Anda di halaman 1dari 28

“MEDAN MAGNET INDUKSI”

DISUSUN OLEH :
Kelompok 7

1. Rahmatullah S (ketua) NIM : H021191049


2. Yoriska Patrisia NIM : H021191051
3. Agus Salim NIM : H021191054
4. Yusri NIM : H021191057

Prodi Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin
2019/2020
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan
"Medan Magnet Induksi ". Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata
kuliah Fisika. Meskipun banyak hambatan yang penyusun alami dalam proses
pengerjaannya, namun akhirnya kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang fluks


magnetic, hukum faraday, aplikasi hukum faraday, hukum lenz, dinamo,
induktansi, transformator dan daya trafo. kami sajikan makalah ini dari berbagai
sumber.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca.

Makassar, 18 Maret 2020

Penyusun 

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….2

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………..4

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………….4


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………4
1.3 Tujuan penulisan………………………………………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Fluks Magnet…………………………………………………………..5


2.2 Hukum Faraday………………………………………………………..7
2.3 Aplikasi Hukum Faraday……………………………………………..10
2.4 Hukum Lenz…………………………………………………………..14
2.5 Dinamo………………………………………………………………..17
2.6 Induktansi……………………………………………………………..19
2.7 Transformator…………………………………………………………20
2.8 Daya Trafo…………………………………………………………….24

BAB III PENUTUP …………………………………………………………….26

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………...26


3.2 Saran ………………………………………………………………….26

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang Masalah
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang pada
hakikatnya mempelajari aktivitas – aktivitas fisik manusia dengan alam
disekitarnya. Dengan mempelajari ilmu fisika, kita dapat mengetahui apa
sebenarnya yang kita alami selama kita hidup didunia.
Induksi magnet adalah kuat medan magnet akibat adanya arus listrik
yang mengalir dalam konduktor. Jika jarum kompas diletakkan sejajar dengan
konduktor, maka konfuktor itu akan dialiri arus listrik. Bila arah arus listrik
terbalik, maka penyimpangannya juga terbalik.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi dari Fluks magnet?
1.2.2 Apa definisi dari hukum faraday?
1.2.3 Bagaimana pengaplikasian hukum faraday?
1.2.4 Apa definisi dari hukum lenz?
1.2.5 Apa definisi dari dinamo?
1.2.6 Apa definisi induktansi?
1.2.7 Apa definisi dari transformator?
1.2.8 Apa definisi dari daya trafo?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mengetahui definisi dari fluks magnet
1.3.2 Mengetahui definisi dari hukum faraday
1.3.3 Mengetahui pengaplikasian hukum faraday
1.3.4 Mengetahui definisi dari hukum lenz
1.3.5 Mengetahui definisi dari dinamo
1.3.6 Mengetahui definisi dari induktansi
1.3.7 Mengetahui definisi dari transformator
1.3.8 Mengetahui definisi dari daya trafo

BAB II

PEMBAHASAN

4
2.1 Fluks Magnetik ( Rahmatullah Salama)

Apabila dalam suatu ruang terdapat medan magnet maka jumlah garis
gaya yang menembus permukaan dengan luas tertentu bisa berbeda-beda,
tergantung pada kuat medan magnet dan sudut antara medan magnet dengan
vektor luas permukaan. Fluks magnetik mengukur jumlah garis gaya yang
menembus suatu permukaan secara tegak lurus. Fluks magnet dapat
didefinisikan :

dengan θ adalah sudut antara vektor B dan dA

. Dari definisi tersebut menjadi jelas bahwa integral dapat dilakukan jika
sudut antara medan dan vektor luas pemukaan diketahui di semua titik di
permukaan (diketahui sebagai fungsi koordinat pada permukaan). Secara umum,
sudut tersebut bergantung pada posisi (tidak konstan).

5
Gambar 1. Fluks magnetik menyatakan jumlah garis gaya yang menembus
permukaan dalam arah tegak lurus.

Pada tiap titik di permukaan besarnya medan magnet konstan maka kita dapat
menyederhakan persamaan meniadi

Dan jika pada permukaan sudut antara B dan dA selalu konstan maka cos θ dapat
dikeluarkan dari integral dan persamaan menjadi

Perhitungan fluks magnetik tidak selalu mudah. Perhitungan akan cukup sulit jika
baik medan magnet maupun sudut antara medan dan vektor permukaan
bergantung pada koordinat posisi para permukaan. Kadang integral langsung tidak
dapat dilakukan. Proses integral secara numerik merupakan langkah yang harus
dilakukan.

2.1.1 Perubahan Fluks Magnet Menimbulkan Medan Listrik

Hal ini tidak hanya berlaku pada kawat atau konduktor-konduktor saja.
tetapi berlaku juga pada setiap tempat dalam ruang. Medan listrik akan dihasilkan
( induksi) pada titik manapun dalam ruang dimana terdapat perubahan medan
magnet.

Kita bisa mendapatkan rumus sederhana untuk E berkenaan dengan B


untuk kasus elektron dalam konduktor bergerak dan jika kita menempatkan diri
kita dalam kerangka referensi konduktor, gaya ini mempercepat elektron-elektron
yang mengakibatkan timbulnya medan listrik dalam konduktor. Medan listrik

6
didefinisikan sebagai gaya persatuan muatan, E = F/q, dengan F= qvB. Jadi,
medan efektif E pada batang tersebut adalah

F qvB
E = q = q = vB

2.2 Hukum Faraday (Rahmatullah Salama)

Hukum ini menyatakan bahwa apabila terjadi perubahan fluks dalam suatu
kumparan konduktor (loop) maka dihasilkan gaya gerak listrik (tegangan listrik)
induksi yang berbanding lurus dengan laju perubahan fluks.

Gambar 1. Fluks magnetik dalam kumparan diubah-ubah dengan mendekatkan


atau menjauhkan magnet ke kemparan tersebut.

Gambar di atas menunjukkan proses munculnya gaya gerak listrik akibat


perubahan fluks magnetik. Sebuah batang magnet didorong/ditarik maju/mundur
ke/dari suatu kumparan. Berdasarkan Gambar kita dapatkan informasi berikut ini

a) Ketika batang magnet didorong mendekati kumparan maka kuat medan


magnet yang yang ada dalam rongga kumparan bertambah. Akibatnya
fluks magnetik yang dikandung kumparan bertambah yang mengakibatkan
muncul ggl induksi. Ini direpresentasikan oleh adanya arus yang diukur
oleh amperemeter.
b) Ketika batang magnet didiamkan maka tidak ada perubahan kuat medan
dalam rongga kumparan, walaupun medan itu sendiri ada di dalam
kumparan. Akibatnya fluks magnetik yang dikandung kumparan tidak

7
berubah sehingga tidak ada ggl induksi yang muncul. Tidak ada rus yang
diukur amperemeter.
c) Ketika batang magnet ditarik keluar dari kumparan maka kuat medan
magnet yang ada dalam rongga kumparan berkurang. Akibatnya fluks
magnetik yang dikandung kumparan berkurang sehingga muncul ggl
induksi. Ini direpresentaikan oleh adanya arus yang diukur oleh
amperemeter.

Secara matematik hukum faraday dapat ditulis sebagai berikut :

∑ = gaya gerak liristik (ggl) induksi (dalam bahasa Inggris disebut electromotive
force)

N = jumlah lilitan kumparan

Dari persamaan di atas, besarnya ggl yang dihasilkan bergantung pada berapa
cepat perubahan fluks berlangsung, bukan bergantung pada berapa nilai fluks saat
itu. Walaupun fluks dalam suatu kumparan sangat besar, namun jika tidak terjadi
perubahan (nilai fluks tetap) maka tidak ada ggl indulsi yang dihasilkan.
Sebaliknya, walupun nilai fluks dalam suatu kumparan kecil, namun jika
perubahannya mendadak (gradien fluks terhadap waktu sangat besar) maka ggl
yang dihasilkan juga besar.

8
Ga
mbar 2. (a) fluks besar tetapi ggl kecil (karena fluks berubah lambat atau
gradient kecil) dan (b) fluks kecil tetapi ggl besar (karena fluks berubah cepat
atau gradient besar

2.2.1 Hukum Faraday Mengenai Induksi

Faraday melakukan penelitian kuantitatif untuk mencari faktor yang


mempengaruhi magnitude ggl yang diinduksi. Temuannya yang pertama adalah
bahwa semakin cepat medan magnet berubah, maka semakin besar ggl induksi. Ia
juga menemukanbahwa ggl induksi bergantung pada luas loop rangkaian (dan
juga sudut yangdibentuknya terhadap B). kenyataannya, ditemukan juga bahwa
ggl sebanding dengan laju perubahan fluks magnet yang bergerak melintasi
rangkaian atau loop seluas A. fluks magnet untuk medan magnet seragam
melintasi loop seluas A didefinisikan sebgai berikut :

ΘB = B A = BA cosΘ

B = komponen medan magnet B yang tegak lurus terhadap permukaan loop

Θ = sudut antara B dengan garis tegak lurus permukaan loop

9
Gambar 3. Menentukan fluks pada loop kawat yang datar . loop ini berbentuk
bujur sangkar bersisi l dengan luas A = l2

Jika permukaan loop sejajar dengan vektor B, maka Θ = 90° dan fluks
magnetnya adalah 0. Jika B tegak lurus dengan permukaan loop, maka Θ = 0° dan

2.3 Aplikasi Hukum Faraday (Yoriska Patrisia Amba Layuk)


Pada GGL Induksi sesuai Hukum Faraday terjadi perubahan bentuk energi
gerak menjadi energi listrik. Induksi digunakan pada pembangkit energi listrik.
Pembangkit energi listrik yang menerapkannya adalah generator dan dinamo. Di
dalam generator dan dinamo terdapat kumparan dan magnet.

Kumparan atau magnet yang berputar menyebabkan  terjadinya perubahan


jumlah garis-garis gaya magnet dalam kumparan. Perubahan tersebut
menyebabkan terjadinya GGL induksi pada kumparan. Energi mekanik yang
diberikan generator dan dinamo diubah ke dalam bentuk energi gerak rotasi. Hal

10
itu menyebabkan GGL induksi dihasilkan secara terus-menerus dengan pola yang
berulang secara periodik.

 Generator

Generator dibedakan menjadi dua, yaitu generator arus searah (DC) dan
generator arus bolak-balik (AC). Baik generator AC dan generator DC memutar
kumparan di dalam medan magnet tetap. Generator AC sering disebut alternator.
Arus listrik yang dihasilkan berupa arus bolak-balik.Ciri generator AC
menggunakan cincin ganda. Generator arus DC, arus yang dihasilkan berupa arus
searah. Ciri generator DC menggunakan cincin belah (komutator). Jadi, generator
AC dapat diubah menjadi generator DC dengan cara mengganti cincin ganda
dengan sebuah komutator.

Sebuah generator AC kumparan berputar di antara kutub-kutub yang tak


sejenis dari dua magnet yang saling berhadapan. Kedua kutub magnet akan
menimbulkan medan magnet. Kedua ujung kumparan dihubungkan dengan sikat
karbon yang terdapat pada setiap cincin. Kumparan merupakan bagian generator
yang berputar (bergerak) disebut rotor. Magnet tetap merupakan bagian generator
yang tidak bergerak disebut stator. Ketika kumparan sejajar dengan arah medan
magnet (membentuk sudut 0°), belum terjadi arus listrik dan tidak terjadi GGL
induksi.

Pada saat kumparan berputar perlahan-lahan, arus dan GGL beranjak naik
sampai kumparan membentuk sudut 90°. Saat itu posisi kumparan tegak lurus
dengan arah medan magnet. Pada kedudukan ini kuat arus dan GGL induksi
menunjukkan nilai maksimum. Selanjutnya, putaran kumparan terus berputar,
arus dan GGL makin berkurang. Ketika kumparan membentuk sudut 180
°kedudukan kumparan sejajar dengan arah medan magnet, maka GGL induksi dan
arus induksi menjadi nol

11
Putaran kumparan berikutnya arus dan tegangan mulai naik lagi dengan
arah yang berlawanan. Pada saat membentuk sudut 270°, terjadi lagi kumparan
berarus tegak lurus dengan arah medan magnet. Pada kedudukan kuat arus dan
GGL induksi menunjukkan nilai maksimum lagi, namun arahnya berbeda. Putaran
kumparan selanjutnya, arus dan tegangan turun perlahan-lahan hingga mencapai
nol dan kumparan kembali ke posisi semula hingga membentuk sudut 360°.

Dinamo

Dinamo dibedakan menjadi dua yaitu, dinamo arus searah (DC) dan
dinamo arus bolak-balik (AC). Prinsip kerja dinamo sama dengan generator yaitu
memutar kumparan di dalam medan magnet atau memutar magnet di dalam
kumparan. Bagian dinamo yang berputar disebut rotor. Bagian dinamo yang tidak
bergerak disebut stator.

Perbedaan antara dinamo DC dengan dinamo AC terletak pada cincin yang


digunakan. Pada dinamo arus searah menggunakan satu cincin yang dibelah
menjadi dua yang disebut cincin belah (komutator). Cincin ini memungkinkan
arus listrik yang dihasilkan pada rangkaian luar dinamo berupa arus searah
walaupun di dalam dinamo sendiri menghasilkan arus bolak-balik. Adapun, pada
dinamo arus bolak-balik menggunakan cincin ganda (dua cincin).

Alat pembangkit listrik arus bolak balik yang paling sederhana adalah dinamo
sepeda. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor adalah roda sepeda. Jika
roda berputar, kumparan atau magnet ikut semakin cepat gerakan roda sepeda,
makin cepat magnet atau kumparan berputar.

12
Makin besar pula GGL induksi dan arus listrik yang dihasilkan. Jika dihubungkan
dengan lampu, nyala lampu makin terang. GGL induksi pada dinamo dapat
diperbesar dengan cara putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang kuat
(besar), jumlah lilitan diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di dalam
kumparan.

Aplikasi Hukum Faraday dalam mesin listrik

 Generator listrik

Generator listrik adalah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber
mekanik dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Konsep generator
pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday yang berkebangsaan Inggris, seperti
yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Dari gambar di atas, bila konduktor digerakkan maju mundur antara kutub utara
dan kutub selatan maka jarum galvanometer akan bergerak. Gerakan tersebut
menunjukkan adanya gaya listrik yang dihasilkan. Dari gambar di atas dapat juga
diamati bahwa:

1. Jarum Galvanometer akan bergerak, bila konduktor/magnet yang bergerak


2. Arah gerak jarum sama dengan arah gerakan konduktor arah kutub-
kutubnya
3. Besarnya penyimpangan jarum akan sebanding dengan kecepatan potong.
4. Jarum tidak akan bergerak bila gerakan dihentikan.

13
2.4 Hukum Lenz (Yoriska Patrisia Amba Layuk)
Apa yang dimaksud dengan Hukum Lenz ? yakni merupakan suatu hukum
elektromagnetik yang bisa dipakai guna menetapkan arah pada gaya gerak listrik
yang dihasilkan oleh induksi elektromagnetik.

Pada awalnya Hukum ini pertama kali berhasil ditemukan sekitar tahun


1834 yakni oleh salah seorang fisikawan dari Rusia yang dikenal dengan
sebutan Heinrich Friedrich Emil Lenz.

Kemudian hukum Lenz mengenai Induksi Elektromagnetik ini adalah


sebuah hukum yang menerangkan bahwa pada suatu arah arus yang diinduksi
yang terjadi di dalam sebuah konduktor dengan mengguakan medan magnet
yang berubah (hal ini sesuai dengan hukum Faraday mengenai induksi
elektromagnetik) dengan demikian sehingga akan membuat medan magnet yang
telah dibentuk oleh arus induksi akan mengalami pertentangan terhadap
perubahan yang sebelumnya sudah menghasilkannya.

Bunyi Hukum Lenz

Berikut ini merupakan Bunyi Hukum Lenz:

Apabila ggl induksi timbul dalam suatu rangkaian, jadi pada arah arus
induksi yang sebelumnya telah dihasilkan dengan sedemikian rupa akan
menimbulkan medan magnetik induksi yang saling bertentangan terhadap
perubahan medan magnetik (dalam hal ini arus induksi berupaya untuk
mempertahankan fluks magnetik totalnya konstan)”

Pernyataan Hukum Lenz

Hukum Lenz

14
Arah arus induksi berdasarkan hukum Lenz (a) magnet mendekati kumparan, (b)
magnet menjauhi kumparan.

Coba kalian perhatikan pada gambar diatas yang mana pada saat posisi
magnet dan kumparan diam, maka tidak ada akan terjadi suatu perubahan fluks
magnet dalam kumparan.

Namun pada saat pada bagian kutub utara magnet mulai digerakkan dan
mulai mendekati kumparan, maka dengan hal tersebut akan timbul suatu
perubahan fluks magnetik. Dengan begitu dalam kumparan akan timbul
fluks magnetik yang menentang pertumbuhan fluks magnetik dan kemudian
menembus kumparan. Maka karena itu, pada pandangan fluks induksi musti
saling bersebrangan terhadap fluks magnetik. Sehingga dengan begitu akan
membentuk suatu fluks yang dilingkupi secara total dengan kumparan dan akan
selalu konstan. Demikian pula pada ketika magnet mulai digerakkan dan
kemudian akan menjauhi kumparan, maka dengan hal tersebut akan terjadi suatu
pengurangan fluks magnetik pada kumparan, sehingga menyebabkan kumparan
akan menimbulkan fluks induksi yang menentang terhadap pengurangan fluks
magnet, maka hal tersebut akan selalu membuat fluks totalnya konstan. Kemudian
terhadap Arah arus induksi bisa ditetapkan dengan menerapkan aturan tangan
kanan akni apabila arah ibu jari menjelaskan arah induksi magnet maka arah pada
lipatan dari jari-jari yang lainnya juga akan dapat menyatakan arah arus.

Percobaan Hukum Lenz

Hukum Lenz

15
Jika pada magnet digerakkan maka akan mendekati kumparan, Lantas ke mana
arah dari arus listrik yang berlangsung pada hambatan R?

Hal ini dapat ditegaskan oleh sebab magnet digerakkan mendekati


kumparan, jadi dalam kumparan tersebut akan timbul ggl induksi sehingga dapat
mengakibatkan arus induksi pada kumparan timbul, dan juga menimbulakan
medan magnet yang menentang terhadap medan magnet tetap, jadi arah arus pada
kumparan/terjadinya hambatan yang berlangsung dari B ke A hal ini sama seperti
dalam pernyataan hukum lenz tersebut.

Konsep Induksi dan Rumus

Adapun yang merupakan dasar dari Hukum Lentz ialah Hukum Faraday.
Dimana dengan Hukum Faraday menjelaskan terhadap kita mengenai medan
magnet yang dapat berubah dan akan menginduksi arus yang terdapat di dalam
sebuah konduktor.

Nah untuk Hukum Lentz sendiri dimana konsepnya menerangkan terhadap kepada
kita mengenai arah arus induksi ini yang menentang terhadap perubahan medan
magnet awal yang telah menghasilkannya. Maka oleh sebab itu, ada suatu tanda
negatif “-“ yang terdapat pada rumus Hukum Faraday mengenai GGL Induksi
berikut penjelasannya:

ɛ = -N (ΔΦ/Δt)

Keterangan :

 ɛ = Merupakan GGL induksi (volt)


 N = Merupakan simbol Jumlah lilitan kumparan
 ΔΦ = Merupakan lambang Perubahan fluks magnetik (weber)
 ∆t = Merupakan selang waktu (s)
 Kemudian pada lambang /Tanda negatif yang terdapat dalam rumus Faraday
ini mengacu terhadap arah gaya gerak listrik (ggl) induksi yakni merupakan s uatu
arah induksi yang dikemukakan dari Hukum Lenz.

16
2.5 Dinamo ( Yusri)

Dinamo digunakan untuk mengubah energi gerak menjadi energi listrik.


Dinamo terdiri dari sebuah kumparan yang bergerak dalam medan magnet tetap.
Di bagian luar dinamo ada bagian yang dapat disentuhkan atau dilepaskan dari
roda sepeda. Bagian tersebut berhubungan dengan kumparan di dalam dinamo.
Ketika bagian ini disentuhkan ke roda sepeda maka bagian tersebut berputar
mengikuti putaran roda sepeda sehingga kumparan di dalam dinamo berputar.
Akibatnya, fluks yang dikandung kumparan berubah-ubah. Perubahan fluks
tersebut menghasilkan ggl induksi yang pada akhirnya mengalirkan arus ke
lampu. Dan lampu akhirnya menyala. Di siang hari kita melepaskan kontak
dinamo dengan roda sepeda sehingga lampu tidak menyala pada siang hari.

Gambar 1. (a) Contoh dynamo yang terpasang pada roda sepeda (amazon.com)
dan (b) skema bagian dalam dynamo.

Luas kumparan adalah ab A = ab . Akibat perputaran kumparan, maka proyeksi


luas kumparan dalam arah tegak lurus medan magnet hanya A = ab sinθ. Dengan
demikian, fluks magnetik yang dikandung kumparan tiap saat adalah

17
Andaikan kumparan berputar dengan kecepatan sudut tetap. Maka hubungan
antara sudut dan kecepatan sudut memenuhi θ = ωt. Dengan demikian kita dapat
menulis

Gambar 2. (a) Skema bagian dalam dynamo dan (b) kumparan dipandang dari
arah depan saat membentuk sudut θ terhadap arah medan magnet. Akibat orientasi
demikian maka luas penampang kumparan yang tegak lurus medan magnet
berubah.

