TINJAUAN PUSTAKA
belajar dapat diamati dari beberapa tingkah lakunya ketika proses belajar
dilakukannya.
jiwa terhadap suatu objek yang memang disengaja (Saifaturahmi Hidayat &
Anggia Kargenti, 2010: 167). Maka dengan adanya pendapat tersebut, timbullah
pendapat lain bahwa dalam melakukan konsentrasi, seseorang harus berusaha agar
segenap perhatian panca indera dan pikirannya hanya boleh fokus pada satu objek
proses dan bukan suatu hasil. Belajar tidak hanya mengingat akan tetapi
terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam aspek kehidupan
dan pengalaman. Belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan tingkah laku
Konsentrasi belajar adalah terpusatnya pikiran pada saat siswa sedang belajar.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 239), menjelaskan bahwa pengertian dari
belajar merupakan salah satu aspek psikologis yang seringkali tidak mudah untuk
diketahui oleh orang lain selain siswa itu sendiri yang sedang belajar. Hal ini
disebabkan kadang- kadang apa yang terlihat melalui aktivitas seseorang belum
tentu sejalan dengan apa yang sesungguhnya sedang siswa tersebut pikirkan.
Konsentrasi belajar siswa dipengaruhi dari kemampuan otak masing-masing
siswa untuk memusatkan perhatian pada apa yang sedang dipelajari. Pemusatan
dalam Hamiyah dan Jauhar (2014: 103), kekuatan belajar seseorang setelah 30
selama beberapa menit. Menurut Rooijakker (Dimiyati dan Mudjiono, 2009: 240)
kemudian turun pada 15-20 menit kedua, dan selanjutnya meningkat dan menurun
suatu perilaku dan fokus perhatian siswa untuk dapat memperhatikan dalam setiap
efektif
2.1.4 Ciri-ciri Siswa yang Dapat Berkonsentrasi Belajar
(guru atau buku siswa yang sedang persentase), fokus pandangan tertuju pada
guru atau instruktur atau papan tulis atau alat peraga, dan memperhatikan hal
yang lain (menengok kearah teman yang bertanya atau menanggapi jawabn)
4) Menjawab, jawaban hasil diskusi atau jawaban teman sesuai dengan masalah,
konsentrasi belajar tidak sama pada perilaku belajar tersebut. Klasifikasi perilaku
belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat
informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa
2) Perlaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perlaku
ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan adanya
keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.
3) Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini siswa yang memiliki konsentrasi belajar
dapat ditengarai dengan adanya gerakan anggota tubuh yang tepat atau sesuai
dengan oetunjuk guru, serta kombinasi non verbal seperti eksperi muka dan
4) Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini siswa yang memiliki konsentrasi belajar
dan benar
Dari penjabaran diatas, maka indikator konsentrasi belajar siswa yakni dapat
diamati dari beberapa tingkah lakunya saat proses belajar mengajar berlangsung,
antara lain:
1) Memperhatikan secara aktif setiap materi yang disampaikan guru dengan
mencatat hal-hal yang penting, menyimak dengan seksama, bertanya saat ada
2) Dapat merespon dan memahami setiap materi pelajaran yang diberikan seperti
4) Menjawab dengan baik dan benar setiap pertanyaan yang diberikan guru
5) Kondisi kelas tenang dan tidak gaduh saat menerima materi pelajaran, tidak
mudah terganggu oleh rangsangan dari luar dan minat belajar siswa
Jika ciri-ciri konsentrasi belajar menurut Super dan Crities (Rachman, 2010: 7)
(3) Selalu bersikap aktif aktif dengan bertanya dan memberikan argumentasi
(4) Menjawab dengan baik dan benar setiap pertanyaan yang diberikan guru
(5) Kondisi kelas yang tenang an tidak gaduh saat menerima materi pelajaran.
kecemderungannya.
Dari ciri-ciri konsentrasi belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli maka dapat
mengetahui, dan memecahkan masalah. Hal ini dapat dilihat dari ketepatan
anak menjawab pertanyaan dari guru mengenai materi yang telah dilakukan
2) Perilaku Afektif merupakan perilaku yang berkaitan dengan sikap dan nilai
Setiap siswa mempunya gaya belajar yang berbeda pada saat berkonsentrasi,
konsentrasi belajar karena didalamnya berisi cara atau jalan yang harus
dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam belajar (Slameto, 2013)
2) Nyamankan Pikiran
Sebelum memulai proses belajar dan mengajar hendaknya membuat pikiran
nyaman terlebih dahulu dengan cara menghilangkan rasa marah, stress yang
3) Suasana Belajar
Pada saat proses belajar dan mengajar sering kali tidak fokus terhadap objek
yang dipelajari. Hal tersebut dikarenakan suasana disekitar kita kurang nyaman.
suasana belajar yang baik agar menciptakan konsentrasi yang baik (Manis, 2010)
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa, terdiri dari:
terbagi menjadi dua, yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor kesehatan
terganggu maka proses belajar akan ikut terganggu (Olivia, 2010). Menjaga
belajar. Cacat tubuh seperti buta, tuli, dan lain-lain akan menganggu pada saat
(2) Inteligensi
Inteligensi adalah kemampuan yang ada dala diri seseorang untuk tertarik dan
terhadap konsentrasi belajar. Pada saat proses belajar siswa dengan inteligensi
yang tinggi akan berhasil mengikuti proses belajar dari pada siswa yang
(3) Perhatian
Siswa diharuskan bisa memusatkan perhatiannya pada objek yang akan dipelajari.
Jika objek yang kana dipelajari tidak menjadi pusat perhatiannya maka akan
(4) Minat
Minat adalah dorongan dari dalam diri untuk memperhatikan suatu objek tertentu,
seperti pelajaran dan pekerjaan. Minat akan menambah semangat untuk belajar
(5) Bakat
Bakat merupakan hal terpenting untuk menempatkan siswa pada saat belajar
sesuai bakatnya. Apabila objek yang akan dipelajari sesuai bakat, maka hasil
konsentrasinya akan baik jika siswa senang sehingga akan lebih giat dalam belajar
(Slameto, 2013)
(6) Kesiapan
Pentingnya kesiapan pada saat proses belajar akan menimbulkan konsentrasi yang
Motivasi belajar merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri siswa yang
yang tinggi akan menghasilkan semangat yang optimal untuk belajar (Suandi,
2013)
2) Faktor Eksternal
Faktor Eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Terdiri dari:
(1) Keluarga
Keluarga merupakan media pendidikan paling utama. Orang tua sering kali
menjadi sempurna. Hal tersebut mnmbulkan ketakutan terhadap objek yang akan
salah satu faktor. Apabila sarana dan prasarana disuatu kelas memadai akan
menciptakan konsentrasi yang baik pada saat belajar (Olivia, 2010). Sekolah
wajib memiliki saran dan prasarana yang meliputi peralatan pendidikan, media
pembelajaran dan menciptakan komunikasi yang baik anatar guru dan siswa
(Fadhilah, 2014)
(3) Lingkungan
(Ariwibowo, 2012)
ingin dicapai siswa. Media pembelajaran terdiri dari buku, televisi, gambar, audio.
Penggunaan media belajar sangat membantu dalam menjelaskan materi yang tidak
dapat dijelaskan dengan lisan sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang
Metode mengajar yang kurang tepat akan mempengaruhi keaktifan siswa dalam
tepat akan menyebabkan siswa cepat merasa bosan da lebih memilih berbincang
memiliki rentang perhatian yang panjang, dan ada juga individu yang daya tahan
manusia juga dapat dipertahankan dalam waktu yang terbatas sampai pada
Quantum Learning kuantum adalah kiat, strategi dan seluruh proses belajar yang
dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai
salah satu model pembelajaran seperti permainan musik orchestra simfoni, model
ini adalah model yang memudahkan proses belajar, memadukan unsur seni dan
pencapaian yang terarah, untuk segala mata pelajaran. Quantum Learning dapar
menyeimbangkan belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Salah satu upaya
latar di dalam kelas. Adanya iringan musik memberikan kenyaman peserta didik.
Adanya iringan musik dalam pembelajaran akan membuat peserta didik selalu
Tokoh pembelajaran kuantum adalah Bobbi DePorter seorang ibu rumah tangga
konsep kunci dari berbagai teor dan strategi belajar yang lain, yaitu:
8) Simulasi/permainan
Kerangka TANDUR dapat diterapkan untuk mata pelajaran apapun dan berbagai
tingkat pendidikan. Kerangka ini menjamin siswa akan tertarik dan berminat pada
setiap pelajaran (Ary Nilandari 2004: 88) . tahapan kerangka Tandur dijabarkan
1) Tumbuhkan
dilakukan. Melalui tahap ini guru berusaha mengikutsertakan siswa dalam proses
pembelajaran. Motivasi yang kuat membuat siswa lebih tertarik untuk mngiuti
menampilkan suatu gambar atau benda nyata, cerita pendek atau video. Dari
tumbuhkan ini bisa dibuat tuntunan pertanyaan seperti: Hal apa yang mereka
Alami mereupakan tahap saat guru menghadirkan suatu pengalaman yang dapat
dimengerti semua siswa dan memanfaatkan hasrat alami otak yang menjelajah.
3) Namai
Tahap namai merupakan tahap memberikan kata kunci, konsep, model, atau
rumus atas pengalaman yang diperoleh siswa. Dalam tahap ini, siswa dengan
bantuan guru berusaha menemukan konsep atas pengalaman yang telah dilewati.
akan menjadikan sesuatu lebih bermakna dan berkesan bagi siswa. Untuk
membantu penamaan dapat digunakan gambar, alat bantu, kertas tulis dan poster.
Prinsip yang sama membuat kita mengajarkan kembali informasi kepada siswa
kita. Mereka mendapat informasi, tetapi harus mendapat pengalaman untuk benar-
4) Demonstrasikan
Tahap ini menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan apa yang telah
beri kesempatan untuk membuat kaitan, berlatih, dan menunujukkan apap yang
mereka.
5) Ulangi
6) Rayakan
meberikan pujian, tepuk tangan, bernyanyi, memberikan nilai tambahan atau yang
lainnya.
berkaitan dengan matematika tersebut dapat berupa jual-beli, menghitung luas dan
keliling suatu objek, perbandingan ukuran, permasalahan atu fakta yang diajukan
Musik adalah bagian dari kehidupan, oleh karena itu musik harus menjadi
menyenangkan dan tidak monoton. Dengan demikian, guru harus bisa mengambil
dipadukan dengan musik. Seperti pada pembelajaran, guru dapat memutar musik
yang diinginkan, dam menyoroti hal-hal yang penting. Suasana hati memberikan
pengaruh yang berarti terhadap capaian hasil belajar. Perasaan gembira, nyaman,
dan relaks yang dapat membuka peluang bagi otak untuk bekerja secara ringan.
Dengan demikian, informasi yang masuk mendapat akses lebih dan tentu saja
mempermudah kita untuk mengingat karena adanya bagian tertentu yang disoroti
menggunakan musik untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa,
dan mendukung lingkungan belajar. Musik membantu murid bekerja lebih baik
dan mengingat lebih banyak. Menurut Dryden dan Vos (1999) musik merangsang,
meremajakan, dan memperkuat belajar, baik secara sadar maupun tidak sadar. Di
perasaan dan ingatan (Lozanof, 1979). Musik dapat membantu kita masuk
bahwa belajar lebih mudah dan cepat jika pelajar berada dalam kondisi santai dan
reseptif. Detak jantung orang dalam keadaan seperti ini adalah 60 sampai 80 kali
per menit. Kebanyakan musik klasik sesuai dengan detak jantung manusia yang
pengaturan volume suara dalam ruangan. Misalkan, kita meminta siswa untuk
mengerjakan latihan, mainkan musik sesuai dengan kerasnya suara mereka. Tanpa
musik, siswa merasa ragu, menunggu siapa yang akan berbicara dahulu, dan tidak
ingin jadi yang pertama untuk memecah keheningan. Musik mebebaskan mereka
berbicara, untuk jalan terus tanpa menarik perhatian terhadap diri mereka. Setelah
beberapa saat, kecilkan volume musik sedikit. Suara mereka melirih, mengikuti
volume musik. Saat kita membutuhkan lagi perhatian mereka, keraskan musiknya
lalu matikan.
yang benar, tetapi efeknya terhadap suasana belajar sangatlah baik seperti;
Menurut Bobbi DePorter dkk (1999) alasana mengapa musik sangat penting untuk
berat, tekanan darah dan denyut jantung cenderung meningkat, dan otot-otot kita
menjadi tegang. Selama relaksasi dan meditasi, denyut jantung dan tekanan darah
benar-benar relaks, dan sulit untuk relaks ketika kita berkonsentrasi penuh.
Selain itu, juga ada teori yang mengatakan bahwa dalam situasi otak kiri
otak kanan yang intuitif dan kreatif sehingga masukannya dapat dipadukan
dengan keseluruhan proses. Namun justru otak kanan yang kreatif ini sering
menggangu otak kiri ketika sedang berpikir dan berkonsentrasi. Itulah sebabnya
otak kanan yang cenderung untuk terganggu selama belajar merupakan penyebab
menyibukkan otak kanan ketika sedang berkonsentrasi pada aktivitas otak kiri.
Kerangka Berpikir
memiliki nilai yang rendah dalam pelajaran matematika. Konsentrasi adalah usaha
banyak siswa yang memiliki masalah belajar karena tidak adanya konsentrasi.
Penataan ruang kelas yang monoton dan metode yang guru lakukan menjadi salah
Oleh karena itu diperlukan perubahan proses pembelajaran yang bisa membuat
model quantum learning dan memasang musik sebagai latar di dalam kelas.
Proses ini lebih relaks dan nyaman. Pada akhirnya siswa akan senang dan
Penerapan Pemasangan
Metode Musik dalam
Quantum Kelas
Learning