Anda di halaman 1dari 6

Eksperimen Menghitung Gaya Lorentz dalam Induksi Elektronika

Menggunakan Medan Magnet dan Kawat Penghantar pada Hukum


Faraday

Vira Wulandari1
1
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Corresponding e-mail: virawulandari2222@gmail.com

ABSTRAK. Induksi Elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik


dalam satu kumparan atau konduktor bila terdapat perubahan pada fluks magnetic
pada konduktor tersebut atau bila konduktor bergerak relative melintasi medan
magnet. Sedangkan fluks magnetik adalah banyak garis gaya magnet yang
menembus suatu bidang. Faraday menyimpulkan bahwa meskipun medan magnet
konstan tidak dapat menghasilkan arus listrik . Arus yang dihasilkan disebut arus
induksi. Pada hukum faraday menjelaskan bahwa faraday mengukur besarnya ggl
yang disebabkan oleh perubahan fluks sebesar ΔΦ dalam waktu yang dikenal
dengan hukum faraday. Faraday melakukan penelitian kuantitatif untuk mencari
faktor yang mempengaruhi besarnya ggl yang dinduksikan. Faraday menyimpulkan
bahwa arus induksi muncul hanya untuk waktu singkat ketika medan magnetnya
mencapai nilai tetap, arus dalam kumparan sekunder menghilang. Efeknya
menyebabkan rangkaian sekunder berubah berperilaku seperti ketika fluks
magnetik yang menembus rangkaian ketika berubah terhadap waktu. Hukum
faraday tidak menjelaskan visualisasi induksi, namun Hukum Lenz melanjutkan
yang mana merupakan sebuah metode alternative yang nyaman untuk menentukan
arah suatu arus induksi atau tge induksi. Hukum Lenz bukan merupakan prinsip
yang bebas, hukum ini dapat diturunkan dari huku faraday, dan membantu
memahami intuisi tentang berbagai efek individu dan tentsng peranan kekekalan
energi. Jika fluks dalam sebuah statisioner berubah maka, arus induksi itu
menimbulkan medan magnetiknya sendiri. Didalam luas yang dibatasi dengan
rangkaian itu, medan ini berlawanan dengan medan yang semula. Jika medan yang
semula itu semakin bertambah tetapi mempunyai arah yang sama seperti semula.
1. PENDAHULUAN
Pada perkembangan ilmu pengetahuan saat ini sangatlah membantu
dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Induksi elektromagnetik dapat
digunakan dikegiatan sehari-hari yaitu seperti pada generator AC, generator
DC, dynamo sepeda, transformator atau trafo dan induksi pada rhumkorff dan
masih banyak lagi.
Induksi Elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik
dalam satu kumparan atau konduktor bila terdapat perubahan pada fluks
magnetic pada konduktor tersebut atau bila konduktor bergerak relative
melintasi medan magnet. Sedangkan fluks magnetik adalah banyak garis gaya
magnet yang menembus suatu bidang.
Hukum Faraday menyebutkan bahwa apabila suatu kumparam dengan
jumlah lilitan N ditempatkan didalam medan magnet sehingga memotong garis
gaya magnet atau fluks yang berubah menurut waktu dΦ/dt maka pada
kumparan tersebut akan timbul GGL induksi v. Sehingga GGL induksi tidak
hanya timbul karena penghantar, yang digerakan dalam medan magnet saja,
melainkan dapat timbul asalkan ada perubahan fluks magnetic (Jacobud dan
Gulo, 2014).
Hukum Lenz adalah sebuah metode alternative yang nyaman untuk
menentukan arah suatu arus induksi atau tge induksi. Hukum ini dapat
diturunkan dari hukum faraday. Hukum lenz juga nembantu memahami intuisi
tentang berbagai efek induksi dan tentang peranan kekekalan energi
(Young.dkk, 2004).

2. LANDASAN TEORI

Fluks magnetik adalah banyak garis gaya magnet yang menembus suatu
bidang. Prinsip sental dari induksi elektromagnetik adalah hukum faraday.
Hukum ini mengaitkan tge induksi pada fluks magnetic yang berubah-rubah
untuk sembarang simpul, termasuk suatu rangkaian tertutup. Hukum leentz,
untuk meramalkan arah tge induksi dan arah induksi (Young.dkk,2004).

Faraday menyadari bahwa ggl dan arus dapat diinduksikan dalam


sebuah loop, seperti dalam kedua eksperimen dengan mengubah jumlah medan
magnet yang melalui loop. Lebih menyadari bahwa jumlah medan magnet
dapat divisualkan dalam bentuk garis medan magnet yang melalui loop. Jumlah
sebenarnya dari garis-garis medan yang melalui loop tidak berpengaruh. Yang
menentukan nilai-nilai ggl induksi dan arus induksi adalah laju perubahan
jumlah garis medan magnet. Hukum faraday tidak menjelaskan mengapa arus
dan ggl diinduksikan dalam kedua percobaan. Hal ini hanyalah sebuah
pernyataan yang membantu mengvisualkan induksi (Halliday.dkk, 2010).

Menurut Jacobus dan Gulo (2014), Medan magnet dapat didefinisikan


sebagai ruangan disekitar magnet atau penghantar yang dialiri arus listrik.
Medan magnet merupakan besaran vektor sehingga untuk menyatakannya
dapat digunakan garis gaya. Sebagai contoh besarnya medan induksi magnet
vektor B dapat dinyatakan sebagai jumlah garis medan persatuan luas. Bila
vektor dA adalah vektor pada elemen luas S dan vektor B adalah vektor induksi
yang menembus elemen luas tersebut, maka jumlah garis gaya atau fluks Φ
yang keluar dari permukaan S adalah :

Φ = ∮𝑠 𝐵. 𝑑𝐴………………………… (1)

Integral permukaan vektor B dikali vektor dA menyatakan produk


scalar antara vektor B dan vektor dA, sedangkan pada persamaan (2) dapat
dituliskan ulang dengan analisis vektor menggunakan torema stokes menjadi
bentuk :

Φ = ∮𝑠 𝐵. 𝑑𝐴 cos 𝜃 = ∮𝑠 𝐵𝑛 . 𝑑𝐴…… (2)

Dengan Φ adalah sudut antara vektor B dan vektor dA, sedangkan Bn


= B cos θ adalah komponen vektor B pada arah normal permukaan. Hubungan
diatas merupakan pernyataan matematis medan induksi magnet vektor B yang
digambarkan sebagai jumlah garis gaya tiap satuan luas, sehingga induksi
magnet vektor B disebut pula sebagai rapat fluks (Jacobus dan Gulo, 2014).
Metode induksi bekerja melalui pengukuran fluks magnetic yang
mengrangkum mengenai Gaya Gerak Listrik Induksi (GGL Induksi), dimana
kuat medan dapat diukur sepanjang lintasan elektrik dengan disertai, adanya
perubahan fluks didalamnya. Jika suatu kawat penghantar digerakkan
mendorong arah suatu medan magnet maka, akan timbul suatu GGL Induksi
(Jacobus dan Gulo, 2014).
Hukum Faraday meneyebutkan bahwa apabila suatu kumparan dengan
jumlah lilitan N ditempatkan didalam medan magnet sehingga memotong garis
gaya magnet atau fluks yang berubah menurut waktu dΦ/dt maka pada
kumparan tersebut akan timbul karena penghantar, yang digerakkan dalam
medan magnet saja, melainkan dapat timbul asalkan ada perubahan fluks
magnetic (Jacobus dan Gulo, 2014).
𝑑𝛷
𝑉 = −𝑁 ………………(3)
𝑑𝑡
Apabila A merupakan luasan tampang lintang kumparan dan N adalah
banyak lilitan suatu kumparan, maka B = Φ/A, sehingga :
𝑑𝐵
𝑉 = −𝑁𝐴 ……………...(4)
𝑑𝑡
1
𝑑𝐵 = − 𝑉. 𝑑𝑡 …………….(5)
𝑁𝐴
𝑑𝛷
𝐵 = ∫ 𝑑𝐵 − ∫ 𝑉. 𝑑𝑡 …………(6)
𝑑𝑡
Persamaan (6) menunjukkan bahwa adanya medan magnet yang
berubah terhadap suatu waktu dB/dt akan menghasilkan GGL Induksi atau
dapat dikaitkan GGL Induksi muncul karena adanya medan magnet yang
berubah-ubah dan terdapat perubahan terhadap waktu dan jumlah lilitan
kumparan (Jacobus dan Gulo, 2014).
Hukum Lenz adalah sebuah metode alternative yang nyaman untuk
menentukan arah suatu arus induksi atau tge induksi. Hukum ini dapat
diturunkan dari hukum faraday. Hukum lenz juga nembantu memahami intuisi
tentang berbagai efek induksi dan tentang peranan kekekalan energi
(Young.dkk, 2004).
Jika fluks dalam sebuah stationer berubah maka arus induksi itu
menimbulkan medan magnetiknya sendiri. Didalam luas yang dibatasi oleh
rangkaian itu, medan ini berlawanan dengan medan yang semula jika medan
yang semula itu semakin bertambah tetapi mempunyai arah yang sama seperti
mudan yang semula jika medan yang semula semakin berkurang kekuatannya
(Young.dkk, 2004).
3. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini menggunakan
metode eksperimen. Dengan menggunakan alat dan bahan sebagai berikut :
kabel penghubung, magnet, kumparan, kawat penghantar, baterai, gunting,
papan rangaian
Langkah percobaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, rangkailah kawat penghantar
pada papan rangkaian, hubungkan kabel penghubung pada kawat penghantar
dan pada baterai, letakkan magnet pada papan rangkaian, dan letakkan
kumparan diatas magnet, dan terakhir catat hasil percobaan.

4. HASIL PENELITIAN
Adapun hasil yang didapatkan pada ekperimen yang telah dilakukan
yaitu, diketahui bahwa eksperimen ini telah sesuai dengan sifat dan konsep dari
kaidah tangan kanan yang mana besar gaya Lorentz (F) bergantung pada besar
medan magnet (B), besar arus listrik (I) yang mengalir, Panjang kawat
penghantar (l). Dan sudut yang terbentuk antara arus listrik dan medan magnet.
Eksperimen ini berlangsung ketika kawat dialiri arus listrik (I) dan
masuk dalam daerah megan magnetic (B), maka kawat akan berputar sesuai
dengan arah gaya lorentz (F). Besar sudut α tidak mempengaruhi arah gaya
Lorentz karena arah gaya Lorentz selalu tegak lurus dengan arah arus listrik
dan medan magnet.

5. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan pada penelitian dari
eksperiment kali ini tentang gaya Lorentz yaitu sebagai berikut:
1. Gaya Lorentz merupakan seluruh gaya elektromagnetik pada partikel
bermuatan yang bergerak dengan suatu kecepatan melalui medan listrik dan
medan magnet.
2. Percobaan eksperimen kali ini telah sesuai dengan sifat dan konsep dari
kaidah tangan kanan yang mana besar gaya Lorentz (F) bergantung pada
besar medan magnet (B), besar arus listrik (I) yang mengalir, Panjang
kawat penghantar (l). Dan sudut yang terbentuk antara arus listrik dan
medan magnet.

Daftar Pustaka

Halliday.dkk. 2010. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid 2 . Jakarta : Erlangga

Jacobus, Liefsan dan Gulo, Dewi Kristina. 2014 . Rancangan Bangun Teslameter
Dengan Metode Induksi . Bandung : ITB

Young.dkk. 2004 . Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai