NIM: 200401110289
UTS PSIKOMETRI
Sebelumnya telah di bahas dan dijelaskan mengenai Teknik Estimasi Reliabilitas yang mana
diantaranya terdapat; koefisien stabilitas (tes ulang), koefisien ekuvalensi (tes paralel), dan koefisien
konsistensi internal. Pendekatan koefisien konsistensi internal ini berbeda dengan koefisien stabilitas
yang terdapat dua kali tes dengan satu skala dan berbeda pula dengan koefisien ekuivalensi yang terdapat
satu kali tes dengan dua skala, sedangkan koefisien konsistensi internal ini hanya melakukan satu kali tes
dengan satu skala saja atau diadministrasikannya hanya sekali saja.
Instrumen tes yang akan diketahui reliabilitasnya dapat dibelah menjadi beberapa bagian sesuai
dengan teknik yang digunakan. Instrumen dapat dibelah menjadi, dua, tiga, empat dan seterusnya. Bahkan
bisa dilakukan pembelahan sebanyak butir soal yang ada dalam instrumem tersebut, sehingga setiap
belahan terdiri dari satu item atau satu butir soal. Jika belahan tidak per item, maka sebaiknya dilakukan
pembelahan yang menghasilkan jumlah item sama dalam tiap belahan. Selain itu tiap belahan sebaiknya
dibuat sehomogen mungkin. Homogen dalam hal ini berarti jumlah yang sama, tingkat kesukaran yang
sama, dan isi yang sebanding. Berikut adalah teknik atau cara pembelahan tes dalam pendekatan
konsistensi internal:
dan koefisien korelasi dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown sebagai berikut ;
Diperoleh nilai reliabilitas 0,895. Berdasarkan uji coba nilai ini sudah reliabel, karena
lebih besar dari 0,600.
B. Formula Rulon
a. Pengertian
Rulon memberikan formula untuk pembelahan tanpa harus berasumsi bahwa kedua
belahan memiliki varians yang sama. Perbedaan skor atau nilai dari kedua hasil
pembelahan tes akan memiliki distribusi perbedaan skor dengan varian. Besarnya akan
dpengaruhi oleh varian eror dari masing-masing belahan. Karena varians eror dari tiap
belahan menentukan varians eror keseluruahan tes, maka varians eror tes bisa diestimasi
melalui besarnya perbedaan skor diantara dua belahan tersebut. Formula Rulon
dirumuskan sebagai berikut:
b. Formulasi (rumus)
𝑟𝑥𝑥′ = 1 − s𝑑 2
𝑠𝑥 2
C. Formula Flanagan
a. Pengertian
Formula Flanagan juga memakai teknik belah dua (split half method) seperti halnya
pada formula Spearman-Brown. Namun, koefisien reliabilitas pada formula Flanagan
tidak didasarkan ada tidaknya korelasi antara belahan I dengan belahan II. Dasar dari
formula Flanagan adalah jumlah kuadrat deviasi (varians) pada tes belahan I, jumlah
kuadrat (varians) deviasi pada tes belahan II, dan jumlah kuadrat deviasi (varians) skor
total. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:
b. Formula (rumus)
Keterangan:
c. Contoh
Kasus yang digunakan serupa dengan kasus pada formula Spearman-Brown.
Dari hasil di atas, kemudian dapat dihitung nilai koefisien reliabilitasnya dengan
menghitung masing-masing varians belahan dan varians skor total kedua belahan.
= 0,9974
Nilai koefisien reliabilitas yang didapat adalah 0,9974 > 0,70. Kesimpulannya kuisioner
dianggap masih reliabel.
D. Kuder-Richardson (KR)
a. Pengertian
Terdapat dua jenis formula KR yaitu Kuder Richardson formula 20 (KR-20) atau
Cronbach Alpha dan Kuder Richardson formula 21 (KR-21). Formula ini dapat digunakan
untuk data dikotomi sedangkan KR-21 dapat digunakan untuk data dikotomi dan politomus.
Keterangan:
ri1 = koefisien reliabilitas
k = banyaknya butir soal
1 = bilangan konstan
M = mean total (rata-rata hitung dari skor total)
vt = varians skor total
N = jumlah responden
2. KR21
Saat instrumen dapat dipastikan memiliki tingkat kesulitasn yang sama untuk setiap
item soal, maka untuk menguji relibilitasnya digunakan rumus KR 21. Berikut
disajikan rumus KR 21 (Sugiyono, 2014)
Keterangan:
rhh = koefisien korelasi product moment antara skor belahan satu dengan skor
belahan yang lain
Keterangan:
N = jumah subjek
=
(1313−1 )(1− 1,08
4, 31 )
= 0,812
Nilai koefisien reliabilitas yang didapat adalah 0,812 > 0,70. Kesimpulannya kuisioner
dianggap masih reliabel (Sinaga, 2012).
Contoh perhitungan reliabilitas menggunakan formula KR21
Dilakukan penelitian untuk mengetahui persepsi tentang hubungan suami-istri
selama kehamilan pada ibu hamil yang memeriksakan kandungan di sebuah Puskesmas.
Jumlah soal yang digunakan sebanyak 8 butir dengan responden untuk uji realibilitas
diambil sebanyak 10 orang. Hasil yang didapat adalah sebagai berikut.
X X / N
2 2
vt
N 1
42 246− ( 1764/10 )
= 10 = 10−1
= 4,2 = 7,73
8 4,2 8 4,2
= 1
8 1 8 7,73
= 0,724
Nilai koefisien reliabilitas yang didapat adalah 0,724 > 0,70. Kesimpulannya kuisioner
dianggap masih reliabel (Sari, 2012).
E. Analisis Varian
a. Pengertian
Selain melalui pendekatan-pendekatan korelasional, estimasi reliabilitas tes dalam
prosedur single-trial administrasion dapat pula dilakukan melalui teknik analisis
varians (anava). Hal itu sangat logis bila diingat bahwa konsepsi reliabilitas sendiri
memang merupakan rasio dari berbagai varians distribusi. [CITATION Sai19 \l 1033 ]
Analisis varian bertujuan untuk membedakan skor kategorik (2 kategori atau lebih).
Terdiri dari 3 bagian yaitu, Within subject (dalam) yakni varian di dalam kelompok,
Between subject (antar) yakni varian antar kelompok, dan Interaksi. (Widhiarso, n.d.)
Salah satu teknik anava yang sangat populer adalah yang dikemukakan oleh Hoyt
(1941). Pendekatan Hoyt ini termuat dalam Jurnal Psychometrika yang sangat
bergengsi dan sejak itu mendapat perhatian yang besar sekali dari para ahli
psikometri.
Asumsi pada setiap aitem dianggap sebagai suatu perlakuan berbeda. Sehingga ketika
subjek dihadapkan dalam satu aitem ia seakan-akan dikenai sebuah tritmen.
Dianalisis dengan menggunakan anava dua jalur; Jalur 1 : aitem dan Jalur 2 : subjek.
Within subjeck (RESIDU), didasarkan pada deviasi skor dalam kelompok. Kemudian
varian skor Jreng paling besar diantara ketiga skor. Sedangkan Between subject,
didasarkan pada deviasi rerata kelompok dengan rerata total.(Widhiarso, n.d.)
Konsep dalam teknik analisis varians Hoyt adalah memandang distribusi aitem
keseluruhan subjek sebagai data pada suatu desain eksperimen faktorial dua-jalan
tanpa replikasi, yang dikenal pula sebagai item by subject design. Setiap aitem
dianggap seakan suatu treatment atau perlakuan yang berbeda sehingga setiap kali
subjek dihadapkan pada suatu aitem seakan-akan ia berada pada suatu perlakuan
yang berbeda. Dalam hal ini banyaknya aitem merupakan banyaknya perlakuan.
[CITATION Sai19 \l 1033 ]
Berbeda dengan formula Spearman-Brown, Flanagan, Rulon, maupun Kuder-
Richardson, maka menurut C. Hoyt dalam menentukan reliabilitas tes hendaknya kita
menganggap bahwa data yang berupa skor-skor hasil tes itu kita anggap sebagai data
hasil eksperimen, di mana faktor pertamanya atau klasifikasi I-nya adalah subjek,
sedangkan faktor kedua atau klasifikasi II adalah item. Masing-masing sel di sini
terdiri atas 1 subjek. Selanjutnya kita cari interaksi antara subjek dengan item. Teknik
analisis seperti inilah yang terkenal dengan nama teknik analisis varians (ANAVA),
dan penggunaan teknik analisis varians dalam rangka menentukan reliabilitas tes
adalah merupakan perkembangan baru dalam dunia evaluasi pendidikan.
b. Formula (rumus)
1. Rumus teknik Hoyt Azwar (1986) adalah:
rtt : 1- 𝑀𝐾𝑖
𝑀𝐾s
Keterangan :
Rtt : Indeks reliabilitas alat ukur
1 : Bilangan Konstanta
MKi : Mean kuadrat antar butir
MKs : Mean Kuadrat antar subjek
2. Rumus Anova
Keterangan:
i : Subjek
j : Kelompok
Xj : Rerata pada kelompok j
X : Rerata total
nj : Jumlah kelompok
OUTPUT SPSS
(Widhiarso, n.d.)
3. Kesimpulan
Reliabilitas tes merupakan suatu alat ukur yang digunakan sebagai alat untuk mengetahui
konsistensi dari pengukuran suatu tes yang kemudian dalam hasilnya menunjukkan sebuah keajegan.
Ketika seseorang dikatakan dapat dipercaya, maka apabila orang tersebut berbicara ajeg, jelas dan
pembicaraannya tidak berubah-ubah dari waktu-waktu, konsisten dengan apa yang dibicarakannya.
Karena dalam sebuah tes penting untuk diamati keajegan dan kepastiannya suatu tes itu ketika tes
tersebut dapat dilihat dari hasil tes yang didapat. Jadi inti dari reliabilitas itu adalah konsistensinya
agar mendapatkan hasil yang reliabel.
Khumaedi, M. (2012). Reliabilitas Instrumen Penelitian Pendidikan. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin
Unnes, 12(1), 129541.
Sarwiningsih, R. (2017). The Comparison Accuracy Estimation of Test Reliability Coefficients for
National Chemistry Examination in Jambi Province on Academic Year 2014/2015. JKPK (Jurnal
Kimia Dan Pendidikan Kimia), 2(1), 34. https://doi.org/10.20961/jkpk.v2i1.8740
Yusup, F. (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif. Jurnal Tarbiyah :
Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1), 17–23. https://doi.org/10.18592/tarbiyah.v7i1.2100
Sari, R.R. 2012. Hubungan Seksual selama Kehamilan pada Ibu yang Memeriksakan Kehamilan di
Puskesmas Sibande Pakpak Barat. Skripsi Jurusan Keperawatan Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Sinaga, M. 2012. Gambaran Penggunaan Bahan pada Perawatan Luka di RSUD dr. Djasamen Saragih
Pematang Siantar. Skripsi Jurusan Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan.