Anda di halaman 1dari 7

IPATERAPAN

LAPORAN PROYEK IPA TERAPAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN


PENCEMARAN LINGKUNGAN

SEMESTER GANJIL 2020/2021

“Pemanfaatan Limbah Ternak Menjadi Pupuk Organik”

NAMA : FIRDAUS EKA NGENCA SINURAYA


NIM : 1913071032
KELAS :3B

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA

JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2020
Laporan Proyek IPA Terapan Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan

A. Judul Pemanfaatan Limbah Ternak Menjadi Pupuk Organik


B. Identitas Pengusul
Nama/NIM Firdaus Eka Ngenca Sinuraya/1913071032
C. Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu
permasalahan yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari
– hari, dan dimanapun kita berada. Salah satu pencemaran
tersebut disebabkan oleh limbah peternakan yang bersumber
dari kotoran ternak seperti sapi, bebek ataupun babi dsb.
Limbah tersebut tidak hanya mencemari udara karena gas -
gas yang dihasilkan dari kotoran ternak, tetapi dapat juga
mencemari air, jika peternakan tersebut dekat dengan
sumber air, ataupun aliran sungai. Namun kandungan yang
terkandung pada kotoran ternak tersebut memiliki zat dan
unsur hara yang berguna untuk tanaman. Oleh karena itu
limbah tersebut dapat juga dapat dimanfaatkan untuk
dipergunakan sebagi pupuk pertanian dan hal ini juga akan
mengurangi penggunaan pupuk sintetis.
Penggunaan Mikroorganisme seperti Evective
Mikroorganisme atau sering juga disebut sebagai EM4
merupakan stater untuk membangun pertanian akrab
lingkungan yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
menyuburkan tanah, dengan cara pembuatan kompos pupuk
kandang, atau pupuk organik.

D. Kajian Pustaka
1. Kajian Teori 1. 1. Teori sampah organik = merupakan sampah yang
2. Kajian Hasil Studi berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan
maupun tumbuhan. Sampah organik terbagi menjadi 2
yaitu: basah dan kering, dan sampah organik biasanya
mudah terurai dan masih bisa diolah dan dimanfaatkan
menjadi sesuatu yang lebih berguna.
2. Kompos dan Dekomposisasi atau Pengomposan =
Kompos merupakan bahan organik yang telah
mengalami pelapukan atau perubahan bentuk atau
disebut juga hasil penguaraian parsial dari campuran
bahan yang dapat mempercepat suatu penguraian. (Bella
Kusuma Dewi, 2019)
3. Teori proses dekomposisasi = Proses pengomposan
yaitu proses biologis yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk mengubah material organik
(sampah organik), menjadi kompos, atau juga dapat
diartikan sebgai proses penguraian senyawa yang
terkandung dalam sisa bahan organik dengan sesuatu
perlakuan khusus. Tujuannya agar lebih mudah
dimanfaatkan oleh tanaman. (Djaja, 2010)
4. EM4 menurut Kartika(2013:16) adalah pupuk
berbentuk cairan yang terdiri atas suatu kultur campuran
bebrbagai mikroorganisme bermanfaat bagi tanah.
Kandungan daeri EM4 tersebut menurut
Indrini(2011:37,38) terdiri dari: 1. Bakteri fotosintetik,
bakteri bebas, yang dapat mensintesis gula dan
substansi nitrogen, 2. Lactobacillus sp. Dan 3.
Strepmyces sp.

2. Kajian Hasil Studi


1. M. Anang Firmansyah (2010), Peneliti di Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPPT) Kalimantan
Tengah, membuat teknik pembuatan kompos.
2. N. Ekawandani (2017), menemukan dan
mengemukakan Efektifitas Kompos Daun
Menggunakan EM4 dan Kotoran Sapi.
3. Siti Umniyatie (2017), membuat pupuk organik
menggunakan EM4, pupuk berbahan dasar sampah
organik kering seperti, daun, rumput dan lain
sebagainya.
E. Inovasi 1. Proyek Pemanfaatan Limbah Ternak Menjadi Pupuk
Organik, ini menghasilkan produk berupa pupuk
organik atau pupuk kompos yang cocok digunakan
untuk menambahkan kesuburan tanah, dengan
menggunakan penambahan lebih banyak bakteri
pengurai proses dekomposisasi akan terjadi lebih
cepat dan dapat menghasilkan produk siap pakai
dalam waktu 2 minggu, dan proyek ini diharapkan
dapat mengurangi limbah ternak..
F. Metode Kegiatan
1. Alat 1. a. Wadah (Ember/Baskom)
2. Bahan b. Plastik penutup
3. Prosedur
4. Tempat Kegiatan 2. a. Kotoran Ternak ( Babi)
b. Air cucian beras (Difermentasi denganEM4)
c. Bakteri Starter EM4

3. Pertama, siapkan kotoran hewan yang telah dipilih


untuk dibuat menjadi pupuk, kemudian buatlah
lubang ditengah tumpukan kotoran hewan.
Kemudian, siapkan racikan cairan dekomposer yaitu,
campurkan air bersih dan air cucian beras pada suatu
wadah (ember 12 ltr), lalu tambahkan 1/2 btl bakteri
starter EM4, lalu aduk dan diamkan sekitar 15 menit
agar terjadi fermentasi.
Selanjutnya, tuang kan cairan dekomposer ke dalam
lubang tumpukan kotoran hewan yang akan
dijadikan pupuk, lalu tutu kembali tanpa mengaduk
tumpukan kkompos tersebut. Setelah semua lubang
tertutup maka, pastikan seluruh permukaan kompos
basah/lembab oleh karena itu siram tumpukan
kompos tersebut.
Terakhir, tutup seluruh tumpukan, dan pastikan tetap
lembab, dan biarkan proses berlangsung kurang
lebih 14 hari.

4. Kegiatan dilaksanakan di Desa Tanjung Beringin,


Kec. Munte, Kab. Karo, SumateraUtara.

G. Hasil Kegiatan dan


Pembahasan 1. Penyajian Hasil
1. Penyajian Hasil Produk yang dihasilkan berupa pupuk kompos atau
2. Pembahasan pupuk organik yang dihasilkan dari proses
dekomposisasi kotoran ternak yaitu babi,dimana
limbah ternak tersebut didekomposisasi atau
diuraikan menggunakan stater aktivator EM4.
Pada perkembangan pembuatan produk tidak terlalu
terlihat perbedaan yang mencolok, dari tekstur,
warna atau bau dari limbah ternak berupa kotoran
hewan sebelum dilakukan dekomposisasi dengan
setelah didekomposisasi selama 14 hari, dikarenakan
penggunaan limbah ternak kotoran hewan yang
digunkanan merupakan yang sudah kering atau
menjadi tanah, bukan yang masih berwujud feses.
Oleh karena itu pupuk kompos atau pupuk organik
tersebut terlihat sama.

2. Pembahasan
Kelebihan Produk
- Produk ini sangat gampang dibuat, dari segi alat,
bahan, dan prosedurnya.
- Produk efektif untuk menyubur kan tanah, dan
cocok untuk pertumbuhan tumbuhan.
- Produk dapat mengurangi limbah yang
dihasilkan dari hewan ternak.
- Produk yang terbuat dari bahan organik lebih
aman dan tidak memiliki efek bagi pencemaran
akibat zat kimia.
Kelemahan Produk
- Produk ini hanya cocok digunakan dalam
bercocok tanam dalam skala kecil atau rumahan.
- Belum terlalu efektif meningkatkan hasil tanam
(dibanding dengan pupuk sintetis)
- Produk tersebut lebih cocok digunakan sebagai
media tanam atau sebagai media
pembibitan/penyemaian dibanding dengan
sebagai pupuk tambahan.
Solusi
- Jika ingin membuat pupuk kompos atau pupuk
organik tersebut lebih efektif lagi dibutuhkan
pengembangan lebih lanjut mengenai
pengelolaan pupuk tersebut dan diuji secara
akurat mengenai kandungan yang ada di dalam
pupuk tersebut.
- Jika ingin digunakan dalam pertanian dan dalam
skala yang besar maka, dibutuhkan lebih banyak
materi dan juga tenaga.

Gambar: Daun
Gambar:
bawang dengan
Strawberry
penambahan produk
dengan
dan tidak
penambahan
menggunkan produk.
produk dan
tidak dengan
produk.
H. Penutup 1. Simpulan
Berdasarkan pembuatan pupuk kompos atau pupuk
organik tersebut, dapat kita simpulkan bahwa:
- Limbah dari peternakan yaitu adalah kandang
atau kotoran ternak dapat diolah menjadi pupuk
kompos atau pupuk organik jika didekomposisasi
kan dengan EM4 cairan yang terdiri atas suatu
kultur campuran berbagai mikroorganisme
bermanfaat bagi tanah dan menyuburkan tanah.
- Produk yang terbuat dari bahan organik lebih
aman dan tidak memiliki efek bagi pencemaran
akibat zat kimia
- Proyek pembuatan pupuk dari libah ternak
tersebut dapat mengurangi limbah ternak yang
dihasilkan dari kotoran hewan ternak.
- Produk tersebut lebih cocok digunakan sebagai
media tanam atau sebagai media
pembibitan/penyemaian.
2. Saran
Untuk proyek pembuatan pupuk tersebut berikutnya,
sebaiknya:
- Melakukan percobaan penelitian menggunakan
pupuk lain sebagai perbandingan bagaimana
keefektifan pupuk tersebut.
- Menggunkaan metode yang lain, untuk
mendapatkan pupuk organik atau pupuk kompos
yang lebih berkuaklitas.
I. Referensi Ekawandani, Nunik. 2017. Pembuatan Pupuk Organik
Berbahan Sampah Organik Rumah Tangga Dengan
Penambahan Aktivator EM4 di Daerah Kayu Tangi.
Banjarmasin.
Indriani, Hetty Yovita. 2011. Pembuatan Pupuk Kilat.
Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.
Kartika, Gema Juang. 2013. Bertanam dan Sayuran
Organik. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.
Suryati, Teti. 2014. Bebas Sampah dari Rumah. Penerbit PT
Agromedia Pustaka
https://youtu.be/dpUIscAXIIc

Anda mungkin juga menyukai