A. Gerak 1 dimensi
Gerak 1 dimensi adalah gerak suatu objek yang terjadi disepanjang garis lurus. Pemahaman
akan kinematika gerak dapat membantu memahami gerak satu dimensi. Gerak satu dimensi
terdiri dari dua titik yaitu titik awal dan titik akhir. Terdapat jarak diantara titik awal dan titik
akhir serta waktu tempuh dari titik awal ke titik akhir. Selain gerak satu dimensi.
B.) Pada gerak lurus berubah beraturan (GLBB) karena kecepatan bendanya berubah,
maka ada percepatan di sana. Percepatan dapat dihitung dengan menggunakan rumus Δv
dibagi Δt, dengan Δv = vt (kecepatan akhir - v0 (kecepatan awal).
3. Vertikal
A.) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, vertikal adalah tegak lurus dari atas ke bawah
atau kebalikannya. Garis ini membentuk garis bersudut 90 derajat tegak lurus dengan garis
horizontal, permukaan bumi, atau bidang datar.
Keterangan
h : ketinggian benda (m)
t : waktu tempuh (s)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
Vo : kecepatan awal benda (m/s)
Vt : Kecepatan benda saat t sekon
Gerak dua dimensi adalah gerak dengan besaran-besaran gerak yang dapat diuraikan ke
komponen sumbu x dan sumbu y. Gerak dua dimensi lebih kompleks dibandingkan dengan
gerak satu dimensi, untuk menyederhanakan tingkat kompeksitasnya maka perlu diuraikan
ke sumbu x dan sumbu y.
1. Gerak Melingkar
A.) Gerak melingkar adalah gerak suatu benda yang membentuk lintasan berupa lingkaran
mengelilingi suatu titik tetap. Agar suatu benda dapat bergerak melingkar ia membutuhkan
adanya gaya yang selalu membelokkan-nya menuju pusat lintasan lingkaran. Gaya ini
dinamakan gaya sentripetal.
C.) Pada kehidupan sehari-hari, contoh gerak melingkar adalah gerak pada roda, gerak
kipas angin, gerak jarum jam, dan sebagainya. Sebuah benda yang bergerak dengan
lintasan melingkar memiliki arah yang selalu berubah mengikuti arah lintasannya
2. Gerak Parabola
A.) Gerak parabola atau Gerak proyektil adalah suatu bentuk gerak yang dialami oleh suatu
benda atau partikel yang diproyeksikan di dekat permukaan bumi dan bergerak sepanjang
jalur melengkung di bawah aksi gravitasi saja.
-Berikut ini rumus gerak parabola sumbu x berupa Gerak Lurus Beraturan (GLB) ditulis
sebagai berikut:
Jika kecepatannya konstan dan bukan fungsi waktu, maka rumusnya
Vx = V0x = V0 cos α
Jika jarak dalam arah sumbu x dapat diperoleh dengan rumus
X = Vx t
Keterangan:
Vx adalah kecepatan ke arah sumbu X (m/s)
V0 adalah kecepatan awal (v0)
X adalah jarak dalam arah sumbu X (m)
t adalah waktu (s)
-Sedangkan rumus gerak parabola pada gerak sumbu Y yang merupakan Gerak Lurus
Berubah Beraturan (GLBB) yaitu:
Jika kecepatan berupa fungsi waktu (berubah tergantung waktu)
Vy = V0 sin α - gt
Jarak dalam arah sumbu Y dapat ditentukan dengan rumus berikut
y = V0 sin α t - ½ gt2
Keterangan:
Y adalah jarak dalam arah sumbu y (m)
Vy adalah kecepatan ke arah sumbu y (m/s)
g adalah percepatan gravitasi (ms2)
C.) Contoh gerak parabola ialah , Lemparan bola, bola yang ditendang, peluru yang
ditembakkan dari senapan, atlet yang melakukan lompat jauh atau lompat tinggi.
C. Dinamika
1) Hukum Newton (I,II,III)
-Hukum I Newton menyatakan bahwa suatu benda tidak akan bergerak selama gaya
yang bekerja padanya adalah nol atau suatu benda yang bergerak lurus akan tetap
bergerak jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi.
Benda yang didorong akan berhenti sendiri karena dipengaruhi oleh gravitasi bumi.
Selain itu, gaya yang ditimbulkan oleh bidang yang tidak licin (gaya gesek) akan
mengurangi gaya yang ada pada benda yang bergerak pada bidang kasar. Inilah
sebabnya mengapa benda yang didorong akan berhenti sendiri.
Hukum I Newton berbunyi "Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka
benda yang mula-mula diam akan terus diam. Sedangkan, benda yang mula-mula bergerak,
akan terus bergerak dengan kecepatan tetap".
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temui misalnya
saat kita akan berlari. Pada saat akan memulai lari, seorang pelari mengalami
hambatan udara yang lebih kecil daripada daya dorongnya, sehingga pelari tersebut
bisa berakselerasi.
Secara Matematis Hukum I Newton dirumuskan sebagai:
∑F=0
Keterangan:
- Hukum Newton II, Hasil eksperimen Newton menunjukkan bahwa gaya yang
diberikan pada benda akan menyebabkan benda tersebut mengalami perubahan
kecepatan.
Ketika gaya tersebut searah dengan gerak benda, kecepatannya bertambah dan ketika
gaya tersebut berlawanan dengan gerak benda, kecepatannya berkurang.
Sehingga Hukum II Newton berbunyi: Sebuah benda dengan massa m mengalami gaya
resultan sebesar F akan mengalami percepatan (a) yang arahnya sama dengan arah
gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap
massa (m).
Hukum II Newton disebut juga dengan gaya, dapat ditulis dalam fungsi matematik
sebagai berikut:
F = m.a
Dengan :
∑ F = ∑ m.a
- Hukum Newton III, Seorang anak menarik pohon (memberikan gaya pada pohon)
dengan menggunakan seutas tali (Faksi) maka tali tersebut akan memberikan gaya
(Freaksi) yang sama besar, tetapi berlawanan arah.
Dengan kata lain gaya selalu terjadi berpasangan, dan satu benda tidak dapat
memberikan gaya pada benda lain tanpa mengalami gaya itu sendiri. Hukum III Newton
sering disebut sebagai aksi-reaksi, di mana gaya yang diberikan adalah aksi dan gaya
yang dialami sebagai konsekuensinya adalah reaksi.
∑ Faksi = -∑Freaksi
Hukum III Newton berbunyi "Setiap ada gaya aksi yang bekerja pada suatu benda, maka
akan timbul gaya reaksi yang besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan."
Sifat Energi
Adapun selain kekal, energi juga mempunyai sifat sebagai berikut.
- Transfer energi, yaitu energi panas dapat dipindah dari material satu ke material lainnya.
- Energi dapat pindah ke benda lain melalui suatu gaya yang menyebabkan pergeseran,
sering disebut dengan energi mekanik.
1. Energi Potensial
Energi potensial merupakan energi dari benda yang disebabkan posisi dari ketinggian benda
tersebut.
2. Energi Kinetik
Energi kinetik merupakan aktivitas yang diperlukan untuk menggerakkan benda oleh massa
tertentu dari kondisi diam hingga kecepatan tertentu.
3. Energi Mekanik
Sedangkan energi mekanik merupakan energi yang berkaitan dengan posisi serta gerak dari
sebuah benda.
Rumus Hukum Kekekalan Energi
Em1 = Em2
Keterangan:
Setelah memahami pengertian energi, sifat dan jenis hukum energi. Perhatikan contoh
hukum kekekalan energi dalam kehidupan sehari-hari.
1. Lampu yang kita pakai merupakan perubahan dari energi listrik menjadi energi cahaya.
2. Kipas angin merupakan perubahan dari energi listrik menjadi energi gerak.
3. Motor atau mobil merupakan perubahan dari bahan bakar ke energi kinetik. Energi
tersebut yang menggerakan mobil.
4. Teko pemanas air mampu mengubah energi listrik (kabel) jadi energi panas terhadap
elemen pemanas. Elemen ini yang berguna mengantarkan energi panas ke air teko.
Selain itu, semua perangkat elektronik yang kamu gunakan juga mengubah energi sesuai
dengan peruntukannya masing-masing.