Anda di halaman 1dari 43

Gaya Gerak Listrik (GGL)

Induksi
 Fluks Magnetik ()
• Fluks magnetik adalah : banyaknya garis
medan magnet yang dilingkupi oleh suatu
luas daerah tertentu (A) dalam arah tegak
lurus.
• Secara matematis, dirumuskan:

  AB  ABCOS
 Hukum Faraday
berbunyi:
“GGL induksi yang timbul antara ujung-
ujung suatu loop penghantar berbanding
lurus dengan laju perubahan fluks magnetik
yang dilingkupi oleh loop penghantar
tersebut”
 Secara matematis dirumuskan:


  N
t
 Jika perubahan fluks magnetik terjadi dalam
waktu singkat (t 0), maka:

 d
   lim  N
t 0 t dt

dengan:
 = GGL induksi (volt)
N = jumlah lilitan
 = perubahan fluks magnetik (Wb)
t = selang waktu (s)
d/dt = turunan pertama fungsi fluks magnetik terhadap waktu
Asyiknya mencoba
 A coil has 100 windings and in 0,01 s emerges a
magnetic flux change of 10-4 Wb, calculate the
induction electromotive force at the coil ends.
 Sebuah kumparan terdiri dari 500 lilitan dan
memiliki hambatan 10. Kumparan melingkupi
fluks magnetik yang berubah terhadap waktu
sesuai dengan persamaan  = (t2 + 2)3 weber
dengan t dalam s. Tentukanlah kuat arus yang
mengalir melalui kumparan pada saat t = 2 s.
 Hukum Lenz
 Jadi hukum Lenz:
“jika GGL induksi timbul pada suatu rangkaian,
maka arah arus induksi yang dihasilkan
mempunyai arah sedemikian rupa sehingga
menimbulkan medan magnetik induksi yang
menentang perubahan medan magnetik (arah
induksi berusaha mempertahankan fluks
magnetik totalnya konstan)”
Asyiknya Berfikir
Apa yang terjadi jika magnet batang digeser
menjauhi kumparan dan tentukan arah induksi
pada hambatan
 Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan
perubahan fluks, yaitu:
1. Perubahan luas bidang kumparan A
2. Perubahan besar induksi magnetik B.
3. Perubahan sudut antara arah B dengan arah
normal bidang n.
GGL induksi akibat perubahan luas bidang

C
X X X X I X X

X X X X X X X
X X X X X
X
X X X X v
X
X X X X FL X
X

X X X X X X X
D
x
dA d (lx) dx
 l  lv
dt dt dt
d d  AB 
  N  N
dt dt
dA
   NB   NBlv
dt
N 1
  Blv
Apabila B dan v membentuk sudut ,
maka:

  Blv sin 
GGL induksi akibat perubahan induksi
magnetik
Secara matematis dirumuskan:

dB
   NA
dt
Transformator
Hubungan antara tegangan dan
jumlah lilitan pada transformator
• Secara matematis dirumuskan:

VS NS

VP NP
Efisiensi trafo ()

 Secara matematis dirumuskan:

PS
  X 100%
PP
Perbandingan arus pada trafo

 Secara matematis dirumuskan:

IS NP

IP NS
Khusus untuk trafo ideal ( = 100
%)
 Secara matematis dirumuskan:

IS NP

IP NS
GGL induksi akibat perubahan sudut
antara B dan normal bidang n

 Rotasi kumparan mengakibat perubahan


sudut 

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
 Fluks magnetik yang dilingkupi kumparan,
dirumuskan:

  AB cos   AB cos t
 Sehingga:

d d AB cos t 
   AB sin t
dt dt
 Menurut hukum Faraday:

d
  N   N  AB sin t 
dt
  NBA sin t   m sin t
Dengan :
 = GGL induksi (volt)
m = GGL induksi maksimum (volt)
N = julah lilitan
A = luas bidang kumparan (m2)
 = kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)
GGL Induksi Diri pada Kumparan

