Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN METODOLOGI PENELITIAN EKSPERIMEN

“PENGARUH PELATIHAN BERPIKIR POSITIF TERHADAP


PENURUNAN STRES PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO”

Dosen Pengampu : Imam Setyawan, S.Psi., M.A.

Disusun oleh :

Kelompok 10

Andreyzal Helansusuanda Pratama 15000118130160


Ryan Nailufar Febriantama 15000118140205
Kevin Abrar Egy Saputra 15000118140236

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan karunia-Nya


sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Eksperimen semester empat.

Dalam laporan ini, tentu saja peneliti menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan. Maka dari itu, peneliti mengharapkan kritik dan
saran dari dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian Eksperimen demi
kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata, peneiliti berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Sekian dan terima kasih.

Semarang, Juni 2020

Hormat kami,

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................3

C. Tujuan Penelitian....................................................................................3

D. Manfaat Penelitian..................................................................................3

BAB II.....................................................................................................................4

TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4

A. Stres..........................................................................................................4

1. Definisi Stres.........................................................................................4

2. Aspek Stres...........................................................................................4

3. Faktor yang Memengaruhi Stres.......................................................6

B. Bepikir Positif..........................................................................................8

1. Definisi Berpikir Positif.......................................................................8

2. Aspek Berpikir Positif.........................................................................9

C. Dinamika Psikologis..............................................................................11

D. Hipotesis Penelitian...............................................................................12

BAB III..................................................................................................................13

ii
METODE PENELITIAN....................................................................................13

A. Identifikasi Variabel..............................................................................13

B. Definisi Operasional..............................................................................13

C. Populasi dan Sample.............................................................................13

D. Desain Penelitian...................................................................................15

E. Pengambilan Data.................................................................................15

F. Prosedur Penelitian...............................................................................15

G. Analisis Data..........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

LAMPIRAN..........................................................................................................25

A. Lembar Kontribusi................................................................................25

B. Blueprint.................................................................................................26

C. Logbook..................................................................................................27

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki kehidupan perkuliahan merupakan masa awal dimana


seseorang mulai menghadapi proses kehidupan yang sebenarnya. Masa
perubahan dimana seseorang yang mulanya berstatus siswa menjadi
mahasiswa. Masa ini merupakan masa transisi dimana seseorang yang
mulanya hidup di bawah besarnya kontrol orang tua menjadi seseorang
yang bertanggung jawab penuh atas apa yang menjadi pilihannya sendiri.
Individu mulai merasakan tuntutan kehidupan yang harus dihadapi, seperti
mengelola keuangannya sendiri, bertanggung jawab untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri, dan menentukan pilihan untuk hidupnya sendiri. Di
sisi lain, pada dunia perkuliahan tentu memiliki tuntutan akademik yang
lebih sulit disbanding masa sekolah. Maka dari itu, perlu bagi mahasiswa
untuk dapat menyesuaikan diri diatas situasi-situasi yang pasti terjadi
dalam masa transisi tersebut dalam kata lain berani menghadapi dan
memecahkan permasalahan yang dialaminya.

Mahasiswa dalam kegiatan sehari hari juga tidak terlepas dari


perilaku stres, terutama pada mahasiswa jurusan Teknik Mesin Universitas
Diponegoro yang terkenal keras dalam kegiatan perkuliahannya. Tidak
hanya mahasiswa lama yang telah menempuh beberapa semester, namun
mahasiswa baru pada awal semester juga mengakui beratnya kuliah di
Teknik Mesin. Jurusan Teknik Mesin juga menempati peringkat pertama
jurusan yang kegiatan perkuliahannya paling berat diantara jurusan lain di
Fakultas Teknik (anakteknik.com)

Stres yang dialami dapat bersumber dari kehidupan akademiknya,


seperti perkuliahan, praktikum, laporan hingga kaderisasi yang
dilaksanakan, kemudian waktu untuk menyelesaikan studi dengan waktu
yang lama diantara fakultas lain. Stres juga disebabkan oleh tuntutan
eksternal dan tuntutan dari harapannya sendiri. Tuntutan eksternal dapat