Jika jumlah lilitan pada kumparan dinamo adalah N maka ggl induksi yang
dihasilkan kumparan dinamo menjadi

18
Dengan

Persamaan di atas merupakan amplitudo ggl yang dihasilkan.

Gambar 2. Bentuk tegangan keluaran sebuah dinamo

2.6 Induktansi (Yusri)

Sebagai contoh solenoid dialiri arus searah maka beda potensial antara dua
ujung solenoid hampir nol karena beda tegangan sama dengan perkalian arus dan
hambatan solenoid. Solenoid hanya berupa kawat konduktor sehingga hambatan

19
listrik antara dua ujung solenoid hampir nol. Tetapi jika solenoid dilairi arus yang
berubah-ubah terhadap waktu, maka sifat solenoid akan berubah.

Gambar 3. (kiri) jika solenoid dialiri arus dc, tidak muncul tegangan antara dua
ujung solenoid. (kanan) jika solenoid dialiri arus ac maka muncul tegangan antara
dua ujung solenoid.

Karena arus berubah-ubah terhadap waktu maka kuat medan magnet


dalam solenoid berubah-ubah. Karena luas penampang solenoid tetap maka fluks
magnetik yang dikandung solenoid berubah terhadap waktu. Berdasarkan hukum
Faraday maka solenoid menghsilkan ggl induksi. Dengan demikian, ketika dialiri
arus bolak-balik maka muncul tegangan antara dua ujung solenoid. Tegangan ini
tidak muncul ketika solenoid dialiri arus searah.

2.7 Transformator (Agus Salim)

Transformator atau biasa disebut trafo adalah alat listrik yang digunakan
untuk mengubah tegangan listrik yang bukan dc menjadi lebih besar atau lebih
kecil dari tegangan semula. Tengan yang dapat diubah oleh trafo hanya tegangan
yang berubah-ubah terhadap waktu, misalknya tegangan bolak-balik. Adapun
contoh transformator yang sering kita liat adakah transformator pada jaringan
listrik PLN, dan transformator yang terpasang pada rangkaian listrik.

20
a) Trafo memiliki dua kumparan. Secara umum trafo memiliki dua kumparan.
1) Kumparan primer berada di bagian input, tempat tegangan listrik masuk ke
dalam trafo.

2) Kumparan sekunder berada di bagian output trafo, tempat tegangan listrik hasil
pengubahan keluar dari trafo.

Pada kumparan primer dan kumparan sekuner di dalamnya terdapat rongga yang
diisi dengan teras besi sebagai jembatan perambatan medan magnet. Tanpa
adanya teras besi tersebut maka medan magnet yang dihasilkan kumparan primer
akan menyebar ke mana-mana.Jika teras yang digunakan oleh kumparan sekunder
sama dengan teras yang digunakan pada kumparan primer, maka semua medan
yang dihasilkan kumparan primer masuk ke dalam kumparan sekunder.

Gambar 1. Transformator pada jaringan listrik PLN

Apabila arus masuk ke dalam kumparan primer maka akan menghasilkan medan
magnet. Medan magnet yang dihasilkan kumparan primer kemudian diarahkan ke
kumparan sekunder. Agar pengarahan tersebut berlangsung efektif maka di dalam
rongga trafo umumnya diisi teras besi atau bahan lain yang dapat bersifat

21
magnetik. Dengan adanya bahan tersebut maka seolah-olah medan magnet yang
dihasilkan kumparan primer mengalir ke dalam bahan tersebut dan seluruhnya
mencapai kumparan sekunder.

Karena semua medan yang dihasilkan kumparan primer dianggap merambat ke


kumparan sekunder maka kita peroleh
Bs = Bp

Ket :

Bs : medan magnet yang ada di kumparan sekunder

Bp : medan magnet yang ada dalam kumparan primer.

Gambar 2. (a) Jika tidak digunakan teras maka medan magnet yang dihasilkan
kumparan mehyebar ke luar. (b) medan magnet yang dihasilkan kumparan
terperangkap dalam teras jika di dalam rongga kumparan dipasang teras besi.

