Oleh :
o Nazla Aqniya : 22235101013
o Misna Maisarah : 22235101010
o Niswatil Asra : 22235101017
o Safira : 22235101020
o Putri Safira Kamal : 22235101019
o Muhammad Asy Syaukani : 22235101011
o Firda Yana : 22235101011
TUJUAN BELAJAR
siswa.
(2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
(3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pembelajaran.
Faktor yang berasal dari siswa itu sendiri meliputi dua aspek, yakni; aspek fisiologis yang bersifat
jasmaniah dan aspek psikologi yang bersifat Rohani.
LANJUTAN
a. Aspek fisiologi
Kondisi umum dan jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan
sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan instensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ
tubuh yang lemah, apalagi disertai dengan pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta
(kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak membekas.
b. Aspek psikologi
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan
pembelajaran siswa. Namun, diantara faktor-faktor tersebut yang dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut:
1) Inteligensi siswa
2) Sikap siswa
3) Bakat siswa
4) Minat siswa
5) Motivasi siswa
LANJUTAN
2. Faktor eksternal siswa
Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga sendiri ada dua macam, yakni: faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
a. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga
siswa keluar itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketengangan keluarga,
dan demografi keluar (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap
kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
b. Lingkungan non-sosial
Faktor_faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah
tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa.
LANJUTAN
Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional
(sesuai dengan akal sehat). Tujuannya untuk memperoleh anekaragam Kecakapan menggunakan prinsip-
prinsip dan konsep-konsep. Dengan belajar rasional siswa diharapkan memiliki rational problem solving,
yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat,
logis, dan sostematis.
F. Belajar kebiasaan.
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-
kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar siswa memperoleh sika-sikap dan kebiasaan-kebiasan baru
yang lebih positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu.
LANJUTAN
G. Belajar apresiasi.
Belajar apresiasi ialah belajar mempertimbangkan (judgement) arti penting atau nilai suatu obejek.
Tujuanya agar siswa dapat memperoleh dan mengimbangkan kecakapan ranah rasa (affective skill),
yaitu mengahargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu.Bidang studi yang dapat menunjang
tercapainya belajar apresiasi yaitu bahasa dan satra, prakarya, dan kesenian. Sedangkan dalam studi
agama misalnya baca tulis AL-Qu'un.
H. Belajar pengetahuan.
Belajar pengetahuan (studi) ialah belajar dengan melakukan penyelidikan mendalam terhadap suatu
objek pengetahuan. Studi ini dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk
menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiata investigasi dan eksperimen. Tujuannya agar
siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu.
FASE-FASE BELAJAR
Karena belajar itu merupakan aktivits yang berproses, sudah tentu di dalamnya terjadi perubahan-
perubahan yang bertahap. Perubahan-perubahan tersebut timbul melalui fase-fase yang antara satu dengan
lainnya bertalian secara berurutan dan fungsional.
Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penetang S-R Bond (barlow, 1985), dalam peoses pembelajaran
siswa menempuh tiga fase:
Seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang
dipelajari.
Informasi yang telah diperoleh itu dianalis, diubah atau ditransformasikan tadi dapat ditransformasikan
menjadi bentuk yang abstrak dan konseptual.
C. Tahap evaluasi.
Seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah ditransformasi tadi dapat
dimanfaatkan untuk memahami gejala atau masalah yang dihadapi.
KESIMPULAN
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada
tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang buruk.
Dari bebagai definisi belajar yang telah dikemukakan para ahli dapat disimpulkan bahwa pada
hakikatnya bealajar adalah proses penugasan tertentu yang dipelajari.
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau usaha yang disadari untuk meningkatkan
kualitas kulitas kemampuan atau tingkah laku dengan menguasai sejumlah pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua yakni, faktor
internal dan eksternal.
Belajar itu merupakan aktivitas yang berproses jadi menurut Jerome S. Bruner dalam proses
pembelajaran terdapat tiga fase yaitu, fase informasi, fase transformasi, dan fase evaluasi.
TERIMAKASIH