ABSTRACT
Taro plants are plants that grow faster and grow in areas that are runny and moist. These taro plants are
used to make flour, chips and traditional food, while the leaves and stems for animal feed are like pigs
and can be used as ingredients for making bokashi fertilizer. EM-4 bioactivator is a material that contains
several microorganisms and helps speed up the composting process.The purpose of this study was to
determine the time needed to make bokashi fertilizer using an EM-4 bioactivator and analyze nutrients
N, P, K, C, C / N and pH. This research was conducted at the Samarinda State Polytechnic Production
Laboratory.The results of the study on the Utilization of Taro Waste (Xanthosoma Sagittifolium L) for
Making Bokasih Fertilizer By Adding Effectve Microorganisms (Em-4), it can be seen that bokashi fertilizer
is processed so on day 15 of 120 kg raw material becomes 30 kg and by observation temperature 28 °
C, pH 7, blackish brown color and odorless. Total P analysis: 3.3709, total K: 3.2954, total N: 0.8680, C
Total: 5.6996, C / N: 6.5595
42
Jurnal Agriment 4(1):42-46, 2019
atinomycetes, streptomyces Sp, dan ragi. Effective pembuatan pupuk bokasi, pengambilan data dan
Microorganism (EM-4) dapat meningkatkan pembuatan laporan.
fermentasi limbah dan sampah organik,
meningkatkan ketersedian unsur hara untuk B. Alat dan Bahan
tanaman, serta menekan aktifitas serangga, hama Alat yang digunakan adalah parang, garu,
dan mikroorganisme pathogen (Djuarnani, 2008) karung, kamera, timbangan kg, gelas ukur, ember,
Larutan EM-4 dapat menekan gembor, terpal, alat ukur suhu thermometer,buku,
perkembangan dari mikroorganisme pathogen pulpen, sekop, alat ukur pH meter dan alat tulis.
yang selallu menjadi masalah pada budidaya Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
monokultur dan budidaya sejenis, secara terus 100kg tanaman talas,10 kg sekam padi, 10 kg
menerus. Larutan em-4 merupakan larutan yang dedak, 100 ml Aktivator EM-4, 500g Gula merah
berisi beberapa microorganism yang sangat dan 10 l air bersih.
bermanfaat unuk mengeluarkan bau pada limbah
dan sampah, serta dapat mempercepat
pengolahan limbah dan senyawa menjadi pupuk C. Prosedur Kerja
kompos (Djuarnani dan Setiawan, 2006). 1. Pembuatan Konsentrasi EM-4
Tanaman talas adalah tanaman yang Tahap awal yaitu menyiapkan alat dan
pertumbuhannya lebih cepat dan tumbuh di bahan yang di perlukan seperti ember, gula merah,
daerah yang berair dan lembab dan dapat tumbuh air dan EM-4. Setelah alat dan bahan sudah
subur di wilayah Indonesia dan dapat tumbuh disiapkan maka masukan air kedalam ember
subur ke penjuru dunia. Jenis talas banyak sebanyak 10 l, lalu masukan gula merah 500 gram
diantaranya seperti, talas bogor, talas sutera, talas yang sudah dihaluskan, selanjutnya masukan
ketan, dan talas bentul. Tanaman talas ini umbinya larutam EM-4 sebanyak 100 ml, aduk selama
dimanfaatkan untuk dibuat tepung, keripik dan beberapa menit dan tutup rapat embernya.
makanan tradisional, sedangkan daun dan Tunggu 3-4 hari, maka bioaktifator EM-4 siap
batangnya untuk makanan binatang ternak seperti digunakan untuk pembuatan pupuk bokashi.
babi (Apriyantono dkk., 1989).
Penelitian ini membuat bokashi dengan 2. Persiapan bahan
memanfaatkan tanaman talas, karena melihat a. Tanaman talas
tumbuhan talas yang banyak tumbuh di sekitar Pengambilan tanaman talas dilakukan di
lingkungan Kebun Percontohan Budidaya kebun percontohan Program Studi Budidaya
Tanaman Perkebunan pertumbuhan tanaman Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian
talas ini lebih cepat, tidak dimanfaatkan oleh Negeri Samarinda, bagian tanaman yang diambil
masyarakat yang hanya di biarkan begitu saja bagian batang dan daun, dan jumlah yang diambil
tumbuh disekitar tanah kosong yang berair. sebanyak 100 kg.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk b. Sekam dan dedak
mengetahui waktu yang diperlukan dalam Sekam dan dedak yang digunakan
pembuatan pupuk bokashi dengan menggunakan sebanyak masing-masing 10 kg, sekam dan
bioaktivator EM-4 dan menganalisa unsur hara N, dedak didapatkan di penggilingan padi di km 2 Loa
P, K, C, C/N dan Ph. Penelitian ini dilaksanakan di janan (KUKAR).
Laboratorium Produksi Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda. 3. Pembuatan Pupuk Bokashi Talas.
Cara pembuatan :
a. Tanaman talas Potong kecil-kecil bahan
II. METODE PENELITIAN organik (tanaman talas) sampai benar-benar
kecil agar cepat dalam fermentasi, kemudian
A. Tempat dan Waktu campurkan bahan seperti dedak dan arang
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium sekam.
Produksi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. b. setelah dicacah, tumpuk ke atas terpal
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan mulai membentuk gundukan, taburkan dedak
dari tanggal 25 Januari sampai tanggal 25 April diatasnya setal itu taburkan lagi sekam padi
2017, terhitung dari penyediaan alat dan bahan, lalu aduk agar tercampur dan ratakan dengan
43
Jurnal Agriment 4(1):42-46, 2019
ketebalan ± 20 cm ratakan dan aduk Tabel l. Pengamatan dan Pengambilan Data Harian
menggunakan penggaruk Warna dan Bau Bokashi Tanaman Talas
c. Campurkan larutan bioaktivator EM-4
Hari
menggunakan gembor. Lakukan penyiraman Warna Bau
ke-
dengan merata dan sampai benar-benar 1 Hijau Coklat Tidak Berbau
basah. Tutup tumpukan menggunakan terpal. 2 Coklat Tidak Berbau
Lakukan pembalikan setiap hari sekali secara 3 Coklat Berbau
rutin agar bahan tercampur dan masak secara 4 Coklat Berbau
merata serta menjaga kelembabannya, 5 Coklat Berbau Menyengat
setelah itu ditutup dngan terpal. 6 Coklat Berbau Menyengat
d. Lakukan pembalikan setiap hari sekali secara 7 Coklat Berbau Menyengat
rutin agar bahan tercampur dan masak secara 8 Coklat Berbau Menyengat
merata serta menjaga kelembabannya. 9 Coklat Berbau Menyengat
10 Coklat Kurang Berbau
11 Coklat Kurang Berbau
D. Pengamatan dan Pengambilan Data 12 Coklat Ke Hitam Kurang Berbau
Pengamatan dan pengambilan data 13 Coklat Ke Hitam Tidak Berbau
dilakukan setiap hari pada pagi hari dengan 14 Coklat Ke Hitam Tidak Berbau
melihat suhu, pH, warna dan bau sampai bokashi 15 Coklat Ke Hitam Tidak Berbau
matang.
44
Jurnal Agriment 4(1):42-46, 2019
Sebagai sumber makanan bakteri maka pada yaitu masih berwarna talas dan sekam, dan pada
tahap awal diperlukan molasa atau gula sebanyak hari ke-2 bokashi berubah menjadi berwarna
0,1% dari jumlah bahan. EM-4 terdiri dari 95% coklat hingga hari ke-11 kemudian pada hari ke-12
lactobacillus yang berpungsi menguraikan bahan warna bokashi berubah menjadi coklat kehitaman
organik tanpa tanpa menimbulkan panas karena bertahan hingga hari ke-15. Menurut Haq (2014),
mikroorganisme anaerob bekerja dengan kompos matang memiliki warna coklat kehitaman
kekuatan enzim. karena kompos yang telah matang memiliki sifat
fisik yang sama seperti tanah dan humus yang
a. Suhu coklat kehitaman dan remah. Dengan ini
Suhu pada hari pertama pengomposan menunjukkan bahwa proses pendekomposisi oleh
adalah 35°C, pada hari ke-2 suhu naik menjadi mikroba pada pengomposan telah berjalan.
40°C, dan pada hari ke 3 suhu turun menjadi 38°C,
kemudian pada hari ke- 4 sampai dengan hari ke- d. Bau
12 suhu mengalaimi turun naik/tidak stabil dari Perubahan bau pada awal pengomposan
40°C-32°C dan pada hari ke-12 terjadi penurunan hari pertama dimulai dari tercium bau seresah
suhu menjadi 30°C, pada hari ke-13 terjadi dedaunan lembab dan Bioaktivator EM-4 hingga
penurunan menjadi 28°C, hingga hari ke-15 suhu hari ke-2, dan pada hari ke-3 terjadi perubahan
stabil 28°C. Menurut Isro (2008), suhu kompos bau hingga hari ke-4 dan pada hari ke-5 bau
yang telah matang mendekati suhu awal menyengat hingga hari ke-9, pada hari ke-10
pengomposan. Suhu kompos yang masih tinggi, sampai hari ke-12 bau tidak menyengat dan pada
berarti proses pengomposan masih berlangsung hari ke-13 menjadi tidak berbau hingga hari ke-15.
aktif dan kompos belum cukup matang. Menurut isro (2008), kompos yang sudah matang
tidak mengeluarkan aroma yang menyengat,
b. pH tetapi mengeluarkan aroma yang lemah seperti
pH awal pengomposan 6,8 dan turun bau tanah atau humus hutan. Apabila kompos
menjadi 6,6 pada hari ke-2 pH mengalami tercium bau yang tidak sedap, berarti terjadi
peningkatan dan pada hari ke- 3 menjadi 6,8 fermentasi anaerob dan menghasilkan senyawa-
kemudian turun jadi 6,6 bertahan hingga hari ke- 7 senyawa berbau yang dapat berbahaya bagi
dan pada hari ke-8 pH naik menjadi 6,8 hingga tanaman, apabila kompos masih berbau seperti
hari ke-9.pada hari ke-10 pH naik menjadi 7 bahan mentahnya berarti kompos belom matang.
hingga bertahan sampai hari ke-15. Menurut
Djuarnani dkk. (2005), peningkatan nilai pH 2. Analisa Unsur hara N, P, K, C dan C/N
organik disebabkan karna adanya aktivitas Dari data yang ada pada tabel 2, unsur N :
mikroorganisme dalam dekomposer yang 0.8680 , P : 3.3707. K : 3.2954 , C : 5.6996 , C/N
memberikan masukan ion OH dari hasil : 6.5595.
proses deorganiksi bahan organik. Hasil
proses deorganiksi bahan organik oleh Kandungan unsur hara yang paling tinggi
mikroorganisme menghasilkan ion OH sehingga pada bokashi dari limbah talas adalah unsur C
menunjukan peningkatan kebebasan yang total dari pada unsur P total dan K total, sedangkan
selanjutnya meningkatkan nilai pH organik unsur hara yang terendah adalah pada unsur N.
tersebut. Pengomposan yang berjalan berhari-hari Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan
mempengaruhi perubahan pH pada bahan tanaman tergantung pada laju dekomposisi yang
organik. pH awal pupuk organik dimulai agak asam meliputi faktor bahan organik dan faktor tanah.
karena terbentuknya asam-asam organik Faktor bahan organik meliputi komposisi kimiawi,
sederhana, kemudian pH meningkatkan pada nisbah C/N, kadar lignin dan ukuran bahan,
inkubasi lebih lanjut akibat terurainya protein dan sedangkan faktor tanah meliputi temperatur,
terjadinya pelepasan amoniak. kelembaban, ketersedian unsur hara terutama N,
c. Warna P, K. Apabila nisbah C/N lebih kecil dari 20
Untuk mendapatkan bokashi matang menunjukkan terjadinya mineralisasi N, apabila
diperlukan waktu selama 15 hari, bokashi yang lebih besar dari 30 berarti terjadi mobilisasi N,
matang ditandai dengan perubahan warna pada jika antara 20-30 berarti mineralisasi seimbang
hari pertama bokashi berwarna hijau kecoklatan dengan immobilisasi. Pada nisbih C/N diatas
30 (awal dekomposisi), N-tersedia segera
45
Jurnal Agriment 4(1):42-46, 2019
diimmobilisasikan ke dalam sel-sel mikroba untuk Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah.
memperbanyak diri, dengan meningkatkan PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
aktivitas mikrobio mineralisasi N juga
meningkatkan tetapi selaras dengan kebutuhan N Haq, A, S. 2014. Pengaruh Perubahan Sudut Rak
untuk memperbanyak dirinya. Pada tahap akhir, Segitiga Pada Pengomposan Sludge
selaras dengan menipisnya cadangan bahan Biogas Terhadap Sifat Fisik Dan Kimia
organik yang mudah dirombak, sehingga sebagai Kompos. Skripsi dipublikasikan,
mikrobia mati dan N penyusun sel-selnya segera Universitas Brawijaya, Malang. Diakses
mengalami mineralisasi kemudian melepaskan N pada tanggal 26 juni 2017 dari
dan hara-hara lainya, sehingga ketersedian N http;//jkptb.ub.ac.id.
meningkat apabila C/N di bawah 30. Dalam Isroi. 2008. Kompos. Diakses pada tanggal 28
pemanfaatan bahan organik ini perlu diperhatikan juni 2017 dari http;//isroi.pdffiles.
bahwa nisbi C/N diatas 20 akan terjadi kompetisi wordpress.com
antara tanaman dan mikrobio dalam penyerapan
hara tersedia dalam tanah. Oleh karena itu, Indriani, Y. H 2012. Membuat Kompos Secara
pengunaan bahan organik bernisbah C/N tinggi Kilat. Penebar Swadaya, Jakarta.
menuntut tambahan suplai hara-hara tersedia,
Mulyono, 2014. Membuat MOL dan Kompos Dari
tampa suplai tanaman dapat mengalami defisiensi
sampah Rumah Tangga. . PT. Agro Media
hara (Hanafiah, 2005).
Pustaka, Jakarta.
Murbadono, L,H,S. 2000. Membuat Kompos.
IV. KESIMPULAN Penebar Swadaya, Jakarta. Pemberian
Efektive Mikroorganisme -4 (EM-4) Pada
Bedasarkan hasil dari penelitian pembuatan Tanah Podzolik Merah Kuning Terhadap
pupuk bokashi dari tanaman talas (Xanthosoma Pertumbuhan Acacia Mengium Wild.
sagittifolium L.) dengan menggunakan bioaktivator Skripsi. Diakses pada tanggal 30 Juli 2017
EM-4 maka dapat disimpulkan bahwa pupuk dari IPB Repository.
bokashi yang telah jadi (matang) pada hari ke 15
dengan pengamatan secara fisik seperti suhu Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik. Penebar
28°C, pH 7, warna coklat kehitaman, dan tidak Swadaya, Jakarta.
berbau. Analisa unsur hara N, P, K, C dan C/N Susetya. D. 2012. Panduan Lengkap Membuat
adalah N : 0.8680 , P : 3.3707. K : 3.2954 , C : Pupuk Organik Untuk Tanaman Pertanian
5.6996 , C/N : 6.5595. dan Perkebunan. Pustaka Baru Press,
Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Susetya, S.P. 2015. Panduan Lengkap Membuat
Pupuk Organik Untuk Tanaman. Pertanian.
Agus, A. 2013. Pupuk Bokashi. Diakses pada Perkebunan, Yogyakarta.
tanggal 5 Juni 2017 dari http://asep
agus544.blogspot.com/2013/03/pupuk Widaryanto, A. 2013. C/N Rasio, Kandungan
bokashi.html/. Fospor (P), Keasaman (pH), dan Tekstur
Komposa Hasil Pengomposan Sampah
Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari N.L, Organik Pasar dengan Starter EM-4 dalam
Sedarnawati, Budiyanto S. 1989 Analisis Berbagai dosis. Skripsi, dipublikasikan.
Pangan. IPB Press, Bogor. Semarang. Diakses pada tanggal 30 Juli
2017 dari http://libray.ikippgrismg.ac.id.
Djuarnanai, N, Kristian Setiawan, B, S. 2006. Cara
cepat membuat kompos. Agronomi
Pustaka, Jakarta.
Djuarnani, N. 2008. Cara Cepat Pembuatan Pupuk
Kompos. PT.Argomedia pustaka, Jakarta.
46