Oleh :
DEPARTEMEN BIOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu factor yang menyebabkan diversitas makhluk hidup disuatu tempat sangat
beragam adalah distribusinya. Penyebaran populasi berperan penting dalam penyebaran
secara geografi dari tumbuhan, hewan atau manusia ke suatu daerah dimana mereka belum
menempatinya. Penyebaran populasi dapat disebabkan karena dorongan mencari makanan,
menghindarkan diri dari predator, pengaruh iklim, terbawa air atau angin, kebiasaan kawin
dan faktor fisik lainnya (Umar, 2013). Salah satu pengklasifikasian distribusi adalah
distribusi horizontal dan distribusi vertikal
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan pengkajian lebih jauh mengenai salah satu
jenis dari pola distribusi yaitu distribusi horizontal. Hal yang perlu dikaji antara lain
pengertian, penyebab dan contohnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
ISI
Berdasarka irawan (2013) sautu takson memiliki distribusi yang sempit karena
beberapa hal berikut:
Sifat distribusi suatu spesies bersifat kosmopolitan, regional, maupun endemik. Suatu
taksa yang hanya terdapat di satu wilayah biogeografis maka memiliki distribusi regional.
Suatu taksa yang dapat ditemukan pada berbagai atau hamper semua wilayah biogeografis,
amak taksa tersebut bersifat cosmopolitan. Taksa yang memiliki persebarab yang terbatas
pada satu regional atau terdapat pada satu wilayah tertentu saja maka taksa tersebut bersifat
endemik.
2.2 Penyebab Distribusi Horizontal
Ada berbagai faktor yang berpengaruh terhadap distribusi horizontal yaitu faktor topografi,
faktor biotik, dan faktor abiotik.
2.2.1 Faktor Topografi
Faktor Topografi merupakan penguraian yang terperinci mengenai kondisi suatu
daerah secara menyeluruh pada suatu wilayah.
2.2.2. Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah unsur-unsur tak hidup di dalam ekosistem. Faktor abiotik terdiri
atas kondisi fisik dan kimiawi lingkungan tempat tinggal atau habitat makhluk hidup yang
berpengaruh terhadap distribusi makhluk hidup tersebut. Contoh faktor abiotik yang
berpengaruh terhadap distribusi horizontal antara lain :
1.) Suhu
Suhu merupakan faktor penting dan dapat membatasi kehidupan makhluk hidup pada
suatu ekosistem. Suhu yang terlalu tinggi Maupun terlalu rendah dapat mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan atau kematian makhluk hidup.
2.) Air
Air memegang peranan penting dalam kehidupan karena menyusun sebagian besar
tubuh makhluk hidup. Hampir semua makhluk hidup memerlukan air untuk menjaga
kelangsungan hidup begitupun dengan hewan sebagai makhluk hidup memerlukan air.
3.) Cahaya matahari
Matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi. Matahari
menyinari dan menghangatkan permukaan bumi sehingga dapat ditempati makhluk hidup.
4.) Udara
Udara tersusun atas bermacam-macam gas yang dibutuhkan makhluk hidup. Oksigen,
karbon dioksida, dan nitrogen merupakan gas-gas terpenting bagi kelangsungan makhluk
hidup.
5.) Iklim
Iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata pada suatu tempat yang luas dalam waktu
yang lama. Dalam hubungannya dengan lingkungan abiotik, iklim merupakan interaksi dari
berbagai faktor lingkungan seperti curah hujan, suhu, kelmbapan udara, cahaya matahari, dan
angin. Iklim dapat menciptakan berbagai ekosistem yang khas dan juga dapat membatasi
distribusi makhluk hidup.
6.) Tanah
Tanah berasal dari pelapukan batuan maupun bahan-bahan organic. Hampir semua
organisme hidup diatas permukaan tanah bahkan beberapa jenis hewan hidup di dalam
lapisan tanah. Di dalam tanah terkandung berbagai unsur mineral yang diperlukan makhluk
hidup.
7.) Kelembapan
Kelembapan menunjukkan kandungan air di dalam udara atau tanah pada waktu dan
tempat tetentu. Kelembapan dapat membatasi keberdaan makhluk hidup di suatu habitat.
8.) Derajat keasaman
Derajat keasama (ph) suatu habitat juga mempengaruhi makhluk hidup didalamnya.
Pada umumnya makhluk hidup cenderung menempati habitat dengan ph netral dan tidak
dapat hidup pada habitat yang terlalu asam atau basa.
Pantai Merta Segara Sanur merupakan salah satu kawasan dengan padang lamun yang
cukup baik di Bali. Namun, di pantai ini juga banyak terdapat penambatan kapal dan aktifitas
wisatawan yang diperkirakan mempengaruhi keberadaan padang lamun dan Moluska yang
menghuni kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi horizontal
Moluska di kawasan padang lamun pantai Merta Segara Sanur dan mengetahui asosiasi
moluska dengan lamun, substrat dan ketinggian genangan air saat surut. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode transek kuadrat. Sebanyak 4 transek digunakan dalam penelitian ini
dibentangkan sepanjang 300 m dengan interval antar transek 50 m. Data yang diambil berupa
sampel Moluska yang masih hidup, tinggi genangan air saat pengambilan sampel, sedimen
dan kepadatan lamun.
