Anda di halaman 1dari 15

Terapi Diet

Pada
Komplikasi
Kehamilan
dan Pasca
Bedah
Malang, 10 April 2017
Komplikasi Kehamilan
DIET HIPEREMESIS
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan
muntah yang berlebihan pada wanita. Biasanya
terjadi pada kehamilan trimester I. Gejala
tersebut kurang lebih terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid terakhir dan berlangsung
selama kurang lebih 10 minggu.
Tujuan Diet Hiperemesis
 Mengganti persediaan glikogen tubuh dan
mengontrol asidosis
 Secara berangsur memberikan makanan berenergi
dan zat gizi yang cukup
Penatalaksanaan Diet Hiperemesis
1. Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan
hiperemesis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering,
singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan.
Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya.
2. Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang.
Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan
bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan
bersamaan dengan makanan.
3. Diet Hiperemesis III
Diet hiperemesis III diberikan kepada
pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet
diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan
minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan
energi dan semua zat gizi.
Komplikasi Kehamilan
DIET PRE EKLAMPSIA
Pre eklampasia merupakan salah satu komplikasi yang
sering terjasi pada kehamilan, yang biasanya terjadi pada
kehamilan lebih dari 20 minggu, yang ditandai oleh adanya
hipertensi, proteinuria, dan edema. Keluhan-keluhan yang biasa
timbul ialah adanya pertambahan berat badan (karena edema),
mudah timbul kemerah-merahan, mual, muntah, pusing,
pandangan kabur, nyeri lambung, oligouria, gelisah dan
kesadaran menurun. Ciri khas dari diet ini adalah memperhatikan
asupan garam dan protein.
Tujuan Diet Ekslampsia
 Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
 Mencapai dan mempertahankan tekanan darah agar tetap
normal
 Mencegah dan mengurangi retensi garam dan air/cairan
 Mencapai keseimbangan nitrogen
 Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi
normal
 Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor resiko lain
atau penyulit baru pada saat kehamilan atau setelah
melahirkan
Penatalaksanaan Diet Ekslampsia
1. Diet Pre eklampsia I
Diet ini diberikan pada pasien dengan preeklampsia berat (PEB).
Makanan diberikan dalam bentuk cair yang terdiri dari sari buah dan susu.
Jumlah cairan yang diberikan paling sedikit 1500ml sehari per oral, dan
kekurangannya diberikan secara parenteral. Karena makanan ini kurang
mengandung zat gizi dan energi, maka hanya diberikan 1-2 hari saja.
2. Diet Pre eklampsia II
Diet ini diberikan kepada pasien pre eklampsia yang penyakitnya tidak
terlalu berat atau sebagai makanan peralihan dari diet pre eklampsia I.
Makanan diberikan dalam bentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai Diet
Rendah Garam I. Dalam diet ini makanan yang diberikan cukup mengandung
energi dan zat gizi lainnya.
3. Diet Pre eklampsia III
Diet pre eklampsia III diberikan kepada pasien dengan
pre eklampsia ringan (PER) atau sebagai peralihan dari diet pre
eklampsia II. Pada diet ini makanan mengandung tinggi protein
dan rendah garam. Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau
biasa. Pada diet, jumlah energi harus disesuaikan dengan
kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg/bulan. Pada
diet ini makanan yang diberikan mengandung cukup semua zat
gizi dan energi.
Pengertian Diet Pasca Bedah
Pasca bedah atau pascaoperasi merupakan masa setelah
dilakukannya pembedahan yang dimulai sejak pasien memasuki ruang
pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang
diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan
makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan
dan jenis penyakit penyerta.
Waktu ketidakmampuan pasien setelah operasi atau
pembedahan dapat diperpendek melalui pemberian zat gizi yang
cukup. Hal yang juga harus diperhatikan dalam pemberian diet pasca
operasi untuk mencapai hasil yang optimal adalah mengenai karakter
individu pasien.
Penatalaksanaan Diet Pasca Diet
1. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)
Diet ini diberikan kepada semua pasien
pascabedah : Pasca-bedah kecil setelah sadar dan rasa
mual hilang, Pasca-bedah besar setelah sadar dan rasa
mual hilang serta ada tanda-tanda usus mulai bekerja
Cara Memberikan Makanan yaitu Selama 6 jam sesudah
operasi, dan makanan ini diberikan dalam waktu
sesingkat mungkin. Selain itu diberikan makanan
parenteral sesuai kebutuhan.
2. Diet Pasca-Bedah II (DPB II)

Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar


saluran cerna atau sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I.
Cara Memberikan Makanan yaitu diberikan dalam bentuk cair kental
dan rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan
yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat
diberikan makanan parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak
boleh diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman
yang mengandung karbondioksida.
3. Diet Pasca-Bedah III (DPB III)

DPB III diberikan kepada pasien pascabedah besar


saluran cerna atau sebagai perpindahan dari DPB II.
Makanan yang diberikan berupa makanan saring
ditambah susu dan biskuit. Cairan hendaknya tidak
melebihi 2000 ml sehari. Selain dapat diberikan Makanan
Parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan
untuk DPB III adalah makanan dengan bumbu tajam dan
minuman yang mengandung karbondioksida.

4.
4. Diet Pasca-Bedah IV ( DPB IV)

DPB IV diberikan kepada pasien


pascabedah kecil setelah Diet Pasca Bedah I, dan pada
pasien pasca bedah besar setelah Diet Pasca Bedah III.
Makanan yang diberikan berupa Makanan Lunak yang
dibagi dalam 3 kali makanan lengkap atau pokok dan 1
kali makanan selingan. Makanan yang dihindari
disesuaikan dengan kondisi pasien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai