Anda di halaman 1dari 15

Eky Okviana Armyati

 Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory)


merupakan penamaan baru dari Teori Belajar Sosial
(Social Learning Theory) yang dikembangkan oleh
Albert Bandura.
 Penamaan baru dengan nama Teori Kognitif Sosial ini
dilakukan pada tahun 1970-an dan 1980-an.
 Ide pokok dari pemikiran Bandura (Bandura, 1962) juga
merupakan pengembangan dari ide Miller dan Dollard
tentang belajar meniru (imitative learning).
 Pada beberapa publikasinya, Bandura telah mengelaborasi
proses belajar sosial dengan faktor-faktor kognitif dan
behavioral yang mempengaruhi seseorang dalam proses
belajar sosial.
Konsep utama teori bandura
 obvervational learning atau proses belajar dengan
mengamati.
 Jika ada seorang "model" di dalam lingkungan seorang
individu, misalnya saja teman atau anggota keluarga di
dalam lingkungan internal, atau di lingkungan publik
seperti para tokoh publik di bidang berita dan
hiburan, proses belajar dari individu ini akan terjadi
melalui cara memperhatikan model tersebut.
 Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku
dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan
belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia
dalam konteks interaksi timbal balik yang
berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh
lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat
berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini.
 Contohnya, seorang yang hidupnya dan dibesarkan di
dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk
memilih bermain judi, atau sebaliknya menganggap bahwa
judi itu adalah tidak baik.
 Di dalam kasus ini, teori kognitif sosial kembali ke konsep
dasar "rewards and punishments" imbalan dan hukuman,
tetapi menempatkannya dalam konteks belajar sosial.
 Baranowski, Perry, dan Parcel (1997) menyatakan bahwa
"reinforcement is the primary construct in the operant form
of learning" (p.161)
 Proses penguatan merupakan bentuk utama dari cara
belajar seseorang. Proses penguatan juga merupakan
konsep sentral dari proses belajar sosial. Di dalam teori
kognitif sosial, penguatan bekerja melalui proses efek
menghalangi (inhibitory effects) dan efek membiarkan
(disinhibitory effects).
 Teori belajar sosial menekankan, bahwa lingkungan-
lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara
kebetulan.
 lingkungan-lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah
oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut
Bandura, sebagaimana yang dikutip oleh (Kardi, S., 1997:
14) bahwa sebagian besar manusia belajar melalui
pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku
orang lain.
 Inti dari teori pembelajaran sosial adalah pemodelan
(modelling), dan permodelan ini merupakan salah satu
langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.
Penekanan perilaku manusia
 Teori Pembelajaran Sosial yang dikemukakan oleh
Bandura telah memberi penekanan tentang
bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh
persekitaran melalui peneguhan (reinforcement) dan
pembelajaran peniruan (observational learning), dan
cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu
maklumat dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana
tingkah laku kita mempengaruhi persekitaran dan
menghasilkan peneguhan (reinforcement) dan
peluang untuk diperhatikan oleh orang lain
(observational opportunity).
Teori Peniruan (Modeling)
 Albert Bandura dan Richard Walters (1959, 1963)10, telah
melakukan eksperimen lain yang juga berkenaan dengan
peniruan. Hasil eksperimen mereka mendapati, peniruan
boleh berlaku hanya melalui pengamatan terhadap
perilaku model (orang yang ditiru) meskipun tanpa
sebarang peneguhan.
 Proses belajar semacam ini disebut "observational
learning" atau pembelajaran melalui pengamatan.
Bandura, kemudian menyarankan agar teori pembelajaran
sosial diperbaiki memandangkan teori pembelajaran sosial
yang sebelumnya hanya mementingkan perilaku tanpa
memberi pertimbangan terhadap proses mental seseorang.
 Ciri-Ciri Teori Peniruan
 a.Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan
peniruan.
 b.Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa,
teladan, nilai dan lain -lain
 c. Pelajar meniru sesuatu kemahiran daripada kece kapan
demontrasi guru sebagai model.
 d.Pelajar memperoleh kemahiran jika memperoleh
kepuasan dan peneguhan yang berpatutan.
 e,Proses pembelajaran meliputi pemerhatian, peringatan,
peniruan dgn tingkah laku atau gerak balas yg sesuai,
diakhiri dengan pene guhan positif.
Jenis peniruan
 .Peniruan langsung
 Pembelajaranan langsung dikembangkan berdasarkan
teori pembelajaran sosial dari Albert Bandura.
Pembelajaranan langsung adalah model
pembelajaranan yang dirancang untuk mengajarkan
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural
yang diajarkan setahap demi setahap.
 Meniru tingkah laku yang ditunjukkan oleh model
melalui proses perhatian.
 Contoh: meniru gaya penyanyi yang disanjungi.
 Peniruan tak langsung
 Peniruan adalah melalui imaginasi atau pemerhatian secara
tidak la ngsung. Contoh: meniru watak yang dibaca dalam buku,
memerhati seorang guru mengajar rakannya.

 c.Peniruan gabungan.
 Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabung tingkah laku
yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung.
 Contoh: pelajar meniru gaya gurunya melukis dan cara mewarna
daripada
 buku yang dibacanya.

 d.Peniruan pada saat tertentu
 Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi
tertentu saja.
 contoh: Tiru fesyen pakaian di TV, tapi tidak boleh
dipakai di sekolah.

 e.Peniruan yang tidak boleh dilakukan


 Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam apa-
apa situasi.
 Contoh: pelajar meniru gaya berbudi bahasa gurunya.
Faktor-faktor Penting dalam
Pembelajaran Melalui
Pemerhatian.
 Perhatian (attention process): Sebelum meniru orang lain,
perhatian harus dicurahkan ke orang itu.Perhatian ini
dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan modelnya, sifat
model yang menarik, dan arti penting tingkah laku yang diamati
bagi si pengamat.
 Representasi (representation process): Tingkah laku yang akan
ditiru, harus disimbolisasikan dalam ingatan. Baik dalam bentuk
verbal maupun dalam bentuk gambaran/imaginasi. Representasi
verbal memungkinkan orang mengevaluasi secara verbal tingkah
laku yang diamati, dan menent ukan mana yang dibuang dan
mana yang akan cuba dilakukan. Representasi imaginasi
memungkinkan dapat dilakukannya latihan secara simbolik
dalam fikiran, tanpa benar-benar melakukannya secara fisik.
 Peniruan tingkah laku model (behavior production process):
sesudah mengamati dengan penuh perhatian, dan
memasukkannya ke dalam ingatan.
 Motivasi dan penguatan (motivation and reinforcement
process): Pembelajaran melalui pengamatan menjadi efektif
kalau pembelajaran memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat
melakukan tingkah laku modelnya. Pemerhatian mungkin
memudahkan orang untuk menguasai tingkah laku tertentu,
tetapi kalau motivasi untuk itu tidak ada, proses daripada
tingkah laku yang dihukum tidak akan berlaku. Imitasi tetap
terjadi walaupun model tidak diberi ganjaran, sepanjang
pengamatan melihat model mendapat ciri -ciri positif yang
menjadi tanda dari gaya hidup yang berhasil, sehingga diyakini
model umumnya akan diberi ganjaran.
 Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai