Anda di halaman 1dari 16

Perkuliahan Psikologi

Positif
Dr. Alfaiz, S.Psi., M.Pd.,CPT

Link Meeting Virtual (Google Meeting) Pertemuan 15


https://meet.google.com/uba-stgw-mvg
Materi ke 13 / Minggu Ke 15: Intervensi / Coaching
untuk Meningkatkan Subjective Well-being
Poin Pembahasan
1. Permasalahan & Model Gangguan Mental
2. Dimensi Mental yang Positif
3. Intervensi Psikologi Positif (Psikoterapi proses Transforming
Self)
4. Intervensi Positif pada Anak, Remaja, Dewasa dan Regulasi
dalam Pendidikan
5. Intervensi Resiliensi, Emosi Positif, Happiness
1. Permasalahan & Model Gangguan Mental

Definisi Gangguan Mental (Psychilogical Disorder/Neurosis)


Suatu bentuk tingkah laku atipikal - berbeda dari yang biasanya – jarang terjadi
Efek dari gangguan psikologis dapat menyebabkan stres pada penderita
Terdapat penurunan signifikan terhadap fungsi sosial dan pekerjaan penderitanya.
Bertentangan dengan nilai/norma kelompok
Sesuatu yang Tidak diharapkan

Kombinasi dari Kognisi – Afeksi – Psikomotor dalam lingkup Nature of Human and
Negative Nurture of Environment and Experience of Negative event
Permasalahan & Model Gangguan Mental
Model Kombinasi Penyebab Gangguan Psikologis

Diathesis-stress model:
Adanya kondisi terberi yang dimiliki oleh
penderita (diathesis) dan disertai dengan faktor
stressor lingkungan, Sehingga memicu munculnya
gangguan psikologis
Bio-psycho-social model:

Memperhitungkan kondisi terberi,


pengalaman pribadi, dan keadaan hidup,
Sehingga memicu munculnya gangguan
psikologi.

mengasumsikan bahwa faktor biologis,


sosial budaya, dan psikologis
menggabungkan dan berinteraksi untuk
menghasilkan gangguan psikologis
Jenis Psychological Disorder / Mental
Illness 5 Mcam Anxiety
Disorder yaitu
1. Obsesive
Anxiety Disorder Kompulsive
5 Symptom 2. Post traumatic
Mayor yaitu stress disorder
Panic 3. Mood disorder
Disorder, (Depresi dan Bipolar
Distressing
Phobic Disorder)
Disorder, 4. Disosiatif Identity
Generalized Disorder (hilang
Anxiety kesadaran identitas
Persistent Anxiety diri) sama halnya
Disorder
(GAD) dengan split
personality)
Maladaptive 5. Schizoprhenia
Behavior 6. Personality DIsorder
2. Dimensi Mental yang Positif

Dimensi mental yang positif mrupakan sudut pandang dan aspek dari Kesehatan mental yang menjadi
kesejahteraan diri manusia yang menjadi kekuatan pribadi manusia.

Dimensi mental yang positif menurut Mick Power adalah


1. Dimensi Individual : yaitu manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan dan kebutuhan psikologis dan
fisiologis yang menjadikannya sempurna sejauh persepsinya. Maka mental yang positif dari sisi individual
adalah pemahaman akan keunikan dirinya dan usaha untuk menyatakan keunikan tersebut dengan cara yang
benar dan waktu yang tepat untuk mencapai kepuasan pribadinya.
2. Dimensi Psikis : dimiensi psikologis yaitu dimensi afeksi/emosional, dimensi kognitif yaitu pengetahuan,
pengalaman dan interpretasi informasi yang diperoleh serta psikomotor wujud perilaku yang terrealisasi.
Dalam hal ini dimensi psikis adalah bagaimana individu tadi mempertahankan status emosi, kognitif dan
psikomotor berjalan dengan positi selalu berusaha menjadikan 3 bagian tersebut menjadi satu kesatuan
psikologis yang tidak berubah.
3. Dimensi Fisiologis : hal ini keterkaitan dengan pertumbhan dan perkembangan hormone biologis manusia
yang diperoleh melalui genetic, yang menjadi penggerak fungsi fisik individu
4. Dimensi sosial spiritual : hal ini berkaitan dengan dimensi eksternal manusia yang bersifat environmentalis
dan spiritual keyakinan beragama dalam ibadah dan amal
Lanjutan
Menurut Muhammad Mahmud ada 9 Ciri karakteristik mental sehat:
1. Ketenangan dan Rileks menjalani hidup
2. Memadai setiap aktivitas (ada penyaluran setiap kondisi berat dan ringan)
3. Menerima keadaan dirinya dan orang lain serta lingkungan
4. Adanya kemampuan untuk menjaga diri dari pengaruh negative dan ikhtiar untuk menemukan
lingkungan yang lebih baik.
5. Kemampuan bertanggung jawab baik internal dan eksternal
6. Memiliki keberanian untuk berkorban mencapai tujuan dan mengakui kesalahan
7. Memiliki efikasi diri untuk membentuk relasi social yang baik
8. Memiliki mimpi dan ikhtiar yang realistic sehingga bisa di capai
9. Satisfaction in life and process yang menghasilkan kebahagiaan menyikapi setiap proses
dengan nilai positif
3. Intervensi Psikologi Positif (Psikoterapi proses
Transforming Self)

Dalam perspektif psikologi positif, perubahan pikiran, emosi dan perilaku manusia sebenarnya
didasarkan pada
1. Sejauhmana individu mempartisi potensi kognitif atau kesadarannya
2. Sejauhmana individu mengedepankan sisi pandang dorongan emosi yang ada pada dirinya
3. Sejauhmana individu membatasi respon terhadap realita lingkungannya.
Tiga hal tersebut salah satu prinsip untuk mengintervensi kesadaran, emosional dan perilaku individu
sehari – hari dalam perspektif psikologi positif. Permasalahan ketidaksehatan individu dalam hidup
karena sitgmatisasi suatu kata dan makna yang dianggap itu jelek. Seperto dalam pandangan filosofis
yaitu
4. Perspektif Realistis
5. Perspektif Optimism Dalam setiap persepktif tersebut semuanya ada tempat dan
konsistensinya, dalam artikata adakalanya ke 4 perspektif tadi
6. Perspektif Pesimistis disikapi dalam realita hidup kita.
7. Perspektif Flexibility
4. Intervensi Positif pada Anak, Remaja, Dewasa
dan Regulasi dalam Pendidikan
Intervensi positif dalam psikologi untuk membentuk kesejahteraan (well-being) anak remaja dan dewasa dalam hal
kognitif, afeksi dan psikomotor untuk sukses mendapatkan kehiduan bermakna adalah adanya regulasi dan aktivitas
dalam meningkatkan potensi mereka. Potensi positif yang perlu diintervensi adalah
1. Potensi dari fungsi edukasi : dalam Pendidikan diajarkan manusia untuk tahu mana yang baik dan buruk dan mana
yang benar dan salah mana yang halal dan haram dan bagaimana cara hidup yang baik dan benar untuk mencapai
tujuan tadi. Maka manusia yang berperilaku sehat mendapatkan fungsi Pendidikan dalam proses kehidupannya
yaitu memiliki perilaku terdidik sesua tuntunan agam dan kitab suci
2. Potensi positif dari fungsi penyelamat : dengan fungsi edukasi berjalan dalam perilaku sehari-harinya maka muara
akhirnya adalah mencapai keselamatan dalam perilaku itu endiri baik dunia dan akhiratnya
3. Potensi positif dari fungsi pendamai : dengan memahami keselamatan dunia dan akhirat manusia menyaari bagwa
dengan paham yang baik dan benar maka manusia menjadi makhluk yang damai dan hidup bersama sesuai
ketentuan agama dan aturan prinsip hidup.
4. Sebagai kontrol social dalam perilaku social masyarakat
5. Potensi yang positif dalam sikap yang kreatif dengan lingkungan social dan agama
6. Potensi positif sebagai transformasi sehingga kecenderungan yang jelek menjadi lebih baik sesuai tuntunan agama
Upaya intervensinya melalui proses kehidupan
dan belajar sepanjang hayat
Upaya pengembangan potensi positif yang berimbas dalam perilaku sehari- hari diantaranya
1. Sibuk kan individu tersebut dalam kegiatan keagamaan : seperti kegiatan pengajian, pesantren kilat, aktif
dalam kegiatan masjid dan berikan kepercayaan dalam kegiatan positif lainnya di masyarakat
2. Sibukkan individu tersebut dalam kegiatan akademik : yaitu kegiatan belajar yang mengasah otak dan
potensi afeksi/akhlak dan psikomotor yaitu perilaku tampilan fisik . Sehingga cerminan dari perilaku
individu sesuai dengan cerminan bagaimana akal pikiran yang dilatih dalam ilmu yang bermanfaat sehingga
perilaku pun seiring dengan jalannya ilmu yang dari akal, dan perasaan dan emosi yang tenang dari akhlak
dan tempilan perilaku fisik wujud dari manifestasi akal dan akhlak tadi.
3. Carilah lingkungan yang penuh dengan manusia-manusia yang mengharapkan hal yang terbaik dari bagian
terbaik dari diri individu tadi : dalam arti kata adalah lingkungan yang mendukung keunggulan individu tadi
focus pada kelebihannya bukan kelemahannya. Keunggulan inilah hal yang terbaik yang diinginkan
lingkungan tadi sehingga individu tadi merasa diterima dan menjadi kecanduan dalam berbuat baik dan
mengembangkan potensi psitifi dirinya.
4. Selalu latih individu dan biasakan pola fikir yang berpositif thinking dengan realita. Jalani kehidupan realita
ini, karena kita tidak bisa mengubah realita tapi kita bisa memahami dan menyesuaikan diri dengan realita
dalam konteks tetap menjaga koridor aturan yang ideal, prinsip dan agama kita.
5. Intervensi Resiliensi, Emosi Positif, Happiness
1. Quality of Life Therapy (QOLT)
QOLT lebih dinamis dan pendekatan unik untuk membantu masalah dan memecahkan masalah klinis. Frisch
mengembangkan QOLT sebagai bentuk pelatihan kondisi negative hidup seseorang. QOLT bertujuan
meningkatkan kebahagiaan dengan focus pada life balance, growth opportunities and positive development.
Untuk mengajak klien menyadari bahwa dia punya abundance of quality that need to be fullfil.

2. Expressing Writing Paradigm


Paradigma mengekspresikan diri ddengan tulisan adalah cara bru dalam melatih bagaimana kita
mengkonsepkan hal yang Bahagia dalam idri kita dengan menuliskan cerita atau tujuan dan impian kita dan
bagaimana kita mencapai tujuan tersebut, hal ini memberikan pengaruh positif pada diri klien, seperti
halnya yang dilakukan Laura King bahwa orang yang menulis tentang prestasi dan cita2 ke depannya
memiliki perasaan optimis dalam mencapai tujuannya sebelum di tes maupun setelah di tes, berbeda
dengan orang yang menceritakan masalah atau traumatiknya, maka lebih pesimis dan kurang mood dalam
komunikasi setelah menulis tadi.
Hal ini sama dengan bagaimana self talk yang mempengaruhi persepsi dan kondisi emosional individu ,
begitu juga dengan EWP coaching ini yang mana ketika individu menulis saa halnya mengatakan ke diri
sendiri melalui tulisan
Lanjutan

3. Positive Reminiscence
Therapists, according to common wisdom, spend a large portion of their sessions asking about the past,
taking family histories, and exploring childhood events. By contrast, many people view coaching as more
forward focused, with an explicit emphasis on future outcomes and activities

Akan tetapi, pelatihan juga lebih baik dibandingkan dengan terapi, bahwasanya coaching proses
pembiasaan hingga juga memanfaatkan kenangan-kenangan positif untuk meingkatkan kesejahteraan
dan kebahagiaan hidup manusia, dengan dilatih dan dibiasakan untuk mengambil kenangan manis dari
kehidupan kita =, kita terlatih untuk mengambil makna positif dari kehidupan kita, sehinggga
menghadapi problem menjadi lebih memiliki harmoni (Bryant, Diener, 2010).
Lanjutan

5. Forgiveness and Gratitude and Altruism


there is a more pleasant side of forgiveness as well. Accepting an apology can feel good, and forgiveness
can be an important part of living by a personal moral code. Researcher found The results of their studies
show that forgiving attitudes can be increased and that doing so resulted in more feelings of hope, lower
feelings of hostility, and that these benefits lasted up to a year.
Researchers and theorists suspect that gratitude serves several important functions. First, it helps people
maintain their close connections with others. Reminding yourself of how your intimate relations have
supported you in times past will generally predispose you to look on these folks favorably. Being thankful
can also counter negative moods by focusing attention on positive aspects of life.
Researcher Michael McCullough has also found gratitude to be linked to more helping behaviors, high
positive emotions, life satisfaction, increased hope, and lower feelings of depression, anxiety, envy, as
well as less materialistic attitudes.
University of Missouri psychologist Laura King says that the link between altruism and happiness is so clear
that one of the surest routes to emotional fulfillment is if we all start lending a hand. “People who want
to live a more fulfilling life”.
Referensi
1. Joseph, S., Positive Psychology in Practice : Human Flourushing in work, health,
education, and every day life, Wiley, Inc., 2015
2. Diener, R.B, & Dean, B., Positive Psychology Coaching, John Wiley & Sons, Inc,
2007
3. Power, M. (2016). Undersatnding Happiness, Routledge
4. Alfaiz, Hidayah, N, Hambali, IM, & Radjah, C. L. (2019a). Human Agency as a Self-
Cognition of Human Autonomous Learning: A Synthesized Practical of Agentic
Approach. Journal of Social Studies Education Research. Vol. 10. No. 4.
https://www.jsser.org/index.php/jsser/article/view/1370.
5. Jalaludin, 2010, Psikologi Agama. Rajawali Press, Jakarta
6. Dadang Hawari, 2005. Ilmu Kedokteran Jiwa dalam Alquran. Bandung
Be Smart
Be Dedication
Be The Best
Be The Positive

Dr. Alfaiz, S.Psi., M.Pd.,CPT

Thanks a Lot for This Fifthteen Meeting


See You All in Next Week

Anda mungkin juga menyukai