Anda di halaman 1dari 15

KONSEP BELAJAR

Oleh :
o Nazla Aqniya : 22235101013
o Misna Maisarah : 22235101010
o Niswatil Asra : 22235101017
o Safira : 22235101020
o Putri Safira Kamal : 22235101019
o Muhammad Asy Syaukani : 22235101011
o Firda Yana : 22235101011
TUJUAN BELAJAR

1. Mengetahui pengertian belajar

2. Dapat mengetahui teori-teori belajar

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

4. Untuk mengetahui fase-fase dalam belajar

5. Untuk mengetahui jenis-jenis belajar


PENGERTIAN / DEFINISI
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan
kepribadian dan perilaku individu. Sebagian besar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan
belajar. Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara
fisiologis . Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, minsalnya
aktivitas berfikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan,
mengungkapkan dan menganalisis. Aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan
proses penerapan atau praktik, minsalnya melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan
praktik, membuat karya produk dan apresiasi.
Menurut Surya (1997) belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu sendiri
dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Witherington (1952) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru berbrntuk keterampilan, sikap, kebiasaan,
pengetahuan dan kecakapan.
MENURUT PARA AHLI
Belajar merupakan sesuatu yang berproses yang fundamental dalam masing-masing tingkatan
pendidikan. Agar lebih memahami apa arti belajar. Kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli
berikut ini:
1. Teori Belajar Behavioristik
Belajar menurut Behavioristik adalah subuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Beliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi
belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran
yang dikenal sebagai alira Behavioristik. Aliran ini menekankan kepada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar.
2. Teori Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik, proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri.
Meskipun teori ini menekankan pentingnya isi dari proses belajar. Belajar bukan hanya sekedar
pengembangan kualita kognitif saja, melaikan sebuah proses yang terjadi dalam diri individu yang
melibatkan seluruh bagian (domain) yang ada. Domain-domain tersebut adalah: kognitif, afektif dan
psikomotorik.
3. Teori Belajar kognitivisme
Kognitivisme merupakan suatu bentuk teori yang sering disebut dengan model kognitive atau
perseptual. Didalam model ini, tingkah laku peserta didik ditentukan oleh persepsi serta pemahamanya
tentang situasi yang berhubungan dengan tujuannya.
LANJUTAN

4. Teori Belajar Konstruktivisme


Teori belajar konstruktivisme pada mulanya dikembangkan oleh Piaget sekitar pertengahan
abad 20, ia beransumsi bahwa setiap individu sudah memiliki kemampuan untuk mengontruksi
pengetahuannya sejak kecil. Pandangan Piaget ini didasarkan pada pengamatannya terhadap
buruung gereja (albino sparrow), dan ditulisnya takkala ia masih berumur sepuluh tahun.
Menurut pandangan Piaget pula, anak berposisi atau berperan sebagai subjek dalam
mengkontruksi pengetahuan, pengetahuan yang dikontruksinya itu menjadi bermakna.
Sebaiknya, pengetahuan yang diperoleh melakui proses “memberitahukan”, pengetahuan itu
menjadi tidak bemakna karena pengetahuan tersebut diingat sementara.
FAKTOR-FACTOR MEMPENGARUHI BELAJAR
Secara global, faktor faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga
macam, yakni :
(1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siwa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan Rohani

siswa.

(2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

(3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi

strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pembelajaran.

1. Faktor internal siswa

Faktor yang berasal dari siswa itu sendiri meliputi dua aspek, yakni; aspek fisiologis yang bersifat
jasmaniah dan aspek psikologi yang bersifat Rohani.
LANJUTAN

a. Aspek fisiologi

Kondisi umum dan jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan
sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan instensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ
tubuh yang lemah, apalagi disertai dengan pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta
(kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak membekas.

b. Aspek psikologi

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan
pembelajaran siswa. Namun, diantara faktor-faktor tersebut yang dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut:

1) Inteligensi siswa
2) Sikap siswa
3) Bakat siswa
4) Minat siswa
5) Motivasi siswa
LANJUTAN
2. Faktor eksternal siswa
Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga sendiri ada dua macam, yakni: faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga
siswa keluar itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketengangan keluarga,
dan demografi keluar (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap
kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
b. Lingkungan non-sosial
Faktor_faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah
tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa.
LANJUTAN

3. Faktor pendekatan belajar


Pendapat belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang
keefektifan dan efisiensi proses peoses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti
seperangkat Langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau
mencapai tujuan belajar tertentu.
JENIS-JENIS BELAJAR
Dalam proses belajar dan mengajar dikenal adanya macam-macam kegiatan yang berbeda-beda, baik dalam
aspek materi dan metodenya dapat dalam aspek tujuan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman
jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang bermacam-
macam, jenis-jenis belajar antara lain sebagai berikut:
A. Belajar abstrak.
Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berfikir abstrak yaitu untuk memperoleh pemahaman
dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Diperlukan peranan akal yang kuat disamping penguasaan atas
prinsip, konsep, dan generalilasi.
B. Belajar keterampilan.
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motoric yakni berhubungan dengan
urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular), Yaitu untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah
tertentu.
C. Belajar social.
Belajar sosial pada dasarnya ialah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan
masalah. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah
sosial seperti masalah keluarga, persahabatan, kelompok dan masalah-masalah yang bersifat kemasyarakatan .
LANJUTAN
D. Belajar pemecahan masalah.
Belajar permasalahan masalah pada dasarnya ialah belajar dengan menggunakan metode-metode
ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur,dan teliti.Tujuannya untuk memperoleh kemampuan
dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah rasional, lugas, dan tuntas.
E. Belajar rasional

Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional
(sesuai dengan akal sehat). Tujuannya untuk memperoleh anekaragam Kecakapan menggunakan prinsip-
prinsip dan konsep-konsep. Dengan belajar rasional siswa diharapkan memiliki rational problem solving,
yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat,
logis, dan sostematis.

F. Belajar kebiasaan.

Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-
kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar siswa memperoleh sika-sikap dan kebiasaan-kebiasan baru
yang lebih positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu.
LANJUTAN
G. Belajar apresiasi.

Belajar apresiasi ialah belajar mempertimbangkan (judgement) arti penting atau nilai suatu obejek.
Tujuanya agar siswa dapat memperoleh dan mengimbangkan kecakapan ranah rasa (affective skill),
yaitu mengahargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu.Bidang studi yang dapat menunjang
tercapainya belajar apresiasi yaitu bahasa dan satra, prakarya, dan kesenian. Sedangkan dalam studi
agama misalnya baca tulis AL-Qu'un.

H. Belajar pengetahuan.

Belajar pengetahuan (studi) ialah belajar dengan melakukan penyelidikan mendalam terhadap suatu
objek pengetahuan. Studi ini dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk
menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiata investigasi dan eksperimen. Tujuannya agar
siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu.
FASE-FASE BELAJAR
Karena belajar itu merupakan aktivits yang berproses, sudah tentu di dalamnya terjadi perubahan-
perubahan yang bertahap. Perubahan-perubahan tersebut timbul melalui fase-fase yang antara satu dengan
lainnya bertalian secara berurutan dan fungsional.
Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penetang S-R Bond (barlow, 1985), dalam peoses pembelajaran
siswa menempuh tiga fase:

A. Tahap informasi (tahap penerimaan materi)

Seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang
dipelajari.

B. Tahap tranformasi (tahap pengubahan materi)

Informasi yang telah diperoleh itu dianalis, diubah atau ditransformasikan tadi dapat ditransformasikan
menjadi bentuk yang abstrak dan konseptual.

C. Tahap evaluasi.

Seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah ditransformasi tadi dapat
dimanfaatkan untuk memahami gejala atau masalah yang dihadapi.
KESIMPULAN

Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada
tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang buruk.
Dari bebagai definisi belajar yang telah dikemukakan para ahli dapat disimpulkan bahwa pada
hakikatnya bealajar adalah proses penugasan tertentu yang dipelajari.

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau usaha yang disadari untuk meningkatkan
kualitas kulitas kemampuan atau tingkah laku dengan menguasai sejumlah pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua yakni, faktor
internal dan eksternal.

Belajar itu merupakan aktivitas yang berproses jadi menurut Jerome S. Bruner dalam proses
pembelajaran terdapat tiga fase yaitu, fase informasi, fase transformasi, dan fase evaluasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai