Anda di halaman 1dari 2

TUGAS TUTORIAL 2

MATA KULIAH: PSIKOLOGI SOSIAL

NAMA : ANANG SEFRIANDI

NIM : 043203652 

No Soal Skor
Maksimal
1 Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dengar penggunaan kata sikap, seperti: 40
“sikapnya sama sekali tidak sopan’’; “kok sikapnya berubah-buah ya….tadi
katanya setuju sekarang katanya tidakny atidak setuju”, dan sebagainya.
Penggunaan kata sikap, sesungguhnya memiliki arti yang berbeda antara yang
ada dalam masyarakat umumnya  dengan yang didefinisikan oleh psikologi
sosial.

Jelaskan konsep sikap yang ada dalam  masyarakat umum dan yang
didefinisikan oleh psikologi sosial.

Jawaban harus didasarkan pada teori tentang sikap, bukan berdasarkan


pendapat Anda.

JAWAB Dalam pengertian psikologi, sikap yang dimiliki oleh individu atau suatu
kelompok senantiasa ada objeknya yang bisa berupa “objects, groups, events,
atau symbol”, sehingga sangat boleh jadi sikap yang dimiliki oleh individu atau
suatu kelompok tidak terbatas jumlahnya, misalnya, objek sikap kelompok
Muslim bisa Presiden Bush, Israel, berbagai negara yang mendukung Amerika
Serikat dalam perang Irak, kapitalisme, komunisme, Undang-Undang perjudian,
bunga bank, minuman keras, dan lain-lain. Selain objek sikap negatif yang
jumlahnya bisa sangat banyak, objek sikap kelompok Muslim bisa berupa kitab
suci Al-Quran, jihad, Irak, Bank syariah, masjid, makanan halal, dan lain-lain.
Sedangkan sikap dalam pengertian masyarakat umum sering tidak memiliki
objek sikap, misalnya “sikap tegas” dalam contoh pemimpin di atas jelas tidak
menunjukkan objek sikapnya, seperti sikap tegas terhadap koruptor, mafia
pengadilan, kasus lumpur lapindo, masalah tenaga kerja wanita dan lain-lain.

2 Dalam psikologi sosial, sikap seseorang bukan sesuatu yang bersifat menetap,  
tetapi dapat berubah-ubah karena berbagai hal yang mempengaruhinya.
 
Jelaskan:
 
 a. Faktor- faktor pembentuk sikap
30
 b. Pengaruh media massa dalam membentuk sikap  seseorang
30
JAWAB a. Faktor-faktor pembentuk sikap
1. Beberapa sikap individu bisa terbentuk karena pengalaman langsung
dengan objek sikap. Sebagai contoh, seseorang menjauhi atau menghindari
anjing (sikap negatif) karena ia pernah digigit anjing. Sikap yang terbentuk
melalui pengalaman langsung ini akan semakin kuat atau menetap pada
seseorang apabila diikuti oleh faktor penguat.
2. Sikap dapat juga terbentuk secara “mendadak” atau “tiba-tiba”. Boleh jadi
seseorang tidak mempunyai perhatian atau bahkan apatis terhadap
pemilihan Bupati di wilayahnya. Dengan kata lain, siapa pun yang akan
terpilih menjadi Bupati, ia tidak peduli. Namun, tatkala ia ditanya mengenai
sikapnya terhadap salah satu calon Bupati, kemungkinan ia akan
mengatakan bahwa dirinya tidak menyukai calon Bupati tersebut (sikap
negatif) dan ia lebih menyukai calon Bupati lainnya (sikap positif).
3. Sikap dapat juga terbentuk tanpa melalui pengalaman langsung seperti
berbagai contoh terdahulu. Pada saat kita masih anak-anak, orang tua
merupakan sumber utama pembentukan sikap. Sikap anak terhadap
makanan bergizi (susu, telur, daging) sangat ditentukan oleh apakah ibunya
tadi mengolah atau memasak makanan bergizi tersebut (dirasakan sedap
atau tidak sedap oleh anak).
4. Sumber utama lain pembentukan sikap adalah kelompok teman sebaya.
Sikap remaja terhadap musik, kelompok musik, mode, gaya rambut, dan
lain-lain sering merupakan hasil pergaulan sesama remaja.
5. Status atau kedudukan seseorang ternyata mempengaruhi pembentukan
sikap. Studi Lieberman (1956) menunjukkan bahwa karyawan yang
dipromosikan oleh pihak manajemen ternyata akan bersikap membea atau
bersikap positif terhadap kepentingan manajemen dibandingkan dengan
karyawan yang tidak dipromosikan oleh pihak manajemen.

b. Pengaruh media massa dalam membentuk sikap seseorang


Di samping pengalaman langsung, orang lain, dan status, sikap juga bisa
terbentuk melalui media massa. Bukti mengenai hal ini dapat dilihat pada
betapa kuatnya tayangan iklan (cokelat, vitamin, susu dan lain-lain)
terhadap anak-anak. Penelitian Taras, dkk (1989, dalam Deaux, Dane, &
Wrightsman, 1993) menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara
permintaan anak akan makanan tertentu dengan frekuensi anak
menyaksikan iklan di televisi mengenai makanan yang dimintanya. Di
Indonesia acara TV yang banyak diprotes oleh khalayak penonton TV
adalah tayangan smaked-down karena konon banyak anak yang meniru
gerakan action yang sangat membahayakan mereka dari para pegulat yang
disaksikannya.

    100

Anda mungkin juga menyukai