Anda di halaman 1dari 11

TES BAUM DAN HOUSE TREE PERSON

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA

Disusun Oleh
3PA17
Kelompok 4
Dosen Pengampu : Sendi Satriadi

NO. NAMA MAHASISWA NPM TANDA TANGAN

1 Adinda Ghina Cahyani 10520014

2 Alysha Zahra Putri R 10520087

3 Dita Amirah Azra 11520156

4 Kezia Kristina Hutagalung 10520536

5 Puraghan Cahya Herawan 10520787

DEPOK
MARET 2023
1

A. Perkembangan Teori
Salah satu tes grafis adalah Tes Baum atau disebut juga Tree Test. Tes
Baum pertama kali diterapkan oleh Emil Jucker (1928) dan digunakan untuk
tes pemilihan jurusan di sekolah-sekolah. Tes ini kemudian dikembangkan oleh
Charles Koch (seorang psikolog di Jerman) pada tahun 1952 sehingga sekarang
dikenal sebagai Tes Pohon (BAUM Test). Charles Koch adalah seorang
psikolog yang berasal dari Jerman. BAUM Test adalah tes proyeksi yang
digunakan untuk menganalisa kepribadian individu dengan menggambar
sebuah pohon.

Alasan Charles Koch menggunakan pohon adalah karena adanya


kesamaan karakteristik antara manusia dan pohon, yaitu sama – sama selalu
tumbuh dan berkembang. Tes ini diciptakan oleh Emil Jucker, awalnya untuk
pemilihan jurusan di sekolah dan dikembangkan oleh Charles Koch. Alasan
memilih pohon (Jucker) :

1. Pohon selalu tumbuh dan berkembang


2. Untuk hidup pohon memerlukan makanan dan minuman
3. Hasil penelitian budaya menunjukkan bahwa pohon memiliki makna
penting bagi manusia dan pohon dianggap mewakili manusia.

B. Kegunaan
Tes ini digunakan untuk menilai karakter dan kepribadian seseorang.
Hal ini dapat diketahui dari bentuk gambar, kelengkapan gambar, kerapian, cara
menggambar, dan dari aspek-aspek lainnya. Mengapa pohon? Jucker
mengatakan bahwa pohon itu memiliki karakteristik yang hampir sama seperti
manusia. Yaitu pohon selalu tumbuh & berkembang dan untuk hidup pohon
memerlukan makanan dan minuman. Ia menganggap gambar pohon yang
dibuat seseorang sebagai pernyataan dari “The Being Of The Person”.
2

C. Tujuan
Tes Baum (Tree Test) bertujuan menilai karakter dan kepribadian
seseorang dengan cara menganalisa gambar pohon yang dibuat oleh peserta tes.

D. Karakteristik
1. Tes BAUM
Gambar pohon yang dibuat seseorang merupakan pernyataan dari the
being of the person (keberadaan seseorang), yang berarti gerakan hidup
keluar. Tanaman merupakan sistem yang terbuka, segala sesuatu menuju
keluar, sesuatu terjadi di permukaan, dibentuk di bawah kulitnya dan pada
ujung-ujung tunasnya.
Tanaman tidak pernah berkembang / tumbuh sempurna, ia selalu muda
dan sampai mati akan berbunga dan dapat menjadi buah. Pohon tidak
pernah berhenti berkembang, tetap tumbuh walaupun sudah tua. Apabila
kita tidak lagi melihat suatu pertumbuhan ke atas maupun menjadi lebih
besar maka pohon itu mash tetap hidup, ada pucuk-pucuk baru dan selalu
berganti daun setiap tahun. Gambar pohon secara keseluruhan, menurut S.
Freud, ada 3 bagian yang penting:
a. Daun : Super Ego
b. Batang : Ego
c. Akar : Id
3

Pada dasarnya pohon yang umumnya kita lihat terdiri atas :


a. Akar
Akar mewakili dorongan yang bersifat fisiologis dan dorongan asadar.
Subyek yang tidak menggambar akar dianggap normal. Apabila ada
penonjolan akar pada gambar subyek mewakili adanya dorongan
fisiologis, sikap tradisional, konservatif, kaku, dan primitif.
b. Batang
Batang juga merupakan pusat dan memegang keseimbangan antara kiri
dan kanan. Fungi sentral batang adalah menopang. Selain itu, ada juga
dahan-dahan. Batang merupakan elemen yang paling kokoh dalam
kerangka pohon dengan semua dahan-dahannya. Batang dan dahan
membentuk substansi 'kayu'. Batang merupakan pusat dan
pengangkut/penyebar (carrier) sedangkan dahan merupakan kerangka
yang tidak dapat hilang jika dibandingkan dengan bagian yang lain.
1) Jika pada batang dan dasar batang terdapat ciri-ciri khas seperti
ketidakteraturan, bayangan-bayangan (shading), bentuk-bentuk
kaku dan bentuk rusak yang tampak disebelah kanan, maka dapat
mengindikasikan adanya suatu hubungan yang terganggu, atau bisa
juga menunjukkan adanya suatu konflik khusus dengan lingkungan
yang terjadi pada saat itu.
2) Bila ciri-ciri tersebut berada di sebelah kiri, maka konflik itu
berada/terjadi di masa lampau. Setiap gangguan keseimbangan,
atau ketidaktenangan, ditandai dengan pemindahan area, ke
sebelah kanan dan ke sebelah kiri
c. Mahkota (Daun)
Bagian luar dari mahkota, ujung-ujung, mebentuk zona hubungan
dengan lingkungan, zona dari hubungan dan pertukaran antara yang di
dalam dan di luar, zona dari metabolisme, bernafas.
4

2. Tes House Tree Person


Gambar rumah merupakan simbol yang dimunculkan oleh individu
yang mewakili kehidupan "rumah" individu, yang berasal dari masa lalu,
atau rumah yang menginspirasinya, atau kombinasi keduanya. Rumah juga
merupakan simbol yang mewakili ibu atau figur afektif individu atau
bagaimana relasinya dengan ibu/figur afektif. Pohon mewakili simbol dari
kehidupan intrapersonal, interpersonal dan adaptasi dengan lingkungan
sekitar. Pohon dalam tes HTP merupakan simbol dari figur ayah atau
otoriter, atau kualitas relasi dengannya. Gambar rumah dan pohon dalam
tes HTP bersama-sama akan mewakili figur orangtua individu atau
lingkungan keluarganya. Gambar orang mewakili persepsi individu
mengenai dirinya sendiri meliputi body image, self-concept, sikap dan
mood suasana hati.
Alasan Tes HTP (House Tree Person) selalu digunakan untuk
mengetahui katakter seseorang :
a. Rumah, orang, dan pohon merupakan hal yang paling sering ditemui
oleh setiap individu
b. Hampir semua peserta tidak menentang ketika disuruh menggambar
House Tree Person
c. Objek ini paling mudah untuk Digambar

E. Sejarah
1. Tes BAUM
Pada awal 1926 GOODENOUGH mengembangkan suatu prosedur
yang terstandarisasi untuk mengevaluasi inteligensi anak-anak. Metode
yang digunakan adalah dengan menggambar seorang manusia (draw a
man). Pada waktu yang bersamaan, Emil Jucker juga mengembangkan
suatu metode yang terarah, yaitu Tes Pohon. Tes ini awalnya digunakan
oleh Emil Jucher untuk membantu mendiagnosa. Pohon sebagai gambar,
5

merupakan pernyataan dari ‘the being of the person’. Kemudian Baum


dikembangkan oleh Karl Koch yang dipublikasikan pertama kali tahun
1959.
Alasan Koch mengembangkan tes dengan gambar Pohon, adalah Jucker
mengatakan bahwa Pohon itu memiliki karakteristik yang hampir sama
seperti manusia. Pohon selalu tumbuh & berkembang dan untuk hidup
pohon memerlukan makanan dan minuman. Dari hasil penelitian budaya
dikatakan pohon memiliki arti dan makna yang penting bagi manusia, oleh
karena itu pohon dianggap mewakili manusia.
Perintah menggambar pohon ini bisa bervariasi. Adakalanya diminta
menggambar pohon tertentu seperti pohon apel, pohon mangga, dan lain-
lain, pohon tanpa buah, pohon merambat, pohon besar, ataupun sebuah
pohon dengan kriteria yang diinginkan penguji. Namun, rata-rata peserta
tes dibebaskan untuk menggambar pohon apapun yang berbatang kayu dan
memiliki dahan. Gambar pohon yang dilarang biasanya dicantumkan dalam
soal seperti pohon randu, cemara, kelompok palma, dalam pot, beringin,
umbi-umbian, perdu, bambu dan lain-lain. Fungsi dari tes ini adalah untuk
menilai karakter dan kepribadian seseorang. Hal ini dapat diketahui dari
bentuk gambar, kelengkapan gambar, kerapian, cara menggambar, dan dari
aspek-aspek lainnya.

2. House Tree Person (HTP)


Pembuat tes HTP pertama kali adalah John N. Buck dan WL Warren
dari Western Psychological Service . Dikembangkan tahun 1947, direvisi
tahun 1948, 1949 dan (revisi Buck & Warren) 1992. Pada prinsipnya
dikembangkan dari Goodenough Scale yang berfungsi untuk mengukur
fungsi/kematangan intelektual Buck meyakini bahwa gambar rumah dan
pohon juga dapat memberikan informasi yang relevan mengenai
6

kepribadian individu. merupakan salah satu tes grafis yang berguna untuk
melengkapi tes grafis yang lain, yaitu mengetahui hubungan keluarga.
Tes HTP (House Tree Person) umumnya memiliki tujuan untuk
mengukur keseluruhan pribadi. Waktu yang dipergunakan dalam tes
Psikologi HTP normalnya selama 10 menit. Beberapa alasan digunakannya
tes HTP sama seperti tes DAP dan BAUM, yaitu:
a. Karena ketiga objek tersebut paling dikenal oleh orang
b. Hampir semua orang tak menentang diminta menggambar House Tree
Person
c. Dibandingkan dengan objek lain, objek yang lebih dapat menstimulir
verbalisasi yang sifatnya jujur dan bebas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tes Psikologi ini, adalah
HTP digunakan oleh para ahli jiwa untuk mendapatkan data yang cukup
signifikan yang mempunyai sifat diagnosa atau prognosa mengenai
keseluruhan pribadi individu yang bersangkutan, juga dapat mengetahui
bagaimana interaksi pribadi dengan lingkungan baik yang umum atau pun
spesifik. Menurut John Duck, HTP digunakan untuk mendapatkan data
tentang kemajuan individu yang dikenai suatu treatment. Baik HTP ataupun
tes grafis lainnya dapat disertai dengan warna dan interpretasinya mencakup
juga sesuai atau tidak sesuainya penggunaan warna terhadap objek. Yang
paling penting di interpretasi adalah orientasi individu (terhadap ruang dan
daya abstraksi)
Pada tes ini, subjek diminta untuk membuat gambar bebas tanpa ukuran
berupa rumah, pohon, orang. Fungsi dari tes ini untuk melihat interaksi di
dalam keluarga. Instruksi gambar rumah, pohon, orang dalam satu situasi
(gambar pohon masih pohon berkayu seperti BAUM, orang lengkap utuh
dari kepala sampai kaki, dalam HTP pohon dianalogikan sebagai ayah,
rumah dianalogikan sebagai ibu, yang ideal adalah ketika posisi pohon,
7

rumah dan orang posisinya tidak terlalu berjauhan dan orang tidak terlalu
dekat dengan hanya dengan salah satu gambar pohon/rumah.

F. Perbedaan khas tes Baum dan House Tree Person dengan Tes Gambar
Manusia Sebelumnya.
Meskipun hampir tiap medium seni, teknik, dan jenis persoalan telah
diteliti dalam usaha mencari isyarat diagnostik yang penting dalam evaluasi
atas kepribadian, perhatian khusus telah dipusatkan pada tindakan
menggambar bentuk manusia. Yang digunakan sebagai bentuk manusia
sebagai ukuran nonverbal atas fungsi kognitif. Seperti pada contoh awal
yang terkenal adalah Machover Draw-a-Person Tes. Penggambaran ini
diikuti dengan rangkaian pertanyaan untuk mendapatkan informasi tertentu
tentang umur, sekolah, perkerjaan, dan fakta lainnya yang berhubungan
dengan karakter yang digambar.
Interprestasi atas D-A-P sebagaimana dikemukakan Machover pada
dasarnya bersifat kualitatif dan banyak mengandung generalisasi yang
didasarkan pada indikator-indikator tunggal. Meskipun rujukan dibuat pada
ribuan gambar yang diuji dalam konteks klinis, dan beberapa kasus terseleksi
disinggung untuk maksud ilustrasi, tidak ada presentasi data sistematik satu
pun menyertai laporan tes asli yang diterbitkan. Disamping itu, studi validasi
selanjutnya oleh para peneliti lainnya pada umumnya gagal memberikan
dukungan interprestasi diagnostik Machover.
Metode lain adalah Human Figure Drawings (HFDs), namun beberapa
sifat jumlahan HFDs, misalnya keanehan atau jumlah total indikator
emosional, kelihatannya membedakan antara anak-anak yang memiliki
masalah dan anak-anak yang bisa menyesuaikan diri dengan baik.
Konsensus yang menyangkut HFDs adalah gambar bentuk manusia hanya
bisa memberikan gagasan sangat umum tentang tingkat penyeesuaian
emosional anak-anak. Lagi pula, sejauh menyangkut penerapan diagnostik,
8

kebanyakan ahli setuju bahwa gambar-gambar seharusnya digunakan hanya


untuk melahirkan hipotesis dan harus diinterprestasikan dalam konteks
informasi lain tentang individu.
Meskipun ada pembatasan dan peringatan, popularitas gambar bentuk
manusia tetap tidak terhambat dan sesungguhnya berbagai tugas gambar
tambahan telah dirancang. Dan yang paling luas digunakan adalah House-
Tree-Person (H-T-P), yang sebagaimana disiratkan oleh namanya meminta
responden untuk melengkapi gambar-gambar rumah, pohon, dan orang yang
terpisah. Pohon itu memiliki karakteristik yang hampir sama seperti
manusia. Pohon selalu tumbuh dan berkembang dan untuk hidup pohon
memerlukan makanan dan minuman. Dari hasil penelitian budaya dikatakan
pohon memiliki arti dan makna yang penting bagi manusia, oleh karena itu
pohon dianggap mewakili manusia. Ciri-ciri dan segi-segi gambar itu
sendiri, bersama dengan penelitian yang cukup ekstensif setelah tugas
gambar, umumnya digunakan sebagai sumber hipotesis tentang area konflik
dan keprihatinan umum. Fungsi dari tes ini untuk melihat interaksi di dalam
keluarga. Instruksi gambar rumah, pohon, orang dalam satu situaasi (gambar
pohon masih pohon berkayu seperti BAUM, orang lengkap utuh dari kepala
sampai kaki, dalam HTP pohon dianalogikan sebagai ayah, rumah
dianalogikan sebagai ibu, yang ideal adalah ketika posisi pohon, rumah dan
orang posisinya tidak terlalu berjauhan dan orang tidak terlalu dekat dengan
hanya dengan salah satu gambar pohon/rumah.
G. Administrasi Tes BAUM dan House Tree Person
1. Tes BAUM
a. Pada lembar kertas putih polos tersebut, testee diminta untuk mengisi
identitas dirinya berupa: nama (inisial), jenis kelamin, usia, pendidikan,
pekerjaan, serta tanggal pemeriksaan (tes).
b. Kemudian balik kertas tersebut dalam posisi vertikal (portrait) lalu
berikan instruksi: "Gambarlah pohon berkayu atau berkambium,
9

KECUALI pohon pisang, kelapa, randu, beringin, semak atau perdu,


bambu, pinus atau palma, cemara dan pohonpohon lainnya yang tidak
berkayu."
c. Perhatikan apakah instruksi benar-benar dipahami oleh testee.
d. Bila testee sudah memahami instruksi, biarkan ia menggambar dengan
menggunakan pensil HB yang telah disediakan.
e. Selama testee menggambar, tester harus mengobservasi dan mencatat
hasil observasinya.
f. Setelah selesai, balik kembali kertas tersebut dan mintalah testee untuk
menuliskan nama pohon yang digambar.
2. House Tree Person
a. Pada lembar kertas putih polos tersebut, testee diminta untuk mengisi
identitas dirinya berupa : nama (inisial), jenis kelamin, usia, pendidikan,
pekerjaan, serta tanggal pemeriksaan (tes).
b. Kemudian balik kertas tersebut dalam posisi horizontal (landscapet) lalu
berikan instruksi: "Gambarlah sebuah rumah, sebuah pohon dan
seorang manusia dalam satu kesatuan"
c. Perhatikan apakah instruksi benar-benar dipahami oleh testee.
d. Bila testee sudah memahami instruksi, biarkan ia menggambar dengan
menggunakan pensil HB yang telah disediakan.
e. Selama testee menggambar, tester harus mengobservasi dan mencatat
hasil observasinya.
f. Setelah selesai, balik kembali kertas tersebut dan mintalah testee untuk
menuliskan cerita mengenai gambar yang ia buat secara singkat.
10

DAFTAR PUSTAKA

Aiken, L.R & Groth-Mamat, G ( 2009). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologis, Jilid
2, Edisi Kedua Belas. Jakarta : PT Indeks
Anastasi, A & Urbina, S. 1998. Psychological Testing: 7th ed.
Nastiti, Dwi. (2020). Modul Laboratorium Individu : Tes Grafis dan Wartegg Psikologi
Perilaku Kriminal Remaja. Universitas Surabaya.
Rahaju, Soerjantini. (2014). Pemanfaatan House Tree Person Test Pada Asesmen
Universitas Padjajaran. 2014. Makalah Tree Test (BAUM) Class B.
.

Anda mungkin juga menyukai