Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH EKOLOGI HEWAN

PENYEBAB DISTRIBUSI HORIZONTAL

Oleh :

Mochammad Ilham 081711433022

Aini Nurlatifah 081711433023

Tesalonika Tetya Virginia 081711433024

Rahma Yulia Krismonika 081711433025

PROGRAM STUDI S-1 BIOLOGI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia terletak di antara 6º LU – 11º LS dan 95º BT - 141º BT secara astronomis,


artinya Indonesia terletak digaris khatulistiwa yang memiliki iklim tropis. Salah satu
karakteristik negara beriklim tropis adalah memiliki hutan hujan tropis dengan
keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Iklim tropis memberikan curah hujan yang tinggi
sepanjang tahun sehingga vegetasi yang ada dihutan bisa tumbuh subur dan dapat menunjang
kehidupan orgnisme lain.

Indonesia merupakan tempat keanekaragaman hayati terkaya di dunia. terdapat 115


hewan mamalia (menyusui) atau 12 persen dari 515 hewan mamalia di Dunia. Indonesia juga
memiliki 1500 jenis burung, 600 jenis hewan reptilia dan 270 hewan jenis ampibi. Di bidang
kelautan Indonesia memiliki beragam jenis terumbu karang dan ikan yang melimpah,
termasuk 97 jenis ikan karang yang hanya hidup di perairan laut Indonesia. Bahkan jenis ikan
air tawar Indonesia memiliki 1.400 jenis ikan. Kemudian memiliki 25 ribu tumbuhan
berbunga atau 10 persen dari tumbuhan berbunga di dunia. Secara keseluruhan Indonesia
memiliki sekitar 38 ribu jenis tumbuhan tingkat tinggi, yaitu tumbuhan yang memiliki daun,
akar, batang (KOMPAS, 2012).

Salah satu factor yang menyebabkan diversitas makhluk hidup disuatu tempat sangat
beragam adalah distribusinya. Penyebaran populasi berperan penting dalam penyebaran
secara geografi dari tumbuhan, hewan atau manusia ke suatu daerah dimana mereka belum
menempatinya. Penyebaran populasi dapat disebabkan karena dorongan mencari makanan,
menghindarkan diri dari predator, pengaruh iklim, terbawa air atau angin, kebiasaan kawin
dan faktor fisik lainnya (Umar, 2013). Salah satu pengklasifikasian distribusi adalah
distribusi horizontal dan distribusi vertikal

Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan pengkajian lebih jauh mengenai salah satu
jenis dari pola distribusi yaitu distribusi horizontal. Hal yang perlu dikaji antara lain
pengertian, penyebab dan contohnya.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian distribusi horizontal?


2. Apa penyebab dari distribusi horizontal?
3. Apa salah satu contoh dari distribusi horizontal?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui tentang pengertian distribusi horizontal


2. Mengetahui penyebab dari distribusi horizontal
3. Mengetahui salah satu contoh dari distribusi horizontal

1.4 Manfaat

1. Memperoleh informasi mengetahui pola distribusi suatu makhluk hidup yang


menyebabkan suatu daerah memiliki diversitas yang sangat tinggi
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Distribusi Horizontal

Pergerakan suatu individu kedalam atau keluar dari populasi mengakibatkan


terjadinya migrasi pada suatu populasi. Hasil dari migrasi populasi ini akan mengakibatkan
sebuah distribusi. Istilah distribusi digunkan untuk menunjukkan daerah penyebaran atau
keberadaan suatu suatu spesies. Distrbusi dibagi menjadi dua macam yaitu distribusi
horizontal dan distribusi vertikal.

Distribusi horizontal disebut juga dengan ditribusi geografis. Distribusi geografi


adalah distribusi yang mengacu pada cara suatu spesies dapat tersebar pada suatu wilayah
geografi. Menurut Irawan (2013) distribusi geografis adalah distribusi yang menunjukkan
keberadaan suatu jenis berdasarkan wilayah geografis, bisa daam satu wilayah bisa juga dam
wilayah yang lain. Ilmu yang mempelajari tentang penyebaran atau distribusi geografis pada
spesies hewan pada masa kini dan masa lalu adalah Zoogeografi (Darlington, 1957).
Distribusi horizontal mengakibatkan suatu spesies dapat ditemuai pada berbagai tempat
dimuka bumi selama spesies tersebut dapat beradaptasi dan memiliki toleransu yang tinggi
terhadap faktor perubahan ekologi.

Berdasarka irawan (2013) sautu takson memiliki distribusi yang sempit karena
beberapa hal berikut:

1. Tidak ada daerah lain yang sesuai untuk hidup


2. Tidak adaptif terhadap perbedaan ekologi
3. Tidak dapat menembus barrier distribusi.

Sifat distribusi suatu spesies bersifat kosmopolitan, regional, maupun endemik. Suatu
taksa yang hanya terdapat di satu wilayah biogeografis maka memiliki distribusi regional.
Suatu taksa yang dapat ditemukan pada berbagai atau hamper semua wilayah biogeografis,
amak taksa tersebut bersifat cosmopolitan. Taksa yang memiliki persebarab yang terbatas
pada satu regional atau terdapat pada satu wilayah tertentu saja maka taksa tersebut bersifat
endemik.
2.2 Penyebab Distribusi Horizontal

Ada berbagai faktor yang berpengaruh terhadap distribusi horizontal yaitu faktor topografi,
faktor biotik, dan faktor abiotik.
2.2.1 Faktor Topografi
Faktor Topografi merupakan penguraian yang terperinci mengenai kondisi suatu
daerah secara menyeluruh pada suatu wilayah.
2.2.2. Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah unsur-unsur tak hidup di dalam ekosistem. Faktor abiotik terdiri
atas kondisi fisik dan kimiawi lingkungan tempat tinggal atau habitat makhluk hidup yang
berpengaruh terhadap distribusi makhluk hidup tersebut. Contoh faktor abiotik yang
berpengaruh terhadap distribusi horizontal antara lain :
1.) Suhu
Suhu merupakan faktor penting dan dapat membatasi kehidupan makhluk hidup pada
suatu ekosistem. Suhu yang terlalu tinggi Maupun terlalu rendah dapat mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan atau kematian makhluk hidup.
2.) Air
Air memegang peranan penting dalam kehidupan karena menyusun sebagian besar
tubuh makhluk hidup. Hampir semua makhluk hidup memerlukan air untuk menjaga
kelangsungan hidup begitupun dengan hewan sebagai makhluk hidup memerlukan air.
3.) Cahaya matahari
Matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi. Matahari
menyinari dan menghangatkan permukaan bumi sehingga dapat ditempati makhluk hidup.
4.) Udara
Udara tersusun atas bermacam-macam gas yang dibutuhkan makhluk hidup. Oksigen,
karbon dioksida, dan nitrogen merupakan gas-gas terpenting bagi kelangsungan makhluk
hidup.
5.) Iklim
Iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata pada suatu tempat yang luas dalam waktu
yang lama. Dalam hubungannya dengan lingkungan abiotik, iklim merupakan interaksi dari
berbagai faktor lingkungan seperti curah hujan, suhu, kelmbapan udara, cahaya matahari, dan
angin. Iklim dapat menciptakan berbagai ekosistem yang khas dan juga dapat membatasi
distribusi makhluk hidup.
6.) Tanah
Tanah berasal dari pelapukan batuan maupun bahan-bahan organic. Hampir semua
organisme hidup diatas permukaan tanah bahkan beberapa jenis hewan hidup di dalam
lapisan tanah. Di dalam tanah terkandung berbagai unsur mineral yang diperlukan makhluk
hidup.
7.) Kelembapan
Kelembapan menunjukkan kandungan air di dalam udara atau tanah pada waktu dan
tempat tetentu. Kelembapan dapat membatasi keberdaan makhluk hidup di suatu habitat.
8.) Derajat keasaman
Derajat keasama (ph) suatu habitat juga mempengaruhi makhluk hidup didalamnya.
Pada umumnya makhluk hidup cenderung menempati habitat dengan ph netral dan tidak
dapat hidup pada habitat yang terlalu asam atau basa.

2.2.3 Faktor Biotik


Faktor biotik adalah komponen hidup didalam suatu ekosistem. Faktor biotik meliputi
semua jenis makhluk hidup didalam ekosistem tersebut seperti manusia, hewan, tumbuhan,
dan mikroorganisme. Peranan makhluk hidup dalam ekosistem terbagi menjadi 4 antara lain:
1.) Produsen
makhluk hidup yang dapat memasak atau membuat makanan sendiri dari bahan-bahan
anorganik
2.) Konsumen
makhluk hidup yang memakan makhluk hidup lain atau bahanbahan yang dihasilkan oleh
makhluk hidup lain. Konsumen tidak dapat membuat makanan sendiri sehingga sangat
tergantung dengan makhluk hidup lain sebagai sumber makanan. Pengelompokan hewan
sebagai konsumen ada 3 yaitu :
a.) Herbivora : hewan pemakan tumbuhan contohnya kambing, kuda, sapi, rusa, gajah,
jerapah, dan lainnya.
b.) Karnivora : hewan pemakan daging contohnya singa, harimau, serigala, kucing,
buaya, elang, hiu, dan lainnya.
c.) Omnivora : hewan pemakan daging-tumbuhan contohnya tikus, monyet, ayam, bebek,
musang, dan lainnya.
3.) Dekomposer
makhluk hidup yang berperan menguraikan sisa-sisa makhluk hidup yang telah
mati/sampah menjadi bahan penyusun tanah.
4.) Detritivor
makhluk hidup yang memakan serpihan, remukan, atau frgamenfragmen kecil atau sisa-
sisa hancuran hewan yang sudah mati.

2.3 Contoh Distribusi Horizontal

Berdasarkan jurnal “Distribusi Horizontal Moluska Di Kawasan Padang Lamun


Pantai Merta Segara Sanur, Denpasar” oleh Buya Azmedia Istiqlal, Deny Suhernawan Yusup,
Ni Made Suartini Jurusan Biologi F.MIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran - Bali

Pantai Merta Segara Sanur merupakan salah satu kawasan dengan padang lamun yang
cukup baik di Bali. Namun, di pantai ini juga banyak terdapat penambatan kapal dan aktifitas
wisatawan yang diperkirakan mempengaruhi keberadaan padang lamun dan Moluska yang
menghuni kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi horizontal
Moluska di kawasan padang lamun pantai Merta Segara Sanur dan mengetahui asosiasi
moluska dengan lamun, substrat dan ketinggian genangan air saat surut. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode transek kuadrat. Sebanyak 4 transek digunakan dalam penelitian ini
dibentangkan sepanjang 300 m dengan interval antar transek 50 m. Data yang diambil berupa
sampel Moluska yang masih hidup, tinggi genangan air saat pengambilan sampel, sedimen
dan kepadatan lamun.

Hasil pengamatan diperoleh 201 individu Moluska yang terdiri atas 24 spesies dari
kelas Gastropoda dan 7 spesies dari kelas Bivalvia. Kepadatan Moluska sebesar 0,13
individu/m2, nilai indeks diversitas Shannon-Wienner (H’) sebesar 3,74 dan indeks
keseragaman Evenness (E) 0,755. Kepadatan dan jumlah spesies Moluska secara horizontal
tidak menunjukkan asosiasi dengan persentase tutupan lamun dan pemanfaatan kawasan
sebagai tempat penambatan kapal tetapi lebih berasosiasi dengan aktifitas wisatawan.

Hal ini menunjukkan bahwa distribusi horizontal moluska di kawasan padang lamun
pantai Merta Segara Sanur sangat dipengaruhi oleh faktor biotik yaitu manusia, dimana
aktivitas wisatawan di kawasan padang lamun Pantai Merta Segara Sanur.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Distribusi horizontal atau disebut juga dengan ditribusi geografis adalah distribusi
yang mengacu pada cara suatu spesies dapat tersebar pada suatu wilayah geografi.
2. Penyebab terjadinya penyebaran distribusi horizontal ini dibagi menjadi tiga faktor
yaitu faktor topografi, faktor abiotik, dan faktor biotik.
4. Salah satu Contoh distribusi horizontal yaitu Distribusi Horizontal Moluska Di
Kawasan Padang Lamun Pantai Merta Segara Sanur, Denpasar, yang keberadaannya
sangat dipengaruhi oleh faktor biotik yaitu manusia, berupa aktivitas wisatawan.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menambah wawasan pembaca


mengenai pengertian, penyebab dan contoh dari distribusi horizontal.

3.3 Diskusi

1. Robby firman (081711433066)

Pertanyaan :

Jika ada distribusi horizontal, apakah ada distribusi vertikal?

Jika ada, apakah perbedaan dari keduanya?

Jawab :
Ada, Terdapat dua macam distribusi yaitu distribusi horizontal atau disebut juga
distribusi geografi dan distribusi vertikal.
Distribusi horizontal atau distribusi geografi adalah distribusi yang mengacu pada
cara suatu spesies dapat tersebar pada suatu wilayah geografi. Sedangkan Distribusi vertikal
dibagi menjadi dua yaitu distribusi batimerik dan distribusi alitudinal. Distribusi batimerik
menunjukkan penyebaran organisme berdasarkan kedalamannya, contohnya distribusi
fitoplankton berdasarkan kedalaman laut. Sedangkan ditribusi alitudinal menunjukkan
penyebaran keberadaan organisme berdasarkan ketinggiannya diatas permukaan laut. Contoh
distribusi alitudinal yaitu pada distribusi crustacea di sepanjang sungai dari hilir ke hulu
(Irawan, 2013).

2. Sherina yulia (081711433042)

Pertanyaan :

Berikan contoh distribusi horizontal dan distribusi vertikal yang ada di daratan!

Jawab :

Salah satu contoh distribusi horizontal di daratan yaitu persebaran banteng liar di dunia
terbesar mulai dari Kamboja, Indonesia (Jawa, Bali, dan Kalimantan), Laos, Malaysia,
Thailand, Myanmar, dan Vietnam. Di beberapa negara seperti Brunei Darussalam,
bangladesh, dan India, Banteng dinyatakan telah punah (Alamendah, 2010)

Salah satu contoh distribusi vertikal di daratan yaitu Pada distribusi hewan tanah secara
vertikal dilakukan penggalaian tanah sedalam 10 cm, 20 cm, 30 cm. maka dari hasil tersebut
hanya kedalaman 10 cm dan 20 cm yng terdapat hewan tanah, sedangkan pada kedalaman 30
cm tidak ditemukan hewan tanah dikarenakan pada kedalaman tersebut kandungan oksigen
dan bahan makana  bagi hewan tersebut sudah berkurang (Hendra, 2012)

3. Siti fatimatuz (081811433092)

Pertanyaan : Mengapa salinitas bisa mempegaruhi distribusi suatu organisme?

Jawab :

Sumber : Anonim, 2020


Tingkat salinitas dalam tubuh organisme sangat mempengaruhi bagaimana cara
organisme tersebut untuk tetap mengatur homeostatisnya agar seimbang serta menentukan
dihabitat manakah organisme tersebut akan hidup.

Sebagai contoh, ikan yang hidup di air tawar memiliki sel dengan kadar garam tinggi
daripada lingkungan luarnya. Mekanisme adaptasi fisiologis agar ikan air tawar bisa hidup di
sungai atau danau adalah dengan cara mengeluarkan urin sebanyak mungkin dalam bentuk
encer agar tubuhnya tidak memiliki kelebihan air dan mengambil ion serta garam sebanyak
mungkin melalui mulut dan insang agar kadar garam ditubuhnya tetap terjaga. Jika ditinjau
dari mekanisme homeostatis seperti itu ikan air tawar hanya dapat hidup dan terdistribusi di
perairan tawar dan tidak bisa hidup diperairan asin.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Kelangsungan Hidup Organisme.


https://www.aanwijzing.com/2019/03/kelangsungan-hidup-organisme.html. (Diakses
tanggal 28 Oktober 2020).

Alamendah. 2010. Banteng Bos javanicus terancam punah.


https://alamendah.org/2010/03/07/banteng-bos-javanicus-semakin-terancam/. (Diakses
Tanggal 7 Maret 2010)

Farida, Nur. 2009. Me and Global Environment. Jakarta. Grasindo.

Gischa, Serafica. 2020. Mengapa Indonesia Memiliki Keanekaragaman Hayati?.


Https://Www.Kompas.Com/Skola/Read/2020/09/16/080000369/Mengapa-Indonesia-
Memiliki-Keanekaragaman-Hayati. (Diakses Tanggal 20 Oktober 2020).

Hendra, F.D.R. 2012. Distribusi Hewan Tanah Secara Vertikal Dan Horizontal. Universitas
Siliwangi. Tasikmalaya
Irawan, Bambang. 2013. Karsinologi. Surabaya. AUP.

Istiqlal, B.A, Yusup D.S, Suartini N. M. 2013. Distribusi Horizontal Moluska Di Kawasan
Padang Lamun Pantai Merta Segara Sanur, Denpasar. Jurnal Biologi. Jurusan Biologi
F.MIPA Universitas Udayana, Bali

Miah, Mazrikhatul. 2009. Mengenal Ekosistem. Yogyakarta. Pustaka Insan Mandiri,

Umar. M. Ruslan, 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Makassar. Universitas


Hasanuddin,

Anda mungkin juga menyukai