Anda di halaman 1dari 8

EKSPERIMEN VIRTUAL TENTANG HAMBURAN RUTHERFORD

(RUTHERFORD SCATTERING)

LAPORAN AKHIR FISIKA MODERN

Munawaroh (20033144)

Vivi Nur Nahdia (20033160)

KELOMPOK 4

Laboratorium Fisika

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

2022
I. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh jumlah proton terhadap hamburan partikel alfa
2. Mengetahui pengaruh neutron dan elektron terhadap cahaya alfa
3. Mengetahui sifat alfa terhadap cahayanya

II. Alat dan Bahan


1. Laptop/computer/hp
2. Aplikasi : https://phet.colorado.edu/in/simulations/rutherford-
scattering

III. Landasan Teori


Pada 1909 Rutherford mulai percobaan yang mengubah wajah fisika.
Ia menemukan inti atom dan membangun model atom yang mirip dengan
sistem tatasurya. Seperti planet, elektron elektron mengorbit sebuah pusat,
inti seperti matahari. Rutherford bersama dua orang muridnya ( Hans
Geigerdan Erners Masreden ) melakukan percobaan yang dikenal dengan
hamburan sinar alfa (λ) terhadap lempeng tipis emas.
 Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang
bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat
menembus lembaran tipis kertas. (Andi Mutia, dkk. 2017) Ernest Rutherford
mendapat ide bahwa struktur atom dapat diselidiki dengan mengamati
hamburan partikel alfa. Partikel alfa, seperti yang baru-baru ini ditunjukkan
oleh Rutherford, adalah emanasi zat radioaktif yang bermuatan positif.
Mereka juga merupakan inti helium. Menurut model puding kismis, partikel
alfa yang melintasi film emas tipis harus mengalami banyak defleksi sudut
kecil ketika melewati dekat atau melalui bidang positif dari atom-atom emas
(MIT Departement of Physics) Eksperimen hamburan Rutherford
menunjukkan bahwa atom terdiri dari inti yang dikelilingi oleh electron-
elektron. 
Dibandingkan dengan ukuran inti, lintasan elektron-elektron berada
pada jarak yang sangat besar dari inti. Sebagian besar massa atom terletak
dalam intinya. Model atom Rutherford didasarkan pada mekanika klasik
(Jumini, Sri 2017). Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji
pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola pejal
yang positif yang bila dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan.
Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa
ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis, maka sebagian  besar
partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1°), tetapi dari
pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000 partikel alfa
akan membelok sudut 90° bahkan lebih. (Andi Mutia, dkk. 2017) Model Atom
Rutherford dapat diterima karena dapat diperoleh suatu rumus yang
menggambarkan hamburan partikel alfa oleh selaput tipis berdasarkan model
tersebut. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa partikel alfa dan inti
yang berinteraksi dengannya berukuran cukup kecil sehingga dapat
dipandang sebagai massa titik dan muatan titik.

Ilustrasi Hamburan Rutherford

Model atom Thomson dan Rutherford


Jika teori atau model atom Thomson benar, maka seluruh partikel
alpha akan diteruskan. Akan tetapi hasil yang muncul dari percobaan
Rutherford meskipun terdapat banyak partikel yang diteruskan, ada sebagian
kecil partikel dibelokkan dan dipantulkan.

Hasil ini kemudiam membawa Rutherford menuju 3 kesimpulan :


1. Sebagian besar partikel alpha menembus lempeng emas tanpa
dibelokkan, karena melewati ruang kosong. Sehingga ia berasumsi
bahwa jarak antara inti atom dan elektron sangatlah jauh jiak
dibandingkan dengan ukuran elektron dan inti atom.
2. Sedikit sekali partikel alpha yang dipantulkan kembali. Hal ini
menunjukkan bahwa partikel alpha (+2) menumbuk inti atom yang
bermuatan positif.
3. Sebagian kecil partikel alpha dibelokkan. Peristiwa ini menunjukkan
bahwa muatan inti atom sejenis dengan partikel alpha (+2), ketika
partikel alpha lewat didekat ini atom, partikel akan dibelokkan oleh
gaya tolak-menolak muatan listrik yang sejenis.
Meskipun model Rutherford telah mampu menjelaskan struktur atom yang
rumit dengan baik dan mudah dipahami serta menjelaskan bentuk lintasan
elektron, akan tetapi model ini masih memiliki kekurangan .
1. Tidak bisa menjelaskan dimana letak elektron dan cara rotasinya
2. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hydrogen
3. Tidak dapat menjelaskan elektron tidak jatuh ke inti atom
IV. Prosedur Percobaan
1. Buka google crome di laptop/hp/computer
Masukkan link :
https://phet.colorado.edu/in/simulations/rutherford-scattering
2. Setelah masuk ke link akan sampai di tampilan seperti berikut :

3. Kemudian centang semua bagian tunjukkan jejak

4. Terakhir atur besar nilai dari sifat partikel alfa, neutron dan elektron

5. Lakukan langkah-langkah tersebut berulang sesuai kebutuhan.


V. Data dan Pengolahan
Tabel 1. Pengaruh perubahan jumlah proton terhadap hamburan partikel
alfa

Jumlah Proton Jumlah Neutron Hamburan Partikel


Alfa

20 30 Jumlah proton
berpengaruh terhadap
30 30
hamburan partikel alfa
40 30

60 30

80 30

Tabel 2. Pengaruh perubahan jumlah neutron terhadap hamburan partikel


alfa

Jumlah Neutron Jumlah Proton Hamburan Partikel


Alfa

20 30 Tidak ada pengaruh


antara jumlah neutron
30 30
dengan hamburan
40 30 partikel alfa

60 30

80 30

Tabel 3. Pengaruh perubahan jumlah neutron terhadap hamburan partikel


alfa

Sifat Partikel Jumlah Proton Jumlah Neutron Hamburan


Alfa Partikel Alfa

Energy minimum 20 20 Energy partikel


alfa berpengaruh
Energy 20 20
terhadap
maksimum
hamburan
partikel alfa itu
sendiri
VI. Analisis dan pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan pengaruh banyaknya
proton terhadap hamburan partikel alfa, pengaruh banyaknya neutron
terhadap hamburan partikel alfa serta menentukan pengaruh energy partikel
alfa terhadap hamburan partikel alfa.
Dari percobaan pertama (Pengaruh perubahan jumlah proton
terhadap hamburan partikel alfa) dapat disimpulkan bahwa banyaknya
proton berpengaruh terhadap hamburan partikel alfa. Semakin banyak
proton maka semakin jauh jarak pantul partikel alfa terhadap inti atom, dan
begitupun sebaliknya.
Dari hasil percobaan kedua (Pengaruh perubahan jumlah neutron
terhadap hamburan partikel alfa) dapat dilihat bahwa tidak ada pengaruh
banyaknya neutron terhadap hamburan partikel alfa. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara banyaknya neutron dengan
hamburan partikel alfa.
Pada percobaan (Pengaruh perubahan jumlah neutron terhadap
hamburan partikel alfa) Pada percobaan ini menetapkan banyaknya proton
dan banyaknya neutron sebesar 20 serta memvariasikan energy partikel alfa.
Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa ketika energy mendekati minimum
maka partikel alfa akan bergerak lebih lambat dan jarak pantul partikel alfa
terhadap inti atom menjadi lebih jauh. Ketika energy atom mendekati
maksimum maka partikel alfa akan bergerak lebih cepat dan jarak pantul
partikel alfa terhadap inti atom menjadi lebih dekat atau pendek. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa energy partikel alfa berpengaruh
terhadap hamburan partikel alfa. Ketika energy partikel alfa mendekati
maksimum maka jarak pantul partikel alfa terhadap inti atom menjadi lebih
dekat dan sebaliknya ketika energy alfa mendekati minimum maka jarak
pantul partikel alfa terhadap inti atom menjadi lebih jauh. Dengan kata lain,
energy partikel alfa berbanding terbalik dengan jarak pantul partikel alfa
terhadap inti atom.
VII. Kesimpulan
1) Jumlah proton berbanding lurus dengan hamburan partikel alfa.
Semakin besar jumlah proton maka semakin besar pula jarak pantul
partikel alfa, dan begitupun sebaliknya
2) Jumlah neutron tidak berpengaruh terhadap hamburan partikel alfa
3) Besarnya energy partikel alfa berbanding terbalik terhadap hamburan
partikel alfa. Ketika energy partikel alfa mendekati maksimum maka
jarak pantul partikel alfa akan lebih dekat dan ketika energy partikel
alfa mendekati minimum maka jarak pantul partikel alfa akan lebih
jauh.

VIII. Daftar Pustaka


Krane, Kenneth. Fisika Modern. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Susilo. Resta Agung. 2008. Studi Difraksi Neutron Material Amorph. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Basier, Arthur. 2003. Concepts of Modern Physics-Sixth Edition. McGraw-Hill.
New York.
Krane,Kanneth S. 1992. Fisika Modern. Universitas Indonesia. Jakarta: UI-
press. Hal.217-244
Lybold. 1998. General Cataloque of Physics Experiment.1998

Anda mungkin juga menyukai