Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

MODUL 6 : GELOMBANG

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Praktikum IPA di SD (PDGK 4107)

Dosen Pembimbing : Dian Rosdiana Dahlan, M.Pd

Disusun oleh :
Nama : Hasna Zulfiyah
NIM : 836405574
Program Studi : S-1 PGSD
Semester : VII (Tujuh)
Pokjar : Caringin

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT BOGOR
2021.1
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
JENIS DAN BENTUK GELOMBANG

I. JENIS-JENIS GELOMBANG
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati bentuk dan jenis gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Slinki
2. Kabe Listrik, panjang 5 m, Φ = 0,5 cm
3. Benang kasur panjang 3 m
4. Karet gelang.

C. LANDASAN TEORI
Gelombang merupakan fenomena perambatan energi yang dapat dikelompokkan
berdasarkan arah rambat dan medium perambatannya. Berdasarkan arah rambatnya,
gelombang dibedakan menjadi gelombang longitudinal dan gelombang transversal.
Sedangkan medium perambatannya gelombang dibedakan menjadi dua yaitu
gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Selain itu sifat-sifat umum
gelombang dapat dibedakan menjadi 5 yaitu dapat dibiaskan, dapat dipantulkan,
dapat dilenturkan, dapat dipadukan dan dapat dikutubkan. Sedangkan karakteristik
gelombang yaitu periodik, terjadi karena getaran, merambat dan dapat dinyatakan
dalam bentuk persamaan.

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin. Ikat salah satu ujung
slinki pada tiang yang cukup kokoh untuk menahannya atau dipegang oleh
teman anda. Ujung yang lain dipegang sendiri.
2. Usiklah ujung slinki yang anda pegang dengan cara menggerakan ujung
slinki dengan cepat ke kiri lain ke kanan. Amatilah gelombang yang terjadi
pada slinki. Apa yang terjadi pada ujung slinki? Apa yang merambat pada
slinki? Apa gelombang itu?
3. Usik lagi ujung slinki berulang-ulang seperti langkah b. Amati arah getar
(arah usikan) dan arah rambat gelombang. Gelombang yang terjadi ini
disebut gelombang transversal. Bagaimana arah getar dan arah rambat
gelombang transversal itu?
Arah getar ke atas dan ke bawah lalu arah rambatnya tegak lurus dengan
arah getarnya.
4. Ikatkan karet gelang tersebut di tengah-tengah slinki. Lalu usik lagi ujung
slinki yang anda pegang berulang-ulang. Amati karet gelang tersebut,
ketika gelombang berjalan, ikut pindahkah karet gelang tersebut? Adakah
energi yang merambat melalui pegas? Jika ada, darimanakah asalnya?
Karet gelang yang ikat ditenga-tengah slinki tidak berjalan. Ada energi
yang merambat melalui pegas berasal dari gerakan tangan.
5. Lakukan percobaan dari langkah a sampai dengan d sekali lagi. Kali ini
slinki diganti kabel listrik. Samakah hasilnya dengan menggunakan slinki.
Jika ada perbedannya, sebutkan!
Percobaan ketiga, slinki diganti dengan kabel listrik. Langkahnya sama
yaitu diberi usikan diujung kabel, sedang ujung yang lain diikatkan pada
tiang atau dipegang salah seorang teman. Ternyata hasilnya berbeda
dengan slinki. Bedanya adalah pada kabel listrik muncul gelombang. Pada
saat diberi gelang dibagian tengah kabel, ternyata karet gelang tidak
berubah atau berpindah, berarti tidak ada energi pada kabel listrik tersebut.
6. Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin ikat salah satu ujung pada
tiang ynag cukup kokoh atau dipegang dengan anda. Ujung yang lain
dipegang sendiri. Usiklah ujung slinki yang anda pegang berulang-ulang
dengan cara menggerakan ujung slinki dengan cepat ke belakang lain ke
depan.
7. Amati arah getar (arah usikan) dan arah rambat gelombang-gelombang
yang terjadi di sebut gelombang longitudinal. Bagaimanakah arah getar
dan arah rambat gelombang longitudinal tersebut?
Percobaan kali ini slinki direntangkan diatas lantai, salah satu ujungnya
diikat pada tiang atau dipegang sendiri. Lalu ujung slinki diusik atau
digerakkan berulang-ulang dengan cepat kebelakang dan kedepan, seperti
pada gambar berikut. Usikan pada slinki sacara berulang pada percobaan
ini diamati arah usikan dan rambatannya (gelombang). Ternyata arah
usikan searah dengan arah rambatannya. Maka gelombang ini dinamakan
Gelombang Longitudinal.
8. Apakah perambatan cahaya masuk kedalam jenis gelombang trasnversal
atau longitudinal?
Secara umum gelombang dibagi menjadi dua jenis yaitu gelombang
elektromagnetik dan gelombang mekanik. Gelombang mekanik adalah
sebuah gelombang yang dalam perambatannya memerlukan medium, yang
menyalurkan energi untuk keperluan proses penjalaran sebuah gelombang.
ini berbeda dengan gelombang elektromagnetik yang tidak memerlukan
medium. Misalnya adalah gelombang cahaya dan gelombang radio.
Cahaya tetap dapat merambat meski di ruang hampa, seperti antara
matahari dan bumi. Gelombang transversal dan longitudinal termasuk ke
dalam gelombang mekanik karena memerlukan medium untuk
perambatannya, sedangkan cahaya termasuk ke dalam gelombang
elektromagnetik karena tetap dapat merambat meskipun tanpa medium.

E. HASIL PENGAMATAN
Pada saat slinki diusik dengan cara menggerak-gerakkan ujung
slinki,terlihat adanya suatu rambatan atau gelombang.
1. Apabila diusik ke kanan dan kekiri maka rambatan gelombang sama ke
kanan dan kekiri/ gelombang transversal.
2. Apabila di slinki di ikat karet maka karet akan berpindah saat bergetar lalu
ke tempat semula.
3. Apabila slinki di gerakan maju mundur maka rambatan gelombang lurus /
longitudinal.

F. PEMBAHASAN
1. Slinki direntangkan diatas lantai yang licin, salah satu ujungnya dipegang
sendiri dan ujung yang lain dipegang teman. Lalu slinki diusik ujungnya
dengan cara menggerakkan ujung slinki dengan cepat ke kiri lalu ke kanan
sehingga terjadi rambatan pada slinki yang membentuk gelombang.
Gelombang adalah gerakan merambat pada suatu benda yang diberi
energi.
2. Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah
usikan dan rambat gelombangnya. Ternyata arah usikan tegak lurus
dengan arah rambatannya. Hal demikian disebut gelombang transversal,
yakni gelombang yang arah getarannya tegak lurus pada arah rambatan
gelombangnya.
3. Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung
slinki yang dipegang diusik secara berulang-ulang, ternyata karet gelang
tersebut ikut berpindah bersama gelombang dan juga karet gelang
berpindah karena adanya energi yang merambat melalui slinki. Energi ini
berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki digerakkan).
4. Percobaan ketiga,slinki diganti dengan kabel listrik. Langkahnya sama
yaitu diberi usikan diujung kabel,sedang ujung yang lain diikatkan pada
tiang atau dipegang salah seorang teman. Ternyata hasilnya berbeda
dengan slinki. Bedanya adalah pada kabel listrik tidak muncul gelombang.
Pada saat diberi gelang di bagian tengah kabel, ternyata karet gelang tidak
berubah atau berpindah, berarti tidak ada energi pada kabel listrik tersebut.
5. Percobaan kali ini slinki direntangkan di atas lantai, salah satu ujungnya
diikat pada tiang atau dipegang sendiri. Lalu ujung slinki diusik atau
digerakkan berulang-ulang dengan cepat ke belakang dan ke depan. Pada
percobaan ini diamati arah usikan dan rambatannya (gelombang).
Ternyata arah usikan searah dengan arah rambatannya. Maka gelombang
ini dinamakan Gelombang Longitudinal.

G. KESIMPULAN
Gelombang transfersal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus
dengan arah rambatannya. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang
arah getarannya searah dengan arah rambatannya. Perbedaan antara
gelombang transfersal dan gelombang longitudinal terletak pada arah
rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan longitudinal searah
rambatannya.

H. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. dkk. (2019), Praktikum IPA di SD. Tanggerang selatan :
Univesitas Terbuka
https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-jenis-jenis-
gelombang.html

I. KESULITAN YANG DIALAMI : SARAN DAN MASUKAN


Pada praktikum tidak ada kesulitan yang dialami karena mudah dilakukan.
II. SIFAT PEMANTULAN GELOMBANG
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati sifat pemantulan gelombang.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Slinki
2. Benang kasur
3. Kerikil.

C. LANDASAN TEORI
Jika gelombang melalui suatu hambatan/rintangan misalnya benda padat,
maka gelombang tersebut akan dipantulkan pemantulan gelombang pada
ujung tetap akan mengalami perubahan bentuk/fase, akan tetapi pemantulan
gelombang pada ujung bebas tidak megubah bentuk/fase.

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Lakukan percobaan dikolam, di bak air yang berisi air, jatuhkan kerikil ke
atas air, kemudian amati gelombang yang terjadi dipermukaan air.
Bak air diisi air hampir penuh lalu dijatuhkan kerikil pada permukaan air,
ternyata terjadi gelombang dipermukaan yang bentuknya searah dengan
arah rambatannya. Jika diperhatikan gelombang yang mengenai sisi bak air
maka dipantulkan kearah datangnya gelombang.
2. Rentangkan slinki sejauh 1,5 m. Ikatkan salah satu ujungnya pada tiang
yang kokoh atau yang dipegang teman anda. Ujung yang satu harus tetap
pada tempat yang tidak bergeser.
Slinki direntangkan sejauh 1.5 m salah satu ujungnya diikatkan pada tiang
(dijaga tetap dan tidak bergeser) ujung yang lain dipegang. Lalu digetarkan
satu kali sehingga membentuk gelombang.
3. Ujung slinki lainnya anda pegang, getarkan satu kali sehingga membentuk
setengah panjang gelombang. Amati perambatan setengah gelombang
(denyut) sampai gelombang tersebut hilang. Jika pola perambatan
gelombang tersebut belum teramati dengan jelas getarkan lagi ujung slinki
tersebut.
Diamati perambatan setengah gelombang sampai gelombang tersebut
menghilang. Jika belum dapat diamati, getarkan lagi ujung slinki. Ternyata
yang terjadi adalah gelombang tersebut dipantulkan kembali. Dan fase
gelombang pantul sama dengan gelombang asalnya.
4. Ujung slinki yang terikat atau yang dipegang oleh teman anda sekarang
ikat dengan benang yang panjangnya 1,5 m. Ikatkan ujung benang yang
jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke tiang yang kokoh atau dipegang. Ujung
slinki ini sekarang dapat bergerak dengan bebas oleh karena itu disebut
slinki ujung bebas.
Percobaan dengan slinki yang terikat-ikat dengan benang yang panjangnya
+1,5 m. Ikatkan ujung benang yang jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke
tiang, ternyata ujung slinki dapat bergerak bebas. Oleh karena itu disebut
slinki ujung besar.
5. Getarkan ujung slinki yang dipegang satu kal sehingga membentuk
setengah panjang gelombang.

E. HASIL PENGAMATAN
Pada saat kerikil dijatuhkan keatas air yang berada didalam bak gelombang
yang dihasilkan mirip dengan gelombang transversal dimana arah gelombang
tegak lurus dengan arah rambatannya dan dibagian pinggir/sisi bak yang
dikenai gelombang, gelombang dipantulkan kembali. Pada slinki yang salah
satu ujungnya diikat kuat pada tiang dan digetarkan ujung lainnya dengan
tangan sampai membentuk setengah gelombang ternyata gelombang dapat
dipantulkan dan fase gelombang berlawanan arah dengan gelombang aslinya.
Sementara pada slinki yang salah satu ujungnya diikat dengan longgar/tali
panjangnya 150 cm, sehingga slinki dapat bergerak bebas ternyata fase
gelombang pantul dan gelombang asalnya sama.

F. PEMBAHASAN
Pada saat kerikil dijatuhkan keatasair yang berada didalam bak gelombang
yang dihasilkan mirip dengan gelombang transversal dimana arah gelombang
tegak lurus dengan arah rambatannya dan dibagian pinggir/sisi bak yang
dikenai gelombang, gelombang dipantulkan kembali.
Slinki direntangkan sejauh 1.5 m salah satu ujungnya diikatkan pada tiang
(dijaga tetap dan tidak bergeser) ujung yang lain dipegang. Lalu digetarkan
satu kali sehingga membentuk gelombang. Diamati perambatan setengah
gelombang sampai gelombang tersebut menghilang. Jika belum dapat diamati,
getarkan lagi ujung slinki. Ternyata yang terjadi adalah gelombang tersebut
dipantulkan kembali. Dan fase gelombang pantul sama dengan gelombang
asalnya.
Percobaan dengan slinki yang terikat-ikat dengan benang yang panjangnya
+1,5 m. Ikatkan ujung benang yang jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke tiang,
ternyata ujung slinki dapat bergerak bebas. Oleh karena itu disebut slinki
ujung besar.

G. KESIMPULAN
Gelombang yang terjadi di air dapat dipantulkan kembali, ujung slinki
yang terikat kuat, gelombang datang dan gelmbang pantulannya fase
gelombang berlawanan arah. Ujung slinki yang terikat bebas, gelombang
datang akan terjadi gelombang pantulannya.

H. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. dkk. (2019), Praktikum IPA di SD. Tanggerang selatan :
Univesitas Terbuka
https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-jenis-jenis-
gelombang.html

I. KESULITAN YANG DIALAMI : SARAN DAN MASUKAN


Pada praktikum ini tidak ada kesulitan yang dialami karena mudah
dilakukan.
III. GELOMBANG STASIONER
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati gelombang stasioner
2. Menjelaskan pengertian gelombang stasioner
3. Menjelaskan hal-hal yang menimbulkan gelombang stasioner
4. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap panjang gelombang.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Catu daya
2. Pewaktu ketik atau bel listrik
3. Benang kasur, panjang 1,5 m
4. Beban gantung 75 gram, 100 gram, 125 gram.

C. LANDASAN TEORI
Gelombang stasioner yaitu perpaduan ataupun super posisi dari dua
gelombang yang identik tetapi berlawanan arah. Sebagai contoh gelombang
tali yang diikat di salah satu ujungnya, lalu ujung yang lain kita ayunkan naik
turun. Besar amplitudo gelombang stasioner akan berubah-ubah di antara nilai
maksimum dan nilai minimumnya. Titik yang amplitudonya maksimum
disebut juga perut dan titik dengan amplitudo minimum disebut simpul.
Gelombang stasioner ada dua jenis yaitu gelombang stasioner pada ujung tetap
dan stasioner ujung bebas.

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rangakai alat dan bahan. Catu daya dipasang pada 6 volt AC. Masa beban
gantung yang digunakan 75 gram, hitung tegangan tali (lama dengan berat
beban gantung).
2. Hidupkan catu gaya, geser pewaktu ketik kearah control meja perlahan-
lahan sampai timbul gelombal stasioner pada tali. Amati gelombang
stasioner tersebut.
3. Ukur panjang gelombang pada tali tersebut.
4. Matikan catu daya, ganti atau tambahkan beban hingga menjadi 100 gram.
Hitung tenganangan tali (T) dengan beban 100 gr tersebut.
5. Hidupkan catu gaya, geser-geser perwaktu sehingga timbul kembali
gelombang stasioner pada tali tersebut.
6. Matikan catu daya, ganti atau tambahakan beban (T) sehingga menjadi 125
gram, hitung tegangan tali dengan beban 125 gram.
7. Hidupkan catu daya, geser-geser perwaktu ketik hingga timbul kembali
gelombang stasioner pada tali itu.
8. Bandingakn pajang gelombang stasioner,bandingakan hubungan pajang
gelombang dengan tangan tali.