Dengan asumsi bahwa kumparan primer berperilaku sebagai solenoid ideal maka

22
Fluks magnetik pada kumparan primer adalah

Fluks magnetik pada kumparan sekunder adalah

Ggl indukasi yang dihasilkan pada kumparan primer adalah

Ggl indukasi yang dihasilkan pada kumparan sekunder adalah

23
Dengan demikian,

jika dianggap luas penampang kumparan primer dan sekunder sama, maka
diperoleh

∑ s Ns
=
∑ p Np

Dari rumus diatas, maka muncul persamaan :

a) Jika Ns > Np maka tegangan keluaran lebih besar daripada tegangan masukan.
Trafo semacam ini disebut trafo step-up
b) Jika Ns < Np maka tegangan keluaran lebih kecil daripada tegangan masukan.
Trafo semacam ini disebut trafo step-down

2.8 Daya Trafo (Agus Salim)

Pada transformator arus dimasukkan pada kumparan primer. Hasilnya


pada kumparan sekunder diperoleh arus. Karena adanya arus listrik menandakan
adanya energi, maka energi demikian, trafo juga berperan sebagai pemindah
energi dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Dari sifat pemindahan energi
ini kita dapat menentukan hubungan antara arus pada kumparan primer dan
padakumparan sekunder. Hubungan ini dapat ditentukan sebagai berikut.

Daya pada kumparan primer adalah

Pp = Ip∑p
dengan Pp daya yang masuk ke kumparan primer dan Ip arus pada kumparan
primer. Daya pada kumparan sekunder adalah

24
Ps= Is∑s

dengan Ps daya yang masuk ke kumparan sekunder Is arus pada kumparan


sekunder. Tidak semua daya pada kumparan primer dapat dipindahkan ke
kumparan sekunder. Hanya trafo idel yang sanggup memindahkan seluruh daya
dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Jika ɳ adalah efisiensi trafo maka
dipenuhi.

Ps = ɳPp

Atau

Is∑s = ɳ Ip∑p

Sehinngga

∑p
Is = ɳ ∑ s Ip

perbandingan tegangan sekunder dan primer pada travo semata-mata


bergantung pada perbandingan jumlah lilitan. Jika mengikinkan tegangan
sekunder dua kali tegangan primer maka jumlah lilitan sekunder dua kali lebih
banyak daripafa gulungan primer.

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fluks magnetik mengukur jumlah garis gaya yang menembus suatu
permukaan secara tegak lurus. Hukum faraday menyatakan bahwa apabila terjadi
perubahan fluks dalam suatu kumparan konduktor (loop) maka dihasilkan gaya
gerak listrik (tegangan listrik) induksi yang berbanding lurus dengan laju
perubahan fluks, adapun pengaplikasian dari hukum faraday dalam kehidupan
sehari- hari itu ada pada generator dan dinamo. Adapun hukum lenz menyatakan
Apabila ggl induksi timbul dalam suatu rangkaian, jadi pada arah arus
induksi yang sebelumnya telah dihasilkan dengan sedemikian rupa akan
menimbulkan medan magnetik induksi yang saling bertentangan terhadap
perubahan medan magnetik (dalam hal ini arus induksi berupaya untuk
mempertahankan fluks magnetik totalnya konstan). Dinamo digunakan untuk
mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Kemudian induktansi yaitu contoh
solenoid dialiri arus searah maka beda potensial antara dua ujung solenoid hampir
nol karena beda tegangan sama dengan perkalian arus dan hambatan solenoid.
Transformator adalah alat listrik yang digunakan untuk mengubah tegangan listrik
yang bukan dc menjadi lebih besar atau lebih kecil dari tegangan semula. Pada
transformator arus dimasukkan pada kumparan primer.

3.2. Saran
Kami sadar dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dalam penulisan dan kata kata yang ada didalam makalah ini.
kami berharap para pembaca dapat memahami dan mengerti semua pembahasan
yang kami paparkan dalam makalah ini. selain itu kritik dan saran kami perlukan
untuk membangun dalam pembuatan makalah kami untuk kedepannya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. 2017, Fisika Dasar II. Bandung : Institut Teknologi Bandung

Giancoli, D, C. 2014. Fisika Prinsip dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga

Jati, B, M, E., Priyambodo, T, K. 2010. Fisika Dasar. Yogyakarta: Penerbit Andi

27
LAMPIRAN

28

Anda mungkin juga menyukai