 GGL Induksi diri adalah GGL induksi yang


disebabkan oleh perubahan fluks magnetik
yang ditimbulkan oleh rangkaian itu sendiri.
P

A1 Q
A2 X

E
S
 Secara matematis dirumuskan:

dI
  L
dt
 Jika dI/dt konstan, maka: dengan:

I  I 2  I1 
  L   L 
t  t 2  t1 
dengan:
I2 = kuat arus yang melalui kumparan pada keadaan akhir (A)
I1 = kuat arus yang melalui kumparan pada keadaan awal (A)
t = t2 – t1 = selang waktu perubahan kuat arus (s)
L = induktor/kumparan (H)
Induktansi Diri Solenoida
dan Toroida
Dari persamaan:
d dI
  N dan   L
dt dt

Diperoleh: dI d
L N
dt dt
I 
L  dI  N  d
0 0
Dengan:

LI  N L = induktansi diri
(H)
N = jumlah lilitan
  = fluks magnetik

LN (Wb)
I = kuat arus yang
I melalui
kumparan (A)
Karena  = B.A dan B = oNI/l, maka
didapat:
 O NI
AB A l
LN N
I I
0 N A2
L
l
Dengan :
L = induktansi diri solenoida atau
toroida/inductance of solenoida or
toroid (H)
0 = permeabilitas vakum/udara
= 4 x 10-7 Wb.A-1.m-1
N = jumlah lilitan/winding number
l = panjang solenoida atau toroida / length of
solenoid/toroid (m)
 Jika penampang solenoida / toroida diisi dengan
bahan tertentu yang memiliki permeabilitas
relatif r, maka permeabilitas bahan adalah:

 =  r 0

maka induktansi diri solenoida/toroida dengan


bahan (inti) adalah:
N A 2
Lb    r L0
l
Dengan :
Lb = induktansi solenoida/toroida dengan bahan/inti (H)
L0 = induktansi solenoida/toroida tanpa inti (H)
Energi yang tersimpan dalam induktor
 Karena energi total W =
It, maka energi sesaat dI
dW  L Idt  LIdt
dalam selang waktu dt dt
adalah: W I

dW = Idt  dW  L  IdI
0 0
karena  = L (dI/dt),
maka: W  12 LI 2
Rapat energi dalam bentuk medan magnet
 Secara matematis dirumuskan: Dengan:

2
B
Dengan:
U = rapat energi/energi density

U of inductor atau energi

20
tiap satuan volume (J/m3)
Induktansi Silang
 Induktansi silang antara dua buah kumparan
 Secara matematis dirumuskan:

d1 dI1
 2  N2  M
dt dt
d2 dI 2
 1   N1  M
dt dt
Sehingga induktansi silang dirumuskan:

2  1
M  I1
 I 2
t t

N 21 N12
M  
I1 I2
 0 N1 N 2 A
M 
l
Arus Pergeseran
 Arus konduksi dan arus pergeseran pada
kapasitor
Ic
-
- - E

+ +

Ic
 secara matematis arus konduksi
dirumuskan:

Q dQ
Ic  
t dt
 Menurut Maxwell, arus pergeseran
(displacement current) adalah arus fiktif
yang ekivalen dengan perubahan medan
listrik antara kedua keping kapasitor, secara
matematis dirumuskan:
de de dE
Id     r 0   r 0 A
dt dt dt
 Berdasarkan rumus di atas untuk memperbesar arus
pergeseran dapat dilakukan dengan cara:
1. Memberikan bahan sisipan kapasitor dengan
permitivitas yang lebih besar.
2. Memperbesar luas permukaan keping.
3. Memperbesar laju perubahan medan listrik.
Dengan demikian hukum I Kirchoff dapat
diterapkan sehingga:
Id = Ic
SELAMAT berlatih

Anda mungkin juga menyukai