E. HASIL PENGAMATAN
Pada srangkaian diujicobakan / dinyalakan maka akan terjadi gelombang
pada tali yaitu tali bergetar naik Pada saat rangkaian diujicobakan /
dinyalakan maka akan terjadi gelombang pada tali yaitu tali bergetar naik
turun.

F. JAWABAN PERTANYAAN
1. Jika sebuah batu dilemparkan ke kolam, anda akan melihat gelombang
berjalan di permukaan air. Apakah yang berjalan di permukaan air seperti
yang anda lihat? Jelaskan!
Jawab :
Batu yang dilemparkan ke kolam menyebabkan terjadinya gelombang
dipermukaan air.Gelombang ini merupakan gelombang transversal,karena
arah getarannya tegak lurus terhadap arah rambatannya.
2. Cahaya juga merupakan gelombang dari jenis gelombang elektromagnet.
Berdasarkan sifat gelombang itu, apa yang dirambatkan oleh cahaya?
Jawab :
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, maka cahaya
merambatkan partikel-partikel yang bermuatan positif dan negatif dengan
frekuensi gelombang pendek dan gelombangnya bergerak lurus ke semua
arah.
3. Seutas tali salah satu ujungnya dikaitkan pada sebuah garputala. Ujung
yang lain dari tali dikaitkan pada bang, kemudian garputala digetarkan
terus-menerus. Gambarkan bentuk gelombang yang terjadi pada tali
tersebut.
Jawab :
4. Mengapa jika tegangan tali diubah, pewaktu ketik harus digeser untuk
menimbulkan gelombang?
Jawab :
Hal itu dilakukan untuk menjaga elastisitas tali yang bisa menimbulkan
gelombang dengan daya tertentu.
5. Pada setiap penambahan beban, anda memperoleh panjang gelombang
yang berbeda panjangnya. Berubah jugakah frekuensi gelombang itu?
Jawab :
Jika panjang gelombang berbeda, maka frekuansinya tetap atau sama.
6. Carilah frekuensi gelombang (sama dengan frekuensi pada pewaktu ketik)
dari hasil percobaan Melde yang telah dilakukan!
Jawab :

G. PEMBAHASAN
Catudaya dipasang pada tegangan 6 volt. Massa beban gantung yang
digunakan 75 gram. Tegangan tali sama dengan massa beban dibagi panjang
tali yaitu : T = 50. Catudaya diamati beban ditambah menjadi 100 gram. Maka
tegangan talinya adalah : T = 68. Beban ditambah menjadi 125 gr. Tegangan
tali pada massa tersebut adalah 83. Perbandingan panjang gelombang λ1,λ2
dan λ3 = 3 : 1,5 : 1.
H. KESIMPULAN
Gelombang stasioner terjadi karena perpaduan atara gelombang datag dan
gelombang pantul yang memiliki frekuensi dan panjang gelombang yang
sama. Pada gelombang stasioner terdapat titik dengan amplitude yang tidak
sama, diantaranya ada dua titik ekstrim yaitu, Hubungan antara tegangan tali
dengan cepat rambat gelombang pada tali adalah besar tegangan tali
berbanding lurus dengan cepat rambat gelombang. Sehingga makin besar
tegangan tali maka semakin besar cepat rambat
gelombang. Hubungan antara jenis tali dengan cepat rambat gelombang
pada tali adalah jenis tali (µ) berbanding terbalik dengan cepat rambat
gelombang. Sehingga makin besar massa per satuan panjang tali, maka
semakin kecil cepat rambat gelombangnya. Dengan demikian semakin cepat
rambat gelombang pada tali bergantung pada jenis tali (µ), massa beban dan
tegangan tali.

I. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. dkk. (2019), Praktikum IPA di SD. Tanggerang selatan :
Univesitas Terbuka
https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-jenis-jenis-
gelombang.html

J. KESULITAN YANG DIALAMI : SARAN DAN MASUKAN


Pada praktikum ini tidak ada kesulitan yang dialami karena mudah
dilakukan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN KEGIATAN PRAKTIKUM

Gelombang Transversal

Gelombang Transversal Menggunakan Kabel Listrik


Gelombang Longitudinal
Gelombang Stasioner

Dokumentasi Bersama Dosen

Anda mungkin juga menyukai