Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah salah satu jenis gerak dalam fisika yang lintasannya
berupa garis lurus dan kecepatan pergerakannya tetap (konstan). Karena memiliki kecepatan
yang tetap, maka dalam Gerak Lurus Beraturan (GLB) tidak terjadi perubahan kecepatan,
baik itu percepatan atau perlambatan. Dengan kata lain percepatan sama dengan nol (a = 0).
Berdasarkan konsep ini, maka kita dapat mengatahui hukum yang berlaku pada benda selama
terjadinya Gerak Lurus Beraturan (GLB), yaitu Hukum Newton 1. Benda akan tetap diam
atau bergerak lurus beraturan jika resultan (penjumlahan) gaya yang bekerja pada benda sama
dengan nol.
Nah perlu diketahui bahwa biasanya Gerak Lurus Beraturan (GLB) hanya terjadi dalam
kurun waktu tertentu sebelum akhirnya terjadi perubahan kecepatan (percepatan atau
perlambatan) baik itu akibat pengaruh dari gaya lain atau pun karena kemampuan
paergerakan benda itu sendiri.
B. CIRI CIRI GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
Gerak Lurus Beraturan (GLB) mempunyai 3 ciri utama, yaitu :
2. Jarak (s)
Jarak adalah salah satu besaran dalam fisika yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda
berubah posisi dalam lintasan tertentu. Satuan Internasional (SI) untuk jarak adalah meter
(m), dalam kehidupan sehari hari di indonesia, kita lebih sering menggunakan satuan
kilometer (km), sedangkan di Amerika sering digunakan satuan mil atau kaki. Hasil dari
Jarak dapat diperoleh dari perkalian kecepatan dengan waktu tempuh.
Penting untuk diketahui kalau jarak itu berbeda dengan perpindahan. Jarak adalah angka
yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah posisi dengan mengkur lintasan yang
dilaluinya. Sedangkan perpindahan adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu
benda berubah posisi dengan mengabaikan panjang lintasan yang dilaluinya. Contohnya,
Sebuah mobil balap melaju dari titik start, mengelilingi 1 lintasan yang panjangnya 2
kilometer, kemudian berhenti kembali di titik start pada posisi yang sama sebelum ia mulai
melintas. Jarak yang dilalui mobil itu adalah 2 km, sedangkan perpindahannya adalah 0
(karena dia memulai dan berhenti pada lokasi yang sama).
GLBB merupakan sebagai gerak suatu benda pada lintasan garis lurus dengan percepatan
tetap. Karena percepatan tetap, maka dari itu percepatan rata-rata sama dengan percepatan
sesaat.
Percepatan merupakan besaran vektor. Dengan demikian, untuk menyatakan suatu percepatan
harus menentukan besar dan arahnya. bila arah percepatan searah dengan gerak benda, maka
diberi tanda positif. Jika pada percepatan berlawanan dengan gerak benda, maka diberi tanda
negative.
Berikut ini persamaan pada gerak lurus berubah beraturan:
Keterangan:
Vt= Kecepatan pada saat t (m/s)
V0= Kecepatan awal (m/s)
a= percepatan (m/s2)
s= jarak (m)
t= waktu (s)
Suatu benda bisa dikatan bergerak lurus berubah beraturan jika menunjukan ciri-ciri yaitu
sebagai berikut ini :
Lintasannya berupa garis lurus atau lintasan yang masih dianggap lurus
pada kecepatan benda berubah beraturan (naik atau turun)
Pada Benda mengalami percepatan tetap (a=konstan)
Grafik v-vs-t miring ke atas atau kebawah
Dengan:
a = percepatan gerak (ms-2)
vo = kecepatan awal (ms-1)
vt = kecepatan akhir (ms-1)
t = waktu tempuh (s)
Av = perubahan kecepatan (ms-1)
Semua rumus pada GLBB dipercepat juga berlaku untuk GLBB diperlambat. Perbedaannya
hanya terletak pada a. Untuk GLBB diperlambat, harga a negatif.
Gerak Parabola
Gerak Parabola juga dikenal sebagai Gerak Peluru. Dinamakan Gerak parabola karena
lintasannya berbentuk parabola, bukan bergerak lurus. Contoh bentuk gerak ini dapat kita
lihat pada gerakan bola saat dilempar, gerakan pada peluru meriam yang ditembakkan,
gerakan pada benda yang dilemparkan dari pesawat dan gerakan pada seseorang yang
melompat maju.
Agar kamu memahami materi ini dengan baik, kamu harus memahami terlebih dahulu materi
berikut:
Operasi Vektor
Gerak Jatuh Bebas
Gerak Lurus (GLB dan GLBB)
Untuk mempermudah pemahaman kamu, perhatikan gambar lintasan gerak parabola dan
komponennya di bawah ini.
Jika kita memerhatikan gambar diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa gerak parabola
memiliki 3 titik kondisi,
Pada titik A, merupakan titik awal gerak benda. Benda memiliki kecepatan awal .
Pada titik C, merupakan titik tertinggi benda. Benda berada pada ketinggian maksimal
, pada titik ini kecepatan vertikal benda besarnya 0 (nol) ( ).
Gerak Parabola merupakan gabungan dari dua komponen gerak, yakni komponen gerak
horizontal (sumbu x) dan komponen gerak vertikal (sumbu y).
o Kita dapat mencari ketinggian benda (y) pada selang waktu (t) dengan rumus:
Gerak jatuh bebas atau disingkat GJB merupakan salah satu bentuk gerak lurus
berubah beraturan (GLBB) dalam arah vertikal. Konsep gerak jatuh bebas (GJB) ini
hampir sama dengan konsep gerak vertikal ke bawah (GVB) yang membedakan
adalah, jika pada gerak vertikal ke bawah kecepatan awal tidak sama dengan nol
(v0 0) sedangkan pada gerak jatuh bebas kecepatan awalnya sama dengan nol (v0 =
0).
Karena GJB tidak memiliki kecepatan awal maka gerak benda hanya dipengaruhi oleh
percepatan gravitasi bumi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
Gerak Jatuh Bebas atau GJB adalah gerak lurus berubah beraturan dalam arah
vertikal (atas ke bawah) dengan kecepatan awal nol serta mengalami percepatan
sebesar percepatan gravitasi bumi (a = g).
Karena gerak jatuh bebas merupakan GLBB yang dipengaruhi gravitasi maka
perubahan kecepatan yang dialami benda ketika jatuh bebas terjadi karena pengaruh
gravitasi bumi. Benda yang jatuh akan bergerak semakin cepat dari kecepatan nol
hingga kecepatan maksimum sesaat sebelum menyentuh bumi.
Perubahan kecepatan pada benda yang jatuh bebas tersebut merupakan
bentuk penambahan kecepatan. Pertambahan kecepatan ini terjadi karena gerak
benda searah dengan gaya gravitasi bumi. Sehingga percepatan benda pada gerak
jatuh bebas selalu bernilai positif (+a) yaitu sebesar percepatan gravitasi bumi (a = g =
9,8 m/s2) oleh karena itu gerak jatuh bebas merupakan jenis gerak lurus berubah
beraturan (GLBB) dipercepat.
Ciri-Ciri Gerak Jatuh Bebas
Suatu benda dikatakan mengalami gerak jatuh bebas (GJB) apabila memenuhi ciri-ciri atau
karakteristik sebagai berikut:
1 Benda bergerak dari atas ke bawah dengan permukaan tanah sebagai titik acauannya.
Dari ciri-ciri gerak jatuh bebas nomor 3 di atas, perpindahan benda terjadi dalam arah vertikal
sehingga besaran perpindahan dalam GJB ini lebih sering disebut dengan ketinggian yang
disimbolkan dengan h. Ketinggian dalam gerak jatuh bebas digunakan untuk menyatakan
perpindahan benda yang dihitung dari atas ke bawah bukan dari bawah ke atas meskipun titik
acuannya adalah tanah.
Dalam gerak jatuh bebas (GJB) dapat berlaku Hukum Kekekalan Energi Mekanik dimana
energi mekanik (energi potensial + energi kinetik) di titik tertinggi akan sama dengan energi
mekanik benda di titik terendah. Prinsip kekekalan energi mekanik ini dapat digunakan untuk
menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan kinematika gerak lurus serta usaha dan
energi.
Dalam gerak jatuh bebas (GJB) terdapat beberapa rumus umum yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan soal-soal fisika yang berhubungan dengan gerak jatuh bebas. Rumus-rumus
tersebut yaitu:
1. Rumus Kecepatan Awal Benda
Pada gambar di atas menunjukkan perbedaan kecepatan awal pada gerak vertikal ke bawah
(GVB) dengan kecepatan awal pada gerak jatuh bebas (GJB). Sebenarnya konsep gerak jatuh
bebas itu sama dengan konsep gerak vertikal ke bawah hanya saja kecepatan awal pada GJB
sama dengan nol. Jadi bisa dikatakan gerak jatuh bebas adalah gerak vertikal ke bawah
dengan kecepatan awal nol.
v0 = 0 pers. (4)