Anda di halaman 1dari 21

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam kehidupan sehari – hari manusia selalu berhubungan dengan ilmu


fisika.. Oleh karena itu penulis akan membahas tentang seputar “gerak pada
bidang datar ” dalam rangka sebagai bentuk tugas yang diberikan dosen
pembimbing sebagai indikator penilaian dalam materi kuliah fisika Universitas
Muhammadiyah Palembang tahun pembelajaran 2014/2015.

1.2 Tujuan penulisan


Mengetahui macam-macam gerak pada bidang datar dan mampu memecahkan
masalah dalam soal-soal gaya dalam bidang datar.

1.3 Metode penulisan


Metode penulisan merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk
mengumpulkan data, mengolah data, dan menganalisa data dengan teknik
tertentu.

1
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Gerak dalam bidang ( motion in plane )

Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan. Titik


acuan sendiri didefinisikan sebagai titik awal atau titik tempat pengamat. Gerak
bersifat relatif artinya gerak suatu benda sangat bergantung pada titik
acuannya.

Sedangkan gerak pada bidang merupakan gerak sepanjang lintasan


yang terletak pada bidang tertentu misalnya gerak bola basball yang dipukul,
peluru yang ditembakan di senapan, maupun gerak planet terhadap matahari.
Dalam beberapa soal lintasan suatu partikel diketahui dan kita akan menetukan
kecepatan, persepatan dan resultan gaya yang bekerja pada partikel tersebut.

2.2 kecepatan rata-rata dan sesaat ( average and instanteous velocity )

Pada gambar (a) suatu partikel bergerak sepanjang lntasan lengkung


pada bidang xy ; titik P dan Q menyatakab kedudukan partikel pada dua waktu
berbeda. Kedudukan partikel di titik P dapat dinyatakan oleh vektor r dari titik
asal O ke P; r disebut vektor kedudukan partikel itu. Komponen vektor r adalah
koordinat x dan y ,dan dapat di tuliskan

r = xi + yj

ketika partikel bergerak dari P ke Q pergeseranya adalah perubahan ∆r


vektor kedudukan r, seperti pada gambar. Komponen –x dan –y dari ∆r adalah
∆x dan ∆y. Misalkan ∆tadalah selang waktu selama partikel bergerak dari P ke
Q, maka kecepatan rata-rata dapat dirumuskan :

Ini berarti kecepatan rata-rata adalah suatu besaran vektor


yang arahnya sma dengan ∆r dan besarnya sama dengan
besar dari ∆r dibagi oleh ∆t. Besar dari ∆r adalah jarak dari P ke Q tanpa
melihat bentuk lintasan partikel. Dengan demikian kecepatan rata-rata akan
sama setiap lintasanyang akan membawa partikel P ke Q kedalam waktu

2
tertentu ∆t. Karena besaran vektor v berhubungan dengan pergeseran seluruh
∆r , maka pada gambar a dilukiskan pada suatu titik pertengahan P dan Q.

(a) (b) (c)

Kecepatan sesaat v dititik P didefinisikan dalam besaran dan arah


sebagai limit yang dicapai oleh kecepatan rata-rata bila titk Q dibuat mendekati
P.

Kecepatan sesaat :

Dengan demikian kita dapat menyatakan kecepatan, suatu besaran


vektor ,dalam komponen-komponenya atau dalam besar dan arahnya, tepat
seperti besaran vektor lan seperti gaya. Arah kecepatan sesaat suatu partikel
disuatu titik selalu dalam garis singgung lintasan titik itu, bagaimanapun juga
kompleksnya gerak tersebut.

2.3 percepatan rata-rata dan sesaat

Pada gambar a vektor v1 dan v2 menyatakan kecepatan sesaat, dititik P


dan Q , suatu partikel yang bergerak sepanjang lintasan lengkung. Kecepatan
v2 berbeda arah dengan kecepatan v1. Bagian tersebut telah dibuat untuk

3
keadaan dimana besar berbeda, meskipun dalam beberapa hal hal khusus
kecepatan dapat tetap.

Percepatan rata-rata suatu partikelyaang bergerak dari P ke Q


didefinisikan sebagai perubahan vektor kecepatan ∆v , dibagi oleh selang
waktu ∆t :

Sedangkan percepatan sesaat a dititik P besar dan arahnya didefinisikan


sebagai limita yang dicapai oleh percepatan rata-rata bila titik Q menuju P dan
∆v dan ∆t keduanya menuju nol :

Vektor percepatan sesaat di titik P pada gambar c diatas. Dapat dilihat


bahwa vektor tersebut arahnya tidak sama dengan vektor kecepatan.
Berdasarkan konstruksi pada gambar c maka vektor percepatan selalu harus
terletak pada bagian cekung lintasan.

2.4 komponen-komponen percepatan

Pada gambar dibawah menunjukan gerak suatu partikel pada sistem


koordinat tegak lurus.

4
Komponen-komponen –x dan –y , ax dan ay , percepatan sesaat a
partikel adalah :

Dinyatakan dalam vektor satuan berikut :

Dengan menggunakan persamaan diatas, maka percepatan juga dapat


dinyatakan sebagai :

Bila komponen ax dan ay diketahui , besar dan arah percepatan a dapat


dapat diperolah, seperti pada kecepatan. Bila keceptan diketahui maka gaya
dapat dicari

5
F= m . a

Sebaliknya, bila gaya F diketahui disetiap titik , percepatan a dan


komponen ax dan ay dapat dicari.

Percepatan suatu partikel yang bergerak pada lintasan lengkung dapat


diuraikan menjadi komponen tegak lurus a dan sejajar a, dalam arah normal
dan sejajar ( atau tangensial ) pada intasan, seperti pada gambar a dibawah ini.
Berbeda dengan komponen-komponen tegak lurus terhadap sumbu ang tetap ,
komponen-komponen normal dan tangensial tak memounya arah yang tetap
didalam ruang.

Gambar b , percepatan pada saat sejajar dengan v1 pada t tertentu.


Karena a menyebabkan lajuperubahan kecepatan, perbahan v selama selang
waktu yang kecil adalah vektor ∆v yang mempunyai arah sama dengan a dan
searah dengan v1. Dengan demikian v2 akhir dari ∆t , sama dengan v1 + ∆v ,
adalah vektor searah v1 tapi agak lebih besar.

Gambar c, percepatan adalah gerak lurus pada kecepatan sesaat.


Kemudian pada selang ∆t , perubahan ∆v dalah adalah vetor tegak lurus pada
pada v1. Bila selang waktu ∆t menuju pada sudut θ juga menuju 0 , ∆v tegak
lurus pada v1 dan v2, yang sama besar.

Dengan demikian bila a sejajar dengan v , pengaruhnya adalah


menguba besar v tetapi arahnya tetap, bila a tegak lurus dengan v, pengaruhnya
adalah mengubah arah v tapi besarnya tetap. Pada umumnya a mempunyai
komponen sejajar dan tegak lurus pada v , tapi pernyataan diatas tetap berlaku
untuk setiap komponen. Khusunya pada partikel yang bergerak sepanjang

6
lintasan lengkung denga laju tetap, percepatanya setiap arah menuju ke pusat
lingkaran.

Bila gerak benda dilintasan lengkung, benda tersebut harus


mendapatkan gaya transvrsal untuk menggeser kesamoing. Perbandingan gaya
transversal ( gaya normal ) dengan percepatan normal adalah massa benda,
dan sama dengan perbandingan gaya tangensial dan percepatan tangensial.

2.5 gerak sebuah peluru ( motion of a projectile )

Benda yang diberi kecepatan awal dan kemudian bergerak berdasarkan


lintasan yang ditentukan oleh gaya gravitasi yang bereaksi pada benda itu dan
hambatan oleh atmosfir disebut peluru ( projectile). Seperti contoh peluru yang
ditembakan dari senapan , roket setelah bahan bakarnya habis, atau bola
basball yang dipukul.

Karena dalam hal yang ideal ini gaya yang berekasi pada peluru
hanyalah beratnya, yang dianggap besar dan arahnya tetap, ang ditinjau dari
sumbu tegak lurus sumbu x data dan y tegak lurus ke atas. Dengan demikan
komponen x pada peluru adalah nol dan komponen y adalah berat peluru m.g
kemudian pada hukum ii newton,

Yaitu , komponen mendatar percepatan adalah nol dan komponen tegak


adalah kebawah dengan percepatan sama dengan percepatan benda jatuh bebas.
Misalnya pada t = 0 partikel berada pada titik ( x0 dan y0 ) serta mempunyai
komponen percepatan v0x dan voy. Maka perubahan masing-masing koordinat

7
dengan waktu adalah keadaan gerak dengan percepatan tetap, denga persamaan
: Vx = v0x

Substitusi v0y untuk v0 dan –g untuk a

Vy = voy – gt,

Y= y0 + voyt – ½ gt2

Atau dapat dapat dinyatakan sebagai vektor

V = v0– gtj

r = r0 + v0t – ½ gt2j,

dengan r0 adalah kedudukan t = 0.

