Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN AKHIR KONSTRUKSI ALAT UKUR PSIKOLOGI

ACADEMIC BURNOUT

TIM PENYUSUN KELOMPOK 4 B:


Aulina Ramadhani 1810321010
Ayana Mey Surya 1810321025
Aditya Amanda 1810322015
Salsabila Syaifa 1810322028
Belinnaya Rachmitha P 1810323016

DOSEN PENGAMPU:

Nelia Afriyeni, S.Psi. M.A


Siska Oktari, M. Psi., Psikolog
Dr. Rozi Sastra Purna, M.Psi., Psikolog

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis. Shalawat beriringan salam untuk Rasulullah SAW
yang telah membuka jalan bagi kita semua untuk mendalami ilmu pengetahuan,
sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan akhir Konstruksi Alat Ukur
Psikologi dengan judul “Academic Burnout”
Adapun tujuan dari penulisan laporan akhir Konstruksi Alat Ukur Psikologi
ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas semester 4 mata kuliah Konstruksi Alat
Ukur Psikologi di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas Padang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan akhir Konstruksi Alat Ukur Psikologi ini,
terutama kepada Bapak Dr. Rozi Sastra Purna, M.Psi., Psikolog, Ibu Nelia Afriyeni,
S.Psi. M.A dan Ibu Siska Oktari, M.Psi, Psikolog selaku dosen pengampu mata
kuliah Konstruksi Alat Ukur Psikologi, serta kepada anggota kelompok 4
Konstruksi Alat Ukur Psikologi B yang telah mengerahkan seluruh semangatnya
dan waktunya untuk menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari pembaca
agar laporan konstruksi alat ukur psikologi ini dapat lebih baik lagi.

Padang, 17 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iv

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3

1.3 Tujuan........................................................................................................4

1.4 Manfaat......................................................................................................4

1.4.1 Manfaat Teoritis.................................................................................4

1.4.2 Manfaat Praktis..................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

LANDASAN TEORI...............................................................................................5

2.1. Academic Burnout.....................................................................................5

2.1.1. Definisi...............................................................................................5

2.1.2. Dimensi..............................................................................................6

2.1.3. Indikator.............................................................................................6

2.1.4. Dampak dan faktor dari academic burnout........................................7

BAB III....................................................................................................................9

METODE PENELITIAN.........................................................................................9

3.1. Populasi dan Pemilihan Sampel................................................................9

3.2. Langkah-langkah Penyusunan Item..........................................................9

ii
3.2.1. Operasionalisasi Teori ke dalam Item..............................................10

3.3. Blue Print Alat Ukur Academic Burnout................................................11

3.4. Pemilihan Metode Penskalaan.................................................................20

3.5. Administrasi Tes......................................................................................21

3.6. Penggolongan Tes...................................................................................21

3.7. Teknik Penskoran....................................................................................22

3.8. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur.............................................................22

3.8.1. Uji Coba Pendahuluan.....................................................................22

3.8.2. Uji Coba Sesungguhnya...................................................................23

3.9. Teknik Psikometri...................................................................................23

3.9.1. Uji Reliabilitas Alat Ukur Academic Burnout.................................23

3.9.2. Uji Validitas Alat Ukur Academic Burnout.....................................24

3.9.3. Norma Alat Ukur Academic Burnout..............................................25

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Alat Ukur Academic Burnout

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mahasiswa merupakan siswa yang belajar di perguruan tinggi dimana mereka
merupakan generasi penerus bangsa yang biasa disebut dengan agent of change.
Dalam menjalankan studinya, mahasiswa harus beradaptasi dengan sistem
pendidikan, metode belajar, dan keterampilan sosial yang sangat berbeda dengan
tingkat pendidikan sebelumnya (Khoo, Abu-rasain, & Hornby dalam Chai, 2012)
dalam (Arlinkasari & Akmal, 2017). Dalam dunia perkuliahan, mahasiswa juga
akan dituntut untuk memenuhi tuntutan tugas dengan tujuan agar mahasiswa
tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja yang sesuai dengan bidang
atau jurusan yang diambilnya. Tuntutan tugas ini akan semakin meningkat tiap
semesternya dimana kesulitannya pun juga akan bertambah. Selain memenuhi
tuntutan tugas mereka juga dituntut untuk menghadapi kompleksitas materi
perkuliahan yang semakin sulit dari tahun ke tahun, melakukan penyesuaian
sosial di lingkungan kampusnya, dan pemenuhan harapan untuk meraih
pencapaian akademik (Heiman & Kariv dalam Arlinkasari dan Akmal, 2017).
Ketika mahasiswa sudah tidak sanggup lagi untuk mengatasi berbagai
tuntutan tersebut maka mereka akan mengalami burnout yang pada bidang
akademik biasa disebut Academic Burnout. Academic burnout di kalangan
mahasiswa mengacu pada perasaan lelah karena tuntutan tugas, sikap sinis atau
tidak peduli terhadap tugas dan kegiatan perkuliahan, dan merasa tidak kompeten
sebagai seorang mahasiswa (Zhang et al., 2007 dalam Cazan & Năstasă, 2015).
Rad, Shomoossi, Rakhshani, dan Sabzevari (2017) mendefinisikan academic
burnout sebagai kurangnya minat seseorang dalam memenuhi tugas, rendahnya
motivasi, dan kelelahan karena persyaratan pendidikan, sehingga munculnya
perasaan yang tidak diinginkan dan perasaan tidak efisien. (Orpina & Prahara,
2019). Gunnell, Mosewich, McEwen, Eklund & Crocker (2017) menyatakan

