Anda di halaman 1dari 5

Artikel Pengelolaan Lingkungan, Desember 2017

PEMBANGUNAN PEMUKIMAN YANG BERKELANJUTAN DAN


BERWAWASAN LINGKUNGAN

Oleh: Yuli Ana Dwi Handayani


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak
Kondisi lingkungan yang ada sekarang sudah sangat mengkhawatirkan dengan berbagai kerusakan
lingkungan. Ada dua hal yang menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan, yaitu laju pertumbuhan
penduduk yang relatif cepat dan kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan
lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Pembangunan pemukiman
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan diartikan sebagai upaya yang berkelanjutan untuk
memperbaiki kondisi sosial, ekonomi dan kualitas lingkungan tempat hidup semua orang. Ada beberapa
konsep dan strategi untuk menciptakan kawasan pemukiman yang berwawasan lingkungan.

Kata Kunci : Pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan, pembangunan pemukiman


berkelanjutan berwawasan lingkungan, arsitektur ekologi

PENDAHULUAN
Pertumbuhan negara yang berkaitan melaksanakan indikator-indikator fisik
penduduk yang relatif dengan persoalan pembangunan saja tetapi juga
cepat berimplikasi lingkungan untuk terus pemukiman yang berbicara indikator
pada ketersediaan menjaga daya dukung berkelanjutan non-fisik.
lahan yang cukup lingkungan dalam sangatlah penting Permukiman
untuk menopang memenuhi kebutuhan untuk adalah bagian dari
tuntutan kesejahteraan manusia. mempertimbangkan lingkungan hidup di
hidup. Sementara Kebijakan yang pemukiman yang luar kawasan lindung ,
lahan yang tersedia dilakukan adalah berwawasan baik yang berupa
bersifat tetap dan kebijakan lingkungan. Beberapa kawasan perkotaan,
tidak bisa bertambah pembangunan konsep yang pernah maupun pedesaan yang
sehingga menambah berkelanjutan yang dikemukakan para berfungsi sebagai
beban lingkungan berwawasan pakar dalam lingkungan tempat
hidup. Pertumbuhan lingkungan yang melaksanakan tinggal atau lingkungan
penduduk yang pesat berkenaan dengan pembangunan yang hunian dan tempat
ini kemudian diikuti upaya pendayagunaan berwawasan kegiatan yang
dengan sumber daya alam lingkungan adalah: mendukung
perkembangan tempat dengan tetap pelestarian ekologi, perikehidupan dan
bermukim yang juga mempertahankan teknologi hijau dan penghidupan
demikian pesat untuk aspek-aspek mengatasi pencemaran (Kirmanto, 2002).
memenuhi pemeliharaan dan lingkungan Salah satu upaya yang
pertumbuhan pelestarian (Budiharjo, et al, 1993 dilakukan untuk
penduduk. Hal ini lingkungan. dalam Dwira Aulia, mewujudkan
menyebabkan Pembangunan 2005). permukiman yang
munculnya berbagai berwawasan berwawasan
masalah terutama lingkungan adalah lingkungan adalah
yang berkaitan pembangunan PEMBAHASAN dengan merencanakan
dengan lingkungan berkelanjutan yang Konsep kawasan perumahan
tempat hidup mengoptimalkan permukiman yang ekologis dengan lebih
manusia. manfaat sumber daya berwawasan memperhatikan aspek-
Sementara alam dan sumber daya lingkungan bertujuan aspek lingkungan
kemajuan ilmu manusia dengan cara untuk mencapai dalam merencanakan
pengetahuan dan menserasikan aktivitas pembangunan yang perumahan tersebut.
teknologi yang manusia dengan berkelanjutan. Menurut
sebenarnya kemampuan sumber Didalam permukiman Rogers, et al., 2008
diharapkan dapat daya alam untuk yang berwawasan (dalam Yunita Ismail,
2015), ada tiga
memberi menopangnya. lingkungan ada 4
konsep pembangunan
kesejahteraan bagi Pembangunan komponen yang berkelanjutan, yaitu
kehidupan manusia pemukiman dipakai sebagai pembangunan
ternyata juga harus berkelanjutan yang indikatornya yaitu : ekonomi, kualitas
dibayar amat mahal berwawasan Ekonomi, Sosial, lingkungan dan
oleh karena lingkungan dapat Lingkungan dan kesetaraan sosial. Jadi
dampaknya yang diartikan sebagai Budaya (Maclaren. pembangunan
berkelanjutan diartikan
negatif terhadap upaya yang 1996 dalam Dwira
sebagai pembangunan
kelestarian berkelanjutan untuk Aulia, 2005). Jadi bila yang akan
lingkungan. Untuk memperbaiki kondisi kita bicara tentang memenuhi kebutuhan
itu, perlu sosial, ekonomi dan permukiman yang generasi sekarang
pengambilan kualitas lingkungan berwawasan dengan tetap
kebijakan oleh tempat hidup semua lingkungan , kita tidak mempertimbangan
lembaga-lembaga orang. Sehingga dalam hanya berbicara kebutuhan
generasi yang akan
datang untuk sistem pembuangan lingkungan kepada komponen-
memenuhi . 6. Mensosialisasikan komponen berikut
kebutuhannya. 2. Meminimalisasikan pentingnya (Budihardjo, 1993
Berbagai pengaruh bangunan lingkungan sosial dalam Dwira Aulia,
konsep perencanaan pada lingkungan yang “sehat”. 2005) :
kota yang disekitarnya. Seperti contohnya : 1. Teknologi Hijau,
Seperti contohnya : Keamanan hemat energi dan
berkelanjutan sudah
pemanfaatan ruang, lingkungan, sumber daya.
dipaparkan oleh para fasilitas pelayanan, kesehatan Seperti
pakar perencanaan jaringan lingkungan dan contohnya :
kota seperti : “Garden infrastruktur partisipasi sedapat
Cities” (Ebenezer sebaiknya masyarakat. mungkin
Howard, 1898), “New direncanakan secara Perencanaan mengurangi
Towns” (Patrick efisien. kawasan permukiman ketergantungan
3. Melindungi sumber- yang berkelanjutan terhadap bahan
Abercrombie, 1944),
sumber alam akan lebih sulit bakar fosil ,
dan “Ecological dan sumberdaya mewujudkannya bila menggunakan
Cities” . Konsep- lahan untuk kawasan permukiman energi lebih efisien
konsep perencanaan generasi itu memang sudah ada. dan bijaksana
kota yang sedemikian selanjutnya Seperti Kasusnya akan 2. Pemanfaatan
bagusnya tidak dapat contohnya : berbeda apabila sumber-sumber
mencapai Kota yang melindungi kawasan permukiman alam yang tersedia
pemakaian sumber baru akan Seperti
berkelanjutan bila
daya air, tanah dan direncanakan , contohnya : karena
manusia yang udara. sehingga strategi- kita berada di
menghuni kota 4. Mengurangi strategi perencanaan daerah tropis,
tersebut tidak limbah yang kawasan dapat lebih maka matahari
menjalankan peran dihasilkan oleh diarahkan dan adalah sumber
yang semestinya. bangunan hunian. dikoordinasikan dari alam yang dapat
Dengan kata lain Seperti contohnya : awal. dimanfaatkan
mengolah limbah Beberapa secara maksimal
dibutuhkan yang berasal dari konsep perencanaan
keterpaduan semua bangunan- kawasan perumahan Studi kasus
bidang kehidupan bangunan sehingga secara fisik dapat permukiman yang
dalam mewujudkan tidak menimbulkan mengambil konsep-
berwawasan
kondisi pembangunan polusi terhadap konsep ““Garden
lingkungan Cities” oleh Ebenezer Lingkungan
yang berkelanjutan
disekitarnya, Howard, 1898, “New Pemerintah
(Franky, 2000). sudah berusaha
menanam tanaman- Towns” oleh Patrick
Beberapa tanaman yang dapat Abercrombie, 1944, semaksimal mungkin
strategi perencanaan melindungi ekologi dan “Ecological untuk mendorong
kawasan permukiman kawasan Cities” pada intinya tumbuhnya
yang berwawasan 5. Meningkatkan adalah mengawinkan permukiman yang
lingkungan dapat keterlibatan suasana pedesaan berwawasan
dilihat pada prinsip- masyarakat dalam dengan kota. lingkungan terbukti
prinsip dibawah ini menggalakkan (Heryanto, 2003 dalam dengan adanya
(Grant, et al, 1996 pemeliharaan Dwira Aulia, 2005). kebijakan-kebijakan
dalam Dwira Aulia, lingkungan. Seperti Tetapi konsep-konsep dan peraturan
2005) : contohnya ini baru bisa dikatakan perumahan yang
1. Mengelola dan mensosialisasikan berhasil apabila sudah mengarah kepada
memelihara pentingnya dihuni dan berjalan pembangunan
lingkungan supaya permukiman yang dengan baik. perumahan yang
berfungsi dengan berkelanjutan Konsep berwawasan
semestinya. Seperti sehingga perancangan lingkungan. Begitu
contohnya tempat masyarakat juga bangunan hunian yang juga dengan
pembuangan turut serta berwawasan diberikannya
sampah, drainase memelihara lingkungan lebih penghargaan-
lingkungan dan penghargaan kepada
permukiman yang Banjarsari adalah : Rumah Tangga Arsitektur Desa
berwawasan - Dari aspek tersebut. Tenganan Bali.
lingkungan Energi, material - Dari aspek Sosial Arsitektur Desa
(Yuwono, 2000). dan Air Bersih, Budaya, Tenganan
Dimana Kampung Hubungan menggunakan konsep
kriteria-kriteria Banjarsari tidak interaksi sosial arsitektur tradisional
penilaian mencakup jauh berbeda masyarakat yang berbasis alam,
kepada 8 kriteria dengan kampung Banjarsari sangat dengan memperhatikan
mulai dari perizinan, lainnya di Jakarta erat terlebih lagi iklim dan ketersediaan
persampahan, - Dari Aspek dengan adanya bahan. Lokasi
pengelolaan air Lingkungan industri rumah permukiman penduduk
bersih, pengendalian didalam tangga yang pada area pegunungan
banjir, pengelolaan bangunan, tidak meningkatkan disisiasati dengan
lingkungan sampai adanya data penghasilan . bentuk desa yang
kepada inovasi- penyakit yang Interaksi sosial berundak, dengan
inovasi lain yang disebabkan oleh ini juga penyesuain bentuk
masih ada kaitannya kondisi hunian mempengaruhi bangunan terhadap
dengan lingkungan. yang tidak sehat . masyarakat yang iklim tropis
Kampung Banjarsari Data ini berada disekitar pegunungan. Material
di Cilandak, menunjukkan Kampung ini. bangunan
Jakarta bahwa penghuni Arsitektur menggunakan material
Banjarsari seluas kampung adalah Lingkungan alam, dengan aturan
1365 Ha berdiri masyarakat yang Berkelanjutan Pada (awig-awig) desa
pada tahun 1970. concern kepada Permukiman sebagai pedoman
Terletak konsep “rumah Tradisional (Studi utama, yang mampu
bersebelahan dengan sehat” Kasus: Desa menyeimbangkan
Sungai - Dari aspek Tenganan, Bali) kebutuhan masyarakat
Pesanggrahan. Lingkungan Penggunaan dengan sumber daya
Kawasan ini sekitar, pada tiap konsep berkelanjutan alam yang ada. Konsep
merupakan kawasan hunian masing- yang keseimbangan antara
yg rawan banjir. masing mempertimbangkan manusia dan alam
Kemudian sedikitnya kebutuhan dan tersebut seharusnya
masyarakat kawasan memiliki 20 ketersediaan pada mampu diterapkan
ini mempunyai tanaman masa kini dan masa dalam setiap
inisiatif untuk dihalaman mendatang, mampu perancangan arsitektur.
mengelola limbah rumahnya menjaga kondisi Konsep keberlanjutan
dan meningkatkan sehingga lingkungan. Konsep dalam arsitektur
penghijauan di membantu arsitektur tradisional mampu
kawasan ini. menyegarkan berkelanjutan dapat menjaga kondisi alam,
Kampung ini udara ditemukan pada sehingga mengurangi
berhasil mendaur mengurangi bangunan arsitektur dampak terjadinya
ulang limbah dan polusi. Didukung tradisional, yang pemanasan global.
menghasilkan kertas juga dengan mampu bertahan sejak
daur ulang dan adanya gotong- masa lalu sampai KESIMPULAN
pupuk yang berguna royong di dengan masa Ada tiga konsep
untuk penghijauan. kempung ini mendatang. Arsitektur pembangunan
Sejak tahun 1996, sebulan sekali. tradisional mampu berkelanjutan, yaitu
Banjarsari telah - Dari aspek menyeimbangkan pembangunan ekonomi,
menjadi “model Ekonomi, dengan kehidupan manusia kualitas lingkungan dan
permukiman yang hasil kertas daur dan alam. Kebutuhan kesetaraan sosial. Jadi
berwawasan ulang dan pupuk manusia dapat pembangunan
lingkungan” oleh penghijauan diseimbangkan berkelanjutan diartikan
UNESCO. dapat dengan ketersediaan sebagai pembangunan
Beberapa meningkatkan sumber daya alam. yang akan memenuhi
kriteria penilaian penghasilan Bentuk kebutuhan generasi
yang dilakukan keluarga dengan arsitektur tradisional sekarang dengan tetap
kepada Kampung adanya industri dapat dilihat dari mempertimbangan
kebutuhan generasi dalam
yang akan datang Pencegahan
untuk memenuhi Banjir di
kebutuhannya. Perkotaan,
Konsep disampaikan
pemukiman yang dalam Seminar
berwawasan Peduli Banjir
lingkungan bertujuan “Forest” ,
untuk mencapai Jakarta 25
pembangunan yang Maret 2002.
berkelanjutan. Yunita Ismail. 2015.
Didalam permukiman Kebijakan
yang berwawasan Pembangunan
lingkungan ada 4 Kawasan
komponen yang Industri yang
dipakai sebagai Berwawasan
indikatornya yaitu : Lingkungan
Ekonomi, Sosial, (Eco-Industrial
Lingkungan dan Park).
Budaya. Yuwono (2000),
Rumah
DAFTAR Lestari ,
PUSTAKA Mungkinkah
Dwira Aulia. 2005. hanya sebatas
Pemukiman Piala?,
yang Properti.net,
Berwawasan info & bisnis
Lingkungan properti edisi –
Tinjauan. Juli 2000.
Jurnal Sistem
Teknik
Industri
Volume 6, No.
4.
Franky L (2000),
Sustainable
Cities
Development,
Antara Konsep
dan
Kenyataan,
Real Estate,
Jurnal
Pengembanga
n Wilayah
Kota, Vol.2,
No.2, hal 9-12.
Kirmanto, Djoko
(2002),
Pembangunan
Perumahan
dan
Permukiman
yang
Berwawasan
Lingkungan
Strategis

Anda mungkin juga menyukai