OLEH:
KELAS III.B
TAHUN 2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia- Nya sehingga makalah dengan judul “Pengembagan
Jenis Instrumen Penilaian Afektif Berdasarkan Kisi Yang Telah Disusun”ini selesai
tepat pada waktunya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
1. Tingkat Receiving
Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan
memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus, misalnya kelas,
kegiatan, musik, buku, dan sebagainya. Tugas pendidik mengarahkan
perhatian peserta didik pada fenomena yang menjadi objek pembelajaran
afektif. Misalnya pendidik mengarahkan peserta didik agar senang membaca
buku, senang bekerjasama, dan sebagainya. Kesenangan ini akan menjadi
kebiasaan, dan hal ini yang diharapkan, yaitu kebiasaan yang positif.
2. Tingkat Responding
Responding merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian
dari perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan
fenomena khusus tetapi ia juga bereaksi. Hasil pembelajaran pada ranah ini
menekankan pada pemerolehan respons, berkeinginan memberi respons, atau
kepuasan dalam memberi respons. Tingkat yang tinggi pada kategori ini
adalah minat, yaitu hal-hal yang menekankan pada pencarian hasil dan
kesenangan pada aktivitas khusus. Misalnya senang membaca buku, senang
bertanya, senang membantu teman, senang dengan kebersihan dan kerapian,
dan sebagainya.
3. Tingkat Valuing
Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan
derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya mulai dari menerima
suatu nilai, misalnya keinginan untuk meningkatkan keterampilan, sampai
pada tingkat komitmen. Valuing atau penilaian berbasis pada internalisasi dari
seperangkat nilai yang spesifik. Hasil belajar pada tingkat ini berhubungan
dengan perilaku yang konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara jelas.
Dalam tujuan pembelajaran, penilaian ini diklasifikasikan sebagai sikap dan
apresiasi.
4. Tingkat organization
Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar
nilai diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten.
Hasil pembelajaran pada tingkat ini berupa konseptualisasi nilai atau
organisasi sistem nilai. Misalnya pengembangan filsafat hidup.
5. Tingkat characterization
Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai. Pada tingkat ini
peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada
waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup. Hasil pembelajaran pada tingkat
ini berkaitan dengan pribadi, emosi, dan sosial.
2. Instrumen Minat
Minat adalah watak yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong
individu mencari objek, aktivitas, pengertian, keterampilan untuk
tujuan perhatian atau penguasaan. Definisi operasional: Minat adalah
keingintahuan seseorang tentang keadaan suatu objek.
Berilah tanda centang ( ) pada kolom "SS,TS,STS" sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
No Indikator Buti Pernyantaan S S TS STS
r S
1 Sebelum 1 Saya selalu berdoa
Belajar Selalu ketika pelajaran
Berdoa belum dimulai
2 Membaca 1 Saya senang
Buku Biologi membaca buku
Biologi
3 Interaksi 1 Saya sering bertanya
dengan Guru pada guru tentang
pelajaran Biologi
4 Memiliki 1 Saya memiliki
catatan biologi catatan buku biologi
yang lengkap
5 Aktif 1 Saya selalu siap
mengerjakan dalam menyelesaikan
kuis kuis di kelas
4. Instrumen Nilai
Instrumen nilai dan keyakinan bertujuan untuk mengungkap nilai dan
keyakinan individu. Informasi yang diperoleh berupa nilai dan keyakinan
yang positif dan yang negatif. Hal-hal yang positif diperkuat sedang
yang negatif diperlemah dan akhirnya dihilangkan. Contoh indikator nilai
adalah:
Berilah tanda centang ( ) pada kolom "SS, TS, STS" sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
No Indikator Buti Pernyantaan SS S TS STS
r
1 Keyakinan 1 Saya
akan peran berkeyakinan
Tuhan yang akan adanya
Maha Esa Tuhan yang Maha
Esa
2 Menghormati 1 Saya berusaha
guru Dan menghormati guru
orang tua Dan orang tua
3. Membantu 1 Ketika ada teman
sesama kesusahan saya
akan membantu
semampu saya
4 Berperilaku 1 Tidak mengambil
jujur Barang milik
orang lain
5. Rajin 1 Saya akan
beribadah berusaha untuk
Dan Belajar rajin beribadah
Dan rajin belajar
5. Instrumen Moral
Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui moral peserta didik. Moral
didefinisikan sebagai pendapat, tindakan yang dinaggap baik dan yang
dianggap tidak baik. Contoh indikator Pernyataan moral sesuai dengan
definisi di atas adalah Berilah tanda centang ( ) pada kolom "SS,TS,STS"
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Bu SS S TS STS
No Indikator Peryantaan
tir
1 Memengang 1 - Bila berjanji pada
janji teman saya, tidak
harus selalu
menepati.
- Bila berjanji
kepada orang yang
lebih tua saya
berusaha
menepatinya.
2 Kepedulian 1 Bila ada orang lain
Terhadap yang menghadapi
Orang Lain kesulitan saya
berusaha
membantunya.
3 Kejujuran 1 saya berusaha untuk
tidak mengambil
barang/milik orang
lain
4. Menghormat 1 Saya selalu
i orang yang menghormati guru
lebih tua Dan orang tua
5. Berpakaian 1 Bila berada
sopan dilingkungan
sekolah atau
dimanapun saya
selalu berpakaian
sopan
No Indikator SS S Ts Sts
1 Pelajaran Matematika sulit
2 Tidak Semua Harus Belajar Matematika
3 Pelajaran Matematika Harus dibuat Mudah
4 Pelajaran Matematika Bermanfaat
5 Sekolah sangat Menyenangkan
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
Ts = Tidak Setuju
Sts = Sangat Tidak Setuju
4. Menentukan sistem Penskoran
Sistem penskoran yang digunakan tergantung pada skala pengukuran.
Apabila digunakan skala Thurstone, maka skor tertinggi untuk tiap butir
adalah 7 dan yang terkecil adalah 1. Demikian pula untuk instrumen dengan
skala beda semantik, tertinggi 7 terendah 1. Untuk skala Likert, skor tertinggi
tiap butir adalah 5 dan yang terendah adalah 1.
Dalam pengukuran sering terjadi kecenderungan responden memilih
jawaban pada katergori tiga 3 (tiga) untuk skala Likert. Untuk mengatasi hal
tersebut skala Likert hanya menggunakan 4 (empat ) pilihan, agar jelas sikap
atau selanjutnya dilakukan analisis untuk tingkat peserta didik dan tingkat
klas, yaitu dengan mencari rerata (mean) dan simpangan baku skor.
Selanjutnya ditafsirkan hasilnya untuk mengetahui minat masing-masing
peserta didik dan minat kelas terhadap suatu mata pelajaran.
5. Telaah instrumen
Kegiatan pada telaah instrumen adalah menelaah apakah:
a. butir pertanyaan/ pernyataan sesuai dengan indicator
b. bahasa yang digunakan komunikatif dan menggunakan tata bahasa yang
benar serta Bahasa yang digunakan adalah yang sesuai dengan tingkat
pendidikan responden. Hasil telaah selanjutnya digunakan untuk
memperbaiki instrumen.
c. butir peranyaaan/pernyataan tidak bias
d. format instrumen menarik untuk dibaca
e. pedoman menjawab atau mengisi instrumen jelas
f. jumlah butir dan/atau panjang kalimat pertanyaan/pernyataan sudah tepat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kata-kata
untuk suatu kuesioner, yaitu:
1. Gunakan kata-kata yang sederhana sesuai dengan tingkat pendidikan
responden, Pertanyaannya jangan samar-samar,
2. Hindari pertanyaan yang biasa (kecenderungan).
3. Hindari pertanyaan hipotetikal atau pengandaian.
6. Merakit Instrumen
Setelah isntrumen diperbaiki selanjutnya instrumen dirakit, yaitu
menentukan format tata letak instrumen, urutan pertanyaan atu pernyataan.
Format instrumen harus dibuat menarik, sehingga responden tertarik untuk
membaca dan mengisi instrrumen. Format instrumen sebaiknya tidak terlalu
padat. Setiap sepuluh pertanyaan sebaiknya dipisahkan dengan cara memberi
spasi yang lebih, atau diberi batasan garis empat persegi panjang. Urutkan
pertanyaan atau pernyataan instrumen sesuai dengan tingkat kemudahan
dalam menjawabnya atau mengisinya
7. Melakukan Uji Coba
Setelah dirakit instrumen diuji cobakan kepada responden, sesuai dengan
tujuan penilaian apakah kepada peserta didik, kepada guru atau orang tua
peserta didik. Untuk itu dipilih sampel yang karakteristiknya mewakili
populasi yang ingin dinilai. Perlu diingat bawah pengisian instrumen bukan
merupakan tes, sehingga walau ada batasan waktu namun tidak terlalu ketat.
Agar responden mengisi instrumen dengan akurat sesuai harapan, maka
sebaiknya instrumen dirancang sedemikian rupa sehingga waktu yang
diperlukan mengisi instrumen tidak terlalu lama. Berdasarkan pengalaman,
waktu yang diperlukan agar tidak jenuh adalah sekitar 30 menit atau kurang.
8. Menganalisis Hasil Uji Coba
Analisis hasil uji coba meliputi variasi jawaban tiap butir pertanyaan atau
pernyataan. Apabila skala isntrumen 1 sampai 5, maka bila jawaban
responden bervariasi dari 1 sampai 5, maka instrumen ini bisa diharapkan
menjadi instrumen yang baik. Namun apabila jawabannya hanya pada satu
pilihan jawaban saja, misalnya pada pilihan nomor 3, maka butir instrumen ini
tergolong tidak biasa Indikator yang digunakan adalah besarnya daya beda.
batas. Ol
9. Memperbaiki Instrumen
Perbaikan dilakukan terhadap butir-butir yang tidak baik, berdasarkan hasil
analisis hasil ujicoba. Bisa saja hasil telaah instrumen tampak baik, namun
hasil ujicoba empirik tampak tidak baik. Untuk itu butir instrumen harus
diperbaiki. Perbaikan termasuk pada semua saran-saran dari responden
ujicoba. Instrumen harus dilengkapi dengan pertanyaan terbuka
10. Melaksanakan pengukuran
Pelaksanaan pengukuran seperti disarankan di depan bukan pada waktu
responden sudah lelah. Selain itu ruang untuk mengisi instrumen harus
memiliki sinar yang cukup dan sirkulasi udara ruang juga cukup. Tempat
duduk juga diatur agar responden tidak terganggu satu sama lain. Diusahakan
agar responden tidak saling tanya pada responden yang lain agar jawaban
pada kuesioner tidak sama atau homogen.
Misalkan ada 10 butir pertanyaan pada kuesioner tentang sikap atau minat
seseorang terhadap pelajaran tertentu dengan menggunakan skala Likert
dengan 5 (lima) pilihan. Skor paling tinggi adalah bila peserta didik memilih
sangat setuju,yaitu 5, dan skor paling rendah adalah bila peserta didik memilih
jawaban sangat tidak setuju, yaitu 1. Jadi skor tertinggi adalah 10 butir x 5 =
50, dan skor terendah adalah:
10 butir x 1 = 10. Rangkuman penentuan kategori hasil pengukuran sikap
atau minat dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kategorisasi sikap atau minat peserta didik untuk 10 butir
pernyataan
No Skor peserta didik Kategori Sikap atau Minat
.
1. Sama atau lebih besar dari 40 Sangat positip/sangat tinggi
2. 30 sampai 39 Tinggi/positip
3. 20 sampai 29 Negatif/rendah
4. Kurang dari 20 Sangat negatif/sangat rendah
Keterangan Tabel 2:
1. Skor batas bawah kategori sangat positif atau sangat tinggi adalah: 0,80
x 50 = 40, dan batas atasnya 50.
2. Skor batas bawah pada kategori tinggi atau positif adalah: 0,60 x 50 =
30, dan skor batas atasnya adalah 39.
3. Skor batas bawah pada kategori negatif atau rendah adalah: 0,40 x 50 =
20, dan skor batas atasnya adalah 29.
4. Skor yang tergolong pada kategori sangat negatif atau sangat rendah
adalah: kurang dari 20.
Tabel 3 Kategorisasi sikap atau minat kelas
No. Skor peserta didik Kategori Sikap atau Minat
1. Sama atau lebih besar dari 40 Sangat positip/sangat tinggi
2. 30 sampai 39 Tinggi/positip
3. 20 sampai 29 Negatif/rendah
4. Kurang dari 20 Sangat negatif/sangat rendah
Keterangan:
1. Cari rerata skor kelas, yaitu: jumlahkan skor semua peserta didik dibagi
jumlah peserta didik.
2. Skor batas bawah kategori sangat positip atau sangat tinggi adalah: 0,80
x 50 = 40, dan batas atasnya 50.
3. Skor batas bawah pada kategori tinggi atau positip adalah: 0,60 x 50 =
30, dan skor batas atasnya adalah 39.
4. Skor batas bawah pada kategori negatif atau rendah adalah: 0,40 x 50 =
20, dan skor batas atasnya adalah 29.
5. Skor yang tergolong pada kategori sangat negatif atau sangat rendah
adalah: kurang dari 20.
11. Observasi atau pengamatan
Sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku
individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamti, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata
lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasi dan proses belajar misalnya
tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu
mengajar, kegiatan diskusi kelas, partisipasi siswa dalam simulasi, dan
penggunaan alat peraga pada waktu mengajar
Contoh Lembar Observasi :
Petunjuk:Berilah Centang pada kolom "Ya" atau "Tidak" sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya
No Aspek Pengamatan Ya Tidak
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengertian penilaian Afektif
Menurut Popham (1995), ranah afektif menentukan keberhasilan belajar
seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit
untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Seseorang yang
berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil
pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu semua pendidik harus
mampu membangkitkan minat semua peserta didik untuk mencapai
kompetensi yang telah ditentukan. Selain itu ikatan emosional sering
diperlukan untuk membangun semangat kebersamaan, semangat
persatuan, semangat nasionalisme, rasa sosial, dan sebagainya. Untuk itu
semua dalam merancang program pembelajaran, satuan pendidikan harus
memperhatikan ranah afektif.
2. Tingkatan Ranah Afektif
Tingkatan ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl ada lima, yaitu:
1. receiving (attending)
2. responding
3. valuing
4. organization
5. characterization.
3. Karakteristik Ranah Afektif
Ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat,
konsep diri, nilai, dan moral. Lima tipe afektif ini yang akan dibahas
dalam pedoman ini, khususnya tentang penilaiannya. Pembahasan
meliputi definisi konseptual, definisi operasional, dan penentuan
indikator. Sesuai dengan karakteristik afektif yang terkait dengan mata
pelajaran, masalah yang akan dibahas mencakup lima ranah, yaitu minat,
sikap, konsep diri, nilai, dan moral.
4. Pengembangkan Jenis Instrumen penilaian afektif berdasarkan Kisi yang
Telah disusun
5. Instrumen afektif adalah sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Ada
beberapa langkah yang harus diikuti dalam mengembangkan instrumen
afektif, yaitu:
1. Menentukan spesifikasi instrumen.
2. Menulis instrumen.
3. Menentukan skala instrument
4. Menentukan sistem penskoran
5. Mentelaah instrument
6. Merakit instrumen.
7. Melakukan ujicoba.
8. Menganalisis hasil ujicoba
9. Memperbaiki instrumen.
10. Melaksanakan pengukuran.
11. Menafsirkan hasil pengukuran
3.2 Saran
Kepada Pembaca dapat menjadikan Makalah ini sebagai referensi Dan
pendukung dalam pembelajaran begitupun untuk Dan penulis ,oleh
karena makalah ini masih jauh dari kata sempurna besar harapan penulis
agar Pembaca dapat memberikan saran Dan masukan yang bersifat
membangun