v
dalam hasil penelitiannya bahwa mahasiswa tahun pertama akan rentan
mengalami stres karena mereka berada pada masa transisi dari sekolah menengah
atas atau sederajat ke perguruan tinggi. Bagi mereka yang menempuh pendidikan
di luar kota, mereka juga cenderung mengalami masalah sosial seperti, kesulitan
menyesuaikan diri pada lingkungan barunya, mereka juga kehilangan beberapa
dukungan sosial yang mereka dapat pada masa sebelumnya sehingga berpengaruh
terhadap kesuksesan akademik mereka. Terkadang akibat dari Academic Burnout
yang dialami oleh mahasiswa akan menyebabkan seseorang menjadi Drop Out
dari kampus karena merasa tidak sanggup untuk menjalani kegiatan yang ada.
Academic burnout umumnya dianggap sebagai penyebab utama dari berbagai
perilaku, yaitu keengganan untuk menyelesaikan tugas tugas yang diberikan
selama perkuliahan, kemungkinan juga akan mempengaruhi hubungan antara
dosen dan mahasiswa, selain itu keputusasaan yang berasal dari peraturan
perkuliahan yang telah ditetapkan akan membuat seseorang melakukan hal-hal
yang tidak sesuai. (Rad et al., 2017). Banyaknya faktor-faktor yang berpotensi
menimbulkan academic burnout pada mahasiswa, dapat menjadi hambatan bagi
mahasiswa dalam menjalankan perkuliahannya. (Arlinkasari & Akmal, 2017).
Leiter & Maslach (2000) mengatakan bahwa terdapat enam faktor yang
berpengaruh dalam muncul tidaknya burnout yaitu workload, control, reward,
community, value dan fairness. Dalam konteks perkuliahan workload dapat
berupa mengerjakan banyak tugas-tugas perkuliahan seperti menyusun makalah,
memahami jurnal, melakukan presentasi, dan mempersiapkan diri untuk ujian
dalam waktu yang singkat. Control seperti kesulitan dalam mengambil keputusan
terkait tugas-tugas perkuliahannya akibat pengaruh teman yang lebih dominan,
dosen, ataupun peraturan-peraturan kampus. Reward misalnya mahasiswa tidak
mendapat apresisasi dari dosen, teman seperkuliahan, ataupun orang tua atas
pencapaian akademik yang ia dapatkan. Community misalnya mahasiswa tidak
memiliki hubungan baik dengan teman-teman sekelas ataupun dosen sehingga
mereka merasa kurang nyaman menjalankan perkuliahannya. Value dapat berupa
ketidaksesuaian nilai-nilai yang mahasiswa anut dengan tuntutan perkuliahan.

vi
Fairness dapat terlihat ketika mahasiswa merasa diperlakukan secara tidak adil
oleh pihak-pihak kampus.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rad et al., (2017) di China
terdapat 86,6% mahasiswa mengalami stres akademik parah hingga menyebabkan
academic burnout, sementara di Iran, mahasiswa kedokteran yang mengalami
academic burnout sebanyak 76,8% dan stres berat sebanyak 71,7% yang
disebabkan karena kekhawatiran tentang masa depan, khawatir melukai pasien,
ketidakmampuan dalam melakukan teknis medis dan harapan yang tinggi dari
keluarga. Di Eropa, sebanyak 1.702 mahasiswa keperawatan mengalami
academic burnout, dimana mahasiswa merasa kurang mampu dalam mengerjakan
tugas mahasiswa dan memiliki kecenderungan untuk berhenti kuliah. Mahasiswa
Ilmu Manajerial di Serbia yang mengalami academic burnout sebanyak 54,4%.
Pada tahun 2009 data academic burnout yang terkait dengan studi di kalangan
mahasiswa Finlandia yang dikumpulkan melalui survei Nasional dari 9 universitas
di Finlandia, ditemukan bahwa 45% dari semua responden memiliki risiko
mengalami peningkatan academic burnout, sementara sebanyak 19% responden
lainnya memiliki risiko yang jelas untuk mengalami peningkatan academic
burnout. (Orpina & Prahara, 2019).
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat alat ukur tentang
Academic Burnout yang terjadi pada mahasiswa aktif Psikologi Universitas
Andalas. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana bentuk gambaran
tingkat Academic Burnout pada Mahasiswa Psikologi Universitas Andalas.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penyusunan alat ukur terkait academic
burnout ini adalah:
1. Bagaimana gambaran tingkat academic burnout yang dialami oleh
mahasiswa aktif Psikologi Universitas Andalas?
2. Bagaimana reliabilitas dan validitas dari alat ukur academic burnout
yang dibuat?

vii
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan alat ukur ini adalah untuk mengetahui gambaran
tingkat academic burnout yang dialami oleh mahasiswa aktif Psikologi
Universitas Andalas dan untuk mengetahui nilai validitas dan reliabilitas dari
alat ukur yang telah dibuat.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis


Pembuatan alat ukur ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada
pembaca tentang academic burnout sehingga dapat menguranginya dan dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis


Pembuatan alat ukur ini diharapkan dapat digunakan untuk melihat gambaran
tingkat academic burnout yang dialami oleh mahasiswa aktif Psikologi
Universitas Andalas.

viii
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Academic Burnout

2.1.1. Definisi
Academic Burnout didefinisikan sebagai stress, beban atau faktor
psikologis lainnya karena proses pembelajaran yang diikuti oleh mahasiswa
sehingga menunjukkan keadaan kelelahan emosional, kecendrungan untuk
depersonalisasi, dan perasaan prestasi pribadi yang rendah (Yang (2004) dalam
Orpina & Prahara 2019). Sedangkan menurut Schaufelli dkk (2002) dalam
(Arlinkasari & Akmal, 2017) academic burnout adalah perasaan lelah karena
tuntutan studi, sikap sinis terhadap tugas-tugas perkuliahan, dan perasaan tidak
kompeten sebagai mahasiswa. Academic burnout dapat menyebabkan tingkat
absensi yang tinggi, motivasi yang rendah untuk melakukan hal-hal terkait
perkuliahan, selain itu, dapat mengakibatkan persentase drop out yang tinggi
dan memiliki efek negatif pada prestasi akademik (Yang, 2004) dalam (Cazan
& Năstasă, 2015). Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Behrouzi, Shahni Yeylagh, & Pourseyed (2013) yang mengatakan bahwa
academic burnout adalah perasaan lelah yang disebabkan oleh tuntutan dan
persyaratan pendidikan (kelelahan), menjadi pesimistis dan tidak mau
melakukan tugas (kurang minat), dan perasaan tidak kompeten sebagai
mahasiswa (efisiensi rendah) (Jenaabadi et al., 2017).
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa academic burnout
adalah suatu kondisi dimana mahasiswa mengalami kelelahan baik secara fisik
maupun psikologis dalam menjalani proses akademik yang disebabkan oleh
tuntutan tugas dan persyaratan pendidikan yang terlalu banyak, sehingga dapat
menyebabkan sikap sinis dan berdampak pada penurunan prestasi akademik.

5
2.1.2. Dimensi
Menurut Yang (2004) dalam Orpina & Prahara (2019) academic burnout
terbagi menjadi 3 dimensi, yaitu:
1. kelelahan emosional
Perasaan lelah yang disebabkan oleh tuntutan emosional dan psikologis yang
berlebih dan biasanya berdampingan dengan perasaan frustasi dan ketegangan.
2. Sinisme
Sikap sinisme mengacu kepada ketidakpekaan atau sikap acuh tak acuh terhadap
pekerjaan yang sedang dihadapi. Selain itu, sinisme juga dapat didefinisikan
sebagai sikap apatis atau ketidak pedulian mahasiswa terhadap pekerjaan kuliah,
tugas, dan tanggung jawab.
3. Berkurangnya keinginan untuk berprestasi
Berkuurangnya keinginan untuk berprestasi terjadi ketika seseorang menampilkan
kecenderungan untuk mengevaluasi diri sendiri secara negatif, penurunan
kompetensi kerja, dan peningkatan perasaan inefficacy.

2.1.3. Indikator
Berdasarkan penjelasan tentang dimensi menurut Yang (2004), didapatkan
indikator dari masing-masing dimensi, yaitu:
1. Kelelahan Emosional
- Keputusasaan
- Merasa Cemas
2. Sinisme
- Tidak Memperdulikan Kegiatan Perkuliahan
3. Berkurangnya Keinginan untuk Berprestasi
- Sikap Pasif didalam Kelas
- Penurunan Kompetensi dalam Belajar

6
2.1.4. Dampak dan faktor dari academic burnout
Cordes (dalam Law, 2007) menyatakan bahwa burnout pada individu
berhubungan dengan kemunduran hubungan interpersonal, dan pengembangan
perilaku negatif yang dapat merusak individu yang bersangkutan. Mahasiswa
yang mengalami burnout akan melewatkan kelas (ketidakhadiran), tidak
mengerjakan tugas dengan baik, dan mendapat hasil ujian yang buruk hingga
akhirnya berpotensi untuk dikeluarkan dari perguruan tinggi (Arlinkasari &
Akmal, 2017).
Masalah-masalah yang dialami oleh seseorang dalam kehidupan akademik
dapat menjadi salah satu faktor seseorang dapat mengalami academic burnout.
Leiter & Maslach (2000) mengatakan bahwa ada 6 faktor yang dapat
mempengaruhi munculnya burnout yaitu workload, control, reward, community,
value dan fairness. (Arlinkasari & Akmal, 2017).
1. Workload
workload yaitu mengerjakan tugas perkuliahan yang banyak.
Seperti menyusun makalah, memahami jurnal, melakukan presentasi,
dan mempersiapkan diri untuk ujian dalam waktu yang singkat.
2. Control
Control berkaitan tentang kontrol diri seseorang terkait dengan
proses pengambilan keputusan dan lainnya. Seperti kesulitan dalam
mengambil keputusan terkait tugas-tugas perkuliahannya akibat
pengaruh teman yang lebih dominan, dosen, ataupun peraturan-
peraturan kampus.
3. Reward
Reward yaitu penghargaan atas sesuatu yang telah dicapai.
Tetapi mahasiswa tersebut tidak mendapatkan apresiasi ataupun
penghargaan dari dosen, teman seperkuliahan, ataupun orang tua
sehingga hal ini dapat menjadi salah satu faktor terjadinya academic
burnout.
4. Community

7
Mahasiswa tidak mempunyai hubungan yang baik dengan
teman-temannya di kampus sehingga ia akan merasa tidak nyaman
dengan lingkungan tersebut yang akan berdampak pada proses
akademiknya.
5. Value
Value dapat berupa ketidaksesuaian nilai-nilai yang mahasiswa anut
dengan tuntutan perkuliahan.
6. Fairness
Fairness dapat terlihat ketika mahasiswa merasa diperlakukan
secara tidak adil oleh pihak-pihak kampus.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Pemilihan Sampel


3.1.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Prodi Psikologi
Unand.
3.1.2 Sampel
Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang bersifat representative
terhadap populasi tersebut. Dalam penelitian ini sampel yang kami gunakan
adalah mahasiswa aktif Prodi Psikologi Unand angkatan 2017 sebanyak 30
orang, angkatan 2018 sebanyak 30 orang dan angkatan 2019 sebanyak 30
orang.

3.2. Langkah-langkah Penyusunan Item

Langkah-langkah dalam penyusunan item adalah sebagai berikut:


1. Mencari dan menentukan konstruk yang akan digunakan, serta landasan
teori terkait konstruk tersebut. Dalam hal ini konstruk yang kami gunakan
adalah academic burnout

2. Menggambarkan aspek-aspek academic burnout

3. Menentukan indikator dari setiap aspek academic burnout

4. Membuat item sesuai dengan indikator yang telah ditentukan sebelumnya

9
5. Melakukan seleksi terhadap item untuk menentukan item yang layak
untuk dipakai

6. Membuat alat ukur

3.2.1. Operasionalisasi Teori ke dalam Item


Pembuatan alat ukur academic burnout ini diawali dengan
merumuskan definisi konseptual. Dari definisi konseptual kami menentukan
definisi operasional, dimensi serta indikator yang didapatkan dari teori
academic burnout. Berdasarkan indikator tersebut dibuatlah item-item yang
mewakili setiap indikator dari academic burnout.
a. Definisi konseptual
Academic burnout didefinisikan sebagai stress, beban atau faktor
psikologis lainnya karena proses pembelajaran yang diikuti oleh mahasiswa
sehingga menunjukkan keadaan kelelahan emosional, kecendrungan untuk
depersonalisasi dan perasaan prestasi pribadi yang rendah (Yang, 2004).

b. Definisi Operasional
Academic burnout merupakan keadaan stres beban atau faktor psikologis
lainnya karena proses pembelajaran yang diikuti oleh mahasiswa aktif Psikologi
Unand angkatan 2017, 2018, 2019 sehingga menunjukkan keadaan kelelahan
emosional, kecenderungan untuk dipersonalisasi dan perasaan prestasi yang
rendah.

10
3.3. Blue Print Alat Ukur Academic Burnout

Tabel 3.1
Blue Print Alat Ukur Academic Burnout

Konstruk Definisi Konstruk Dimensi Indikator Item


Academic Academic burnout 1. Kelelahan 1. Keputusasaan 1. Saya merasa jenuh dengan tugas
Burnout didefinisikan emosional perkuliahan yang diberikan oleh dosen
sebagai stress,
Disebabkan oleh 2. Apabila saya tidak bisa menjawab suatu
beban atau faktor
tuntutan emosional dan pertanyaan, saya enggan untuk mencari
psikologis lainnya
psikologis yang jawabannya sampai dapat
karena proses
berlebih dan biasanya
pembelajaran yang 3. Saya merasa bahwa saya tidak mampu
berdampingan dengan
diikuti oleh untuk melanjutkan perkuliahan ini
perasaan frustasi dan
mahasiswa 4. Saya mempunyai pikiran untuk berhenti
ketegangan.
sehingga kuliah
menunjukkan
5. Saya merasa tidak memiliki kompetensi
keadaan kelelahan
di bidang akademik
emosional,
kecendrungan untuk 6. Saya merasa tidak memiliki banyak hal
depersonalisasi dan yang bisa dibanggakan
perasaan prestasi
7. Saya merasa pesimis dalam mencapai
pribadi yang rendah
prestasi belajar
(Yang, 2004).
8. Saya merasa tertantang dengan tugas
yang diberikan oleh dosen

9. Saya selalu berusaha mencari jawaban


suatu pertanyaan yang sulit sampai dapat

10. Saya selalu optimis dalam menjalani


perkuliahan

11. Saya memiliki semangat yang tinggi


dalam menjalani perkuliahan

12. Saya merasa memiliki kompetensi di


bidang akademik

13. Saya merasa punya banyak energi untuk


mengerjakan tugas tugas yang akan di

12
berikan

14. Saya merasa bersemangat ketika hasil


belajar yang saya capai memuaskan

15. Saya percaya bahwa saya bisa


berprestasi di kampus

16. Saya bisa menyelesaikan semua tugas


kuliah dengan baik dan benar

17. Saya merasa termotivasi untuk


mewujudkan cita-cita setiap kali
melakukan kegiatan belajar
2. Merasa cemas
18. Saya selalu gemetaran saat presentasi di
depan kelas

19. Saya merasa takut ketika menjawab


pertanyaan dari dosen

20. Saya tidak percaya akan pengetahuan


yang saya miliki

13
21. Saya takut mengecewakan orang tua
saya

22. Saya takut tidak diterima dilingkungan


perkuliahan saya

23. Ketika akan menghadapi ujian biasanya


saya merasa tidak enak badan

24. Setelah selesai ujian saya merasa


khawatir dengan jawaban saya

25. Saat nama saya dipanggil oleh dosen


saya merasa was-was

26. Saya selalu rileks saat presentasi di


depan kelas

27. Saya percaya diri ketika menjawab


pertanyaan dari dosen

28. Saya merasa memiliki potensi diri yang


baik

14
29. Saya berusaha bersikap positif pada diri
saya
2. Sinisme 1. Tidak memperdulikan 30. Saya sering tidak mengerjakan tugas
Mengacu pada kegiatan perkuliahan yang diberikan oleh dosen
ketidakpekaan atau
31. Saya selalu menunda-nunda waktu saat
sikap sinis terhadap
mengerjakan tugas
pekerjaan yang sedang
dihadapi. Sinisme juga 32. Saya tidak ikut berkontribusi dalam

dapat didefinisikan tugas kelompok

sebagai sikap apatis 33. Saya sering absen dalam mata kuliah
atau ketidakpedulian yang tidak saya senangi
mahasiswa terhdap
34. Saya sering terlambat datang ke kampus
pekerjaan kuliah, tugas
dan tanggung jawab. 35. Saya merasa pelajaran di kampus tidak
ada gunanya

36. Belajar dikampus sangat membosankan

37. Saya meragukan pentingnya belajar bagi


diri saya

15
38. Saya malas menyelesaikan tugas yang
diberikan dosen

39. Saya kurang tertarik untuk melakukan


kegiatan belajar

40. Saya selalu mengerjakan tugas yang


diberikan oleh dosen

41. Saya selalu mengerjakan tugas tepat


waktu

42. Saya selalu berkontribusi dalam tugas


kelompok

43. Saya selalu hadir mengikuti perkuliahan

44. Saya selalu hadir sebelum perkuliahan


dimulai

45. Saya dapat mengikuti semua kegiatan


belajar di kampus seperti teman-teman
yang lain

16
3. Berkurangnya 1. Sikap pasif di dalam 46. Saya selalu diam disaat teman-teman
keinginan untuk kelas saya aktif berdiskusi di kelas
berprestasi
47. Saya enggan untuk tunjuk tangan ketika
Terjadi ketika
dosen memberikan pertanyaan
seseorang
menampilkan 48. Saya tidak mengikuti satupun kegiatan

kecendurangan untuk extra di kampus

mengevaluasi diri 49. Saya tidak mau bertanya disaat sesi


sendiri negatif, sebuah tanya jawab di kelas
penurunan perasaan
50. Jika saya tidak mengerti dengan suatu
kompetensi kerja, dan
pelajaran, saya lebih memilih untuk
peningkatan perasaan
diam
inefficacy.
51. Saya tidak mau memberikan pendapat
ketika berdiskusi di kelas

52. Saya selalu aktif pada saat berdiskusi di


kelas

53. Saya selalu tunjuk tangan ketika dosen

17
memberikan pertanyaan

54. Saya merasa kesal jika teman selalu


bertanya saat dibuka sesi tanya jawab
2.Penurunan kompetensi
dalam belajar 55. Saya tidak mampu menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh dosen kepada saya

56. Saya merasa tidak mampu mengerjakan


tugas-tugas yang diberikan oleh dosen

57. Saya tidak bisa bersaing dengan orang-


orang hebat

58. Saya malas untuk mengulang materi


yang telah dipelajari

59. Saya mampu menjawab pertanyaan yang


diberikan oleh dosen kepada saya

60. Saya mampu mengerjakan semua tugas


yang diberikan oleh dosen

61. Saya merasa bahwa saya adalah orang

18
yang serba bisa

62. Saya sering mengulang materi yang


telah dipelajari

Total 62

19
3.4. Pemilihan Metode Penskalaan
Metode penskalaan yang digunakan dalam skala academic burnout ini
adalah skala Likert yang diberikan kepada mahasiswa aktif Program Studi
Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Skala Likert adalah skala
pengukuran yang dikembangkan oleh Rensis Likert. Skala ini merupakan skala
yang sederhana. Intinya terhadap setiap pertanyaan atau item dalam rangka
mengukur atribut psikologi tertentu subjek diminta menyatakan kesetujuan-
ketidaksetujuannya dalam sebuah kontinum yang terdiri atas 5 respon: “sangat
setuju” (strongly agree), “setuju” (agree), “tidak tahu” (undecided), “tidak setuju”
(disagree), dan “sangat tidak setuju” (strongly disagree).
Dalam metode penskalaan Likert, isi pernyataan dibedakan menjadi 2
kategori: (1) pernyataan favorable, yaitu “statements was endorsement indicate a
positive or favorable attitude toward the object of interest” maksudnya pernyatan-
pernyataan yang bila disetujui atau diiyakan menunjukkan sikap positif atau
menyukai objek yang menjadi sasaran perhatian, dan (2) pernyataan unfavorable,
yaitu “statements was endorsement indicate a negative or unfavorable attitude
toward the object” maksudnya pernyataan-pernyataan yang bila disetujui atau
diiyakan mencerminkan sikap negatif atau tidak menyukai objek yang menjadi
pusat perhatian (Anderson dalam Supratiknya, 2014). Jika isi pernyataan bersifat
favorable, maka masing-masing respon “sangat setuju” sampai dengan “sangat
tidak setuju” diberi skor berturut-turut 5, 4, 3, 2 dan 1. sebaliknya, jika isi
pernyataan bersifat unfavorable maka masing-masing respon mulai “sangat
setuju” sampai “sangat tidak setuju” diber skor 1, 2, 3, 4 dan 5. Skor total subjek
adalah jumlah skor setiap perntaan atau item. Karena jawaban subjek terhadap
setiap pernyataan atau item pada dasarnya merupakan rating atau penilaian dan
penilaian tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan pengukuran tentang
sikap subjek terhdap objek psikologis atau tentang taraf kepemilikan subjek atas
atribut psikologis tertentu, maka seorang pakar psikometri lain menyebut metode
penskalaan Likert ini method of summated ratings atau metode penilaian
terjumlahkan.

20
3.5. Administrasi Tes
Skala academic burnout ini dilakukan secara kolektif kepada 90 subjek. Tes ini
membutuhkan waktu 30 menit dalam pengerjaannya.
1. Peneliti memperkenalkan diri kepada subjek dan memberitahukan maksud dan
tujuan diadakannya tes.
2. Peneliti menjelaskan instruuksi saat akan melakukan tes.
3. Peneliti membagikan booklet yang berisi tes kepada setiap subjek.
4. Sebelum memulai pengerjaan tes, subjek diminta terlebih dahulu untuk
mengisi inform consent yang disediakan, subjek juga diberikan waktu
untuk keluar ruangan sebelum pengerjaan tes dimulai, karena selama
pengerjaan tes subjek tidak diizinkan untuk keluar ruangan.
5. Pelaksanaan tes dilakukan dalam waktu bersamaaan.
6. Kemudian subjek diminta untuk memeriksa kelengkapan dan kejelasan pada
item, sekaligus memberi kesempatan pada subjek untuk bertanya jika ada yang
belum dipahami.
7. Peneliti akan mengingatkan lagi durasi pengerjaan tes yaitu selama 30 menit
tanpa waktu tambahan.
8. Saat waktu pengerjaan telah dinyatakan habis, lembar item kemudian
dikumpulkan kepada peneliti. Selanjutnya subjek dipersilahkan untuk
meninggalkan ruangan.