Untuk komponen-komponennya dapat dilihat pada gambar dibawah, gambar


tersebut menunjukan lintasan sebuah peluru yang melewati titikasal pada
waktu t = 0. Kedudukan ,kecepatan, dan komponen peluru ditunjukan dalam
beberapa saat yang berbeda dengan waktu yang sama. Seperti tampak pada vx
tidak berubah. Tetapi vy berubah dengan harga yang sama pada selang waktu
yang berurutan , sesuai dengan percepatan y yang tetap.

8
Gambar lintasan benda yang dilempar dengan kecepatan awal v0 pada sudut θ0 . R
adalah jarak mendatar, dan h adalah tinggi maksimal.

Kecepatan awal v0 dinyatakan dalam besaran v0 ( laju awal ) dan sudut θ0yang
terbentuk pada sumbu x positif. Dengan komponen tiap sudut adalah :

V0x = v0 cos θ0,

Voy = v0 sin θ0

Dengan hubungan persamaan diatas dengan nilai x0 = y0 = 0 maka diperoleh :

X = ( v0 cos θ0) t

Y = ( vo sin θ0) t – ½ gt2

V0x = v0 cos θ0,

Voy = v0 sin θ0

Persamaan diatas menyatakan kedudukan dan kecepatan patikel pada


gambar disemua waktu t. Untuk jarak r dalam t sembarang dapat dinyatakan ,

r= √ x 2+ y 2 dan laju peluru ( besar resultan kecepatan)

adalah v =√ vx 2 + vy 2.

Untuk arah kecepatan dinyatakan dalam sudut θ terhadap sumbu x


positif yaitu :

Tan θ = vy/ vx

Vektor kecepatan v menyinggung lintasan, sehingga arah akan sama


dengan garing yang disinggung pada lintasan.

Contoh pada gambardibawah menunjukan percobaan demostrasi yang


menarik dari sifat peluru. Sebuah bola di tembakan langsung kebola kedua.
Bola kedua dijatuhkan saat bola pertama ditembakan, dan ternyata bola
bertumbukan seperti pada gambar berapapun kecepatan awalnya. Untuk
membuktikan bahwa ini akan terjadi , kita perhatikan bahwa tiggi bola 2 adalah

9
x tan θ 0 dan dalam t bola tersebut jatuh ½ gt2. Karena tinggi bola saat
tumbukan adalah

Y = ( x tan θ0) – ½ gt2

Pada t yang sama bola pertama menempuh jarak x dengan komponen x


dari kecepatan tetap v0 cos θ , sehingga x = v0 cos θ0 t. Dengan menghitung t
dari sini dan substitusi pada persamaan dahulu maka didapatkan :

x
Y = x tan θ0– 1/2 g( vo cosθ 0 )2.

Tapi ini adalah persamaan untuk lintaasan bola pertama. Dengan


demikian pada saat bola pertama mencapai garis sepanjang mana bola 2 jatuh,
tinggi kedua bola akan sama , dan kedua bola akan bertumbukan pada titik ini.

2.6 gerak melingkar ( cetripetal force )

Dalam pembahasan 5.3 telah dijelaskan bahwa bila sebuah partikel


bergerak sepanjang lintasan lengkung harus mempunyai komponen percepatan
tegak lurus pada lintasan, meskipun lajunya tetap. Sedangkan dalam lintasan
lingkaran , ada hubungan sederhana dari kmponen normal percepatan, laju
partikel, dan jari-jari lingkaran.

Gambar berikut menunjukan sebuah partikel bergerak pada lintasan


lingkaran dengan jari-jari R dengan pusat O. Vektor v1 dan v2 menyatakan
kecepatan partikel di titik P dan Q. Vektor perubahan kecepatan ∆v ditunjukan
dalam gambar, dan pertikel bergerak dri P ke Q dalam t tertentu.

10
Segitiga OPQ dan opq adalah sebangun , karena keduanya segitiga
samakaki dan sudut-sudut yang ditandai ∆θ adalah sama. Maka

∆v/ v1 = ∆s/R atau ∆v = (v1/R) ∆s

Besar percepatan normal rata-rata a selama ∆t adalah ∆v/∆t, dari


persamaan diatas maka

Percepatan sesaat pada a tegak lurus di titik P adalah limit dari


pernyataan bila Q dibuat semakin dekat dengan titik P , dan bila ∆t  0 :

11
Tetapi harga limit ∆s / ∆t adalah laju v1 dititik P, dan karena P di
sembarang titik pada lintasan, kita dapat meniadakan indeks pada v1 dan laju
disembarang titik dinyatakan v. Maka :

Persamaan ini disebut percepatan sentripetal ( besar percepatan normal


sesaat sama dengan laju pangkat dua jari-jari . arahnya tegak lurus v dan ke
dalam sepanjang jari-jari,menuju pusat lingkaran.

Contoh pada gambar dibawah menunjukan kecepatan dan percepatan


pada beberapa buah titik , untuk sebuah partikel yang bergerak pada lingkaran
dengan laju tetap, yaitu sebuah mobil berjalan dengan laju tetap 20 m/s2pada
lengkungan dengan jari-jari 100m. Berapakah percepatanya???

Penyelesaian :

besar percepatan diatas adalah perceptan sentipetal maka

12
arah a pada setiap saat adalah tegak lurus pada kecepatan dan menuju pusat
lingkaran.

2.7 Gaya sentripetal

Hukum kedua Newton berpengaruh pada gerak melingkar seperti


halnya pada gerak pada gerak partikel. Percepatan yang menuju pusat
lingkaran , untuk partikel yang bergerak melingkar beraturan, harus disebabkan
oleh gaya yang juga menuju ke pusat. Besar gaya radial pada partikel dengan
massa m adalah :

Misalnya gaya dari seorang mengikat suatu benda dengan tali dan
memutarnya pada lingkaran. Tali tersebut secara tetap haruslah menarik benda
kepusat, bila tali putus, maka gaya kedalam tidak lagi beraksi, dan benda aan
melayang sepaanjang garis singgng lingkaran.

Contoh , suatu benda kecil dengan massa 02 kg berputar beraturan pada


lingkaran diatas permukaan datar yang licin, dihubungkan oleh tali yang
panjangnya 0,2 m pada paku pada permukaan tersebut. Bila benda membuat
dua kali putan penuh perdetik , tentukan gaya P yang bekerja pada tali.

13
Penyelesaian ;

Keliling lingkaran adalah 2π (0,2 m) = 0,4π m

Dengan demikian laju benda adalah 0,8 πm.det-1. sedangkan percepatan


sentripetalnya adalah :

Karena benda tak mempunyai percepatan dalam gerak , gaya-gaya n


dan w adalah samadan berlawanan dengan arah dan gaya P adalah gaya
resultan. Oleh karenanya

P = m.a = (0,2 kg ) (31,6 m.det -2 )

= 6,32 N.

2.8 Gerak pada lingkaran tegak

Gambar 5.14 melukiskan sebuah benda kecil diikat dengan seutas tali yang
panjangnya R dan diputar pada lingkaran tegak terhadap titik tetap O dimana

14
ujung tali lain tadi diikatkan. Meskipun geraknya melingkar tetapi tidak
beraturan, sebab laju benda bertambah pada waktu bergerak kebawah dan
berkurang pada waktu bergerak keatas. Akan tetapi komponen normal
percepatan tetap diberikan oleh =v2/R, seperti yang dibahas diatas.

Gaya-gaya pada benda pada suatu titik adalah beratnya w=mg dan tegangan
pada tali T. Berat benda diuraikan menjadi komponen normal, besarnya mg cos
ɵ, dan komponen tangensial yang besarnya mg sin ɵ, seperti pada gambar 5-14.
Resultan gaya-gaya tangensial dan normal adalah :

F= mg sin ɵ dan F=T-mg sin ɵ

Dari hukum kedua newton, percepatam tangesial adalah :

α=F/m = g sin ɵ

Dan sama seperti percepatan benda yang meluncur pada papan miring yang
licin dengan sudut kemiringan ɵ, percepatan normal (radial) α=v2/R adalah

α=F/m = (T-mg cos ɵ)/m = v2/R

dan karenanya tegangan pada tali adalah

T= m((v2/R)+g cos ɵ)..... (5-35)

Dititik terendah lintasan, ɵ=0, sin ɵ=0, cos ɵ=1. Maka titik ini F=0. Α=0, dan
percepatan adalah radial murni (keatas). Besar tegangan, dari persamaan (3-
35), adalah

T=m(v2/R + g)

15
Dititik tertinggi, ɵ=180o, sin ɵ=0, cos ɵ=-1, dan percepatan adalah radial murni
(kebawah) lagi, tegagan adalah :

T=m(v2/R-g) ... (5-36)

Degngan gerak semacam ini, adalah suatu fakta yang lazim bahwa ada suatu
laju kritik vc di titik tertinggi, dimana harga tersebut tali menjadi kedordan
lintasan tidak lagi lingkaran. Untuk mennetukan laju ini, ambillah T=0 pada
persamaan (5-36):

0=m((vc2/R )-g), vc=√ Rg

2.9 Pengaruh rotasi bumi pada g

Karena bumi berotasi, bumi bukan kerangka acuan inersia yang tepat sekali,
dan berat semu suatu benda dibumi tidak tepat sama dengan tarikan gravitasi
bumi. Bila kita anggap bahwa bumi ini simetris bola, tarikan gravitasi bumi,
yaitu berat sebenarnya yang kita sebut wo, besarnya sama dengan Fg=GmmE/R2
pada semua titik di permukaan bumi. Kita juga menggangap bahwa pusat bumi
dapat diambil sebagai titik asal suatu sistem koordinat inersia; ini mengabaikan
gerak orbital bumi, yang pengaruhnya jauh lebih kecil daripada pengaruh rotasi
terhadap sumbunya. Maka benda yang berada dikutub utara benar-benar dalam
keadaan setimbang dalam sistem inersia, dan tegangan pada tali sama dengan
w0. Tetapi benda yang berada dikatulistiwa bergerak dalam lingkaran jejari R

16
dengan laju v, maka harus ada gaya total kedalam sama dengan massa kali
percepatan sentripental :

W0-T=mw2/R .... (5-43)

Maka besar dari berat semu (sama dengan T ditempat ini) adalah

W=w0-(mv2/R), .... (5-44)

Kita perhatikan juga bahwa bila bumi tidak berotasi, suatu benda bila
dilepaskan akan mempunyai percepatan jatuh bebas go yang diberikan oleh
go=wo/m, tetapi percepatan sebenarnya relatif terhadap pengamat di katulistiwa
diberikan oleh g=w/m. Dengan membagi persamaan (5-44) oleh m dan
menggunakan hubungan ini, kita dapatkan

G=g0-(v2/R) ..... (5-45)

Untuk menghitung v2/R, kita ingat bahwa dalam satu hari (86400 det) suatu
titik dikatulistiwa menempuh jarak yang sama dengan keliling bumi,
2πR=2π(6,38 x 106 m).

V= 2π(6,38 x 106 m)/86400 det = 464 m det-1,

V2/R = (464 m det-1)2/6,38 x 106 m = 0,0337 m det-2

Dengan demikian untuk bumi yang simetri bola percepatan karena gravitasi di
katulistiwa akan lebih kecil kira-kira 0,03 m det-1 dari percepatan di kutub.

Pada titik-titik di antara katulistiwadan kutub, hubungan gaya seperti


dilukiskan untuk pengamat pada lintang ɵ.perbedaan dalam besar g dan go
adalah antara 0 dan 0,00337 m det-2, dan seperti tampak pada gambar arah
gerak beraksinya berat semu berbeda dengan arah menuju ke pusatsebesar α.

G=g0 – (v2cos ɵ/R), α = (v2 sin ɵ)/(g0R) ... (5-46)

17
Dimana v adalah laju suatu titik dbumi yang berotasi pada lintang ɵ (lebih kecil
dari pada laju suatu titik dikatulistiwa dengan faktor cos ɵ). Pada ɵ=45o,
didapatkan :

G=go -0,0049 m det-2, α = 0,00035 rad = 0,00200

Tabel 5-1 variasi g dengan lintang dan ketinggian

Station Lintang Ketinggia g (m det-2) g (ft det-2)


utara nm
Daerah 9 0 9.78243 32.0944
Canal
Jamaica 18 0 9.78591 32.1059
Denver 40 1638 9.79806 32.1548
Cambride 42 0 9.80398 32.1652
mass
2.9 Kecepatan relatif

Konsep kecepatan relatif, pernah disinggung pada pasal 3-8 untuk gerak
sepanjang garis lurus, dengan mudah dapat diperluas untuk gerak pada bidang
atau ruang. Misalkan bahwa, pada contoh sebelum persamaan (3-25), pada
suatu saat mobil tidak bergerak searah dengan kereta tetapi tegak lurus pada
arah ini, melintasi kereta pada kecepatan 20 m det-1. Bila kereta bergerak pada
kecepatan 15 m det- relatif terhadap bumi, maka kecepatan mobil relatif
terhadap bumi adalah penjumlahan vektor dari kedua kecepatan, yaitu
persamaan (3-25) adalah hal khusu persamaan vektor yang lebih umum :

VAE=vaf+vfe (5-47)

Dengan demikian kecepatan mobil relatif terhadap bumi menjadi 25 m det- dan
membentuk sudut 53o dengan arah gerak kereta.

Persamaan (5-47) dapat diperluas untuk beberapa buah kecepatan relatif,


misalnya, bila seekor kutu B merayap diatas lantai mobil dengan kecepatan
relatif terhadap mobil vba, kecepatan relatif kutu terhadap bumi adalah jumlah
vektor keccepatan relatif terhadap mobil dan kecepatan mobil relatif terhadap
bumi:

18
Vbe=vba+vae

Bila ini digabung dengan persamaan (5-47), kita dapatkan

Vbe=vba+vaf+vfe (5-48)

Salah satu kecepatan relatif terhadap kereta sama dengan selisih vektor antara
kecepatan mobil dan kereta, masing masing relatif terhadap bumi.

Satu hal lagi perlu diperhatikan, kecepatan benda A relatif terhadap benda B,
vab adalah negatif dari kecepatan B relatif terhadap A, vba :

Vab=-vba

Yaitu, vab besarnya sama dengan arahnya berlawanan dengan vba. Bila mobil
bergerak kekanan pada 20 m det-, relatif terhadap kereta, kereta bergerak ke
kiri pada 20 m det-, relatif terhadap mobil.

Contoh 1 kompas sebuah pesawat terbang menunjukkan bahwa pesawat itu


menuju ke utara, dan penunjuk kecepatan menunjukkan pesawat bergerak
diudara pada 120 m jam-1. Bila angin bertiup dari barat ke timur pada 50 mil
jam-1, berapakah kecepatan pesawat terbang relatif terhadap bumi ?

Penyelesaian

Ambil indeks A untuk pesawat terbang dan indeks F untuk udara yang
bergerak (sesuai dengan kereta pada gambar dibawah). Indeks E untuk bumi,
kita beri

Vaf=120 mil jam-1, ke utara

Vfe=50 mil jam-1, ke timur

19
Dan kita akan menghitung besar dan arah vae :

Vae=vaf+vfe

Ketiga kecepatan relatif dilukiskan pada gambar dibawah. Dari bagan didapat
bahwa

Vae=130 mil jam1, 22.6 ke timur dari utara.

Penyelesaian : sekarang kita diberi

Vaf = 120 mil jam1 arah tidakdiketahui

Vfe= 50mil jam1 ketimur

Dan kita hendak menghitung vae, yang besarnya tidak diketahui tetapi arahnya
ke utara.

Ketiga buah kecepatan relatif tetap harus memnuhi persamaan vektor

Vae=vaf+vfe

20
Bagan vektor yang bersangkutan dilukiskan pada gambar 5.20, kita dapatkan

2 2

v ae= ( 120 mil jam−1 ) −( 50 mil jam−1 ) =109 mil jam−1

50 mil jam−1
−1 0
θ=sin −1
=24.6
120 mil jam

Yaitu, pilot harus mengarahkan pesawatnya 24.60 ke barat laut dan kecepatan
terhadap bumi adalah 109 mil jam-1

BAB 3 KESIMPULAN

Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan. Titik


acuan sendiri didefinisikan sebagai titik awal atau titik tempat pengamat. Gerak
bersifat relatif artinya gerak suatu benda sangat bergantung pada titik
acuannya. Sedangkan gerak pada bidang merupakan gerak sepanjang lintasan
yang terletak pada bidang tertentu

21

Anda mungkin juga menyukai