Anda di halaman 1dari 29

Kelompok 3 :

1. Anisa Maulidiya (15308141041)


2. Devi Wulandari (15308141048)
3. Yuli Ana Dwi H. (15308141055)
4. Fadholi Yudha (15308141056)
Setiap tahunnya Kulit Pisang mengandung
Kulit Pisang Kepok terdapat 60.000 ton karbohidrat relatif tinggi
merupakan limbah limbah pisang, yaitu 18,50 % dan Kulit
pertanian yang belum apabila tidak dikelola Pisang Kepok mengandung
banyak dimanfaatkan dapat mencemari monosakarida terutama
glukosa sebesar 8,16 %
lingkungan

Kualitas produk Berpotensi dijadikan


bioethanol dapat Pembuatan bioetanol bahan baku dalam
diuji dengan analisis melalui proses proses pembuatan
alkohol, gula farmentasi dengan bioetanol untuk
reduksi, asam bantuan ragi menghasilkan sumber
asetat dan jumlah energi
sel yeast
• Bagaimana proses pembuatan bioethanol kulit Pisang
Kepok melalui fermentasi oleh sel-sel khamir
Saccharomyces cerevisiae ?

• Bagaimana peranan sel-sel khamir (Saccharomyces


cerevisiae) dalam proses farmentasi kulit Pisang Kepok?

• Bagaimana perbedaan kualitas hasil fermentasi bioethanol


kulit Pisang Kepok mentah, matang, dan terlalu matang
yang dihasilkan?
Mengetahui proses pembuatan bioethanol
kulit Pisang Kepok melalui fermentasi oleh
sel-sel khamir Saccharomyces cerevisiae

Mengetahui peranan sel-sel khamir


(Saccharomyces cerevisiae) dalam proses
fermentasi kulit Pisang Kepok

Mengetahui perbedaan kualitas hasil


fermentasi bioethanol dari kulit Pisang
Kepok mentah, matang, dan terlalu matang
Dapat memperoleh informasi tentang proses
dan perbedaan kualitas bioethanol yang
dihasilkan dari limbah pertanian (kulit Pisang
Kepok mentah, matang, dan terlalu matang ).

Dapat memberi wawasan bagi masyarakat


agar dapat mengelola limbah pertanian (kulit
Pisang Kepok) menjadi bioethanol
Bioetanol merupakan salah satu biofuel yang hadir
sebagai bahan bakar alternatif menyerupai minyak
premium yang lebih ramah lingkungan dan sifatnya
terbarukan.

Merupakan cairan biokimia dari proses fermentasi


gula dari sumber karbohidrat menggunakan
bantuan mikroorganisme.

Memiliki rumus molekul etanol yaitu C2H5OH,


sedang rumus empirisnya C2H6O atau rumus
bangunnya CH3-CH2-OH (Khairani, 2007).
Bioetanol dapat dihasilkan dari tanaman
yang banyak mengandung senyawa pati
dan selulosa dengan menggunakan
bantuan dari aktivitas ragi

Produksi bioetanol (alkohol) dengan


bahan baku tanaman yang mengandung
pati atau karbohidrat, dilakukan melalui
proses konversi karbohidrat menjadi gula
(glukosa) larut air
KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiacal
formatypica)

Kulit Pisang Kepok digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioethanol


karena mengandung karbohidrat. Karbohidrat tersebut diurai terlebih
dahulu melalui proses hidrolisis kemudian di fermentasi dengan
menggunakan starter menjadi alkohol (Setiawati dkk, 2013).
RAGI

• Ragi atau khamir adalah jamur yang terdiri dari satu sel, dan
tidak membentuk hifa. Termasuk golongan jamur Ascomycotina.
Reproduksi dengan membentuk tunas (budding) (Setiawati dkk,
2013).
• Mikroorganisme yang dipilih adalah Saccharomyces cerevicae.
Ragi tersebut dipilih karena mampu memproduksi alkohol
dalam jumlah besar dan mempunyai toleransi pada kadar
alkohol yang tinggi. Kadar alkohol yang dihasilkan sebesar 8-
20% pada kondisi optimum. Selain itu bersifat stabil, tidak
berbahaya atau menimbulkan racun, mudah di dapat dan
mudah dalam pemeliharaan (Sudarmadji K., 1989).
Fermentasi

• Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam


keadaan anaerobik (tanpa oksigen) (Winarno &
Fardiaz,1992).
• Fermentasi bioetanol dapat didefinisikan sebagai proses
penguraian gula menjadi bioetanol dan karbondioksida yang
disebabkan enzim yang dihasilkan oleh massa sel mikroba
(Prescott and Dunn, 1959).
Variable yang
Berpengaruh

Suhu

Bahan
Baku
pH
Lama
Fermentasi
Kadar
Gula

Konsentrasi
Nutrisi Ragi
Ragi
Bahan Suhu
Baku

Suhu mempengaruhi
aktivitas enzim khamir
Pada umumnya bahan baku
yang mengandung senyawa
organik terutama glukosa dan
pati dapat digunakan
sebagai substrat dalam Suhu mempengaruhi
proses fermentasi bioetanol hasil alkohol karena
(Prescott and Dunn,1959). adanya penguapan,
seperti proses biologis
(enzimatik) yang lain