3.6. Penggolongan Tes


Alat ukur academic burnout ini tergolong kepada typical performance
test. Typical performance test bertujuan mengukur kebiasaan berpikir, merasa,
bertingkah laku sehari-hari yang memberikan ciri unik atau khas pada masing-
masing orang. Dalam bahasa awam, sasaran pengukuran kategori tes ini adalah
kepribadian atau dalam bahasa inggris disebut trait, yaitu disposisi atau
kecenderungan bertingkah laku dengan cara tertentu. Ini mencakup jenis-jenis
atribut psikologis yang lebih didominasi oleh fungsi afeksi atau masuk dalam
ranah olah rasa dan karsa.

21
Ada dua ciri penting yang melekat pada kategori typical performance test.
Pertama, diasumsikan bahwa setiap orang berlainan dari segi kualitas mana yang
dominan atau menonjol dan meberikan ciri unik pada cara bertingkah lakunya.
Kedua, typical performance test tidak dikenal jawaban salah (atau benar)
(Supratiknya, 2014). Sesuai dengan alat ukur ini yang bertujuan mengukur salah
satu atribut psikologis dalam diri individu. Atribut psikologis yang digunakan
dalam alat ukur ini yaitu academic burnout. Dimana, alat ukur ini akan mengukur
kecenderungan setiap individu dalam ruang lingkup mahasiswa aktif Program
Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Unversitas Andalas terkait tingkat academic
burnout yang dimilikinya.

3.7. Teknik Penskoran


Jenis item pada alat ukur academic burnout ini adalah item-item dengan
skala penilaian, dimana terdapat lima butir respon untuk setiap item dan subjek
diminta untuk memilih salah satu respon yang paling sesuai dengan dirinya.
Pilihan jawaban tersebut adalah STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), N
(Netral), S(Setuju), SS (Sangat Setuju). Item-item tersebut terdiri dari item
favorable dan unfavorable. Teknik penskoran yang digunakan pada item
favorable adalah dengan memberikan nilai 1 untuk pilihan jawaban STS, nilai 2
untuk jawaban TS, nilai 3 untuk jawaban N, nilai 4 untuk jawaban S, dan 5 untuk
SS. Dan berlaku sebaliknya terhadap item unfavorable, dimana nilai 5 untuk
pilihan jawaban STS, nilai 4 untuk jawaban TS, nilai 3 untuk jawaban N, nilai 2
untuk jawaban S dan 5 untuk jawaban SS.

3.8. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur

3.8.1. Uji Coba Pendahuluan


Uji coba pendahuluan pada alat ukur rencananya akan dilakukan 2
minggu setelah UTS. Uji coba pendahuluan disarankan dilaksanakan pada
sekelompok sampel testi yang memiliki karakteristik seperti populasi
khalayak sasaran tes dalam jumlah yang tidak terlalu besar yaitu sekitar 15-
30 sampel (Crocker dan Algina dalam Supratiknya, 2014). Berdasarkan hal

22
tersebut peneliti kemudian melakukan uji coba pendahuluan kepada 20
subjek mahasiswa aktif Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas. Dari 20 subjek tersebut, diminta untuk membaca item-
item yang ada dan dipersilahkan untuk mengkritisi atau memberikan
komentar dan saran mengenai item-item yang ada. Kritik yang diberikan
tersebut dapat mengenai tingkat kesukaran, petunjuk pengerjaan dan hal lain
yang masih belum dipahami.

3.8.2. Uji Coba Sesungguhnya


Allen dan Yen merekomendasikan sampel yang digunakan dalam uji
coba sesungguhnya minimal 50 orang (Supratiknya, 2014). Uji coba
sesungguhnya direncanakan akan dilakukan seminggu setelah uji coba
pendahuluan di Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Uji coba diberikan kepada mahasiswa aktif psikologi dengan jumlah total 90
subjek. Dalam pelaksanaan uji coba sesungguhnya, peneliti membagikan
booklet dan dilanjutkan dengan pemberian instruksi pengerjaan tes. Subjek
diberikan waktu selama 30 menit untuk mengisi lembar informed consent
hingga menyelesaikan seluruh item yang tersedia.

3.9. Teknik Psikometri

3.9.1. Uji Reliabilitas Alat Ukur Academic Burnout


Pada alat ukur academic burnout menurut Nunnally, Reliabilitas
adalah ketepatan pengukuran tanpa menghiraukan atribut apa yang diukur
( Supratiknya, 2014).
Perhitungan atau uji reliabilitas dengan menggunakan koefisien alpha
cronbach, karena item-item yang dibuat adalah item yang polikotongus
dengan lima kategori pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Alpha cronbach
juga bisa digunakan untuk mengestimasikan konsistensi internal item-item
yang diskor secara dikotomis atau item item yang diskor dengan skala yang
lebih luas termasuk penskoran pada inventori kepribadian bahkan pada ujian

23
essay (Crocker dan Algina dalam Supratiknya, 2014). jika isi penyataan
bersifat favorable, maka masing masing respon diberi skor berturut turut 5,
4, 3, 2, dan 1. Sebaliknya jika isi pernyataan bersifat unfavorable , maka
masing-masing diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. Perhitungan alpha cronbach
dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20. alat ukur ini dapat dikatakan telah
reliable apabila nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh ≥ 0,7 (Supratiknya,
2014).

3.9.2. Uji Validitas Alat Ukur Academic Burnout


Analisis validitas berfokus pada usaha mengidentifikasikan dan
meminimalkan dampak aneka variabel yang menyebabkan perbedaan dalam
skor murni (Friendenber, dalam Supratiknya, 2014). Tujuan dari analisis
validitas yaitu untuk menentukan sejauh mana skor murni ditentukan oleh
sifat atau kemampuan atau atribut yang relevan dengan tujuan tes
(Supratiknya, 2014). Validitas yang dilakukan dalam pengujian alat ukur ini,
yaitu:
1. Validitas Konten
Validitas konten atau validitas isi fokus memberikan bukti pada elemen-
elemen yang ada pada alat ukur dan diproses dengan analisis rasional.
Validitas konten dinilai oleh ahli. Saat alat ukur diuraikan dengan detail
maka penilaian akan semakin mudah dilakukan.
Setelah melakukan uji validitas konten kepada ahli, kemudian instrumen
direvisi sesuai saran/masukan dari ahli. Instrumen dinyatakan valid secara
konten tergantung dari ahli. Ahli bebas memberikan penilaian apakah
instrumen ini valid atau tidak. Indikator bahwa suatu instrumen telah valid
adalah ahli sudah menerima instrumen, baik secara isi maupun formatnya,
tanpa ada perbaikan kembali. Jika setelah revisi ahli masih meminta ada
perbaikan, maka revisi masih perlu dilakukan hingga ahli benar-benar
menerima instrumen tanpa perbaikan lagi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012
dalam Yusup, 2018).
2. Validitas Konstruk

24
Validitas konstruk fokus pada sejauh mana alat ukur menunjukkan hasil
pengukuran yang sesuai dengan definisinya. Definisi variabel harus jelas
agar penilaian validitas konstruk mudah dilakukan. Definisi tersebut
diturunkan dari teori. Jika definisi telah berlandaskan teori yang tepat, dan
pertanyaan atau pernyataan item soal telah sesuai, maka instrumen
dinyatakan valid secara validitas konstruk (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012
dalam Yusup, 2018). Pengujian ini dilakukan menggunakan product moment
dengan bantuan SPSS 20, dimana item dikatakan valid jika nilai rhitung >
rtabel atau nilai signifikan dari item lebih besar dari 0,05.

3.9.3. Norma Alat Ukur Academic Burnout


Alat ukur visual spasial ini menggunakan norma kelompok yaitu
Standard Score (Z-Score). Z-Score merupakan salah satu jenis skor baku
yang menempatkan skor kasar dalam sebuah skala baru dengan mean = 0 dan
σ = 1 (Supraktinya, 2014). Kegunaan dari Z-score ini yaitu untuk
membandingkan posisi satu subjek dengan subjek yang lain dalam suatu
kelompok.

25
DAFTAR PUSTAKA

Arlinkasari, F., & Akmal, S. Z. (2017). Hubungan antara School Engagement,


Academic Self-Efficacy dan Academic Burnout pada Mahasiswa. Humanitas
(Jurnal Psikologi), 1(2), 81.
Cazan, A.-M., & Năstasă, L. E. (2015). Emotional Intelligence, Satisfaction with
Life and Burnout among University Students. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 180(November 2014), 1574–1578.
Jenaabadi, H., Nastiezaie, N., & Safarzaie, H. (2017). The relationship of
academic burnout and academic stress with academic self-efficacy among
graduate students. New Educational Review, 49(3), 65–76.
Orpina, S., & Prahara, S. A. (2019). Self-Efficacy dan Burnout Akademik pada
Mahasiswa yang Bekerja. Indonesian Journal of Educational Counseling,
3(2), 119–130.
Rad, M., Shomoossi, N., Rakhshani, M. H., & Sabzevari, M. T. (2017).
Psychological Capital and Academic Burnout in Students of Clinical Majors
in Iran. Acta Facultatis Medicae Naissensis, 34(4), 311–319.
Supratiknya, Augutus. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit
Universitas Sanata Dharma.
Yusup, F. (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif.
Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1), 17-23.
LAMPIRAN
BOOKLET

TIM PENYUSUN:

Kelompok 4B

Aulina Ramadhani 1810321010


Ayana Mey Surya 1810321025
Aditya Amanda 1810322015
Salsabila Syaifa 1810322028
Belinnaya Rachmitha P 1810323016

DOSEN PENGAMPU:

Nelia Afriyeni, M.A.

Siska Oktari, M. Psi., Psikolog

Dr. Rozi Sastra Purna, M.Psi., Psikolog

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020

KATA PENGANTAR

Dengan Hormat
Kami mahasiswa/i Program Studi Psikologi Universitas Andalas
bermaksud untuk mengajukan tes kepada Saudara/i selaku mahasiswa/i Program
Studi Psikologi Universitas Andalas. Kelompok kami beranggotakan:
Aulina Ramadhani 1810321010
Ayana Mey Surya 1810321025
Aditya Amanda 1810322015
Salsabilla Syaifa 1810322028
Belinnaya Rachmitha P 1810323016

Alat ukur ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Konstruksi Alat
Ukur Psikologi. Pengerjaan tes ini tidak akan berpengaruh pada nilai akademik
Saudara/i. Oleh karena itu, kami memohon kesediaan Saudara/i meluangkan
waktunya untuk mengerjakan tes ini dan menjawab pertanyaan yang dianggap
paling tepat.
Atas perhatian Saudara/i, kami ucapkan terima kasih.

Tertanda,

Tim Penyusun
INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama / Inisial :

Usia :

Jenis Kelamin :

Bersedia untuk ikut serta dalam pengerjaan tes yang diberikan.

Padang, Maret 2020

(..............................)
PETUNJUK PENGERJAAN

Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan. Anda diminta untuk


mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda
dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah satu kolom pilihan jawaban
yang tersedia. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah:

SS : Apabila pernyataan Sangat Setuju dengan diri


Anda

S : Apabila pernyataan Setuju dengan diri Anda

N : Apabila pernyataan Netral dengan diri Anda

TS : Apabila pernyataan Tidak Setuju dengan diri


Anda

STS : Apabila pernyataan Sangat Tidak Setuju


dengan diri Anda

Jika terdapat kesalahan saat pengisian jawaban dan Anda ingin mengganti
jawaban tersebut, silahkan berikan garis melintang pada jawaban yang salah, lalu
kembali mengisi dengan jawaban yang benar.

Contoh pengerjaan :

No PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN


SS S N TS STS
1. Saya sangat pemalas dalam belajar √
2. Saya sangat pemalas dalam belajar √ √
Setiap orang dapat memiliki jawaban yang berbeda.Pilihlah jawaban yang
paling sesuai dengan diri Anda, sebab tidak ada jawaban yang dinilai benar atau
salah maupun penilaian baik atau buruk. Oleh karena itu, sangat dihargai jawaban
yang jujur, terbuka, dan apa adanya. Pastikan agar tidak ada satupun jawaban
yang terlewatkan.
Kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan Anda dalam mengisi skala
ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
No PERNYATAAN Pilihan Jawaban
SS S N TS STS
1. Saya merasa jenuh dengan tugas perkuliahan yang diberikan
oleh dosen
2. Apabila saya tidak bisa menjawab suatu pertanyaan, saya
enggan untuk mencari jawabannya sampai dapat
3. Saya merasa bahwa saya tidak mampu untuk melanjutkan
perkuliahan ini
4. Saya mempunyai pikiran untuk berhenti kuliah
5. Saya merasa tidak memiliki kompetensi di bidang akademik
6. Saya merasa tidak memiliki banyak hal yang bisa dibanggakan
7. Saya merasa pesimis dalam mencapai prestasi belajar
8. Saya merasa tertantang dengan tugas yang diberikan oleh
dosen
9. Saya selalu berusaha mencari jawaban suatu pertanyaan yang
sulit sampai dapat
10. Saya selalu optimis dalam menjalani perkuliahan
11. Saya memiliki semangat yang tinggi dalam menjalani
perkuliahan
12. Saya merasa memiliki kompetensi di bidang akademik
13. Saya merasa punya banyak energi untuk mengerjakan tugas
tugas yang akan di berikan
14. Saya merasa bersemangat ketika hasil belajar yang saya capai
memuaskan
15. Saya percaya bahwa saya bisa berprestasi di kampus
16. Saya bisa menyelesaikan semua tugas kuliah dengan baik dan
benar
17. Saya merasa termotivasi untuk mewujudkan cita-cita setiap
kali melakukan kegiatan belajar
18. Saya selalu gemetaran saat presentasi di depan kelas
19. Saya merasa takut ketika menjawab pertanyaan dari dosen
20. Saya tidak percaya akan pengetahuan yang saya miliki
21. Saya takut mengecewakan orang tua saya
22. Saya takut tidak diterima dilingkungan perkuliahan saya
23. Ketika akan menghadapi ujian biasanya saya merasa tidak
enak badan
24. Setelah selesai ujian saya merasa khawatir dengan jawaban
saya
25. Saat nama saya dipanggil oleh dosen saya merasa was-was
26. Saya selalu rileks saat presentasi di depan kelas
27. Saya percaya diri ketika menjawab pertanyaan dari dosen
28. Saya merasa memiliki potensi diri yang baik
29. Saya berusaha bersikap positif pada diri saya
30. Saya sering tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh
dosen
31. Saya selalu menunda-nunda waktu saat mengerjakan tugas
32. Saya tidak ikut berkontribusi dalam tugas kelompok
33. Saya sering absen dalam mata kuliah yang tidak saya senangi
34. Saya sering terlambat datang ke kampus
35. Saya merasa pelajaran di kampus tidak ada gunanya
36. Belajar dikampus sangat membosankan
37. Saya meragukan pentingnya belajar bagi diri saya
38. Saya malas menyelesaikan tugas yang diberikan dosen
39. Saya kurang tertarik untuk melakukan kegiatan belajar
40. Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen
41. Saya selalu mengerjakan tugas tepat waktu
42. Saya selalu berkontribusi dalam tugas kelompok
43. Saya selalu hadir mengikuti perkuliahan
44. Saya selalu hadir sebelum perkuliahan dimulai
45. Saya dapat mengikuti semua kegiatan belajar di kampus
seperti teman-teman yang lain
46. Saya selalu diam disaat teman-teman saya aktif berdiskusi di
kelas
47. Saya enggan untuk tunjuk tangan ketika dosen memberikan
pertanyaan
48. Saya tidak mengikuti satupun kegiatan extra di kampus
49. Saya tidak mau bertanya disaat sesi tanya jawab di kelas
50. Jika saya tidak mengerti dengan suatu pelajaran, saya lebih
memilih untuk diam
51. Saya tidak mau memberikan pendapat ketika berdiskusi di
kelas
52. Saya selalu aktif pada saat berdiskusi di kelas
53. Saya selalu tunjuk tangan ketika dosen memberikan
pertanyaan
54. Saya merasa kesal jika teman selalu bertanya saat dibuka sesi
tanya jawab
55. Saya tidak mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
dosen kepada saya
56. Saya merasa tidak mampu mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh dosen
57. Saya tidak bisa bersaing dengan orang-orang hebat
58. Saya malas untuk mengulang materi yang telah dipelajari
59. Saya mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dosen
kepada saya
60. Saya mampu mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh
dosen
61. Saya merasa bahwa saya adalah orang yang serba bisa
62. Saya sering mengulang materi yang telah dipelajari

Anda mungkin juga menyukai