Positif
Dr. Alfaiz, S.Psi., M.Pd.,CPT
Kombinasi dari Kognisi – Afeksi – Psikomotor dalam lingkup Nature of Human and
Negative Nurture of Environment and Experience of Negative event
Permasalahan & Model Gangguan Mental
Model Kombinasi Penyebab Gangguan Psikologis
Diathesis-stress model:
Adanya kondisi terberi yang dimiliki oleh
penderita (diathesis) dan disertai dengan faktor
stressor lingkungan, Sehingga memicu munculnya
gangguan psikologis
Bio-psycho-social model:
Dimensi mental yang positif mrupakan sudut pandang dan aspek dari Kesehatan mental yang menjadi
kesejahteraan diri manusia yang menjadi kekuatan pribadi manusia.
Dalam perspektif psikologi positif, perubahan pikiran, emosi dan perilaku manusia sebenarnya
didasarkan pada
1. Sejauhmana individu mempartisi potensi kognitif atau kesadarannya
2. Sejauhmana individu mengedepankan sisi pandang dorongan emosi yang ada pada dirinya
3. Sejauhmana individu membatasi respon terhadap realita lingkungannya.
Tiga hal tersebut salah satu prinsip untuk mengintervensi kesadaran, emosional dan perilaku individu
sehari – hari dalam perspektif psikologi positif. Permasalahan ketidaksehatan individu dalam hidup
karena sitgmatisasi suatu kata dan makna yang dianggap itu jelek. Seperto dalam pandangan filosofis
yaitu
4. Perspektif Realistis
5. Perspektif Optimism Dalam setiap persepktif tersebut semuanya ada tempat dan
konsistensinya, dalam artikata adakalanya ke 4 perspektif tadi
6. Perspektif Pesimistis disikapi dalam realita hidup kita.
7. Perspektif Flexibility
4. Intervensi Positif pada Anak, Remaja, Dewasa
dan Regulasi dalam Pendidikan
Intervensi positif dalam psikologi untuk membentuk kesejahteraan (well-being) anak remaja dan dewasa dalam hal
kognitif, afeksi dan psikomotor untuk sukses mendapatkan kehiduan bermakna adalah adanya regulasi dan aktivitas
dalam meningkatkan potensi mereka. Potensi positif yang perlu diintervensi adalah
1. Potensi dari fungsi edukasi : dalam Pendidikan diajarkan manusia untuk tahu mana yang baik dan buruk dan mana
yang benar dan salah mana yang halal dan haram dan bagaimana cara hidup yang baik dan benar untuk mencapai
tujuan tadi. Maka manusia yang berperilaku sehat mendapatkan fungsi Pendidikan dalam proses kehidupannya
yaitu memiliki perilaku terdidik sesua tuntunan agam dan kitab suci
2. Potensi positif dari fungsi penyelamat : dengan fungsi edukasi berjalan dalam perilaku sehari-harinya maka muara
akhirnya adalah mencapai keselamatan dalam perilaku itu endiri baik dunia dan akhiratnya
3. Potensi positif dari fungsi pendamai : dengan memahami keselamatan dunia dan akhirat manusia menyaari bagwa
dengan paham yang baik dan benar maka manusia menjadi makhluk yang damai dan hidup bersama sesuai
ketentuan agama dan aturan prinsip hidup.
4. Sebagai kontrol social dalam perilaku social masyarakat
5. Potensi yang positif dalam sikap yang kreatif dengan lingkungan social dan agama
6. Potensi positif sebagai transformasi sehingga kecenderungan yang jelek menjadi lebih baik sesuai tuntunan agama
Upaya intervensinya melalui proses kehidupan
dan belajar sepanjang hayat
Upaya pengembangan potensi positif yang berimbas dalam perilaku sehari- hari diantaranya
1. Sibuk kan individu tersebut dalam kegiatan keagamaan : seperti kegiatan pengajian, pesantren kilat, aktif
dalam kegiatan masjid dan berikan kepercayaan dalam kegiatan positif lainnya di masyarakat
2. Sibukkan individu tersebut dalam kegiatan akademik : yaitu kegiatan belajar yang mengasah otak dan
potensi afeksi/akhlak dan psikomotor yaitu perilaku tampilan fisik . Sehingga cerminan dari perilaku
individu sesuai dengan cerminan bagaimana akal pikiran yang dilatih dalam ilmu yang bermanfaat sehingga
perilaku pun seiring dengan jalannya ilmu yang dari akal, dan perasaan dan emosi yang tenang dari akhlak
dan tempilan perilaku fisik wujud dari manifestasi akal dan akhlak tadi.
3. Carilah lingkungan yang penuh dengan manusia-manusia yang mengharapkan hal yang terbaik dari bagian
terbaik dari diri individu tadi : dalam arti kata adalah lingkungan yang mendukung keunggulan individu tadi
focus pada kelebihannya bukan kelemahannya. Keunggulan inilah hal yang terbaik yang diinginkan
lingkungan tadi sehingga individu tadi merasa diterima dan menjadi kecanduan dalam berbuat baik dan
mengembangkan potensi psitifi dirinya.
4. Selalu latih individu dan biasakan pola fikir yang berpositif thinking dengan realita. Jalani kehidupan realita
ini, karena kita tidak bisa mengubah realita tapi kita bisa memahami dan menyesuaikan diri dengan realita
dalam konteks tetap menjaga koridor aturan yang ideal, prinsip dan agama kita.
5. Intervensi Resiliensi, Emosi Positif, Happiness
1. Quality of Life Therapy (QOLT)
QOLT lebih dinamis dan pendekatan unik untuk membantu masalah dan memecahkan masalah klinis. Frisch
mengembangkan QOLT sebagai bentuk pelatihan kondisi negative hidup seseorang. QOLT bertujuan
meningkatkan kebahagiaan dengan focus pada life balance, growth opportunities and positive development.
Untuk mengajak klien menyadari bahwa dia punya abundance of quality that need to be fullfil.
3. Positive Reminiscence
Therapists, according to common wisdom, spend a large portion of their sessions asking about the past,
taking family histories, and exploring childhood events. By contrast, many people view coaching as more
forward focused, with an explicit emphasis on future outcomes and activities
Akan tetapi, pelatihan juga lebih baik dibandingkan dengan terapi, bahwasanya coaching proses
pembiasaan hingga juga memanfaatkan kenangan-kenangan positif untuk meingkatkan kesejahteraan
dan kebahagiaan hidup manusia, dengan dilatih dan dibiasakan untuk mengambil kenangan manis dari
kehidupan kita =, kita terlatih untuk mengambil makna positif dari kehidupan kita, sehinggga
menghadapi problem menjadi lebih memiliki harmoni (Bryant, Diener, 2010).
Lanjutan