Elektromagnetik
XII |FISIKA Untuk SMA/MA
Semester Gasal
Disusun oleh :
Ana Mathofani (17324299010)
Asteria Dhiantika (17324299014)
Ginanjar Wilujeng (17324299013)
0
Dijelaskan oleh
Hukum Faraday
GGL Induksi dan
Arus Induksi
Hukum Lenz Alternator
Induktansi Diri
Solenoida dan Toroida
Menjelaskan tentang
Energi yang Tersimpan dalam Induktor
Terdiri dari
Induksi Elektromagnetik
Induktansi
Induktansi Silang
Transformator
Generator
Detektor logam
Terapan Induksi
Contoh
Mikrophone
Kartu ATM
1
A. Deskripsi
Pembahasan pada kompetensi dasar 3.4 meliputi induksi elektromagnetik
(hukum Faraday), Hukum Lenz, Induktansi Diri pada Solenoida, Induktansi Diri
pada Toroida, Energi yang Tersimpan dalam Induktor (kumparan), Induktansi
Silang, Transformator, dan Terapan Induksi Elektromagnetik pada Produk
Teknologi.
B. Kompetensi Dasar:
3.4 Menganalisis fenomena induksi elektromagnetik dalam kehidupan sehari-
hari.
4.4 Melakukan percobaan tentang induksi elektromagnetik berikut presentasi
hasil percobaan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.4.1 Menganalisis konsep induksi elektromagnetik (Hukum Faraday)
3.4.2 Menganalisis konsep hukum Lenz
3.4.3 Menganalisis konsep induktansi diri sebuah kumparan (solenoida dan
toroida)
3.4.4 Menganalisis konsep energi yang tersimpan di dalam induktor
(kumparan)
3.4.5 Menganalisis konsep induktansi silang
3.4.6 Menganalisis prinsip kerja transformator
4.4.1 Melakukan percobaan tentang induksi elektromagnetik (hukum Faraday)
4.4.2 Mempresentasikan hasil percobaan tentang induksi elektromagnetik
(hukum Faraday)
4.4.3 Menyimpulkan hasil percobaan tentang induksi elektromagnetik (hukum
Faraday)
4.4.4 Melakukan diskusi tentang hukum Lenz
4.4.5 Mempresentasikan hasil diskusi tentang hukum Lenz
4.4.6 Menyimpulkan hasil diskusi tentang hukum Lenz
4.4.7 konsep induktansi diri sebuah kumparan (solenoida dan toroida) dan
energi yang tersimpan di dalam induktor
4.4.8 Mempresentasikan hasil diskusi tentang konsep induktansi diri sebuah
kumparan (solenoida dan toroida) dan energi yang tersimpan di dalam
induktor
4.4.9 Menyimpulkan hasil diskusi tentang konsep induktansi diri sebuah
kumparan (solenoida dan toroida) dan energi yang tersimpan di dalam
2
induktor
4.4.10 Melakukan percobaan hubungan besarnya arus terhadap jumlah lilitan dan
besarnya tegangan terhadap jumlah lilitan pada transformator
4.4.11 Mempresentasikan hasil percobaan tentang hubungan besarnya arus
terhadap jumlah lilitan dan besarnya tegangan terhadap jumlah lilitan
pada transformator
4.4.12 Menyimpulkan hasil percobaan tentang hubungan besarnya arus terhadap
jumlah lilitan dan besarnya tegangan terhadap jumlah lilitan pada
transformator
3
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Dalam bentuk vektor, Persamaan 1 dapat dinyatakan dengan perkalian titik, yaitu:
𝚽 = 𝑨 .𝑩 .......... (2)
keterangan:
Φ = fluks magnet (weber atau Wb)
A = luas permukaan (m2)
B = induksi magnet (tesla atau T)
𝜃 = sudut antara garis medan magnet dengan garis normal
4
Contoh soal
Sebuah permukaan bidang dengan luas 4 m2 terletak di dalam medan magnet dengan
induksi magnet B = 1 T. Tentukan fluks magnet pada saat (a) 𝜃 = 0° (b) 𝜃 =
60° (c)
= 90° .
Penyelesaian
Gunakan persamaan (Pers.1):
a. 𝜃 = 0° ∶ Φ = 𝐴𝐵𝑐𝑜𝑠 0° = 4 (1)(1) = 4 Wb
b. 𝜃 = 60° ∶ Φ = 𝐴𝐵𝑐𝑜𝑠 60° = 4 (1)(0,5) = 2Wb
c. 𝜃 = 90° ∶ Φ = 𝐴𝐵𝑐𝑜𝑠 90° = 4 (1)(0) = 0 Wb
1. Hukum Faraday
Sebuah baterai atau GGL akan mengalirkan arus listrik melalui suatu
rangkaian tertutup. Jika arus listrik mengalir di dalam suatu rangkaian, di sekitar
arus tersebut akan timbul fluks magnet. Jika demikian, bagaimanakah hubungan
antara GGL hasil induksi dengan fluks magnet?
Gaya gerak listrik yang timbul akibat adanya perubahan jumlah garis-
garis gaya magnet disebut GGL induksi, sedangkan arus yang mengalir dinamakan
arus induksi dan peristiwanya disebut induksi elektromagnetik. Induksi
elektromagnetik adalah gejala munculnya arus listrik induksi pada suatu
penghantar akibat perubahan jumlah garis gaya magnet.
5
Jarum galvanometer menyimpang disebabkan adanya arus yang mengalir
dalam kumparan. Arus listrik timbul karena pada ujung-ujung kumparan timbul
beda potensial ketika manget batang digerakkan masuk atau keluar dari kumparan.
Beda potensial yang timbul ini disebut gaya gerak listrik induksi (ggl induksi).
Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi penambahan jumlah
garis gaya magnetik yang memotong kumparan (galvanometer menyimpang atau
ada arus yang mengalir). Ketika batang magnet dikeluarkan terjadi pengurangan
umlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan (galvanometer menyimpang
dengan arah berlawanan).
Faktor yang mempengaruhi besar GGL induksi yaitu:
1. Pada saat magnet digerakkan (keluar-masuk) dalam kumparan jarum pada
galvanometer menyimpang.
2. Penyimpangan jarum galvanometer menunjukkan bahwa di dalam kumparan
mengalir arus listrik. Arus listrik seperti ini disebut arus induksi.
3. Arus listrik timbul karena pada ujung-ujung kumparan timbul beda potensial.
Beda potensial ini disebut gaya gerak listrik induksi (ggl induksi).
Dari percobaan yang dilakukan oleh Faraday, diketahui bahwa GGL hasil
induksi bergantung pada laju perubahan fluks magnet yang melalui suatu
rangkaian. kesimpulan ini disebut Hukum Faraday, yang berbunyi:
“GGL induksi yang timbul antara ujung-ujun suatu loop penghantar berbanding
lurus dengan laju perubahan fluks magnet yang dilingkupi oleh loop pengantar
tersebut.”
Secara matematis:
∆Φ .......... (3)
𝜀 = −𝑁
∆𝑡
Jika perubahan fluks magnet terjadi dalam waktu singkat (∆𝑡 → 0), GGL induksi
diberikan oleh:
∆Φ 𝑑Φ .......... (4)
𝜀 = −𝑁 lim = −𝑁
∆𝑡→0 ∆𝑡 ∆𝑑
Dengan:
𝜀 = GGL induksi antara unjung − ujung penghantar (volt atau V)
N = banyaknya lilitan kumparan
∆𝛷 = perubahan fluks magnet (weber atau Wb)
∆𝑡 = 𝑠elang waktu untuk perubahan fluks magnet (sekon atau s)
𝑑𝛷
= turunan pertama fungsi fluks magnet terhadap waktu.
∆𝑑
6
Catatan:
Tanda minus dalam persamaan (Pers. 3) dan (Pers. 4) adalah pernyataan arah sesuai dengan
Hukum Lenz. Oleh karena itu, untuk penyederhanaan perhitungan, tanda minus untuk Hukum
Faraday tersebut tidak perlu ditulis.
Tanda negatif pada persamaan 3 dan 4 dinyatakan oleh Lenz untuk menentukan arah. Hukum
Lenz akan kita pelajari pada subbab selanjutnya.
Contoh soal
Sebuah kumparan terdiri dari 500 lilitan dan memiliki hambatan 10 ohm.
Kumparan melingkupi fluks magnet yang berubah terhadap waktu sesuai dengan
persamaan 𝜙 = (𝑡 + 2)2 weber dengan t dalam sekon. Tentukan kuat arus yang
mengalir melalui kumparan pada saat: (a) t = 0 dan (b) t = 2 s.
Pembahasan:
Diketahui: Φ = (𝑡 + 2)2 weber
R = 10 ohm
Ditanyakan: a. I (t = 0 s)
b. I (t = 2 s)
Penyelesaian:
Pertama kita tentukan dulu GGL induksi dengan menggunakan (Pers. 4):
𝑑Φ 𝑑
𝜀 = −𝑁 = −500 (𝑡 + 2)2
∆𝑑 𝑑𝑡
𝜀 = (500)(3)(𝑡 + 2)2 = −1500(𝑡 + 2)2 volt
a. Pada t = 0, didapat 𝜀 = −1500(0 + 2)2 = −6000 V
Kuat arus induksi:
𝜀
𝐼= −6000
𝑅 = = −600 A
10
Tanda negatif pada I menyatakan bahwa arus induksi ini dihasilkan oleh fluks
induksi yang berlawanan dengan fluks utama.
b. Pada t = 2 s, didapat 𝜀 = −1500(2 + 2)2 = −24.000 V
Kuat arus induksi:
𝜀
𝐼= −2400
𝑅 0 = −2400 A
=
10
7
Contoh soal
Jika medan luar bertambah dari 0 menjadi 0,25 T dalam waktu 3.6 s untuk coil
yang memiliki 150 loops kawat dengan luas penampang 0,75 cm2. Hitung ggl
induksi coil dan hitung arus yang mengalir melalui rangkaian dengan R = 5,0 .
Penyelesaian :
Diketahui: R = 5,0
B = 0,25 T – 0 T = 0,25 T
t = 3,6 s
A2 = 0,75 cm2 = 0,75 x10-4 m2
N = 150
Ditanyakan: I
Jawab :
∆Φ ∆𝐵 (0,25 T)(0,75x10−4 m2 )
𝜀𝐼𝑛𝑑 = −𝑁 = −𝑁 𝐴 = = −7,8x10−4 volt
Δ𝑡 −150 3,6 𝑠
∆𝑡
𝜀𝑖𝑛𝑑 −7,8x10−4 volt
𝐼= = = 1,56 x10−4 A
𝑅 5𝛺
Contoh soal
Sebuah kumparan yang memiliki jumlah lilitan 300 lilitan bila terjadi perubahan
jumlah garis gaya magnet di dalam kumparan dari 3000 Wb menjadi 1000 Wb
dalam setiap menitnya tentukan besar ggl induksi yang dihasilkan?
Penyelesaian:
Diketahui: N = 300 lilitan
∆Φ = (1000 − 3000)Wb
Δ𝑡 = 1 menit = 60 s
Ditanyakan: 𝜀 … . ?
Jawab :
∆Φ (1000 − 3000)𝑊𝑏
𝜀 = −𝑁 = −300 = 1x104volt
𝐼𝑛𝑑
Δ𝑡 60 𝑠
8
2. Hukum Lenz
Gambar 3. Heinrich
terkenal sebagai Hukum Lenz.
Friedrich Emil Lenz
(1804-1865) Jika GGL induksi dihubungkan dengan suatu rangkaian
Sumber : wikipedia.org
tertutup dengan hambatan tertentu, maka mengalirlah arus
listrik. Arus ini dinamakan arus induksi. GGL induksi dan arus induksi hanya
ada selama terjadi perubahan fluks magnet. Arah arus induksi dapat ditentuksn
dengan Hukum Lenz.
Hukum Lens berbunyi : "Arus induksi mengalir pada penghantar atau kumparan
dengan arah berlawanan dengan gerakan yang menghasilkannya" atau "medan
magnet yang ditimbulkannya melawan perubahan fluks magnet yang
menimbulkannya".
9
Gambar 5. Menentukan arah arus induksi pada kumparan dengan menggunakan Hukum Lenz.
Sumber: https://sainsmini.blogspot.co.id/2015/11/penjelasan-hukum-faraday-dan-lenz.html
Jika magnet diam (Gambar a dan d), tidak ada perubahan fluks magnet yang
dilingkupi oleh kumparan. Karena fluks magnet konstan, tidak timbul GGL
induksi dan arus induksi.
Pada saat kutub utara magnet didekatkan pada kumparan (gambar b),
fluks magnet utama (Φ𝑢) yang menembus kumparan dengan arah ke bawah
akan bertambah. Sesuai dengan hukum Lenz, pada kumparan akan timbul fluks
(Φ𝑖𝑛𝑑) yang menentang pertambahan fluks utama (Φ𝑢) yang menembus
kumparan. Oleh karena itu, arah fluks induksi (Φ𝑖𝑛𝑑) haruslah berlawanan
dengan arah fluks utama (Φ𝑢 ). Dengan demikian, fluks total yang dilingkupi
kumparan akan konstan. Arah arus induksi (Iind) yang ditimbulkan oleh Φ𝑖𝑛𝑑
adalah sesuai dengan kaidah tangan kanan pertama.
Jika kutub selatan magnet digerakkan menjauhi kumparan seperti pada
gambar (e), flusk magnet utama (Φ𝑢) yang menembus kumparan dengan arah ke
bawah akan berkurang. Sesuai dengan hukum Lenz, pada kumparan akan timbul
fluks induksi (Φ𝑖𝑛𝑑) yang menentang pengurangan fluks utama (Φ𝑢) yang
menembus kumparan. Oleh karena itu, arah fluks induksi (Φ𝑖𝑛𝑑) haruslah
searah dengan arah fluks utama (Φ𝑢 ). Dengan demikian, fluks total yang
dilingkupi kumparan akan konstan. Arah arus induksi yag ditimbulkan oleh Φ𝑖𝑛𝑑
adalah sesuai dengan kaidah tangan pertama.
10
Contoh soal
Pembahasan :
Karena magnet digerakkan mendekati kumparan, maka pada kumparan akan
timbul ggl induksi yang menyebabkan timbulnya arus induksi pada kumparan,
sehingga menyebabkan timbul medan magnet yang menentang medan magnet
tetap, maka arah arus dalam kumparan/hambatan dari B ke A.
x
D
𝑑𝐴 𝑑(𝑙𝑥) 𝑑
= = 𝑙 𝑥 = 𝑙𝑣
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑡
Dengan demikian:
∆Φ 𝑑(𝐴𝐵) 𝑑𝐴 .......... (5)
𝜀 = −𝑁 = −𝑁 = −𝑁𝐵
∆𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
= −𝑁𝐵𝑙𝑣
11
Karena tanda minus hanya menunjukkan arah sesuai dengan Hukum Lenz,
untuk penyederhanaan boleh tidak ditulis. Kemudian, untuk kumparan yang
terdiri dari 1 lilitan (N = 1), berlaku hubungan:
𝜀 = 𝐵𝑙𝑣 .......... (6)
Persamaan di atas hanya berlaku untuk B tegak lurus dengan v. Jika B dan v
membentuk sudut , maka :
𝜀 = 𝐵𝑙𝑣 sin .......... (7)
Arah arus induksi pada gambar dapat ditentukan dengan menerpkan hukum
Lenz sebagai berikut:
Karena penyebeb perubahan fluks magnet yang dilingkupi adalah
perpindahan penghantar CD ke kanan dengan kecepatan v, timbul gaya
Lorentz F yang menentang v. Dengan demikian, arah gaya Lorentz F
adalah ke kiri karena kecepatan v ke kanan.
Dengan menggunakan kaidah tangan kanan kedua pada gambar, yaitu
induksi magnet B masuk menembus bdang kertas (arah jari telunjuk), gaya
Lorentz F ke kiri (telapak tangan), maka arah arus induksi I pada kawat CD
adalah dari D ke C (arah ibu jari). Dengan kata lain, konduktor CD dapat
dianggap sebagai sumber tegangan dengan GGL induksi 𝜀 = 𝐵𝑙𝑣 yang
kutub positifnya adalah titik C dan kutub negatifnya adalah titik D.
Contoh soal
12
Ditanya: I = ...?
Jawab :
Terlebih dahulu hitung GGL induksi :
𝜀 = 𝐵 𝐿 𝑣 sin 𝜃
𝜀 = (0,2 𝑇)(0,5 𝑚)(2 𝑚⁄𝑠 ) sin 90°
𝜀 = 0,02 volt
Menghitung i (gunakan hukum Ohm) :
𝑉 0,02 volt
𝐼= = = 1 ampere
𝑅 0,02Ω
𝑑(𝐴𝐵)
𝜀 = −𝑁
𝑑𝑡
𝑑𝐵 .......... (8)
𝜀 = −𝑁𝐴
𝑑𝑡
Dalam penggunaan persamaan , tanda minus biasanya tidak dituliskan.
Contoh soal
13
x x x
x x x
O
x x x
B
x x x
Diketahui: B = 0,1 t tesla
R = 2 ohm
r = 10 cm
Ditanyakan: I…..?
Penyelesaian:
Sesuai dengan persamaan 8 dapat ditulis:
𝑑𝐵
𝜀 = −𝑁𝐴 = 𝑁(𝜋𝑟 2 )(0,1)
𝑑𝑡
𝜀 = (1)(3,14)(10 x 10−2 )2(0,1) = 3,14 x 10−3 volt
Arus induksi yang mengalir diperoleh dari
𝜀
𝐼= 3,14 x 10−3
𝑅= = 1,6 x 10−3 𝐴 = 1,6 mA
2
x Bx x x x x x x x
x x x x x x x x x
x x x x x x x x x
x x x x x x x x x
14
Φ = 𝐴𝐵 cos 𝜃 .......... (9)
= 𝐴𝐵 cos 𝜔𝑡
𝑑Φ 𝑑
= (𝐴𝐵𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡) = −𝐴𝐵𝜔 sin 𝜔𝑡
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑Φ
𝜀 = −𝑁 = −𝑁(𝐴𝐵𝜔 sin 𝜔𝑡)
𝑑𝑡
dengan:
𝜀 = GGL induksi (𝑉)
𝜀𝑚 = GGL induksi maksimum (𝑉)
𝑁 = jumlah lilitan,
𝐴 = luas bidang kumparan (m2 )
𝜔 = kecepatan sudut (rad/s )
𝑡 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (s)
Timbulnya GGL induksi karena rotasi kumparan merupakan prinsip
dasar pembuatan generator. GGL induksi yang berubah terhadap waktu secara
sinusoidal disebut tegangan arus bolak-balik.
Contoh soal
Sebuah generator listrik terdiri dari sebuah loop persegi 10 lilitan dengan rusuk
50 cm. Loop kemudian diputar dengan 60 putaran per sekon . Berapakah besar
induksi magnet yang diperlukan untuk menghasilkan GGL induksi maksimum
sebesar 170 V?
Diketahui: N = 10 lilitan
𝐴 = (50 𝑥 10−2)2 m2 = 2500 𝑥 10−4m2
𝜀𝑚 = 170 V
f = 60 Hz
Ditanyakan: B….?
Penyelesaian:
Induksi magnet B dapat ditentukan dengan menggunakan Pers. 10, yaitu
𝜀𝑚 = 𝑁𝐴𝐵𝜔
Karena 𝜔 = 2𝑓, maka
𝜀𝑚 = 𝑁𝐴𝐵2𝑓,
170 = (10)(2500 𝑥 10−4)(𝐵)(2)(60)
15
170
𝐵= = 0,18 T
3𝑥102
d. Alternator
Salah satu aplikasi induksi elektromagnetik adalah Alternator.
Alternator adalah alat untuk membangkitkan GGL induksi. Sebuah loop
berbentuk segiempat dengan luas A berotasi dengan laju sudut konstan 𝜔
terhadap sumbu putar yang melalui pusat loop. Loop terletak di dalam medan
magnetik homogen B. Gambar 8 menunjukkan rangkaian sederhana dari
alternator.
Fluks magnetik 𝜙𝐵 yang melalui loop sama dengan luas A dikalikan
komponen medan magnetik yang tegak lurus bidang luasan, yaitu 𝐵 cos 𝜃.
Besar sudut 𝜃 berubah terhadap waktu apabila loop terus berputar. GGL
induksi pada alternator timbul karena perubahan fluks magnetik akibat
perubahan besar sudut antara medan magnetik dan vektor luasan loop (sudut
𝜃).
Jika pada saat t = 0 sudut antara vektor medan magnetik B dan vektor
luasan loop A sama dengan 0, dengan kelajuan sudut 𝜔 konstan, sudut yang
ditempuh dalam waktu t adalah 𝜃 = 𝜔𝑡 . Sehingga fluks magnetik pada saat t
adalah 𝜙𝐵 = 𝐵𝐴 cos 𝜃 = 𝐵𝐴 cos 𝜔𝑡.
Berdasarkan hukum Faraday, GGL induksi yang timbul sebesar :
𝑑𝜙𝐵
𝜀=− = 𝐵𝐴𝜔 sin 𝜔𝑡
𝑑𝑡
Jika loop terdiri atas N lilitan, GGL induksinya sebesar :
𝑑𝜙𝐵 .......... (11)
𝜀=−
𝑑𝑡
= 𝑁𝐵𝐴𝜔 sin 𝜔𝑡
16
Kita dapat menggunakan alternator sebagai sumber GGL pada
rangkaian luar dengan menggunkan dua cincin (𝑆1 dan 𝑆2) yang berputar
bersama loop, seperti ditunjukkan pada gambar 9. Masing-masing cincin itu
selalu menempel pada bagian-bagian yang disebut brush yang tersambug ke
terminal keluaran a dan b. Oleh karena GGL induksi yang dihasilkan berubah
secara sinusoidal terhadap waktu, arus induksi yang dihasilkan dalam rangkaian
itu juga berubah secara sinusoidal terhadap waktu. Karakteristik ini merupakan
ciri khas tegangan dan arus bolak-balik sehingga alternator juga sering disebut
sebagai generator arus bolak-balik.
Selain alternator yang menghasilkan tegangan dan arus bolak-balik,
kita juga membuat generator arus searah dengan menggunakan cincin belah.
Cincin belah berfungsi sebagai komutator atau pembalik arah. Gambar xx
menunjukkan bagan sederhana generator arus searah dan bentuk GGL yang
dihasilkannya. Generator arus searah komersial mempunyai sejumlah kumparan
dan segmen komutator untuk meratakan nilai GGL sehingga tegangan pada
ujung-ujung a dan b bukan hanya searah, tetapi juga relatidf konstan.
B. INDUKTANSI
Pada bagian ini akan dibahas mengenai induktor yaitu peranti yang
dirancang untuk dapat menimbulkan medan magnet sesuai kehendak kita. Solenoida
panjang merupakan contoh induktor paling dikenal dalam kelistrikan. Induktansi
adalah ukuran seberapa besar fluks magnetic yang dicakup oleh induktor setiap satu
satuan kuat arus yang dialirkan melalui induktor itu.
Apa yang terjadi jika suatu kumparan dialiri arus bolak-balik?
Jika sebuah rangkaian atau kumparan dialiri arus bolak-balik, maka akan
menghasilkan medan magnet yang berubah besar dan arahnya. Hal ini disebabkan
oleh besar dan arah arus bolak-balik selalu berubah. Sesuai dengan Hukum Faraday,
perubahan medan magnet akan menimbulkan GGL induksi pada rangkaian atau
kumparan tersebut. Peristiwa ini disebut gaya gerak listrik induksi diri. Induksi diri
akan lebih terasa gejalanya pada penghantar berbentuk kumparan dibandingkan
dengan penghantar lurus.
17
Gambar 10. Induktansi pada kumparan
Sumber: https://belajar.kemdikbud.go.id/
Secara matematis dituliskan:
Δ𝐼 .......... (13)
𝜀 = −𝐿
Δ𝑡
Untuk perubahan yang kecil (selang waktu mendekati nol), maka:
d𝐼 .......... (14)
𝜀 = −𝐿
d𝑡
dengan:
𝜀 = GGL induksi diri (volt)
𝐿 = induktansi (H)
d𝐼
= laju perubahan kuat arus (A/s)
d𝑡
dengan:
𝐿 = induktansi kumparan (henry)
𝑁 = jumlah lilitan kumparan (H)
Φ = fluks magnetik kumparan (weber)
𝐼 = kuat arus kumparan (ampere)
18
Contoh soal
Jika pada sebuah kumparan terjadi perubahan kuat arus sebesar 0,5 A/s, pada ujung-
ujung kumparan timbul ggl induksi diri sebesar 0,2 Volt, tentukan berapa Henry
induktansi diri kumparan tersebut!
Pembahasa
n
Diketahui :
𝜀 = 0,2 𝑉
𝑑𝐼
= 0,5 A/s
𝑑𝑡
Ditanya : L … ?
Jawab:
𝑑𝐼
𝜀 = −𝐿
𝑑𝑡
𝜀 0,2
𝐿= = = 0,4 H
𝑑𝐼 ⁄𝑑𝑡 0,5
𝜀 = −𝐿 d𝐼 d
= −𝐿 (5 cos 100 𝑡)
d𝑡 d𝑡
𝜀 = (−𝐿)(−100 𝑥 5 sin 100𝑡)
𝜀 = (𝐿)(500)()sin100t
𝜀 = (20)(10−3 )(500)() sin 100t
𝜀 = 10 sin 100t volt
GGL induksi diri maksimum 𝜀𝑚 dicapai jika sin 100t = 1, maka
𝜀𝑚 = (10)(1) = 10 volt
19
1. Induktansi Diri pada Solenoida dan Toroida
Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada suatu
pembentuk silinder. Pada kumparan ini panjang pembentuk melebihi garis
tengahnya. Bila arus dilewatkan melalui kumparan, suatu medan magnetik akan
dihasilkan di dalam kumparan sejajar dengan sumbu. Sementara
itu, toroida adalah solenoida yang dilengkungkan sehingga sumbunya menjadi
berbentuk lingkaran. Sebuah kumparan yang memiliki induktansi diri L yang
signifikan disebut induktor.
𝑁 ( 𝜇𝑜𝑁𝐼 ) 𝐴
𝐿= 𝑙
𝐼
20
induktansinya. Kumparan kosong (berisi udara) mempunyai induktansi lebih kecil
dari kumparan yang disisipi bahan. Dalam hal ini, penggunaan bahan di tengah-
tengah kumparan induktor akan meningkatkan induktansi induktor kosong yang
sesuai dengan persamaan berikut:
𝐿𝑏 = 𝜇𝑟𝐿𝑜 .......... (18)
dengan:
𝐿𝑏 = induktansi induktor yang disisipi bahan (H)
𝐿𝑜 = induktansi induktor kosong (H)
𝜇𝑟 = permeabilitas bahan relatif terhadap μo
Contoh soal
dengan:
𝑊 = energi induktor (joule atau J)
𝐿 = induktansi (henry atau H)
21
𝐼 = arus listrik (ampere atau A)
Untuk soleoida panjang, energi yang tersimpan dalam solenoida dapat ditentukan
dengan persamaan:
1
𝑊= 𝐿𝐼2
2
1 𝜇𝑁2𝐴( 𝐵𝑙 2
𝑊=2 𝑙 )( )
𝜇𝑁
1 𝐵 2 𝑙𝐴 1 𝐵 2𝑉 .......... (20)
𝑊= =
2 𝜇 2𝜇
dengan:
V = volume solenoida (m2)
dengan:
𝑈𝑚 = rapat energi induktor (𝐽/ 𝑚 3 )
Contoh soal
Sebuah induktor terbuat dari kumparan kawat dengan 50 lilitan. Panjang kumparan
5 cm dengan luas penampang 1 cm2. Hitunglah:
a. induktansi induktor,
b. energi yang tersimpan dalam induktor bila kuat arus yang mengalir
2A! Pembahasan
Diketahui:
N = 50 lilitan
l = 5 cm = 5×10-2 m
A = 1 cm2 = 10-4 m2
Ditanya:
a. L = ... ?
b. U jika I = 2A ... ?
22
Jawab:
a. Induktansi induktor (L)
𝜇𝑜𝑁2𝐴 (4𝜋. 10−7 )(50)2(10−4 )
𝐿= =
𝑙 5. 10−2
(100𝜋. 10−9 )
𝐿= = 62,8. 10−7 H = 6,28 μH
5. 10−2
3. Induktansi Silang
Gambar 13. Perubahan arus GGL induksi pada kumparan sekunder 𝜀2 dan pada
pada kumparan 1
mempengaruhi arus pada kumparan primer karena pengaruh perubahan fluks
kumparan 2.
Sumber: Depdiknas (2009) magnet dan karena pengaruh perubahan kuat arus,
memenuhi hubungan :
𝑑Φ1 𝑑𝐼1 .......... (22a)
𝜀2 = −𝑁2 = −𝑀
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑Φ2 𝑑𝐼2 .......... (22b)
𝜀1 = −𝑁1 = −𝑀
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Jika Persamaan 22a kita tinjau lebih lanjut, maka
𝑑Φ1 𝑑𝐼
𝑁 =𝑀 atau 𝑁
𝑑Φ = 𝑀𝑑𝐼
2 𝑑𝑡 𝑑𝑡 2 1 1
23
Dengan metode integrasi, kita peroleh bahwa
𝑁2 ∫ 𝑑Φ1 = 𝑀 ∫ 𝑑𝐼1
𝑁2 Φ1 = 𝑀𝐼1
𝜇𝑜𝑁1𝐼1 𝜇𝑜𝑁1𝐼1𝐴
Φ1 = 𝐴B1 = 𝐴 =
𝑥 𝑙 𝑙
24
4. Transformator
Induksi elektromagnetik juga mendasari prinsip kerja sebuah
transformator atau trafo. Dengan transformator inilah kita dapat menikmati
manfaat enegi listrik dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk menyalakan
lampu, pompa air, radio dan alat-alat elektronik lainnya. Mengapa demikian?
Karena transformator dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan
tegangan listrik.
Trafo memiliki dua terminal, yaitu terminal input dan terminal output.
Terminal input terdapat pada kumparan primer. Terminal output terdapat pada
kumparan sekunder. Tegangan listrik yang akan diubah dihubungkan dengan
terminal input. Adapun, hasil pengubahan tegangan diperoleh pada terminal
output. Prinsip kerja transformator menerapkan peristiwa induksi elektromagnetik.
Jika pada kumparan primer dialiri arus AC, inti besi yang dililiti kumparan akan
menjadi magnet (elektromagnet). Karena arus AC, pada elektromagnet selalu
terjadi perubahan garis gaya magnet. Perubahan garis gaya tersebut akan bergeser
ke kumparan sekunder. Dengan demikian, pada kumparan sekunder juga terjadi
perubahan garis gaya magnet. Hal itulah yang menimbulkan GGL induksi pada
kumparan sekunder. Adapun, arus induksi yang dihasilkan adalah arus AC yang
besarnya sesuai dengan jumlah lilitan sekunder.
25
dengan:
𝑉𝑝 = tegangan primer (volt)
𝑉𝑠 = tegangan sekunder (volt)
𝑁𝑝 = lilitan primer (lilitan)
𝑁𝑠 = lilitan sekunder (𝑙𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛)
𝜂 = efisiensi trafo (%)
𝐼𝑝 = kuat arus primer (𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
𝐼𝑠 = kuat arus sekunder (𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
Macam-Macam Transformator
Transformator (trafo) dibedakan menjadi dua, yaitu trafo step up dan trafo step
down.
1. Trafo step up adalah transformator yang berfungsi untuk menaikkan
tegangan AC. Ciri-ciri:
a. Jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada jumlah lilitan sekunder,
b. Tegangan primer lebih kecil daripada tegangan sekunder,
c. Kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus sekunder.
26
Gambar 16. Trafo Step Down dan bagian-bagiannya.
Sumber: Pustekkom Kemendikbud @2015
Contoh soal
𝑉𝑝 120
𝑁𝑝 = 𝑁𝑠 ( ) = 30 ) = 400 lilitan
( 𝑉 9
𝑠
𝐼𝑠 𝑁𝑠
b. 𝐼=𝑝 𝑁𝑝
𝑁𝑝 400
𝐼𝑝 = 𝐼𝑠 ( 𝑠) = 0,4 ( ) = 5,33 A
𝑁 30
c. 𝑃𝑠 = 𝐼𝑠 𝑉𝑠 = (0,4A)(9V) = 3,6 watt
27
C. TERAPAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK PADA PRODUK TEKNOLOGI
Terdapat banyak terapan induksi elektromagnetik pada produk teknologi, misalnya
detektor logam, sensor di bandara, loudspeaker, mikrofon, dan kartu ATM.
1. Generator
Generator adalah alat yang digunakan utuk mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Prinsip kerja generator adalah “menghasilkan arus listrik induksi
dengan cara memutar kumparan diantara kutub utara-selatan magnet, sehingga
akan terjadi perubahan fluks magnetik, yang menghasilkan arus induksi.”
a. Generator Arus Bolak-Balik (AC)
Generator AC sering disebut alternator. Arus listrik yang dihasilkan berupa
arus bolak-balik. Ciri generator AC menggunakan cincin ganda. Prinsip
dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang
menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet
yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya
gerak listrik.
28
magnit yang menginduksikan ke stator. Arus bolak-balik ini jika digambar
dengan grafik terhadap waktu adalah sebagai berikut.
29
dua. Generator ini menghasilkan gaya gerak listrik induksi searah. Jika
dihubungkan dengan rangkaian luar, maka arus akan mengalir melalui salah
satu sikat. Yaitu pada awal melalui sikat pertama, waktu berikutnya melalui
sikat pertama lagi demikian seterusnya arus selalu melalui sikat pertama,
sehingga arus yang dihasilkan berupa arus searah.
Arus searah biasa disebut arus DC berasal dari bahasa Inggris Direct
Current. Arus searah ini ditunjukkan dengan grafik seperti terlihat pada
gambar di bawah.
Contoh soal
30
Perbandingan sesudah direparasi dengan sebelum direparasi:
3
𝜀 𝐵𝐴 𝑁𝜔 𝐵 2𝐴 1,5𝑁 𝜔 9
2 2 2 2 2 4
𝜀1 = 𝐵1𝐴1𝑁1𝜔1 = 𝐵𝐴𝑁𝜔 =4
2. Sebuah generator yang memiliki luas bidang kumparan 400 cm 2 terdiri atas
1000 lilitan dengan kuat medan magnetnya 5.10-4 Wb/m2, diputar dengan
kecepatan sudut 500 rad/s. Tentukan besarnya ggl yang timbul pada saat
garis normal bidang kumparan membentuk sudut 30o terhadap arah medan
magnet!
Pembahasan
Diketahui: 𝐴 = 400 cm2
𝑁 = 1000
𝐵 = 5 𝑥 10−4 Wb⁄m2
𝜔 = 500 rad⁄s
𝜃 =
30° Ditanyakan: 𝜀 …
… ? Penyelesaian:
𝜀 = 𝑁 𝐵 𝐴 𝜔 sin 𝜔𝑡
𝜀 = 103x 5 x 10−4 x 4 x 10−2 x 5 x 102x sin 30 °
𝜀 = 10 x 0,5
𝜀 = 5 volt
2. Detektor Logam
Untuk mendeteksi pistol atau senjata yang disembunyikan orang di bandara atau
tempat-tempat umum lainnya, petugas ppemeriksaan dilengkapi dengan detektor
logam. Detektor ini dapat berupa tongkat yang didekatkan pada badan orang yang
diperiksa atau sensor yang dipasang pada pintu khusus. Ketika seseorang yang
membawa barang yang terbuat dari logam melewati pintu khusus tersebut, fluks
magnet meningkat. Peningkatan fluks ini disertai peningkatan tegangan di dalam
arus yang mengalir lewat kumparan penerima yang memicu alarm.
3. Loudspeaker
Loudspeaker mengubah pulsa listrik menjadi bunyi. Pada louspeaker, listrik
mengalir ke kumparan kawat di sekitar magnet permanen. Perubahan pola sinyal
listrik pada kumparan menghasilkan medan magnet di sekitarnya. Medan magnet
31
ini berinteraksi dengan medan magnet yang dihasilkan oleh magnet permanen.
Akibatnya, kumparan akan bergerak dan menggetarkan diafragma. Getaran
difragma menghasilkan buyi yang dapat didengar.
4. Mikrofon
Cara kerja mikrofon berkebalikan dengan loudspeaker. Mikrofon mengubah
getaran udara (bunyi) menjadi pulsa listrik. Di dalam mikrofon terdapat diafragma
yang bergetar saat dikenai gelombang bunyi. Kumparan yang terangkai dengan
diafragma juga ikut bergetar. Magnet permanen menghasilkan medan magnet yang
melingkupi kumparan. Dengan demikian, getaran kumparan akan menghasilkan
arus listrik. Arus atau pulsa listrik dari mikrofon diteruskan ke rangkaian penguat
(amplifier) atau perangkat perekam.
5. Kartu ATM
Kartu ATM mengandung data yang disimpan dalam pita magnetik di bagian
belakang kartu. Seorang pemiliik kartu ATM dapat melakukan berbagai transaksi
perbankan dengan menggunakan kartu tersebut di berbagai mesin ATM.
32
RANGKUMAN
1. GGL induksi adalah timbul nya gaya gerak listrik di dalam kumparan yang
mencakup sejumlah fluks garis gaya magnetik, bilamana banyknya fluks garis
gaya itu di variasi. Dengan kata lain, akan timbul gaya gerak listrik di dalam
kumparan apabila kumparan itu berada di dalam medan magnetik yang kuat
medannya berubah-ubah terhadap waktu.
2. Gaya gerak listrik yang timbul akibat adanya perubahan jumlah garis-garis gaya
magnet disebut GGL induksi, sedangkan arus yang mengalir dinamakan arus
induksi dan peristiwanya disebut induksi elektromagnetik. Induksi
elektromagnetik adalah gejala munculnya arus listrik induksi pada suatu
penghantar akibat perubahan jumlah garis gaya magnet.
3. Hukum Faraday berbunyi : “GGL induksi yang timbul antara ujung-ujun
suatu loop penghantar berbanding lurus dengan laju perubahan fluks magnet
yang dilingkupi oleh loop pengantar tersebut.”
∆Φ
Persamaan matematis : 𝜀 = −𝑁
∆𝑡
4. Hukum Lens berbunyi : “Arus induksi mengalir pada penghantar atau kumparan
dengan arah berlawanan dengan gerakan yang menghasilkannya" atau "medan
magnet yang ditimbulkannya melawan perubahan fluks magnet yang
menimbulkannya”.
5. Induktansi adalah ukuran seberapa besar fluks magnetic yang dicakup oleh
induktor setiap satu satuan kuat arus yang dialirkan melalui induktor itu.
6. Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada suatu pembentuk silinder.
Pada kumparan ini panjang pembentuk melebihi garis tengahnya. Bila arus
dilewatkan melalui kumparan, suatu medan magnetik akan dihasilkan di dalam
kumparan sejajar dengan sumbu. Sementara itu, toroida adalah solenoida yang
dilengkungkan sehingga sumbunya menjadi berbentuk lingkaran. Sebuah
kumparan yang memiliki induktansi diri L yang signifikan disebut induktor.
7. Terapan induksi elektromagnetik dalam produk teknologi adalah generator,
detektor logam, mikropon, loudspeakers, dan mesin ATM.
33
DAFTAR PUSTAKA
Douglas C. Giancoli. 2014. FISIKA: Prinsip dan Aplikasi (Alih Bahasa: Bayu Sapta
Hari dan Kiki Sulistiyani). Jakarta: Penerbit Erlangga
Kanginan, Marthen. 2011. PHYSICS 3A for Senior High School 1st Semester Grade
XII. Jakarta: Penerbit Erlangga
34