut: V1 = E 1 E2 = V 2
a = V 1 / V2 = I2 / I1 or
V2 =V1/ a and I2 = I1 a
E2 =E 1 / a
• Jika transformator menaikkan
tegangan maka arus turun
begitu sebaliknya.
* TRANSFORMER 1-PHASE 37
Transformer
Transformator Sebenarnya
• Kumparan transformator
sebenarnya mempunyai resistansi
R1 dan R2 , which menjadi satu
dengan kumparan dan terletak seri
dengannya. R 1 I1 I2 R2
• Arus primer membangkitkan fluks
yang tidak berhubungan dengan φ
kumparan sekunder. Fluks ini V1 V2
22
φ
adalah fluks leakage primer φ 11.
11
• Arus sekunder membangkitkan
fluks yang tidak berhubungan
N1 φ N2
dengan kumparan primer. Fluks ini
adalah fluks leakage sekunder φ 22. m
* TRANSFORMER 1-PHASE 38
Transformer
Transformator Sebenarnya
• Hubungan fluks kumparan primer:
L1 R1 I1 R2 L2
V1 E1 E2 I2 V2
N1 N2
φ
* 39
m
TRANSFORMER 1-PHASE
Transformer
Transformator Sebenarnya
• Dalam transformator riil, permeabilitas inti besi tidak tak terbatas dan
arus pemagnetan tidak dapat diabaikan. Inti besi di representasikan
dengan reaktansi pemagnetan Xm
I1 Ic Im
V1 E1 I2 V2
E2
Rc Xm
N1 N2
Φm
* 40
TRANSFORMER 1-PHASE
Transformer
Transformator Sebenarnya
. Sirkit Ekivalen
I1 E2 I2
V1 E1 V2
Ic Im
Rc jXm
Ideal Transformer
* TRANSFORMER 1-PHASE 41
Persamaan Rangkaian ekivalen sisi primer :
* TRANSFORMER 1-PHASE 42
Transformer
Penyederhanaan Sirkit Ekivalen
Transfer impedansi dari sekunder ke primer menghasilkan :
jX1 R1 ja2 X2 a2 R2 I2
I1 I’2= I2 /a
V1 E2 V2
Ic Im E1 = a V 2
Rc jXm
* TRANSFORMER 1-PHASE 43
* TRANSFORMER 1-PHASE 44
a. Rangkaian ekivalen trafo dibawa ke sisi primer
b. Rangkaian ekivalen trafo dibawa ke sisi sekunder
* TRANSFORMER 1-PHASE 45
Transformer
Test Hubung Singkat
Transformator terhubung singkat (short
circuit) yaitu apabila kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan
yang sinusoidal, sedangkan kumparan
sekunder terhubung satu sama lain atau
impedanzi beban diperkecil sehingga
menjadi nol.
• Impedansi seri transformator
dihitung dari tes hubung singkat.
• Sisi tegangan rendah (LV) dihubungkan
pendek dan sisi tegangan tinggi (HV)
disuplai dengan penurunan tegangan
yang mengatur rating arus yang melalui
transformator.
• Tegangan, arus dan daya masukan
diukur.
* TRANSFORMER 1-PHASE 46
Transformer
Parameter Ekivalen Sirkit
• Tes hubung singkat • Perhitungan impedansi seri adalah:
memberikan arus Isc, tegangan
Ze = Vsc / Isc and Re = Psc / Isc2
suplai Vsc dan rugi daya Psc.
• Sirkit ekivalen menunjukkan
Sehingga, reaktansi ekivalen adalah:
bahwa impedansi seri dapat
dihitung dari data ini.
Vsc
HV LV
* TRANSFORMER 1-PHASE 47
Dalam keadaan hubung singkat, impedansi beban diperkecil hingga nol
akibatnya I2 jauh lebih besar dibandingkan dengan I0. oleh karena V2 kecil
dan akibatnya V1 juga kecil yang berartifluks magnetik dan kerapatan fluks
(B) juga kecil, dan dapat diabaikan. Impedansi yang ada Zekl = Rekl + jXekl
yang membatasi arus. Dimana ; Rekl = R1 + a2R2 dan Xekl = X1 + a2X2. Dari
hasil pengukuran tersebut dapat dihitung, dimana Pcu = rugi tembaga.
* TRANSFORMER 1-PHASE 48
Dari hasil pengukuran tersebut dapat dihitung, dimana Pcu = rugi tembaga.
* TRANSFORMER 1-PHASE 49
Transformator Tanpa Beban
▪ Dikatakan tanpa beban jika sekunder dalam
keadaan terbuka (open circuit).
▪ Tidak ada arus pada sisi sekunder
▪ Secara keseluruhan daya tidak dikonsumsi pada
lilitan primer karena rangkaian seperti pada
rangkaian induktor murni dimana daya yang Gambar . Rangkaian trafo tanpa beban
dihasilkan akan dikembalikan lagi (diserap) oleh
sumber tegangan. Sehingga umumnya 1.Komponen arus pemagnetan IM, yang
transformator dinyatakan dalam VA dan bukan menghasilkan fluks (φ). Karena sifat
dalam Watt. besi yang non linier (ingat kurva B-H),
maka arus pemagnetan IM dan juga
▪ Pada beban nol (hanya induktor) tidak ada daya
yang di disipasi akan tetapi tegangan dan arus fluks (φ) dalam kenyataannya tidak
tetap ada. berbentuk sinusoid
2.Komponen arus rugi tembaga IC,
▪ Arus primer Io yang mengalir pada saat menyatakan daya yang hilang akibat
kumparan sekunder tidak dibebani disebut arus adanya rugi histeris dan ‘arus eddy’. IC
penguat. Dalam kenyataannya arus primer Io sefasa dengan V1, dengan demikian
bukanlah merupakan arus induktif murni, hingga hasil perkaliannya (IC x V1) merupakan
ia terdiri atas dua komponen:
daya (watt) yang hilang.
.
* TRANSFORMER 1-PHASE 50
Bila kumparan primer transformator
dihubungkan dengan sumber tegangan
sesaat V1 yang sinusoidal, akan mengalir
arus primer I0 yang juga sinuoidal, dan
dengan menganggap belitan N1 reaktif
murni, I0 akan tertinggal 90° dari V1
(induktif) seperti pada gambar 2.
Arus primer I0 menimbulkan fluks (Φ) yang
sefasa dan juga berbentuk sinusoid dalam
rangkaian magnetik. ( Dalam gambar.2.
terlihat bahwa ggl induksi E1 arahnya
berlawanan dengan V1 (besarnya sama
tetapi berbeda fasa 180° terhadap V1 ) =
trafo ideal.
Gb. Vektor diagram trafo tanpa beban
* TRANSFORMER 1-PHASE 51
Transformer
Test Open circuit (tanpa beban)
• Impedansi pemagnetan dari
transformator dihitung dari
tes sirkit terbuka.
* TRANSFORMER 1-PHASE 52
Rumus yang digunakan :
Ket :
* TRANSFORMER 1-PHASE 53
Open-Circuit Test Result
Admittance
Magnitude admittance
Dari percobaan beban nol dapat diketahui harga-harga Rc & Xm. Juga dapat
diketahui bahwa arus Io bukanlah arus induktif murni, melainkan terdiri atas 2
komponen yaitu :
Komponen arus pemagnetan Im , merupakan arus yang dibutuhkan untuk
menghasilkan flux pada inti transformator.
Komponen rugi inti/besi dari arus Ic, yang menyatakan arus yang terpakai akibat
adanya rugi hysterisis dan rugi arus pusar (arus eddy ), dimana Ic sefasa dengan
V1. Sehingga didapat daya yang hilang sebesar :
atau
* TRANSFORMER 1-PHASE 55
Contoh soal :
Pada sebuah transformator 25 KVA, 2400/240 volt, 50 Hz, dilakukan uji beban nol
dan uji hubung singkat.
Uji beban nol pada sisi tegangan rendah memberikan hasil :
Vin = 240 volt, I0 = 1.6 amper, P1 = 114 watt.
Uji hubung singkat yang dilakukan dengan menghubung-singkat belitan tegangan
rendah memberikan hasil pengukuran di sisi tegangan tinggi :
Vsc = 55 volt, Isc = 10.4 amper, Psc = 360 watt
Ditanya :
a). Tentukanlah parameter transformator dilihat dari sisi tegangan tinggi.
b). Berapakah rugi-rugi inti dan rugi-rugi tembaga pada beban penuh ?
* TRANSFORMER 1-PHASE 56
Penyelesaian :
a). Uji beban nol dilakukan di sisi tegangan rendah. Jadi nilai Rc dan Xm yang
akan diperoleh dari hasil uji ini adalah dilihat dari tegangan rendah, kita
sebut Rc dan Xm.
* TRANSFORMER 1-PHASE 57
Jika dilihat dari sisi tegangan tinggi :
Resistansi ekivalen dan reaktansi bocor ekivalen diperoleh dari uji hubung
singkat. Uji hubung singkat disisi tegangan tinggi memberikan :
* TRANSFORMER 1-PHASE 58
b). Pada pembebanan penuh fluksi bersama dalam inti
transformator hampir sama dengan fluksi dalam keadaan
beban nol. Jadi rugi-rugi inti pada pembebanan penuh adalah
114 Watt. Rugi-rugi tembaga tergantung dari besarnya arus.
Besarnya arus primer pada beban penuh adalah sama dengan
arus sisi tegangan tinggi pada percobaan hubung singkat, yaitu
* TRANSFORMER 1-PHASE 59
Soal 1
Sebuah trafo memiliki jumlah lilitan kumparan primer 1500 dan jumlah lilitan
pada kumparan sekunder 500 hitunglah berapa rasio lilitan trafo tersebut. Bila
pada sisi primer diberi tegangan listrik AC 300 V, hitunglah tegangan pada sisi
sekunder bila fluks magnet primer dan sekunder sama.
Jawab
Bila fluks medan magnet pada
sisi primer dan sekunder sama,
maka berlaku:
Contoh Soal 2 :
Sebuah transformator satu fasa mempunyai 480 lilitan primer dan 90 lilitan
sekunder.
Jika harga Induksi magnet 1,1 T ketika tegangan 2200 V, 50 Hz diberikan kepada
kumparan primer, hitunglah:
(a) Luas penampang inti
(b) Tegangan sekunder tanpa beban
* TRANSFORMER 1-PHASE 63
Contoh soal :
1. Sebuah trafo satu fasa mempunyai lilitan primer 400 dan sekunder
1000. Penampang dari inti (core) 60 cm2 . Jika belitan primer
dihubungkan dengan jala-jala 500 V. frekwensi 50Hz. Hitung :
a. Harga maksimum kerapatan fluks dalam inti
b. Hitung tegangan induksi dalam belitan sekunder.
Jawab :
a). b).
* TRANSFORMER 1-PHASE 65
2. Sebuah trafo 20 KVA, 2000/200 Volt, mempunyai lilitan sekunder 66.
Hitung lilitan primer dan arus beban penuh primer dan sekunder jika
rugi rugi diabaikan.
Jawab:
* TRANSFORMER 1-PHASE 66
3. Sebuah trafo 1 phasa 6600V/600, 50 Hz, mempunyai rapat fluksi
maksimum 1.35 wb/m2 dalam inti penampang dari inti 200 cm. Hitung
banyaknya lilitan primer dan sekunder .
Jawab:
Berlaku rumus :
E1= 4.44 f N1 φm (untuk lilitan primer)
= 4.44 x f x N1 x Bm x A
6600 = 4.44 x 50 x N1 x 1.35 x 2.10-2
N1 = 1100
Untuk lilitan sekunder :
* TRANSFORMER 1-PHASE 67
Transformer
Questions to ponder.
• Why the iron or magnetization losses are more important than the
losses caused by the winding resistance ?
* TRANSFORMER 1-PHASE 68
Transformer
A 25 kVA, 2400 V / 240 V single phase transformer was tested.
In the short-circuit tests, the HV side was shorted and the
parameters were measured at the LV side.
In the open-circuit test, the LV side was opened and the
parameters were measured at the HV side.
The results of the tests are :
* TRANSFORMER 1-PHASE 69
Transformer
a) Calculate the transformer parameters.
b) Draw the simplified equivalent circuit
c) Calculate and plot the transformer voltage regulation vs. load
and determine the load when the regulation is 5%
d) Calculate and plot the efficiency vs. load. Determine the load
when the efficiency is maximum and the maximum efficiency
* TRANSFORMER 1-PHASE 70
Transformers
* TRANSFORMER 1-PHASE 74
2. Sebuah trafo 20 KVA, 2000/200 Volt, mempunyai lilitan sekunder 66.
Hitung lilitan primer dan arus beban penuh primer dan sekunder jika
rugi rugi diabaikan.
Jawab:
* TRANSFORMER 1-PHASE 75
3. Sebuah trafo 1 phasa 6600V/600, 50 Hz, mempunyai rapat fluksi
maksimum 1.35 wb/m2 dalam inti penampang dari inti 200 cm. Hitung
banyaknya lilitan primer dan sekunder .
Jawab:
Berlaku rumus :
E1= 4.44 f N1 φm (untuk lilitan primer)
= 4.44 x f x N1 x Bm x A
6600 = 4.44 x 50 x N1 x 1.35 x 2.10-2
N1 = 1100
Untuk lilitan sekunder :
* TRANSFORMER 1-PHASE 76
Contoh soal :
Transformator 1phasa 25 KVA 2300/230 volt, mempunyai tahanan primer R1 = 0,8
ohm, Reaktansi primer X1 = 3,2 ohm. Pada bagian sekunder R2 = 0,009 ohm,
X2 = 0,03 ohm. Hitunglah :
a. Tahanan, Reaktansi dan Impedanzi ekivalen sekunder dibawa ke primer.
b. Tahanan, Reaktansi dan Impedanzi ekivalen primer dibawa kesekunder.
Penyelesaian :
a. a = 2300/230 = 10
(Rek)1 = R1 + ( a² . R2 )
= 0.8 + 10² . 0,009
= 1,7 ohm
(Xek)1 = X1 + ( a².X2 )
= 3,2 + 10² . 0,03
= 6,2 ohm
* TRANSFORMER 1-PHASE 77
Rugi-Rugi Pada Transformer
* TRANSFORMER 1-PHASE 78
Rugi Arus Pusar
Rugi arus eddy adalah terjadinya arus pusar yang arahnya ber-putar
didalam inti trafo. Arus ini menimbulkan panas didalam inti trafo.
EDDY CURRENT
INTI BERLAPIS
DAN DISEKAT
Transformer 1-Phase 81
PENGATURAN TEGANGAN ( VOLTAGE
REGULATION)
82
Dimana :
Transformer 1-Phase *
Pengaturan Tegangan
Pengaturan tegangan suatu transformator ialah
perubahan tegangan sekunder antara beban nol
dan beban penuh pada suatu faktor kerja tertentu
dengan tegangan primer konstan
83
84 Efisiensi Transformator
Efisiensi transformator didefinisikan sebagai perbandingan antara daya
listrik keluaran dengan daya listrik yang masuk pada transformator.
Pada transformator ideal efisiensinya 100 %, tetapi pada kenyataannya
efisiensi tranformator selalu kurang dari 100 %.hal ini karena sebagian
energi terbuang menjadi panas atau energi bunyi.
Efisiensi transformator dapat dihitung dengan :
Transformer 1-Phase *
85
a. PF 1
b. PF leading
*
EFESIENSI TRANSFORMATOR
Efisiensi, η, dari trafo adalah perbandingan antara daya output dan daya
input, dan kebanyakan dinyatakan dalam persentase dari daya input, dan
dituliskan sebagai :
TRANSFORMER 1-PHASE * 87
Besar kerugian daya tembaga, PCu, adalah:
TRANSFORMER 1-PHASE * 88
89
POLARITAS TRANSFORMATOR
Polaritas perlu diketahui untuk membuat sambungan-sambungan
pada transformator. Polaritas transformator transformator
ditentukan oleh arah-arah lilitannya. Titik pada terminal primer 1
dan sekunder 3 dikatakan sebagai symbol po laritas. Polaritas
dapat berlaku sama pada sisi terminal 2 dan 4 karena, seperti
perubahan tegangan, positif pada setiap setengah siklus.
Transformer 1-Phase *
Pada gambar dibawah fluks φm1 dan φ f1 dihasilkan oleh arus magnetisasi
Im. Konsekwensinya fluksnya sefasa, pertambahan nilai puncaknya pada saat
yang sama diikuti tegangan E2 yang sama dengan E1. Masing-masing ujung
primer dari transformator 1 fasa polaritasnya selalu bergantian pada waktu
bekerja. sama halnya pada sisi sekunder. Polaritas perlu diketahui untuk
membuat sambungan-sambungan pada transformator. Polaritas
transformator transformator ditentukan oleh arah-arah lilitannya. Titik pada
terminal primer 1 dan sekunder 3 dikatakan sebagai symbol polaritas.
Polaritas dapat berlaku sama pada sisi terminal 2 dan 4 karena, seperti
perubahan tegangan, positif pada setiap setengah siklus.
TRANSFORMER 1-PHASE * 90
Pada transformator daya terminal ditandai dengan symbol H1 dan H2
untuk sisi belitan tegangan tinggi dan X1 dan X2 untuk belitan tegangan
rendah. Dengan perjanjian, H1 dan X1 mempunyai polaritas yang sama.
Polaritas additive (penjumlahan)
Transformator dikatakan mempunyai polaritas additive (penjumlahan)
ketika terminal H1 secara diagonal berlawanan dengan terminal X1.
Sedangkan transformator dikatakan mempunyai polaritas subtractive
(pengurangan) jika terminal H1 berdekatan atau berseberangan dengan X1
seperti pada gambar dibawah :
(a) (b)
(a) Polaritas additive dan (b) Polaritas subtractive
TRANSFORMER 1-PHASE * 91
TEST POLARITAS TRANSFORMATOR
Untuk menentukan polaritas trafo dilakukan pengujian sebagai berikut :
Hubungkan belitan tegangan tinggi dengan sumber ac tegangan rendah E1
Hubungkan Jumper (J) diantara dua terminal Tegangan tinggi dan tegangan
rendah yang berdekatan.
Hubungkan voltmeter Ex diantara dua terminal tegangan tinggi dan
tegangan rendah yang berdekatan
Hubungkan Voltmeter yang lainnya Ep melealui belitan tegangan tinggi. Jika
pembacaan nilai Ex lebih tinggi dari pada Ep, polaritas transformator
dikatakan additive. H1 dan X1 berlawanan secara diagonal. Jika pembacaan
nilai Ex lebih rendah dari Ep polaritas dikatakan Subtractive. H1 dan X1
berdekatan atau bersebelahan.
TRANSFORMER 1-PHASE * 92
Gambar Pengujian Polaritas Transformator
TRANSFORMER 1-PHASE * 93
KLASIFIKASI TRANSFORMATOR