Anda di halaman 1dari 7

PROJEK

IPA
TUGAS

T
[ ILMU PENGETAHUAN ALAM & SOSIAL ]

ASPEK 1:
MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA
TEMA 1:
PENGOLAHAN LIMBAH NON B3
Oleh:
Ismadi, ST
SMK Negeri 3 Kota Batu

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 1


Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
Sekolah Menengah Kejuruan
Tahun 2022
LAMPIRAN

2
1. Lembar kerja peserta didik (LKPD) pertemuan 3

LKPD IPAS ASPEK 1


PENGOLAHAN LIMBAH NON B3
(Pertemuan ke-3)

IDENTITAS
Sekolah : SMK Negeri 3 Batu
Jurusan : PSPT
Nama : KARIMA ZAHRO WARDANIA
Kelas : X PSPT - B

ELEMEN 1
Mendesain dan mengevaluasi penyelidikan ilmiah

TUJUAN PEMBELAJARAN:
TP3
Mendesain prosedur pengolahan limbah non B3 untuk menyelesaikan
permasalahan limbah rumah tangga.

TP4
Melakukan penyelidikan ilmiah tentang prosedur pengolahan limbah non B3 yang
telah dibuat.

TP5
Mengevaluasi prosedur pengolahan limbah non B3 yang telah dilakukan

3
KEGIATAN BELAJAR 2 :
Mendesain Metode Pengolahan Limbah Non B3 Menggunakan
Teknik Composting

Lembar Kerja Peseta Didik


Pembuatan Pupuk Organik

A. Tujuan
Peserta didik mampu mengidentifikasi kegiatan pembuatan organik dari peserta
didik makanan rumah tangga sederhana sesuai prosedur

B. Rumusan Masalah
Bagaimana proses mengolah sampah skala rumah tangga menggunakan metode
composting ?
C. Dasar Teori
Secara alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alam dengan
bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposan yang
terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses
pengomposan ini telah banyak dikembangkan teknologi-teknologi pengomposan.
Baik pengomposan dengan teknologi sederhana, sedang, maupun teknologi tinggi.
Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses
penguraian bahan organik yang terjadi secara alami. Proses penguraian
dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih
cepat dan efisien. Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya
terutama untuk mengatasi permasalahan limbah organik, seperti untuk mengatasi
masalah sampah di kota-kota besar, limbah organik industri, serta limbah pertanian
dan perkebunan.
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun
anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan. Aktivator pengomposan
yang sudah banyak beredar antara lain: PROMI (Promoting Microbes), OrgaDec,
SuperDec, ActiComp, BioPos, EM4, Green Phoskko Organic Decomposer dan
SUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna
mendapatkan kompos (vermicompost). Setiap aktivator memiliki keunggulan
sendiri-sendiri.
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah
untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit.
Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri
dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan
mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan
organik.
D. Keselamatan Kerja
Untuk keselamatan kerja membuat pupuk kompos, disarankan menggunakan
sarung tangan dan juga berhati hati saat mengerjakannya, serta menjaga
kebersihan setelah mengerjakan pembuatan pupuk organik.

4
E. Alat dan Bahan Yang dibutuhkan
Alat Membuat Pupuk Kompos:
- Wadah berukuran besar dengan penutup (tong atau ember)
- Sarung tangan

Bahan Membuat Pupuk Kompos:


- Sampah rumah tangga (bisa sisa makanan atau bekas sayuran)
- Tanah
- Air secukupnya
- Arang sekam
- kapur
- Cairan pupuk EM4 sebagai tambahan

F. Langkah atau prosedur kerja


-Siapkan sampah rumah tangga yang akan diolah menjadi pupuk kompos.

- Pisahkan sampah organik (sisa makanan/dedaunan) dengan sampah plastik.


Sampah organiklah yang nantinya akan digunakan sebagai pupuk kompos.

- Siapkan wadah berukuran besar untuk membuat pupuk kompos. Jangan lupa
bahwa wadah harus dilengkapi dengan penutup agar pupuk yang dibuat tidak akan
terkontaminasi.

- Masukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang telah diisi dengan sampah
organik. Ketebalannya bisa kamu sesuaikan dengan wadah dan banyaknya sampah
organik.

- Siram permukaan tanah tersebut menggunakan air secukupnya.

- Masukkan sampah organik yang telah dicampur arang sekam(optional) dan kapur
pertanian ke dalam wadah.

- Pastikan sampah disimpan secara merata. Sebisa mungkin ketebalan sampah


setara dengan ketebalan tanah
siram dengan air yang telah bercampur EM4

- Masukkan lagi tanah ke dalam wadah. Kali ini tanah berperan sebagai penutup
sampah.

- Tutup wadah dengan rapat dan biarkan sekitar tiga minggu.

G. Hasil Pengamatan
Penggunaan kompos bermanfaat untuk menjaga kesehatan akar serta membuat
akar tanaman mudah tumbuh. Kandungan hara pada kompos memang terbilang
lebih sedikit dibandingkan pupuk anorganik. Oleh karena itu, penggunaannya harus
dilakukan dengan volume yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan hara
tanaman. Namun, dilihat dari keuntungan yang bisa diberikan kompos untuk tanah
dan tanaman, rasanya tidak rugi harus menggunakannya meskipun harus dalam
volume yang besar.

H. Analisis Data

5
Pengomposan merupakan proses dekomposisi terkendali secara biologis terhadap
limbah padat organik dalam kondisi aerobik (terdapat oksigen) atau anaerobi
(tanpa oksigen). Proses dekomposisi bahan organik dengan memanfaatkan peran
atau aktifitas organisme akan diubah menjadi kompos yang kaya dengan unsur
hara baik makro maupun mikro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman . Kompos
termasuk pupuk organik padat yang tergolong pupuk slow release.
Kompos merupakan sumber hara makro dan mikro mineral secara lengkap
meskipun dalam jumlah yang relatif kecil. Pemberian kompos dalam jangka
panjang dapat memperbaiki pH dan meningkatkan hasil tanaman pertanian. Bahan
organik tidak dapat digunakan secara langsung oleh tanaman. Umumnya bahan-
bahan organik akan mengalami penguraian secara alami dengan bantuan mikroba
maupun biota tanah lainnya dan membutuhkan waktu yang panjang dan lambat.

I. Hasil kegiatan pembuatan pupuk organik dan perhitungan ekonominya, dapat


disimpulkan sebagai berikut
Untuk peralatan seperti wadah untuk pembuatan sudah tersedia di rumah, dan
untuk tanah, air, dan sampah rumah tangga sudah tersedia di lingkungan sekitar.
Untuk keselamatan kerja berupa sarung tangan plastik seharga 2.900,00 ; arang
sekam sekitar 5.000,00 per 1kg ; kapur sekitar 7.000,00 - 8.000,00 ; dan cairan
pupuk EM4 sekitar 22.000,00

2. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik

Bahan Bacaan guru dan Peserta didik dapat dilihat pada daftar pustaka

3. Glosarium
Ekosistem : merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk
hidup dengan lingkungannya

Komunitas : Kumpulan seluruh makhluk hidup dalam satu area/daerah


Komponen Abiotik : Penyusun ekosistem yang berupa benda tak hidup
Komponen Biotik : Penyusun ekosistem yang berupa organisme
Konsumen : Makhluk hidup yang memperoleh makanan atau energi
langsung dari produsen
Pengurai atau : Organisme atau makhluk hidup yang berfungsi
dekomposer menguraikan sampah atau sisa-sisa makhluk hidup yang
mati.
Produsen : makhluk hidup yang mampu menyediakan makanan
sendiri
Temperatur : Faktor abiotik yang ikut menentukan jenis organisme yang
dapat hidup di suatu tempat tertentu.

6
4. Daftar pustaka

Anonim. 2010. Buku Kompos. (Online) https://andyjalur.files.wordpress.com


/2010/08/buku-kompos.pdf, diakses pada tanggal 09 September 2022.
Hastuti, T.,P. & Suratno. (2009). Pembelajaran ilmu pengetahuan alam dan kontekstual.
Jakarta: Karya Mandiri Nusantara
Hati, Siratul. 2018. Pembuatan Pupuk Kompos Cair dari Limbah Rumah Tangga
sebagai Penunjang Mata Kuliah Ekologi dan Masalah Lingkungan. Skripsi.
(Online). https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/2809
/1/SIRATUL%20HATI.pdf, diakses pada tanggal 10 September 2021.
Karem, S., Kaniawati, I., Fauziah, N, Y., & Sopandi, W. (2009). Belar IPA Membuka
Cakrawala
Alam Sekitar. Jakarta: PT. Setia Purna Inves.
Rohima, L. & Puspita P. (2009) Alam Sekitar IPA Terpadu. Jakarta: PT. Leuser Cita
Pustaka.
Widodo, W., Rachmadiarti, F., & Hidayati, N. S. (2017) Ilmu Pengetahuan Alam Edisi
Revisi.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Winarsih, A., Nugroho, A., Sulistyoso., M. Zajuri., Supliyadi., & Slamet, S. (2008). IPA
Terpadu. Jakarta: Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai