Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu psikologi berperan penting dalam meningkatkan
kualitas pendidikan khususnya di Indonesia. Berbagai macam landasan pada
psikologi ini menunjang pembelajaran ini menjadikan mahasiswa/i merasa
menyenangkan ketika didalam kelas dan materi pembelajaran tercapai secara
efektif dan efisien. Tercapainya tujuan atau kompetensi yang menunjukan
peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan. Teori pembelajaran menjadikan
bekal sebagai arahan pada peserta didik dalam menjalani proses belajar yang
beraneka ragam, unik dan berbagai ciri. Maka penulisan makalah ini memuat
berbagai teori-teori pembelajaran yang dikemas secara praktis sehingga lebih
memahami akan maksud dan istilah yang ada, yaitu berisi pembelajaran menurut
aliran behavioristik, kognitif, humanistik dan Gestalt.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana cara belajar dengan efektif dan efisien menurut ilmu psikologi.
1.2.2 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
1.2.3 Bagaimana kedudukan belajar dalam Al-qur’an dan hadist.
1.2.4 Bagaimana cara mengurangi lupa dalam persfektif Islam.

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mengetahui cara belajar dengan berbagai teori-teori dalam ilmu psikologi.
1.3.2 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
1.3.3 Mengetahui cara mengurangi sifat pelupa dalam persfektif islam.
1.3.4 Mengetahui kedudukan pembelajaran dalam Al-Qur’an dan Hadist.

1
2

BAB II
KONSEP BELAJAR

2.1 Pengertian dan Teori Belajar


2.1.1 Pengertian Teori
Teori merupakan suatu perangkat prinsip-prinsip yang terorganisasi
mengenai peristiwa-peristiwa tertentu dalam lingkungan. Karakteristik suatu teori
adalah memberikan kerangka kerja konseptual untuk suatu informasi, dapat
dijadikan sebagai dasar untuk penelitian dan prinsip yang dapat diuji.
Salah satu bentuk teori adalah teori belajar. Teori-teori belajar merujuk pada
prinsip-prinsip dan hukum-hukum pembelajaran yang dihasilkan ahli-ahli psikologi
pendidikan.

2.1.2 Pengertian Belajar


Belajar berasal dari kata dasar “ajar” artinya petunjuk yang diberikan
kepada sesorang. Dengan demikian belajar mempunyai beberapa arti yaitu berusaha
memperoleh kepandaian ilmu, berlatih dan berubah tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman.
Seorang pakar teori belajar dalam buku “Educational Psychology”
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku)
yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dengan pernyataan
ringkasnya, bahwa belajar adalah “a procces of progressie behaviour adaption.”

2.1.3 Pengertian Teori Belajar


Teori belajar adalah merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana
manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses dari belajar.

2.1.4 Jenis-jenis Teori Belajar


2.1.4.1 Teori Behaviorisme
Teori ini berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dapat
diamati, diukur, dan dinilai secara konkrit. Dengan memberikan rangsangan
(stimulus) maka siswa akan merespons. Hubungan antara stimulus – respons ini

2
3

akan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis pada belajar. Contoh : guru


memberikan stimulasi berupa pertanyaan soal, dan siswa menjawab pertanyaan
tersebut respon dari stimulus.

2.1.4.2 Teori Kognitif


Teori ini digunakan untuk proses pembelajaran yang sederhana seperti
mengingat nomor telepon dan lainnya. Kemudian, teorikognitif memiliki 4 prinsip
dasar :
 Siswa aktif untuk mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan yang
diberikan.
 Pengembangan pengetahuan tergantung terhadap apa yang sudah mereka
pelajari.
 Belajar membangun pengalaman.
 Belajar merupakan perubahan struktur mental seseorang.
Contoh teori Kognitif : belajar tidak harus berpusat pada guru tetapi peserta
didik harus lebih aktif. Oleh karenanya peserta didik harus dibimbing agar aktif
menemukan sesuatu yang dipelajarinya. Konsekuensinya materi yang dipelajari
harus menarik minat belajar peserta didik dan menantangnya sehingga mereka
asyik dan terlibat dalam proses pembelajaran.

2.1.4.3 Teori Gestalt


Teori ini menjelaskan proses persepsi melalui penataan komponen sensasi
yang memiliki hubungan atau pola menjadi kesatuan. Disimpulkan bahwa,
seseorang cenderung melihat sesuatu disekitarnya sebagai kesatuan yang utuh.
Teori Gestalt menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk. Contoh :
ketika kita sedang melihat awan dan melihat suatu bentuk yang mirip suatu objek.

2.1.4.4 Teori Humanistik


Teori ini lebih menonjolkan kebebasan setiap siswa dalam memahami
materi pembelajaran untuk memperoleh informasi/pengetahuan baru dengan cara
sendiri selama proses pembelajaran. Peserta didik berperan sebagai pemeran utama
dalam belajar, sedangkan guru sebagai fasilitator dengan cara memberikan motivasi
4

dan memfasilitasi pengalaman belajar dengan menerapkan strategi pembelajaran


yang membuat peserta didik aktif. Contohnya : guru hanya memberikan arahan,
seperti menyuruh siswa untuk membuka materi di intenet agar lebih update dan
berwawasan luas.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar


2.2.1 Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu
dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi
faktor fisiologis dan faktor psikologis.

2.2.1.1 Faktor Fisiologis


Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu. Contohnya keadaan jasmani dan keadaan fungsi jasmani.

2.2.1.2 Faktor Psikologis


Faktor psikologis adalah keadaan psikologi seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Contohnya kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan
bakat.

2.2.2 Faktor Eksternal


Selain karakteristik siswa atau faktor endogen, faktor eksternal juga dapat
mempengaruhi proses belajar siswa. Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar
digolongkan menjadi 2, yaitu faktor lingkungan social dan factor lingkungan non
sosial.

2.2.2.1 Faktor Lingkungan Sosial


Meliputi lingkungan Pendidikan seperti dosen dan teman sekelas,
lingkungan social masyarakat tempat tinggal siswa, dan lingkungan social keluarga.

2.2.2.2 Faktor Lingkungan Non Sosial


Meliputi lingkungan alamiah seperti kondisi udara dan cuaca, faktor
instrumental seperti Gedung sekolah dan kurikulum sekolah, faktor materi
5

pelajaran yang seharusnya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa dan


metode mengajar guru.

2.3 Cara Belajar Efektif


2.3.1 Rasakan Kebutuhan untuk Belajar
Rasa kebutuhan belajar akan membuat kita menjadi lebih bersungguh-
sungguh dalam belajar dan membuat kita tidak akan merasakan berat dalam belajar.
Dengan demikian ilmu yang kita pelajari akan menjadi lebih mudah meresap ke
ingatan kita.

2.3.2 Belajar Dimanapun yang Kita Suka


Dengan memilih tempat yang nyaman, kita turutmembantu menata mood
kita menjadi lebih baik sehingga belajarpun menjadi lebih menyenangkan dan
efektif.

2.3.3 Cicil Pelajaran Sedikit Demi Sedikit


Jangan belajar terlalu banyak dalam satu waktu. Sebaiknya, anda
mencicilnya dengan cara mengulang kembali pelajaran yang kita terima setiap hari.

2.3.4 Bagi Waktu Belajar


Ada baiknya ada membuat jadwal belajar agar menjadi lebih terstruktur
dan rapih serta sesuai dengan ekspetasi anda di awal.

2.3.5 Berdiskusi
Jika anda masih belum mengetahui style belajar anda, cobalah untuk
berdiskusi dengan bertukar pikiran dan materi pelajaran agar lebih efektif dalam
belajar.

2.4 Lupa dan Kiat Mengurangi Lupa


2.4.1 Definisi Lupa
Lupa dianggap sebagai bentuk ketidak mampuan dalam mengenal maupun
mengingat sesuatu yang sebelumnya pernah dialami atau dipelajari. Sehingga lupa
6

bukan merupakan kondisi dimana kehilangan informasi dan pengetahuan yang ada
di dalam akal manusia.
Selain itu menurut Muhibbinsyah (1996), dalam pendidikan
psikologi menjelaskan jika lupa merupakan hilangnya kemampuan dalam
menyebutkan kembali atau memmproduksi hal-hal yang sebelumnya sudah
dipelajaris ecara sederhana.

2.4.2 Cara Mengurangi Lupa


2.4.2.1 Overlearning (Belajar Lebih)
Cobalah untuk belajar melebihi dari batas penguasaan dasar dalam materi-
materi tertentu. Overlearning biasanya terjadi akibat respon tertentu yang muncul
setelah seseorang melakukan pembelajaran di luar dari kebiasaan yang sehari
ahrinya dilakukan. Banyak contoh overlearning dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya saja siswa-siswa yang bersekolah sering membaca teks pancasila setiap
senin yang memungkinkan jika ingatan tersebut akan lebih kuat.

2.4.2.2 Extra Study Time


Merupakan upaya untuk menambah alokasi waktu belajar tertentu yang
berarti seseorang tersebut menambah jam untuk proses belajarnya. Dengan
menambah frekuensi belajar seseorang, maka akan meningkatkan kekerapan belajar
dalam materi-materi tertentu. Cara ini memang cukup efektif meningkatkan dan
melindungi memori.

2.4.2.3 Pengelompokkan
Yang dimaksudkan dengan pengelompokan adalah dengan menata ulang
dari item-item materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang kemudian dianggap
menjadi hal yang lebih logis. Pentaan ini memang direkayasa sedemikian rupa ke
dalam daftar-daftar materi yang akhirnya akan mudah untuk dihafalkan.

2.5 Kedudukan Belajar Dalam Al-Quran dan Hadits


Kedudukan ilmu pengetahuan menurut islam yang dianggap amat penting
sebagai bekal seseorang dalam menjalani kehidupannya di masa depan. Islam
7

sendiri menjadikan ilmu pengetahuan atau belajar sebagai sebuah kegiatan yang
wajib dilakukan sebagaimana ayat Al-Qur’an tntang melakukan perjalanan. Sebab,
baik belajar mengenai ilmu agama ataupun ilmu pengetahuan lain akan bisa
membantu seseorang mudah dalam menentukan jalan hidup dan mendapatkan apa
yang diinginkannya. Sebagaimana Hadist berikut ini:

‫ َو َم ْن أ َ َرادَ ُه َما‬,‫ َو َم ْن أ َ َرادَ األ َ ِخ َرةَ فَعَلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم‬,‫َم ْن أ َ َرادَ الدُّ ْنيَا فَعَلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم‬
‫َف َع َل ْي ِه ِب ْال ِع ْل ِم‬
“Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah
ia memiliki ilmunya: dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di
akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang
menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula”. (HR.
Bukhari dan Muslim).
Dan kedudukan sebagaimana dalam Q.S Al-Alaq ayat 1-5 :

‫) ا ْق َرأْ َو َرب َُّك‬2( ‫ق‬


ٍ َ‫سانَ ِم ْن َعل‬ ِ ْ َ‫) َخلَق‬1( َ‫ا ْق َرأْ ِبا ْس ِم َر ِب َك الَّذِي َخلَق‬
َ ‫اْل ْن‬
)3( ‫ر ُم‬ َ ‫ْاأل َ ْك‬
)5( ‫علَ ْم‬ْ َ‫سانَ َما لَ ْم ي‬ ِ ْ ‫) َعلَّ َم‬4( ‫الَّذِي َعلَّ َم ِب ْالقَلَ ِم‬
َ ‫اْل ْن‬
Dalam firman-Nya kita diperintahkan untuk membaca dalam keutamaan ilmu
dalam islam. Tentunya hal ini menegaskan bahwa Allah SWT memperkenalkan diri
kepada hamba-Nya dengan mengajarkan hikmahnya kepada mereka mencakup
tulisan, ucapan dan arti.
Jadi, kedudukan belajar dalam Al-Qur’an, diantaranya:

2.5.1 Tempat yang Terhormat


Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran surat Al Mujadalah sebagai berikut:

ٍ ‫َي ْرفَعِ هللاُ الَّذِينَ َءا َمنُوا ِمن ُك ْم َوالَّذِينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم دَ َر َجا‬
َ‫ت َوهللاُ ِب َما ت َ ْع َملُون‬
ُُ‫ير‬
ُ ‫َخ ِب‬
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s. Al-Mujadalah 11).
8

Ayat tersebut menjelaskan bahwa ALLAH SWT ridho dan senang dengan mereka yang
berjihad dalam belajat menuntut ilmu sehingga ALLAH SWT akan mengangkat derajatnya.
Sehingga sudah jelaslah bahwa seorang muslim yang ikhlas dalam menuntut ilmu akan
mendapatkan manfaat dan keutamaan yang besar. Ia akan senantiasa hidup dengan cara cara
yang islami dan sesuai dengan syariat Nabi Muhammad SAW.

2.5.2 Tak Kenal Batas

‫اطلُبُ ْوا ْال ِع ْل َم ِمنَ ْال َم ْه ِد ِإلَى اللَّ ْحد‬


ْ
“Carilah ilmu sejak bayi hingga ke liang kubur.”
Sebagaimana sebuah pepatah yang menyakatkan “Carilah Ilmu sampai kenegri China.”
Esensinya sama dengan hadist yang tertulis diata, bahwa belajar atau menuntut ilmu adalah
sesuatu yang dapat dilakukan sepanjang waktu. Tanpa mengenal batasan usia, jenis kelamin,
status dan yang lainnya. Hal ini tentu semakin menjadikan belajar memiliki kedudukam yang
penting dalam islam.

2.5.3 Menjemput Hidayah


Kedudukan belajar dalam islam juga bisa bermakna sebagai upaya untuk menjemput
hidayah. Sebab ketika hati digerakkan untuk memperdalam ilmu agama melalui belajar maka
Allah SWT telah menjanjikan hal berikut yang tertuamg kelas dalam Hadist :
“Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan
tunjukkan baginya salah satu jalan dari jalan-jalan menuju ke surga.
Sesungguhnya malaikat meletakan syap-sayap mereka sebagai bentuk keridhaan
terhadap penuntut ilmu sesungguhnya.semua yang ada di langit dan di bumi
meminta ampun untuk seorang yang berilmu sampai ikan yang ada di air.
Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah
sebagaimana keutamaan bulan purnama terhadap semua bintang. Dan
sesungguhnya para ulama’ adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya mereka
tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu.
Barangsiapa yang mengambil bagian ilmu maka sungguh dia telah mengambil
bagian yang berharga.”

2.5.4 Landasan Taqwa


Dalam islam, belajar terutama mengenai ilmu agama merupakan sebuah jalan untuk
bisa menjadi pribadi dan menjalani kehidupan dengan lebih baik. Sebab ilmu yang bermanfaat
9

merupakan pahala yang nilainya tidak kan terputus meskipun manusianya telah meninggal.
Tentunya dengan semangat ini, dapat ikut meningkatkan ketaqwaan seseorang. Sebagaimana
ditegaskan dalam hadist berikut ini :
“Apabila manusia telah meninggal dunia maka terputuslah semua amalannya
kecuali tiga amalan : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih
yang mendoakan dia.” [HR. Muslim]
10

BAB III
KESIMPULAN

Dalam ilmu psikologi, pembelajaran dibagi menjadi 4 aliran, yaitu aliran


behavioristik, kognitif, humanistik dan gestalt.
Belajar juga bertujuan untuk mengadakan perubahan. Jelasnya belajar dapat
didefenisikan yaitu: Suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk mengadakan
perubahan di dalam diri seseorang, mencakup; perubahan tingkah laku, sikap,
kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagai. Menurutnya para pakar
psikologi belajar bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apa pun sangat
memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Alasannya, sampai batas tertentu
pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian
organisme yang bersangkutan.

10
11

DAFTAR PUSTAKA

Ruswandi, S.Pd. (2013). Psikologi Pembelajaran.


https://ainamulyana.blogspot.com/2015/12/mengenal-berbagai-jenis-teori-
belajar.html?m=1
https://psikodemia.com/teori-belajar-dalam-psikologi-pendidikan/
https://www.kompasiana.com/amirazhar/5528f7cbf17e6188258b4581/aplikasi-
teori-humanisme-dalam-kegiatan-pembelajaran
https://pbi-satu-iainsu.blogspot.com/2013/11/makalah-psikologi-pendidikan-
faktor.html
http://sherlyrachmasanie.blogspot.com/2012/12/faktorfaktor-yang-mempengaruhi-
belajar.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/cara-belajar-efektif-menurut-
psikologi/amp
https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/cara-mengatasi-lupa-dalam-
psikologi/amp
https://dalamislam.com/info-islami/penyebab-lupa-dalam-islam
https://dalamislam.com/info-islami/kedudukan-belajar-dalam-islam
http://abufathirabbani.blogspot.com/2012/03/kedudukan-belajar-mengajar-
dalam.html

11
12

KONSEP BELAJAR DALAM ILMU PSIKOLOGI

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi

Dosen Pengampu :
Hayyinah Rahayu, M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 12


Rofa’ Syahidah Asma Amany Ibnatu Muslim (102019043)
Salma Putria Nadiatul Jannah (102019050)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
BANDUNG
2019
13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP
BELAJAR DALAM ILMU PSIKOLOGI”.
Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Hayyinah
Rahayu, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi yang sudah
memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah pengetahuan juga wawasan tentang konsep belajar dalam ilmu psikologi.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang
khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Bandung, 12 Oktober 2019

Penyusun

i
14

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 1

BAB II KONSEP BELAJAR ....................................................................... 2


2.1 Pengertian dan Teori Belajar ................................................... 2
2.1.1 Pengertian Teori ............................................................. 2
2.1.2 Pengertian Belajar ........................................................... 2
2.1.3 Pengertian Teori Belajar ................................................ 2
2.1.4 Jenis-jenis Teori Belajar ................................................. 2
2.1.4.1 Teori Behaviorisme ........................................... 2
2.1.4.2 Teori Kognitif ................................................... 3
2.1.4.3 Teori Gestalt ...................................................... 3
2.1.4.4 Teori Humanistik .............................................. 3

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ............................ 4


2.2.1 Faktor Internal ................................................................ 4
2.2.1.1 Faktor Fisiologis ................................................ 4
2.2.1.2 Psikologis .......................................................... 4
2.2.2 Faktor Eksternal ............................................................. 4
2.2.2.1 Faktor Lingkungan Sosial ................................. 4
2.2.2.2 Faktor Lingkungan Non Sosial .......................... 5

2.3 Cara Belajar Efektif ................................................................. 5


2.3.1 Rasakan Kebutuhan untuk Belajar ................................. 5
2.3.2 Belajar Dimanapun yang Kita Suka ................................ 5
2.3.3 Cicil Pelajaran Sedikit Demi Sedikit .............................. 5

ii
15

2.3.4 Bagi Waktu Belajar ......................................................... 5


2.3.5 Berdiskusi ....................................................................... 5

2.4 Lupa dan Kiat Mengurangi Lupa ............................................ 6


2.4.1 Definisi Lupa .................................................................. 6
2.4.2 Cara Mengurangi Lupa .................................................. 6
2.4.2.1 Overlearning (Belajar Lebih) ............................ 6
2.4.2.2 Extra Study Time .............................................. 6
2.4.2.3 Pengelompokan ................................................. 6

2.5 Kedudukan Belajar dalam Al-Quran ....................................... 7


2.5.1 Tempat yang Terhormat ................................................. 7
2.5.2 Tak Kenal Batas ............................................................. 7
2.5.3 Menjemput Hidayah ....................................................... 8
2.5.4 Landasan Taqwa ............................................................ 9

BAB III KESIMPULAN .............................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

iii

Anda mungkin juga menyukai