Hasil pengamatan diperoleh 201 individu Moluska yang terdiri atas 24 spesies dari
kelas Gastropoda dan 7 spesies dari kelas Bivalvia. Kepadatan Moluska sebesar 0,13
individu/m2, nilai indeks diversitas Shannon-Wienner (H’) sebesar 3,74 dan indeks
keseragaman Evenness (E) 0,755. Kepadatan dan jumlah spesies Moluska secara horizontal
tidak menunjukkan asosiasi dengan persentase tutupan lamun dan pemanfaatan kawasan
sebagai tempat penambatan kapal tetapi lebih berasosiasi dengan aktifitas wisatawan.
Hal ini menunjukkan bahwa distribusi horizontal moluska di kawasan padang lamun
pantai Merta Segara Sanur sangat dipengaruhi oleh faktor biotik yaitu manusia, dimana
aktivitas wisatawan di kawasan padang lamun Pantai Merta Segara Sanur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Distribusi horizontal atau disebut juga dengan ditribusi geografis adalah distribusi
yang mengacu pada cara suatu spesies dapat tersebar pada suatu wilayah geografi.
2. Penyebab terjadinya penyebaran distribusi horizontal ini dibagi menjadi tiga faktor
yaitu faktor topografi, faktor abiotik, dan faktor biotik.
4. Salah satu Contoh distribusi horizontal yaitu Distribusi Horizontal Moluska Di
Kawasan Padang Lamun Pantai Merta Segara Sanur, Denpasar, yang keberadaannya
sangat dipengaruhi oleh faktor biotik yaitu manusia, berupa aktivitas wisatawan.
3.2 Saran
3.3 Diskusi
Pertanyaan :
Jawab :
Ada, Terdapat dua macam distribusi yaitu distribusi horizontal atau disebut juga
distribusi geografi dan distribusi vertikal.
Distribusi horizontal atau distribusi geografi adalah distribusi yang mengacu pada
cara suatu spesies dapat tersebar pada suatu wilayah geografi. Sedangkan Distribusi vertikal
dibagi menjadi dua yaitu distribusi batimerik dan distribusi alitudinal. Distribusi batimerik
menunjukkan penyebaran organisme berdasarkan kedalamannya, contohnya distribusi
fitoplankton berdasarkan kedalaman laut. Sedangkan ditribusi alitudinal menunjukkan
penyebaran keberadaan organisme berdasarkan ketinggiannya diatas permukaan laut. Contoh
distribusi alitudinal yaitu pada distribusi crustacea di sepanjang sungai dari hilir ke hulu
(Irawan, 2013).
Pertanyaan :
Berikan contoh distribusi horizontal dan distribusi vertikal yang ada di daratan!
Jawab :
Salah satu contoh distribusi horizontal di daratan yaitu persebaran banteng liar di dunia
terbesar mulai dari Kamboja, Indonesia (Jawa, Bali, dan Kalimantan), Laos, Malaysia,
Thailand, Myanmar, dan Vietnam. Di beberapa negara seperti Brunei Darussalam,
bangladesh, dan India, Banteng dinyatakan telah punah (Alamendah, 2010)
Salah satu contoh distribusi vertikal di daratan yaitu Pada distribusi hewan tanah secara
vertikal dilakukan penggalaian tanah sedalam 10 cm, 20 cm, 30 cm. maka dari hasil tersebut
hanya kedalaman 10 cm dan 20 cm yng terdapat hewan tanah, sedangkan pada kedalaman 30
cm tidak ditemukan hewan tanah dikarenakan pada kedalaman tersebut kandungan oksigen
dan bahan makana bagi hewan tersebut sudah berkurang (Hendra, 2012)
Jawab :
Sebagai contoh, ikan yang hidup di air tawar memiliki sel dengan kadar garam tinggi
daripada lingkungan luarnya. Mekanisme adaptasi fisiologis agar ikan air tawar bisa hidup di
sungai atau danau adalah dengan cara mengeluarkan urin sebanyak mungkin dalam bentuk
encer agar tubuhnya tidak memiliki kelebihan air dan mengambil ion serta garam sebanyak
mungkin melalui mulut dan insang agar kadar garam ditubuhnya tetap terjaga. Jika ditinjau
dari mekanisme homeostatis seperti itu ikan air tawar hanya dapat hidup dan terdistribusi di
perairan tawar dan tidak bisa hidup diperairan asin.
DAFTAR PUSTAKA
Hendra, F.D.R. 2012. Distribusi Hewan Tanah Secara Vertikal Dan Horizontal. Universitas
Siliwangi. Tasikmalaya
Irawan, Bambang. 2013. Karsinologi. Surabaya. AUP.
Istiqlal, B.A, Yusup D.S, Suartini N. M. 2013. Distribusi Horizontal Moluska Di Kawasan
Padang Lamun Pantai Merta Segara Sanur, Denpasar. Jurnal Biologi. Jurusan Biologi
F.MIPA Universitas Udayana, Bali