Anda di halaman 1dari 5

DASAR TEORI

Hubungan antara gejala kelistrikan dan kemagnetan dapat dinyatakan dalam dua bentuk yaitu:
(1) arus listrik menghasilkan medan magnet, dan (2) medan magnet memberikan gaya pada arus listrik
atau muatan listrik yang bergerak. Konsep ini ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Inggris yaitu
Michael Faraday (1791-1867) (Giancoli, 2001: 172-173).

Hukum Faraday menyatakan bahwa apabila terjadi perubahan fluks dalam suatu kumparan
konduktor (loop) maka dapat dihasilkan suatu gaya gerak listrik atau GGL berupa tegangan listrik
induksi yang berbanding lurus dengan laju perubahan fluks (Abdulloh, 2017: 416).

Dalam memahami konsep ini, Faraday melakukan eksperimen dengan mengguakan


galvanometer, kumparan, dan magnet. Proses timbulnya gaya gerak listrik terjadi akibat adanya
perubahan fluks magnetik. Sebuah batang magnet didorong/ditarik maju-mundur pada suatu kumparan,
sehingga

(i) Ketika batang magnet didorong mendekati kumparan tersebut maka kuat medan magnet yang ada
dalam rongga kumparan akan bertambah. Akibatnya fluks magnetik pada kumparan tersebut
bertambah sehingga menimbulkan munculnya ggl induksi.
(ii) Ketika batang magnet ditarik keluar dari kumparan tersebut maka kuat medan magnet yang ada
dalam rongga kumparan akan berkurang. Akibatnya fluks magnetik pada kumparan tersebut
berkurang sehingga menimbulkan munculnya ggl induksi
(iii)Ketika batang magnet diam maka tidak terjadi perubahan kuat medan dalam rongga kumparan,
Sehingga fluks magnetik pada kumparan tersebut tidak mengalami perubahan dan tidak
menimbulkan ggl induksi (Abdulloh, 2017: 416).

Faraday melalui eksperimennya menyimpulkan bahwa medan magnet konstan tidak dapat
menghasilkan arus, namun perubahan medan magnet dapat menghasilkan arus listik. Arus listrik yang
timbul akibat perubahan medan magnet tersebut disebut dengan arus induksi. Peristiwa timbunya arus
listrik pada suatu penghantar atau kumparan akibat mengalami perubahan garis-garis gaya magnet atau
fluks magnetik disebut dengan induksi elektromagnetik, sedangkan beda potensial yang timbul pada
ujung kumparan dengan gaya gerak listrik (GGL) induksi (Giancoli, 2001: 174).
Induksi elektomagnetik juga merupakan proses pengubahan energi gerak atau energi kinetik
menjadi energi listrik, yang mana proses tersebut timbul karena hasil dari efek interaksi dengan medan
magnet. Besar GGL induksi pada kedua ujung kumparan sebanding dengan laju perubahan fluks
magnetik yang timbul pada kumparan. Artinya, apabila semakin cepat perubahan fluks magnetik, maka
GGL induksi yang ditimbulkan juga semakin besar (Giancoli, 2001: 174).

Ggl Induksi dalam suatu rangkaian tertutup akan sama dengan negatif dari turunan fluks medan
magnet terhadap waktu (Paul A. Tipler, 2001).
∆∅
𝜀 = −𝑁 …(1)
∆𝑡

Keterangan :
𝜀 = ggl induksi
∅ = fluks magnet yang timbul pada kumparan

Besar ggl induksi pada kumparan dapat dinyatakan dengan persamaan


𝑄 = ∫ 𝑑𝑞 ∞ ∫ 𝑉𝑡 𝑑𝑡 …(2)
Dengan

𝑑𝑞 = 𝑖𝑑𝑡 …(3)
Dan dengan menggunakan
persamaan
𝑉
𝑖=
𝑅 …(4)
Dengan memasukkan persamaan (4) ke persamaan (3) sehingga diperoleh persamaan :
𝑉
𝑑𝑞 = 𝑑𝑡 …(5)
𝑅

Selanjutnya persamaan (5) diintegralkan, sehingga dapat dituliskan dengan


𝑞= 𝑑𝑡 …(6)
𝑉

Sehingga 𝑅
1
𝑄=
𝑅 ∫ 𝑉 (𝑡)𝑑𝑡 …(7)
Keterangan : (Kingman, R., Rowland, S., & Popescu, S.,
2002) Q = induksi muatan total dalam interval waktu ∆𝑡
V(t) = ggl induksi
Fluks magnetik merupakan banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu bidang. Fluks
magnetik tersebut sebanding dengan jumlah garis yang melalui luasan bidang. Sedangkan untuk
memperoleh nilai dari laju fluks magnet (∅) dengan persamaan :

∅ = 𝐵. 𝐴 …(8)
Apabila medan magnet yang menembus luasan tidak tegak lurus terhadap permukaan, maka fluks
magnetik didefinisikan dengan
∅ = 𝐵. 𝐴 cos 𝜃 …(9)
Jika persamaan (8) dimasukkan kedalam persamaan (1) maka
diperoleh
∆(𝐵𝐴) …(10)
𝜀 = −𝑁 ∆𝑡

Persamaan (5) dapat dituliskan menjadi


∆(𝐵)
𝜀 = −𝑁𝐴
∆𝑡 …(11)
Keterangan : (Shaw, D.E., 2008)
B = rata-rata dari kuat medan magnet
A = luas daerah (cross sectional area)
Dengan
𝐴 = 𝜋𝑟2 …(12)

Jumlah lilitan dapat memengaruhi besar GGL induksi yang dihasilkan, yaitu semakin besar
jumlah lilitan suatu kumparan, maka ggl yang dihasilkan akan semakin besar pula.

Ketika kedua magnet memiliki jarak yang jauh maka garis gaya magnet yang timbul semakin
sedikit, dikarenakan gaya tarik menarik antar magnet juga semakin kecil. Jika garis gaya magnet sedikit
maka medan magnet yang dihasilkan kecil, sehingga hal tersebut mempengaruhi induksi EMF yang
akan semakin kecil pula. Dalam pengertian, ketika jarak antar magnet semakin jauh maka induksi EMF
akan semakin kecil. (Mikrajuddin,2017).

Selain itu, jarak magnet dapat memengaruhi induksi elektromagnetik pada kumparan yaitu
semakin jauh jarak kumparan ke magnet maka arus yang dihasilkan semakin kecil, sehingga kuat
medan magnet yang dihasilkan juga semakin kecil, dan menimbulkan semakin kecilnya nilai ggl
induksi yang dihasilkan (Riduwan, 2017).
Pada persamaan Hukum faraday diferensial fluks magnet berbanding lurus dengan induksi
EMF, dari hubungan tersebut dapat dikatakan bahwa sudut antar vektor berbanding terbalik terhadap
induksi EMF dengan penjelasan bahwa semakin besar sudut antar vektor maka induksi EMF akan
semakin kecil. Hal ini terjadi karena pada persamaan fluks magnet nilai sudut yang digunakan adalah
cosinus, sehingga jika nilai sudutnya semakin besar maka nilai cosinus akan semakin kecil (Sahidinur,
2014).

Hukum faraday hanya menjelaskan besarnya ggl induksi yang dihasilkan oleh perubahan
fluks magnetik dalam suatu loop. Namun tidak menjelaskan arah arus induksi dalam loop. Arah arus
induksi dalam loop dijelaskan melalui hukum Lenz yang berbunyi “arah arus induksi dalam suatu
kumparan atau loop adalah sedemikian rupa sehingga medan magnet yang dihasilkan arus tersebut
melawan perubahan fluks penyebabnya” dimana arus induksi berusaha mempertahankan fluks
magnetik totalnya konstan (Mustain, 2018). Apabila fluks yang menyebabkan ggl semakin lama
semakin besar maka arah arus induksi harus sedemikian rupa sehingga medan magnet yang dihasilkan
arus induksi tersebut memperkecil fluks tersebut. Ini hanya mungkin jika arah medan magnet yang
dihasilkan arus induksi berlawanan dengan arah medan yang diterapkan pada loop. Apabila fluks yang
menyebabkan ggl semakin lama semakin kecil maka arah arus induksi harus sedemikian rupa sehingga
medan magnet yang dihasilkan arus induksi tersebut memperbesar fluks tersebut. Memungkinkan ini
hanya jika arah medan magnet yang dihasilkan arus induksi searah dengan arah medan yang diterapkan
pada loop (Abdullah, 2017).

Saat posisi magnet dan kumparan diam, tidak terjadi perubahan fluks magnet pada kumparan.
Namun saat kutub utara magnet digerakkan mendekati kumparan, maka terjadi perubahan fluks
magnet. Sehingga pada kumparan akan timbul fluks magnet yang melawan pertambahan fluks
magnetik yang menembus kumparan. Demikian fluks total yang dilingkupi kumparan selalu konstan.
Hal yang sama juga ketika magnet digerak menjauh dari kumparan yang mengakibatkan kumparan
timbul fluks induksi yang melawan pengurangan fluks magnet, sehingga selalu fluks totalnya konstan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh, Mikhrajuddin, 2017. Fisika Dasar II. Bandung: ITB.

Giancoli, Douglas C., 2001. Fisika. Edisi Kelima Jilid II (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Kingman, R., Rowland, S., Popescu, S., 2002. An Experimental Observation of Faraday’s Law of
Induction. Ammerican Association of Physics Teacher.

Mustain, Y., 2018. Hukum Faraday dalam Roda Kehidupan Seorang Muslim”

Paul, A., 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Riduwan, Sunarto, 2017a. Pengantar Statistik untuk Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan
Bisnis. Bandung: Alfabeta. Hal. 251

Shaw, D.E., 2008. Electromagnetic Induction I. Villanova University

Anda mungkin juga menyukai