Anda di halaman 1dari 2

Video Membran Sel dan Dinding Sel

sel merupakan blok dasar dari semua makhluk hidup, dan dua komponen penting yang memainkan
peran krusial dalam struktur dan fungsi sel adalah membran sel dan dinding sel.

Membran sel, seperti pintu rumah, membentuk batas terluar sel dan terdiri dari lipid dan protein.
Membran ini bertindak sebagai penjaga pintu, memilih-milih substansi tertentu yang dapat masuk
dan keluar sel. Membran ini berperan penting dalam menjaga lingkungan internal sel dan mengatur
perjalanan molekul.

Pada sel tumbuhan, terdapat lapisan tambahan yang disebut dinding sel. Penutup keras ini, yang
terutama terbuat dari selulosa, memberikan dukungan struktural kepada sel tumbuhan, membantu
mereka mempertahankan bentuk dan melawan tekanan eksternal.

Pergerakan zat melintasi sel terjadi melalui dua proses penting: difusi dan osmosis. Difusi melibatkan
pergerakan molekul dari area konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah, sedangkan osmosis
adalah bentuk khusus difusi yang fokus pada pergerakan air melintasi membran sel.

Ketika sel berada dalam larutan hipotonik (dimana medium sekitarnya memiliki konsentrasi air lebih
tinggi daripada sel), sel membengkak karena masuknya air. Sebaliknya, dalam larutan hipertonik
(dimana medium eksternal memiliki konsentrasi air lebih rendah daripada sel), sel dapat menyusut,
menyebabkan suatu fenomena yang disebut plasmolisis. Plasmolisis melibatkan penyusutan
sitoplasma sel dari dinding sel.

Pada dasarnya, membran sel dan dinding sel bekerja sama untuk mengatur masuk dan keluarnya zat,
menjaga bentuk sel, dan memastikan kesejahteraan dan fungsionalitas keseluruhan sel. Memahami
struktur dan proses seluler ini sangat penting untuk memahami cara kerja yang rumit dari makhluk
hidup pada tingkat mikroskopis.

Video Sejarah Sel dan Teori Sel

Secara singkat, eksplorasi mengenai sel dan pembentukan teori sel menandai perjalanan yang
menarik dimulai pada awal abad ke-17 dengan munculnya mikroskop komposit. Inovasi teknologi ini,
yang dipelopori oleh tokoh seperti Zechariah Jensen, membuka dunia penemuan baru bagi para
ilmuwan yang ingin menjelajahi dunia mikroskopis. Secara khusus, ilmuwan Belanda Anthony van
Leeuwenhoek, meskipun tidak berlatar belakang pendidikan formal, memberikan kontribusi
signifikan dengan membuat mikroskopnya sendiri, mencapai perbesaran sekitar 200 hingga 300 kali.

Momen kunci datang dengan karya ilmuwan Inggris Robert Hooke, yang dalam bukunya
"Micrographia" tidak hanya mendokumentasikan berbagai organisme yang diamati di bawah
mikroskop, tetapi juga memperkenalkan istilah "sel" setelah mengidentifikasi struktur seperti sarang
lebah dalam irisan gabus. Sementara itu, ketidaksetujuan beberapa anggota Royal Society untuk
mengakui temuan mikroskopis Leeuwenhoek menunda pengakuan terhadap keberadaan makhluk
mikroskopis tersebut hingga tahun 1677.

Memasuki abad ke-19, ahli botani Jerman Matthias Schleiden, yang mempelajari tumbuhan, dan
zoolog Theodor Schwann, fokus pada hewan, secara independen sampai pada kesimpulan bahwa
semua makhluk hidup terdiri dari sel. Upaya kolaboratif mereka, bersama dengan ahli fisiologi Rudolf
Virchow, mencapai puncak dalam pembentukan teori sel, yang terdiri dari tiga prinsip utama: semua
organisme terdiri dari satu atau lebih sel, sel merupakan unit fungsional terkecil dari makhluk hidup,
dan sel berasal dari sel yang sudah ada.
Kemudian, penemuan mikroskop elektron pada tahun 1931 oleh Max Knoll dan Ernst Ruska
menandai lompatan revolusioner dalam biologi sel. Kemajuan teknologi ini memungkinkan ilmuwan
untuk menyelami struktur internal yang rumit dari sel, mengarah pada identifikasi fitur umum seperti
membran sel, sitoplasma, ribosom, dan DNA dalam sel dari berbagai organisme.

Cerita sejarah ini menegaskan sifat kolaboratif dan lintas disiplin dari penemuan ilmiah, dengan
kontribusi dari individu dengan latar belakang dan budaya yang beragam membentuk dasar biologi
sel modern.

Video Organel pada Sebuah Sel

Dalam video ini, narator menjelaskan berbagai organel dalam sel eukariotik, membandingkannya
dengan bagian kecil dalam tubuh seperti organ. Tiga bagian utama dari sel disorot: membran plasma
(membran sel), inti (pusat kontrol), dan sitoplasma. Sitoplasma dijelaskan sebagai bahan seperti jelly
di dalam sel di mana reaksi kimia terjadi, memberikan dukungan struktur sel.

Membran plasma, terbuat dari lipid dan protein, bersifat semipermeabel, memungkinkan molekul
tertentu masuk atau keluar dari sel. Inti, sering disebut sebagai pusat kontrol, mengandung kromatin
(DNA) dan nukleolus, yang memproduksi ribosom.

Retikulum endoplasma kasar (ER) tertutup oleh ribosom dan mengangkutnya, berkontribusi pada
sintesis protein. ER halus, tanpa ribosom, terlibat dalam produksi lipid dan lemak serta pemecahan
toksin. Ribosom, yang dibuat oleh nukleolus, mengaitkan asam amino untuk membentuk protein.

Badan Golgi menerima, memodifikasi, mengurutkan, dan mengemas protein untuk diekspor.
Mitokondria, dikenal sebagai pembangkit tenaga, menghasilkan energi melalui respirasi seluler,
menghasilkan adenosin trifosfat (ATP). Teori endosimbiosis mengusulkan bahwa mitokondria dan
kloroplas dahulu merupakan organisme independen.

Lisosom mengandung enzim pencernaan untuk memecah makanan, patogen, dan sel yang menua.
Silia dan flagela membantu pergerakan sel. Dinding sel (pada tumbuhan, fungi, dan bakteri)
memberikan dukungan struktural dengan selulosa. Kloroplas melakukan fotosintesis, dan vakuol
menyimpan zat dalam sel tumbuhan dan hewan.

Video ini menekankan fungsi dan interaksi dari organelle-organelle ini, memberikan wawasan
tentang kompleksitas dan koordinasi di dalam sel eukariotik.

Anda mungkin juga menyukai