1 a).
Teori kognitif lahir sebagai kritik atas teori behaviorisme. Bahwa proses belajar pada
manusia tidak hanya cukup dengan stimulus dan respon saja (faktor eksternal) tetapi banyak hal
yang terjadi dalam diri individu selama proses belajar (faktor internal). Menurut Piaget,
pengetahuan adalah proses mengetahui melalui interaksi dengan lingkungan, dan pengetahuan
itu berkembang melalui adaptasi individual dengan lingkungan, dan terus-menerus berubah
(Piaget, 1980). Karena itu, dalam proses pengambangan pengetahuan baru (knowing), individu
dan lingkungan tidak dapat dipisahkan.
Pegetahuan adalah konstruksi yang berkesinambungan (Piaget, 1972). Pengetahuan
mengacu pada logika alamiah, yang merupakan kecerdasan anak yang berkembang. Pengetahuan
(mengetahui) dikonstruksi melalui interaksi individu dengan lingkungan begitu pula dengan
kecerdasan. Dengan kata lain, untuk menjawab pertanyaan mengenai bagaimana manusia maju
dari satu tahap konstruksi pengetahuan ke tahap pengetahuan yang lebih memadai adalah
berkaitan dengan cara kecerdasan berinteraksi dengan lingkungan.
Fokus dari teori Jean Piaget adalah menemukan asal muasal logika alamiah dan
transformasinya dari satu bentuk penalaran ke penelaran lain. Ada empat faktor yang diperlukan
untuk transformasi perkembangan dari satu bentuk penalaran ke bentuk yang lain. Faktor itu
adalah lingkungan fisik, kematangan, pengaruh sosial, dan proses yang disebut sebagai
penyeimbangan (Equilibration). (Piaget, 1997)
1b).
Nama Tumbuhan
Akar
Bentuk Batang
Bentuk Daun
Bunga
Buah
...
2 a). Sebelum toeri behavioristik lahir, riset tentang otak manusia untuk menjelaskan tentang kinerja
neuron sebagai jawaban dari teka-teki otak/pikiran manusia tidak memiliki jawaban yang pasti.
Perspektif strukturalis dari Wundt percaya akan perlunya penelitian dasar yang mempelajari
tentang otak manusia. Oleh karenanya, kaum strukturalis tidak percaya pada penelitian-penelitian
aplikatif yang menggunakan binatang untuk dirampatkan kepada manusia, terutama tentang cara
kerja otak manusia. Para strukturalis kemudian menggunakan alat "instrospeksi" laporan diri
(self-report) tentang proses berpikir sebagai cara untuk mempelajari kerja otak manusia. Namun
alat tersebut dikritik oleh banyak kalangan karena menghasilkan data dan informasi yang sama
sekali tidak konsisten sehingga tidak dapat dipercaya.
Kemudian para ahli psikologi fungsionalis menyatakan perlu adanya kajian tentang
perilaku, selain kajian tentang fungsi proses mental, dan hubungan antara proses mental dan
tubuh manusia. Berangkat dari keterbatasan perspektif strukturalis dan psikologi fungsionalis,
John B. Watson memulai upayanya untuk mengkaji perilaku, terlepas dari proses mental dan
lain-lain. Watson percaya bahwa, semua makhluk hidup menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya melalui respons. Asumsi inilah yang menjadi landasan dasar dari teori belajar
behaviorisme selanjutnya.
2 b). Dalam teori belajar behaviorisme belajar merupakan perubahan tingkah laku hasil interaksi
aritara stimulus dan respons, yaitu proses manusia untuk memberikan respons tertentu
berdasarkan stimulus yang datang dari luar. Teori behaviorisme menekankan pada hasil (output)
berupa perubahan perilaku. Stimulus dan respon yang diberikan seringkali disertai dengan
penguatan (reinforcement)
Contoh rancangan kegiatan belajar sesuai teori belajar behavirisme adalah dengan
pembiasaan yang berulang-ulang. Tahapan yang dilakuaan antara lain: 1) guru menentukan
tujuan pembelajaran yang harus dikuasi peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran,
2) guru memerintahkan peserta didik untuk mengikuti/melakukan kegiatan sesuai dengan contoh
atau instruksi yang diberikan berulang-ulang sampai bisa atau terbiasa. Pada saat peserta didik
selesai mengerjakan, guru memberi penguatan misalnya dengan memberi pujian atau hadiah
sehingga peserta didik memiliki semangat untuk melakukan hal yang serupa di lain waktu.
2 c). Media pembelajaran berupa hadiah (bisa berupa alat tulis, perlengkapan sekolah)
No
1
Nama Siswa
Nilai
Penghargaan