Anda di halaman 1dari 8

Effective Microorganisms-4 (EM-4)

oleh Pasar Tani pada 2 Januari 2012 pukul 20:26

Begitu banyaknya petani yang mengeluh di masa sekarang ini, karena berbagai macam persoalan, antara
lain, produksi yang terus menurun, tanah tak lagi subur dan begitu mudahnya tanaman terserang hama
dan penyakit. Cara umum pak tani mengatasi masalah tersebut biasanya dengan menambah dosis
pupuk, dosis insektisida yang akhirnya berujung pada meningkatnya biaya usaha tani.

Ternyata ada masalah besar yang lebih besar menanti, dengan budidaya seperti itu-pemberian pupuk
dan pestisida yang berlebihan-cenderung mengabaikan keseimbangan ekologi sehingga kondisi fisik dan
biologis tanah menjadi terganggu. Jika cara seperti ini dilakukan terus menerus akan mengakibatkan
tanah menjadi tidak sehat, bersifat pathogen dan struktur tanah berkurang. Dan pada akhirnya akan
merusak kesehatan manusia sebagai konsumen.

Pada tahun 1980-an, Prof. Dr. Teruo Higa dari University of The Ryukus, Okinawa, Jepang telah
mengadakan penelitian terhadap sekelompok mikroorganisme yang dengan efektif dapat bermanfaat
dalam memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menimbulkan penyakit dan
memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. Kelompok mikroorganisme tersebut
disebut dengan Effective Microorganisms yang disingkat EM.

Teknologi EM pertama kali dikembangkan oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Jepang
pada tahun 1980. EM merupakan kultur campuran dari mikroorganisme fermentasi (peragian) dan
sintetik (penggabungan) yang bekerja secara sinergis (saling menunjang ) untuk memfermentasi bahan
organic. Bahan organic tersebut berupa sampah, kotoran ternak, serasah, rumput dan daun-daunan.
Melalui proses fermentasi bahan organic diubah kedalam bentuk gula, alcohol dan asam amino sehingga
bisa diserap oleh tanaman. Dewasa ini Teknologi EM telah diterapkan secara luas dalam bidang
pertanian, kehutanan, pengolahan limbah dan kesehatan.

Teknologi EM dikembangkan untuk menunjang pembangunan pertanian ramah lingkungan, menekan


penggunaan pupuk kimia dan pestisida dengan sistem alami yang akhirnya dapat meningkatkan
produktivitas tanah, mengurangi biaya produksi dan menghasilkan bahan pangan yang bebas bahan
kimia sehingga bersih dan sehat untuk di konsumsi.

Teknologi EM yang sudah mulai akrab dengan masyarakat adalah Effective Microorganisms-4 biasa
disingkat EM-4 adalah suatu kultur campuran beberapa mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai
inokulan mikroba yang berfungsi sebagai alat pengendali biologis. Mikroorganisme tersebut berfungsi
dalam lingkungan hidup tanaman sebagai penekan dan pengendali perkembangan hama dan penyakit.

Teknologi EM di Indonesia telah dimasyarakatkan kepada petani sejak tahun 1993, setelah dilakukan
usaha-usaha penelitian dan pengujian dalam skala terbatas oleh lembaga penelitian swasta dan
universitas dari tahun 1990 sampai 1993. Usaha pemasyarakatan Teknologi EM di Indonesia pada
awalnya diprakarsai oleh yayasan Indonesian Kyusei Nature Farming Societies, yaitu sebuah lembaga
non pemerintah yang bergerak dalam bidang penelitian dan pengembangan pertanian akrab lingkungan
yang berkelanjutan dengan masukan biaya rendah.

EM-4 mengandung beberapa mikroorganisme utama yaitu bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, Ragi
( yeast ), Actinomycetes dan jamur fermentasi

1. Bakteri Fotosintetik ( Rhodopseudomonas spp. )

Bakteri ini adalah mikroorganisme mandiri dan swasembada. Bakteri ini membentuk senyawa-senyawa
bermanfaat dari sekresi akar tumbuhan, bahan organik dan gas-gas berbahaya dengan sinar matahari
dan panas bumi sebagai sumber energi. Zat-zat bermanfaat yang terbentuk anatara lain, asam amino
asam nukleik, zat bioaktif dan gula yang semuanya berfungsi mempercepat pertumbuhan Hasil
metabolisme ini dapat langsung diserap tanaman dan berfungsi sebagai substrat bagi mikroorganisme
lain sehingga jumlahnya terus bertambah

2. Bakteri asam laktat ( Lactobacillus spp. )

Bakteri ini dapat mengakibatkan kemandulan ( sterilizer) oleh karena itu bakteri ini dapat menekan
pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan; meningkatkan percepatan perombakan bahan organik;
menghancurkan bahan organik seperti lignin dan selulosa serta memfermentasikannya tanpa
menimbulkan senyawa beracun yang ditimbulkan dari pembusukan bahan organik Bakteri ini dapat
menekan pertumbuhan fusarium, yaitu mikroorganime merugikan yang menimbukan penyakit pada
lahan/ tanaman yang terus menerus ditanami.

3. Ragi / Yeast ( Saccharomyces spp. )

Melalui proses fermentasi, ragi menghasilkan senyawa-senyawa bermanfaat bagi pertumbuhan


tanaman dari asam amino dan gula yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik atau bahan organik dan
akar-akar tanaman. Ragi juga menghasilkan zat-zat bioaktif seperti hormon dan enzim untuk
meningkatkan jumlah sel aktif dan perkembangan akar. Sekresi Ragi adalah substrat yang baik bakteri
asam laktat dan Actinomycetes

4. Actinomycetes

Actinomycetes menghasilkan zat-zat anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik.
Zat-zat anti mikroba ini menekan pertumbuhan jamur dan bakteri.

Actinomycetes hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik bersama-sama menongkatkan mutu


lingkungan tanah dengan cara meningkatkan aktivitas anti mikroba tanah.

5. Jamur Fermentasi

Jamur fermentasi ( Aspergillus dan Penicilium ) menguraikan bahan secara cepat untuk menghasilkan
alkohol, ester dan zat-zat anti mikroba. Pertumbuhan jamur ini membantu menghilangkan bau dan
mencegah serbuan serangga dan ulat-ulat merugikan dengan cara menghilangkan penyediaan
makanannya.

Tiap species mikroorganisme mempunyai fungsi masing-masing tetapi yang terpenting adalah bakteri
fotosintetik yang menjadi pelaksana kegiatan EM terpenting. Bakteri ini disamping mendukung kegiatan
mikroorganisme lainnya, ia juga memanfaatkan zat-zat yang dihasilkan mikroorganisme lain.

Secara umum manfaat Teknologi EM-4 dalam bidang pertanian adalah sebagai berikut :

1.Memperbaiki sifat biologis, fisik dan kimia tanah

2.Meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi

3.Memfermentasi bahan organik tanah dan mempercepat dekomposisi

4.Menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian berwawasan lingkungan

5.Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah

Aplikasi Teknologi EM-4

EM_4 dikulturkan dalam bentuk medium cair berwarna coklat dalam kondisi dorman. Pada saat
disemprotkan ke dalam tanah atau tubuh tanaman (proses inokulasi) EM-4 secara aktif
memfermentasikan bahan organik (sisa-sisa tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang dll ). Hasil fermentasi
dapat diserap langsung oleh perakaran tanaman, misalnya gula, alkohol, asam amino, protein,
karbohidrat dan senyawa organik lainnya. Selain itu, EM-4 merangsang perkembangan mikroorganisme
yang menguntungkan tanaman; melindungi tanaman dari serangan penyakit sehingga pada akhirnya
dapat menyuburkan tanah, meningkatkan produktifitas tanaman dengan biaya minimal

APLIKASI EM-4 DI BIDANG PERTANIAN

Tanaman

Padi, Palawija, Sayuran, bunga dan tanaman setahun lainnya.

Dosis dan Perlakuan

Sebagai pupuk dasar, gunakan BOKASHI sebanyak 3-5 ton per Ha. Untuk penyemprotan gunakan EM-4
sebanyak 3-10 ml per liter air dilakukan setiap satu minggu sekali, disemprotkan secara merata ke tanah
dan tubuh tanaman.

APLIKASI EM-4 DI BIDANG PETERNAKAN

Manfaat :

Mengurangi polusi bau khususnya pada kandang ternak dan lingkungan sekitarnya.

Mengurangi stres pada ternak

Menyehatkan ternak

Menyeimbangkan mikroorganisme di dalam perut ternak

Meningkatkan nafsu makan ternak

Menekan penyakit pada ternak

Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ternak

Cara Pemakaian :

Sebagai air minum ternak, Larutkan 1 cc EM-4 per satu liter air minum setiap hari.

Larutkan 1 cc EM-4 per satu liter air, kemudian disemprotkan ke dalam pakan ternak.
Untuk mencegah bau kotoran dan kandang ternak, larutkan EM-4 dan Molas ke dalam air dengan
perbandingan 1:1:100 kemudian disimpan dalam tempat yang tertutup rapat selama 1-2 hari kemudian
dipergunakan untuk menyemprot kandang dan pada badan ternak dengan dosis 10 cc larutan dalamn 1
liter air.