Kecepatan fermentasi
akan bertambah
sesuai dengan suhu
yang optimum
umumnya 27 – 30 C.
pH Konsentrasi
Ragi
Pada umumnya pH untuk
fermentasi dibutuhkan Konsentrasi ragi yang
keasaman 3,4 – 4, ini didasari diberikan pada larutan
lingkungan hidup dari starter yang akan difermentasikan
yang dapat tumbuh dan optimalnya adalah 2 – 4%
melakukan metabolisme pada dari volume larutan (Satuhu
pH tersebut (Winarno & & Supardi, 1994).
Fardiaz,1992).
Lama Kadar Gula
Fermentasi
Lama fermentasi biasanya ditentukan Kadar gula yang optimum untuk
pada jenis bahan dan jenis yeast aktivitas pertumbuhan starter
serta gula. Fermentasi berhenti adalah 10-18%. Gula disini
ditandai dengan tidak sebagai substrat, yaitu sumber
terproduksinya lagi CO2. Kadar karbon bagi nutrient ragi tape
etanol yang dihasilkan akan semakin dan ragi roti yang mempercepat
tinggi sampai waktu optimal dan pertumbuhan untuk selanjutnya
setelah itu kadar etanol yang menguraikan karbohidrat menjadi
dihasilkan menurun (Prescott and etanol.
Dunn, 1959)
Nutrisi Ragi

Nutrisi diperlukan sebagai


tambahan makanan bagi
pertumbuhan ragi. Nutrisi yang
diperlukan misalnya: garam
ammonium (NH4CL) dan
garam phosphate (pupuk TSP)
(Winarno & Fardiaz,1992).
• Kulit Pisang yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kulit
pisang kepok mentah, matang, dan terlalu matang.
ALAT BAHAN

• Botol jam
• Pisau • Kulit Pisang Kepok
• Gelas beker
• Kompor • Gula pasir
• Gelas ukur
• Waterbath • Ekstrak taoge
• Erlenmeyer
• Mikroskop cahaya • Starter yeast
• Tutup gabus
• Spektofotometer • Aquades
• Pipet tetes
• Gelas objek • Biuret
• Micro pipet
• Gelas penutup • Methylen blue
• Saringan
• Panci • Indikator amilum
• Kain kassa
• Timbangan • Indikator PP
• pH stick
• Timbangan analitik • Reagen DNS
• Counter
• KI
• NaOH
• H2SO4
• K2Cr2O7
• Na2S2O3
PROSEDUR KERJA
PEMBUATAN FERMENTASI ALKOHOL
KULIT PISANG KEPOK

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Menimbang kulit Pisang Kepok 50 gr, gula pasir sebanyak 200 gr, dan yeast 2,50 gr x 6

Mencuci dan memotong kulit Pisang Kepok kemudian merebusnya dalam 2 liter air

Menyaring air rebusan kulit Pisang Kepok dengan saringan yang diberi kain kassa untuk
mendapatkan sari kulit Pisang Kepok

Memasukkan gula pasir ke dalam sari kulit Pisang Kepok kemudian merebusnya kembali

Setelah gula larut, sari kulit Pisang Kepok diangkat dari kompor dan memasukkan 200 ml
ekstrak taoge kemudian mengaduknya hingga merata

Menuangkan sari kulit Pisang Kepok kedalam 6 botol masing-masing 250 ml kemudian
menutup botol dengan penutup
Menuangkan 25 ml sari kulit Pisang Kepok dalam botol kecil lalu memasukkan
yeast dalam botol tersebut masing-masing 2,5 gram (larutan starter)

Memasukkan larutan starter setelah larutan starter berbuih (yeast aktif) kedalam
botol yang berisi 250 ml sari kulit Pisang Kepok kemudian menutupnya

Menginkubasikan larutan selama hari ke 0, 7,14, 21

Melakukan analisis asam total, kadar alkohol, pH, uji gula reduksi serta jumlah
yeast mati dan yeast hidup

Mencatat hasil analisis


ANALISIS ALKOHOL

Mengambil 1 ml sampel kemudian ditambahkan aquades hingga 250 ml

Ditambahkan 5ml K2Cr2O7 0,3472 N dan 5 ml H2SO4

Dipanaskan selama 15 menit

Sampel ditambahkan 3 gr KI dan indikator amilum 1%

Sampel ditritasi dengan Na2S2O3 0,05 N

% alkohol = Vol. Na2S2O3 X N Na2S2O3 X 49,03X 100


0,9
ANALISIS ASAM ASETAT

Mengambil 10 ml sampel yang kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer


yang telah diberi 10 ml aquadest

Ditambahkan 5 tetes indikator PP 1%

Mencampur hingga homogen. Kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga


warna berubah menjadi merah muda

Menghitung % asam asetat


Menyiapkan gelas benda dan di bersihkan menggunakan alkohol, melewatkan di
atas api bunsen

Dengan teknik aseptik mengambil cairan dari nata, meratakan di gelas benda dan
di kering anginkan

Menetesi dengan gram a hingga rata, biarkan 30 detik lalu di bersihkan dengan
air mengalir dan di kering anginkan

Menetesi dengan gram b hingga rata, biarkan 30 detik lalu di bersihkan dengan
air mengalir dan keringan anginkan

Menetesi dengan gram b hingga rata, biarkan 30 detik lalu di bersihkan dengan
air mengalir dan keringan anginkan

Menetesi dengan gram d hingga rata, biarkan 20 detik lalu di bersihkan dengan
airmengalir dan kering anginkan

Mengamati dibawah mikroskop dan catat hasilpengamatan mikroskopiknya


ANALISIS GULA REDUKSI

Mengambil 2 ml sampel

Mengambil 3 ml reagen DNS

Menambahkan reagen DNS pada sampel

Memanaskan dalam waterbath selama 15 menit

Hasil positif ditandai dengan terbentuknyawarna merah

Mengamati pada spektrofotometer

Anda mungkin juga menyukai