Anda di halaman 1dari 5

REFLEKSI KASUS

INTENSIVE CARE UNIT

Disusun Oleh :

Gusti Agung Sinta Shakuntala

42200416

Pembimbing Klinik :

dr. Yos Kresno Wardana, M.Sc, Sp.An

KEPANITERAAN KLINIK ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF

RUMAH SAKIT EMANUEL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA


YOGYAKARTA
2021
PENURUNAN KESADARAN,STROKE HEMORAGIC

Intensive Care Unit (ICU)

Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi di
bawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang
ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera
atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan
prognosis dubia (Kemenkes, 2010). ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta
peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf
medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan tersebut
(Kemenkes, 2010).

Intensive care unit atau yang lebih sering dikenal dengan ICU merupakan suatu system
terintegrasi yang menyediakan perawatan medis dan perawatan intensive, khusus, monitoring
dan berbagai modalitas. ICU bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap organ organ
fisiologis untuk mempertahankan hidup seorang selama waktu tertentu dengan kondisi yang
mengancam nyawa.
Perasaan

Pasien perempuan berusia 72 tahun datang ke UGD RS Emanuel Klampok sudah dalam
keadaan tidak sadar semenjak sehari sebelum masuk ke RS,keluarga mengatakan sebelumya
pasien sempat jatuh di kamar mandi,dan setelah itu mulai tidak sadarkan diri,selain itu riwayat
sebelumnya pasien juga memiliki hipertensi, dari hal tersebut saya merasa prihatin dengan
kondisi pasien yang datang sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri,dengan GCS 3 pasien sudah
di kategorikan koma dan dari pemeriksaan yang di lakukan pada pasien ditemukan adanya stroke
yang di sebabkan oleh perdarahan. Saya merasa sedih di karenakan Saat ini kondisi pasien
memerlukan alat bantu ventilator untuk membantu dalam pernafasan pasien agar kondisinya
segera stabil,selain itu pada pasien juga tidak di ketahui pasti sudah berapa lama pasien jatuh dan
tidak sadarkan diri di dalam kamar mandi,sehingga dari hal tersebut saya merasa bahwa pada
pasien maupun lansia lainnya diperlukan pemantuan khusus dalam menjalani kesehariannya,agar
kejadian serupa tidak terulang,pentingnya pegangan maupun alat bantu jalan juga di perlukan
agar mempermudah keseharian pasien.Pentingnya untuk pemantuan ini juga termasuk pada
pemantauan terhadap penyakit penyerta yang di alami pasien,pada pasien terdapat
hipertensi,namun tidak di ketahui secara pasti apakah terkontrol atau tidak,sehingga penting untuk
saya kedepannya agar dapat melakukan anamnesis atau menganalisis penyebab dari suatu
penyakit,agar dapat menentukan terapi terbaik yang dapat di berikan,dan pentingnya mengontrol
suatu penyakit agar jangan sampai terjadi komplikasi.

Analisis

Lansia atau menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menua
merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya di mulai dari suatu waktu tertentu, tetapi di mulai
sejak permulaan kehidupaan (Nasrullah, 2016).Masa lansia adalah masa penurunan fungsi-fungsi
tubuh dan semakin banyak keluhan yang dilontarkan karena tubuh tidak dapat lagi bekerja sama
dengan baik seperti kala muda, sehingga akan banyak menimbulkan masalah-masalah kesehatan
akibat penuaan tersebut (Padilla, 2013).
Masalah kesehatan khususnya penyakit degeneratif pada lansia yang sering terjadi
meliputi, hipertensi 63,5 %, DM 57 %, masalah gigi 53,6 %, penyakit jantung 4,5 %, stroke 4,4
%, masalah mulut 17 %, gagal ginjal 0,8 %, kanker 0,4 % (Riset Kesehatan Dasar, 2018). Salah
satunya masalah stroke di Indonesia menjadi semakin penting dan mendesak. Di Indonesia stroke
menempati urutan ketiga setelah asma dan kanker. Hasil Riskesdas 2018 jumlah presentasi stroke
berjumlah 4,4% (Riset Kesehatan Dasar, 2018).
Stroke adalah gangguan fungsi otak yang timbulnya mendadak, berlangsung selama 24
jam atau lebih, akibat gangguan peredaran darah diotak. Secara global, 15 juta orang terserang
stroke setiap tahunnya, satu pertiga meninggal dan sisanya mengalami kecacatan permanen
(Stroke Forum, 2015)
Semua faktor yang menentukan timbulnya manifestasi stroke dikenal sebagai faktor resiko
stroke, adapun faktor tersebut antara lain yaitu : hipertensi, diabetes mellitus, penyakit
jantung/kardiovaskular, kontrasepsi oral, penurunan tekanan darah yang berlebihan ,
penyalahgunaan obat dan konsumsi alcohol. (Tutu April Ariani, 2014 dalam Masriadi, 2019).
Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah, baik sistolik maupun diastolik, yaitu
sama atau lebih dari 140/90. Hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) merupakan faktor resiko
stroke dengan besar resiko 6,905 kali lebih besar dibandingkan yang tidak hipertensi (tekanan
darah ≥ 140/90 mmHg).Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya
pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak pecah, maka timbulah perdarahan di otak dan
apabila pembuluh darah otak menyempit, maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel otak
akan mengalami kematian (Jusman & Koto, 2011 dalam Masriadi, 2019).
Di Indonesia jumlah penyakit hipertensi pada lansia berjumlah 63,5% (Profil Kesehatan
Indonesia, 2018).
Menurut data kesehatan hingga bulan juni 2018 terdapat 14.029 orang yang menderita
gangguan jantung pembuluh darah termasuk hipertensi dikabupaten banjarnegara. Seperti yang
sudah kita ketahui hipertensi terutama yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi pada
sistem organ tubuh lainnya. Mengontrol hipertensi pada lanjut usia sangat penting, tidak hanya
mengurangi faktor resiko terjadinya penyakit kardiovaskular, stroke tapi juga insidensi terjadinya
aritmia, gagal jantung kongestif dan kelainan kognitif (Pikir, 2015).

Evaluasi

Kejadian penyakit tidak menular seperti hipertensi, merupakan salah satu penyakit dengan
pravalensi tersering di Indonesia bahkan di Dunia. Di Indonesia sendiri penyakit hipertensi masuk
kedalam 10 penyakit dengan pravalensi tertinggi. Faktor ketidaktahuan pasien atas penyakit yang
dideritanya seperti Hipertensi dan ketidakpathuhan dalam mengkonsumsi obat menjadi faktor
yang menurut saya berperan paling penting dalam mengedukasi pasien untuk tetap dapat rutin
memeriksakan kesehatannya di Rumah sakit maupun pusat kesehatan terdekat.

Kunci keberhasilan dalam menangani penyakit tidak menular seperti halnya hipertensi
yang dialami oleh pasien ini terletak pada upaya promotif dan preventif. Saya merasa jika pasien
diberikan edukasi yang baik, mendetail, dan mudah dipahami maka keluhan maupun penyakit
lainnya yang diderita oleh pasien ini dapat berkurang atau bahkan dapat dihindari, jika diberikan
penanganan lebih dini dan dikontrol dengan baik.

Kesimpulan
Pengetahuan yang baik dimasyarakat maupun pasien mengenai penyakit tidak menular
dan komplikasinya dapat mendorong kegiatan promosi dan preventif. Dengan adanya kegiatan
ini, masyarakat dan pasien dapat memahami lebih baik lagi mengenai kondisi maupun penyakit
yang dideritanya, sehingga mereka dapat memeriksakan kondisi kesehatannya dan dapat
diberikan intevensi lebih dini sehingga komplikasi dan kejadian yang tidak diinginkan dapat
dihindarkan. Kunci kesuksesan utamanya terletak pada edukasi dan pemahaman pasien secara
menyeluruh atas penyakit dan kondisi yang dideritanya.

Daftar Pustaka

Dinas Kesehatan (2018) Buku Profil Kesehatan Tahun 2018. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah

Marshal, John et al (2016) What is an intensive care unit? A report of the task force of the World
Federation of Societies of Intensive and Critical Care Medicine . Elsevier

Peckham dkk (2017) Health Promotioon And Disease Prevention In General Practice And
Primary Care: A Scoping Study. Prim Health Care Res Dev

Perdici (2011) Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) Di
Rumah Sakit. Kemenkes

Wisudariani dkk (2016) Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Jantung
Koroner Pada Penderita Diabetes Melitus Di Kabupaten Banjarnegara. Fakultas Kedokteran,
Kesehatan Masyarakat, Dan Keperawatan. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai