Anda di halaman 1dari 38

Diet Pra dan Pasca

Operasi/Bedah
Pendahuluan
• Tindakan operasi/bedah merupakan upaya untuk
mengatasi masalah dalam penyembuhan penyakit
• Tindakan operasi terbagi dalam 2 kategori yaitu operasi
mayor dan operasi minor
• Operasi minor yaitu operasi yang dilakukan tanpa
melibatkan/berdampak pada gangguan fungsi organ dalam
tubuh (operasi apendiks, operasi kutil, operasi luka pada
jari tangan dsb )
• Operasi mayor yaitu operasi yang dilakukan akan
berdampak pada gangguan fungsi organ tubuh bagian
dalam ( operasi jantung, operasi saluran cerna, operasi
pada ginjal, operasi pada paru-paru dsb )
Pendahuluan
• Dalam penatalaksanaan diet pada pasien yang menjalani
operasi dilakukan dalam 2 tahap yaitu tahap pre operatif dan
post operatif.
• Persiapan yang perlu diperhatikan sebelum menjalani
operasi :
- Status gizi pasien 1 minggu terakhir
- Riwayat penyakit penyulit
- Keadaan umum pasien
- Asupan makan pasien 1 minggu terakhir
- Jenis operasi yang akan dijalani pasien
- Obat-obatan yang dikonsumsi pasien sebelum operasi .
Persiapan Dietetik pada Pra-Bedah
• Riwayat PEM ( Protein Energi Malnutrition ) sebelum operasi memiliki
resiko tinggi untuk mendapatkan komplikasi setelah tindakan operasi
mayor
• Pada pasien PEM sedang hingga berat akan berpengaruh pada
pergantian/turn over lemak dan protein dengan mengandalkan lemak
sebagai substrat energi
• Waktu yang tersedia terbatas, tidak praktis,dan tidak
mempertimbangkan dukungan zat gizi lebih dari 7-14 hari
• Minimal pertambahan BB diharapkan mencapai 1-5 % tergantung
kondisi metabolik pada pasien tersebut. Penelitian menunjukkan
paling sedikit 4 hari akan memberikan perbaikan fungsional fisiologis
setelah operasi
ALOGARITMA SEDERHANA UNTUK TERAPI GIZI PRA BEDAH

• Kehilangan BB > 15%


• Adakah gangguan yang mencolok ?
• Apakah dibutuhkan operasi mayor?
• Tujuan Dukungan Gizi adalah menambah protein dan
memperperbaiki fungsi fisiologis
• DUKUNGAN GIZI : 4 -7 HARI
MALNUTRISI PADA PASIEN DENGAN TINDAKAN OPERASI

• Periode Pra bedah Malnutrisi yang tidak dapat diatasi sebelum bedah
akan menetap dan akan diperburuk oleh pembedahan
• Periode Pasca bedah Malnutrisi bisa terjadi akibat asupan oral yang
tidak mungkin karena alasan teknis
• Periode pasca bedah ( komplikasi ) Malnutrisi paling berat terjadi
pada pasien yang mengalami komplikasi ( sepsis ) terutama akibat
prosedur pembedahan tersebut
• Misalkan penyebab PEM serius setelah gastrektomi adalah tidak bisa
makan, tidak nafsu makan, reservoir lambung kecil dan malabsorbsi
PENCEGAHAN MALNUTRISI PROTEIN ENERGI
SETELAH OPERASI ( Mayor )
• Dekompresi nasogastrik dengan pemberian makan langsung ke dalam
jejenum
• ( Bila diberikan dalan 2-3 hari masa bedah dini akan berdampak baik
sekali terhadap penyembuhan )
• Jejunostomi dengan kateter jarum halus
• ( dikhususkan pada diet spesifik misalkan makanan enteral yang
diperkaya dengan arginin, asam lemak omega 3 dsb )
• Nutrisi parentral total
• ( Tujuan mencegah kehilangan jaringan lebih lanjut, memulihkan
protein plasma dengan cepat, dan memperbaiki prognosis
Diet Pra Bedah
• Diet pra bedah adalah pengaturan makan yang dilakukan kepada
pasien yang akan menjalani pembedahan
• Pemberian diet pra bedah tergantung pada :
‒Keadaan umum pasien : kesadaran, status gizi, kadar gula darah,
tekanan darah, nadi, ritme jantung, suhu tubuh, fungsi ginjal
‒Macam pembedahan : pembedahan minor atau mayor
‒Sifat Operasi : segera / cito atau terencana / elektif
‒Macam penyakit
üPenyakit utama pembedahan : penyakit saluran cerna, jantung,
ginjal dll
üPenyakit penyerta yang dialami : penyakit DM, jantung,
hipertensi dll`
Tujuan Diet Pra Bedah

Mengusahakan agar status gizi pasien dalam


keadaan optimal pada saat pembedaan sehingga
tersedia cadangan untuk mengatasi stres dan
penyembuhan luka
Syarat dan Prinsip Diet
• Energi :
• Bila status gizi kurang : 35 - 40 kkal/kgBB/hari
• Bila status gizi baik : 25 - 35 kkal/kgBB/hari
• Bila status gizi lebih : 20 - 23 kkal/kgBB/hari
• Bila pasien dengan penyakit tertentu : diberikan sesuai
• Protein
• Bila status gizi kurang : 1,5-2 g/kgBB/hari
• Bila status gizi baik atau lebih : 0,8 - 1,5 g/kgBB/hari
• Bila pasien dengan penyakit tertentu : diberikan sesuai
Syarat dan Prinsip Diet
• Lemak cukup : 20 - 25% total kebutuhan energi
• Karbohidrat cukup
• Vitamin, mineral cukup
• Cairan cukup
Jenis, Indikasi dan Lama Pemberian Diet

• Pra bedah darurat / Cito : sebelum pembedahan tidak


diberikan diet tertentu
• Prabedah berencana atau elektif :
• Elektif minor : Diet biasa atau diet sesuai penyakit
tertentu diberikan 6 jam sebelum pembedahan dan diet
cair jernih sampai 2 jam sebelum pembedahan
Jenis, Indikasi dan Lama Pemberian Diet
• Elektif mayor :
• Prabedah saluran cerna diberikan diet rendah sisa selama 4 - 5
hari dengan tahapan sbb :
• Hari ke 4 sebelum pembedahan diberi makanan lunak
• Hari ke 3 sebelum pembedahan diberi makanan saring
• Hari ke 2 dan 1 sebelum pembedahan diberi formula enteral
rendah sisa
• Prabedah di luar saluran cerna diberi formula enteral rendah
sisa selama 2-3 hari. Pemberian terakhir pada prabedah mayor
dilakukan 12 - 18 jam sebelum pembedahan, sedangkan minum
terakhir 8 jam sebelumnya
Diet Pasca Bedah

Diet Pasca bedah adalah makanan yang diberikan


kepada pasien setelah menjalani pembedahan.
Pengaturan makanan sesudah pembedahan
tergantung pada macam pembedahan dan jenis
penyakit penyerta
Tujuan
• Mengupayakan agar status gizi pasien segera kemebali
normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh pasien dengan cara sbb:
• Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
• Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi dan zat
gizi lainnya
• Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
Syarat Diet
• Memberi makanan secara bertahap mulai dari bentuk
makanan cair, saring, lunak dan biasa. Pemberian makanan
dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan
dan keadaan pasien, seperti :
• Pasca bedah minor/kecil : makanan diusahakan secepat
mungkin kembali seperti biasa atau normal
• Pasca bedah mayor/besar : makanan diberika secara hati-
hati diesesuaikan dengan kemampuan pasien untuk
menerimanya
Kebutuhan Zat Gizi
• Energi : 30 - 40 kkal/kgBB/hari. Bagi pasien dengan
penyakit tertentu atau keadaan kritis diberikan sesuai
penyakitnya
• Protein : 1 - 1,8 g/kgBB/hari. Bagi pasien dengan
penyakit tertentu atau keadaan kritis diberikan sesuai
penyakitnya
• Lemak cukup : 20 -25% total kalori. Bagi pasien
dengan penyakit tertentu atau keadaan kritis
diberikan sesuai penyakitnya
Kebutuhan Zat Gizi
• Karbohidrat cukup. Bagi pasien dengan penyakit tertentu
atau keadaan kritis diberikan sesuai penyakitnya
• Vitamin dan mineral cukup
• Cairan cukup
• Kondisi pasien normal : 30 - 35 ml/kgBB atau 1500 - 2500
ml/hari
• Jika kondisi pasien hipovolemia atau hipervolemia :
perhatiakan input dan output
TINGKATAN SINDROMA STATUS GIZI PASCA BEDAH

• Status Gizi Normal keseimbangan nutrisi dijaga => ↓ BB 6%


& ↓ plasma protein
• Deplesi nutrisi tanpa stress Asupan oral kurang => ↓ BB 10 %
lemak sub kutan menipis & atrofi otot
• Status gizi normal dgn stress tanda sepsis muncul dan kadar
albumin rendah
TINGKATAN SINDROMA STATUS GIZI PASCA BEDAH

• Deplesi nutrisi dgn stress sepsis,↓ volume intravaskuler,


atrofi otot, kadar albumin ↓dan edema
• Trauma berat dan sepsis perubahan proses metabolik,
katabolisme protein , hipoalbumin, dan atrofi otot
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian

• Diet Pasca Bedah I

1. Diet ini diberikan pada semua pasca bedah


• Pasca bedah minor : setelah pasien sadar betul atau rasa
mual hilang
• Pasca bedah mayor : setelah pasien sadar betul atau rasa
mual hilang serta ada tanda-tanda usus sudah mulai
bekerja
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
• Diet Pasca Bedah I

2. Cara Memberikan Makanan


selama 6 jam sesudah pembedahan makanan yang
diberikan berupa air putih, teh manis, atau cairan lain
seperti makanan cair jernih, diberikan dalam waktu
sesingkat mungkin karena kurang nilai gizi
3. Bahan makanan sehari
Makanan diberikan secara bertahap sesuai kemampuan
dan kondisi pasien, mulai dari 30 ml/jam/hari
• Diet Pasca Bedah II
1. Diet ini diberikan pada pasien pasca bedah besar saluran
cerna atau sebagai perpindahan dari diet pasca bedah I
2. Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan dalam bentuk cairan kental berupa sup,
susu dan kaldu sebanyak 8 - 10 kali sehari selama pasien
tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung pada
keadaan dan kondisi pasien. Dapat diberikan makanan
parenterl jika diperlukan. Jenis diet ini diberikan dalam
waktu singkata karena kurang nilai gizi
• Diet Pasca Bedah II

3. Bahan makanan sehari


Makanan diberikan secara bertahap sesuai kemampuan
dan kondisi pasien, makanan cair kental mulai dari 50
ml/jam/hari
4. Makanan yang tidak diperbolehkan..
Air jeruk dan minuman yang mengandung karbon dioksida
• Diet Pasca Bedah III

1. Diet ini diberikan pada pasien pasca bedah besar


saluran cerna atau sebagai perpindahan dari diet
pasca bedah II
2. Cara Memberikan Makanan
Makanan yang diberikan merupakan makanan saring
ditambah susu dan biskuit. Cairan hendaknya tidak
melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dpat diberikan
makanan parenteral jika diperlukan
• Diet Pasca Bedah III

3. Makanan yang tidak dianjurkan


adalah makanan yang berbumbu tajam dan
minumam yang mengandung karbon dioksida
4. Bahan Makanan sehari dan nilai gizi
Menu makanan saring ditambah dengan :
pkl 16.00 : susu 1 gls + gula pasir 20 g
pkl 22.00 : Biskuit 30 g
• Diet Pasca Bedah IV

1. Diet ini diberikan pada :


• Pasca bedah kecil atau minor : setelah diet pasca bedah I
• Pasca bedah besar atau mayor : setelah diet pasca bedah III
2. Cara Memberikan Makanan
Makanan yang diberikan berupa makanan lunak
yang dibagi 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali
makanan selingan
• Diet Pasca Bedah IV

3. Makanan yang tidak dianjurkan


adalah makanan yang berbumbu tajam dan
minumam yang mengandung karbon dioksida
4. Bahan Makanan sehari dan nilai gizi
Menu makanan lunak, cukup nilai gizi
Diet Pasca Bedah Lewat Pipa Lambung
• Adalah pemberian makanan bagi pasien dalam keadaan
khusus seperti penurunan kesadaran, luka bakar,
gangguan psikis, gangguan mengunyah atau menelan
karena makanan harus diberikan lewat pipa lambung
atau enteral atau nasogastric tube (NGT)
Diet Pasca Bedah Lewat Pipa Lambung

• Cara Memberikan Makanan : Makanan diberikan


sebagai makanan cair/formula enteral dengan jumlah
kalori 1 kkal/ml sebanyak 250 ml tiap 3 jam. Makanan
diharapkan dpat merangsang peristaltik lambung
• Bahan Makanan sehari : menu makanan cair
Diet Pasca Bedah Lewat Pipa Jejenum
• Adalah makanan bagi pasien yang tidak dapat
menerima makanan melalui oral atau pipa lambung.
Makanan diberikan langsung ke jejenum dengan
menggunakan pipa jejenum atau Jejenum Feeding
Fistula (JFF)
Diet Pasca Bedah Lewat Pipa Jejenum
• Cara Memberikan Makanan : Makanan diberikan sebagai
makanan cair/formula enteral yang tidak memerlukan
pencernaan lambung dan tidak merangsang jejenum
secara mekanis dan osmotis. Cairan diberikan tetes demi
tetes secara perlahan agar tidak terjadi diare atau kejang
• Bahan Makanan sehari : Berupa makanan enteral
elemental (langsung serap)
Contoh Menu
Makanan Lunak
Makanan saring
Makanan cair
Makanan Lewat Pipa Lambung (NGT)
Makanan Lewat Jejenum (JFF)
Referensi
• Persatuan Ahli Gizi Indonesia - Asosiasi Dietisien Indonesia : Penuntun
Diet dan Terapi Gizi, edisi 4, EGC, 2019
• Lassen K, Soop M, : Consensus review of optimal perioperative care in
colorectal surgery, enhanced recovery after surgery (ERAS) group
recommendation, 2009
• Weimann A, Braga M, Harsanyi L et al : ESPEN Guidlines on Enteral
Nutrition : Surgery including organ transpantation, Clinical Nutrition,
2006

Anda mungkin juga menyukai