APLIKASI EM-4 DI BIDANG PERIKANAN

Manfaat :

Memperbaiki mutu air tambak.

Menguraikan bahan-bahan sisa makanan, kotoran udang / ikan menjadi senyawa organik yang
bermanfaat.

Menekan serangan mikroorganisme patogen.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tambak.

Menekan hama dan penyakit

Cara Pemakaian :

Pada saat pengolahan dasar tambak diberikan Bokashi sebanyak 5 ton/ha, selanjutnya disiram larutan
EM-4 sebanyak 4 liter/ha dan dibiarkan selama 2 minggu.

Pada saat masa pertumbuhan diberikan EM-4 sebanyak 16 liter per hektar.

Interval waktu pemberian EM-4 adalah 1 bulan sekali atau tergantung pada kondisi air tambak

APLIKASI EM-4 DI BIDANG KESUBURAN TANAH

Cara menggunakan:

Bakteri pengurai / EM4 dicampur 1 liter kedalam 200 liter air, kemudian dsiram ketanah.

Kegunaan :

untuk mempercepat proses pembuatan pupuk kompos maupun pupuk cair ( pupuk organik)

untuk mempercepat proses pengurai sisa tanaman, pada tanah.

menggeburkan tanah.

CARA MEMBUAT EM-4


CARA 1.

Sediakan ember yang mempunyai tutup. Campurkan 5 liter air pencuci beras + 5 liter air kelapa ( cari di
tukang jual kelapa di pasar )= cincangan sayur, klu bisa dtambah kulit jeruk + 1 butur ragi + 1 kg gula
jawa yang sudah dicairkan. Aduh jadi satu dalam ember, tutup dan buka serta aduk. Perlakuan buka,
aduk dan tutup kembali ini dilakukan 4 x selang waktu 4 hari, di hari ke 17 em-4 sudah jadi.

CARA 2.

Bahan :

Gula 1 kg

Terasi kg

Dadak 1 kg

Ragi tape 15 butir

Air 5 liter

Alat :

Ember

Pengaduk

Kompor

Panci

Cara membuat:

1. Air dimasak sampai mendidih kemudian dituangkan kedalam ember

2. Terasi, gula, dedak, dimasukkan kedalam ember satu persatu diaduk sampai rata.

3. Tunggu sampai dingin 3-4 jam kemudian dimasukkan ragi yang sudah ditumbuk halus kedalam ember
dan diaduk.

4. Ember ditutup rapat dan diikat dengan tali dan disimpan ditempat yang lembab

CARA 3.

Bahan-bahan
Sampah sayur, terutama kacang-kacangan

Kulit buah-buahan (papaya, pisang, rambutan, mangga, dsb.)

Bekatul, secukupnya

Gula merah, sedikit saja

Air beras, secukupnya

Cara membuat:

Sampah sayur, kulit buah-buahan dan bekatul dicampurkan. Tempatkan misalnya di dalam sebuah
ember atau penampung yang lain. Tutup. Sambil kadang-kadang diaduk, biarkan selama satu minggu
sampai membusuk sehingga menjadi EM1. EM singkatan dari Effective Microorganism, yaitu jasad renik
"ganas" yang akan mempercepat proses pengomposan. Ditengarai dengan angka 1 karena inilah cairan
mikroorganisme yang terbentuk setelah mengalami dekomposisi selama satu minggu.

Cairan EM1 dicampur dengan sampah sayur dan kulit buah-buahan. Kemudian didiamkan lagi selama
satu minggu. Cairan baru yang terbentuk disebut dengan EM2.

Cairan EM2 dicampurkan dengan bekatul, gula merah dan air beras. Dan didiamkan lagi selama satu
minggu sehingga menjadi EM3.

Diamkan lagi selama satu minggu tanpa menambahkan apa-apa. Cairan itu telah menjadi EM4.

Cara Pembiakan Bakteri

Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan dapat
dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat
dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:

Bahan dan Komposisi:

1 liter bakteri

3 kg bekatul (minimal)

kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)

kg terasi

5 liter air

Alat dan Sarana:

Ember
Pengaduk

Panci pemasak air

Botol penyimpan

Saringan (dari kain atau kawat kasa)

Cara Pembiakan:

Panaskan 5 liter air sampai mendidih.

Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus dihancurkan dulu), lalu
aduk hingga rata.

Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak betul-betul dingin,
adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan).

Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari.

Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari kurang lebih 10 menit.

Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian disimpan dalam botol yang
terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar bakteri tetap mendapatkan oksigend dari udara).

Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos, pupuk cair maupun
pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan diuraikan dibawah ini.

Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air kurang lebih 1 liter
dan menambahkan air matang dingin dan gula saja.

Anda mungkin juga menyukai