1
bersumber dari tugas tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua
untuk berhasil di kuliahnya dan penyesuaian sosial di lingkungan
kampusnya. Sedangkan tuntutan dari harapannya sendiri dapat bersumber
dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran (Heiman & Kariv,
2005). Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Winardi dan kolega dari
FPTK Teknik Mesin UPI menyatakan bahwa keberhasilan mahasiswa
Teknik Mesin dalam menyelesaiakan studinya dipengaruhi oleh faktor
internal, meliputi kecerdasan, motivasi, minat, bakat, kelelahan, kesehatan
dan faktor eksternal meliputi fasilitas belajar, lingkungan kampus, teman
bergaul, lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal. Beberapa
mahasiswa yang menjadi subjek penelitian mengungkapkan bahwa mereka
mengalami kendala pada faktor internal maupun eksternal yang
menyebabkan stres hingga membuat keterlambatan dalam menyelesaikan
studinya (Winardi, Karo Karo, & Kusman, 2014).

Stres memberikan dampak secara total pada individu, seperti


dampak fisik, sosial, intelektual, psikologis, dan spiritual (Rasmun, 2004).
Untuk menghadapi situasi stres, mahasiswa Teknik Mesin dapat
menerapkan strategi coping dengan cara merubah sesuatu yang menjadi
pemicu, yaitu merubah pola pikir negatif menjadi suatu pola pikir yang
positif. Selain itu, berpikir positif juga dapat menjadi solusi untuk
mengatasi stres berkepanjangan yang mengganggu aktivitas sehari-hari,
seperti perkuliahan di kampus. Mahasiswa yang menerapkan cara berpikir
positif akan lebih bisa memandang suatu hal yang tidak mengenakan
dalam aktivitasnya dengan sudut pandang yang lebih positif. Penerapan
berpikir positif akan lebih meringankan beban pikiran, menyingkirkan
stres, dan berpeluang mumunculkan solusi untuk mengatasi permasalahan
yang dialami. Berbagai pelatihan berpikir positif seperti latihan mindfull
dapat dilakukan agar pola berpikir positif dapat tumbuh. Mahasiswa yang
telah memiliki pola pikir yang positif akan terlihat dari perilaku sehari-
harinya yang lebih positif, supportif, toleransi, produktif, dan dapat
membawa pengaruh positif bagi orang-orang di sekitarnya.

Pelatihan merupakan salah satu usaha untuk mengajarkan


pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk melaksanakan suatu pekerjaan

2
yang berhubungan dengan tugas tertentu (Troelove,1995). Berpikir positif
merupakan suatu keterampilan kognitif yang dapat dipelajari melalui
pelatihan. Pada prinsipnya melalui pelatihan berpikir positif ini diharapkan
subjek mengalami proses pembelajaran keterampilan kognitif dalam
memandang peristiwa yang dialami. Limbert (2004) dari penelitiannya
menyimpulkan bahwa berpikir positif mempunyai peran dapat membuat
individu menerima situasi yang tengah dihadapi secara lebih positif.

B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh pelatihan berpikir positif terhadap
penurunan stress pada mahasiswa Teknik Mesin Universitas Diponegoro?

C. Tujuan Penelitian
Mengetahui bagaimana pengaruh pelatihan berpikir positif
terhadap penurunan stres pada mahasiswa Teknik Mesin Universitas
Diponegoro.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah teori/ilmu pengetahuan
tentang pengaruh pelatihan berpikir positif terhadap penurunan stres pada
mahasiswa psikologi dan dapat memberikan kontribusi wacana ilmiah
bagi pengembangan ilmu psikologi.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Mahasiswa
Diharapkan penelitian ini menjadi bahan pertimbangan ilmu
atau informasi dalam usaha meningkatkan cara berpikir yang
positif untuk menurunkan tingkat stress.
b. Manfaat Bagi Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bentuk
pengembangan teori dan pembaharuan teori tentang pelatihan
berpikir positif yang dapat menurunkan tingkat stress.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres
1. Definisi Stres

Stres adalah istilah yang berasal dari bahasa latin ”singere” yang
berarti ”keras” (stricus). Menurut Atkinson (1993), stres terjadi ketika
individu dihadapkan dengan peristiwa yang mereka anggap
membahayakan ketentraman kondisi fisik dan psikologis mereka,
misalnya ketika menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan
seperti tekanan dalam pekerjaan, masalah pernikahan atau keuangan.
Menurut Hans Selye (dalam Hardjana 2006), seorang pakar fisiologi
dan pakar stres, stres adalah suatu respon tubuh yang tidak spesifik
terhadap aksi atau tuntutan atasnya. Robbins (2001) menyatakan bahwa
stres merupakan suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang
dalam mencapai sesuatu kesempatan di mana untuk mencapai
kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Menurut Gray &
Smeltzer dalam Agoes (2003), stres adalah munculnya reaksi psikologis
yang membuat seseorang merasa tegang atau cemas yang disebabkan
ketidakmampuan mengatasi atau meraih tuntutan atau keinginannya.
Anoraga (2004) berpendapat bahwa stres merupakan tanggapan
seseorang, baik secara fisik maupun secara mental terhadap suatu
perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan
mengakibatkan dirinya terancam. Berdasarkan uraian pengertian stres di
atas, dapat disimpulkan definisi mengenai stress, yaitu stres merupakan
reaksi tubuh baik fisik maupun psikis terhadap perubahan yang kurang
menyenangkan untuk mempertahankan kondisi optimal individu dalam
mencapai tuntutan atau keinginan yang ada.

4
2. Aspek Stres

Atkinson (2003) menyatakan bahwa stres memengaruhi


berbagai aspek psikologis, seperti cemas yang ditandai dengan
kekhawtiran, tekanan, dan ketakutan. Marah dengan meluapkan emosi
berupa verbal maupun nonverbal. Depresi dengan menarik diri dari
orang-orang sekitar dan menjadi malas dan tidak berdaya untuk
melakukan aktivitas. Lalu penurunan fungsi kognitif dengan ditandai
sulit fokus dan konsentrasi.

Menurut Selye (dalam Hardjana 2006), manusia merupakan


kesatuan dari jiwa dan badan, roh dan tubuh, spiritual dan material.
Sehingga, aspek yang membentuk stres tidak hanya menyangkut respon
fisik maupun fisiologis saja, namun juga respon psikologis. Aspek-
aspek tersebut yaitu:

a. Fisik

Aspek fisik meliputi segala hal yang secara fisik muncul


ketika individu sedang dalam kondisi stress, contohnya seperti sakit
kepala, pusing, pening, sakit punggung, radang usus, masalah
pencernaan, gatal-gatal pada kulit, urat tegang pada leher dan bahu,
dll.

b. Emosional

Aspek fisik meliputi segala hal yang secara emosional


muncul ketika individu sedang dalam kondisi stress, contohnya
seperti gelisah, sedih, mudah menangis, mudah marah, merasa tidak
aman, mudah tersinggung, dan suasana hati yang tidak stabil.

c. Intelektual

Aspek fisik meliputi segala hal yang secara intelektual


muncul ketika individu sedang dalam kondisi stress, contohnya
seperti sulit berkonsentrasi, sulit membuat keputusan, melamun
berlebihan, kehilangan rasa humor yang sehat, produktivitas dan

5
prestasi kerja menurun, serta sering melakukan kesalahan dalam
bekerja.

d. Hubungan Interpersonal

Aspek fisik meliputi segala hal dalam hubungan interpersonal


muncul ketika individu sedang dalam kondisi stress, contohnya
seperti hilangnya kepercayaan kepada orang lain, agresif, dan
bersikap terlalu membentengi dan mempertahankan diri sendiri dari
kehadiran orang lain.

Dalam penelitian ini, peneliti memakai aspek stres dari Selye


yang menjelaskan bahwa stres memengaruhi respon psikologis dan
fisiologis seperti fisik, emosional, intelektual, hubungan
interpersonal.

3. Faktor yang Memengaruhi Stres


Berbagai hal dalam kehidupan individu dapat menjadi faktor-
faktor yang memengaruhi stres. Berikut adalah faktor yang
memengaruhi stres menurut Santrock (2003):

a. Faktor lingkungan

1. Beban yang terlalu berat, konflik dan frustrasi.

Beban yang terlalu berat dapat menyebabkan kelelahan


yang berlebih baik secara fisik maupun emosional pada
individu. Beban yang dimaksud dapat berupa tuntutan maupun
tanggung jawab yang dimiliki individu. Konflik merupakan
pertentangan antara dua keinginan atau dorongan yang dialami
oleh individu. Sedangkan, frustrasi adalah kegagalan dalam
usaha pemenuhan kebutuhan dorongan naluri yang
menghambat kemajuan cita-cita baik diri sendiri maupun
orang lain.

6
2. Kejadian besar dalam hidup dan gangguan sehari-hari.

Kejadian besar merupakan satu situasi dalam kehidupan


yang berdampak besar dalam kehidupan individu. Kejadian
yang menimbulkan perubahan besar juga menuntut
kemampuan adaptasi yang lebih pada individu sehingga dapat
memengaruhi stres. Kehidupan sehari-hari dapat juga
memengaruhi stres, seperti halnya kejadian besar dalam hidup.
Contohnya, tinggal dengan keluarga yang mengalami
ketegangan dan hidup dalam kemiskinan bukanlah sesuatu
yang dapat dianggap sebagai kejadian besar dalam hidup
seseorang. Namun, kejadian sehari-hari tersebut dapat
menumpuk sehingga memengaruhi stres individu.

b. Faktor Kepribadian

Kepribadian Tipe A (type A behavior pattern) memiliki


sekelompok karakteristik antara lain rasa kompetitif yang
berlebihan, kemauan keras, tidak sabar, mudah marah, dan sikap
bermusuhan. Individu dengan kepribadian tipe ini lebih cenderung
mengalami stres.

c. Faktor Kognitif

Sesuatu yang menimbulkan stres tergantung bagaimana


individu menilai dan menginterpretasikan suatu kejadian secara
kognitif. Penilaian Kognitif adalah istilah yang digunakan Lazarus
untuk menggambarkan interpretasi individu terhadap kejadian-
kejadian dalam hidup mereka sebagai sesuatu yang berbahaya,
mengancam, atau menantang dan keyakinan mereka apakah

7
mereka memiliki kemampuan untuk menghadapi suatu kejadian
dengan efektif.

d. Faktor Sosial Budaya

1. Stres Akulturatif

Akuturatif berasal dari kata akulturasi yang berarti


perpaduan antara dua budaya atau lebih tanpa menghilangkan
unsur budaya masing-masing. Stres akulturatif berarti stres
yang timbul sebagai konsekuensi dari negatif dari akulturasi.
Artinya, individu mungkin diperhadapkan pada kondisi budaya
yang akulturatif dan membuatnya harus beradaptasi, sehingga
kondisi ini memengaruhi stres individu tersebut.

2. Status Sosial-Ekonomi
Kondisi kehidupan yang kronis, seperti pemukiman yang
tidak memadai, lingkungan yang berbahaya, tanggung jawab
yang berat, dan ketidakpastian keadaan ekonomi merupakan
pemicu stres yang kuat.

B. Bepikir Positif

1. Definisi Berpikir Positif


Menurut Albrecht (1980) berpikir positif berkaitan dengan
perhatian positif (positive attention) dan juga perkataan yang positif
(positive verbalization). Perhatian positif berarti pemusatan perhatian
pada hal-hal dan pengalaman-pengalaman yang positif, sedangkan
perkataan yang positif adalah penggunaan kata-kata ataupun kalimat-
kalimat yang positif untuk mengekspresikan isi pikirannya, hal ini
pada akhirnya akan menghasilkan kesan yang positif pada pikiran dan
perasaan. Ellis (dalam Corey, 2007), menekankan bahwa pada

8
dasarnya orientasi perilaku itu bepusat pada kognitif, tingkah laku,
dan tindakan dalam arti menitik beratkan pada berpikir, menilai,
memutuskan, menganalisis, dan bertindak. Dalam pendekatan Ellis,
manusia itu lahir dengan potensi dan memiliki kecenderungan untuk
memelihara diri, berbahagia, berpikir, mengatakan, mencintai,
bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan mengaktualkan
dirinya. Akan tetapi, ia juga memiliki kecenderungan untuk
menghancurkan diri, menghindari pemikiran, menyesali, intolerensi,
menghalau aktualisasi dirinya. Peale (1996) berpendapat bahwa
berpikir positif merupakan kemampuan kognisi yang dapat dipelajari
melalui serangkaian pelatihan. Kemampuan kognisi tersebut
membawa dampak perubahan dalam pola pikir sehari-hari yang
menimbukan perilaku yang positif pula. Berpikir positif mempunyai
peran dapat membuat individu menerima situasi yang tengah dihadapi
secara lebih positif (Limbert dalam Kholidah, 2012).
Pelatihan berpikir positif merupakan bagian dari terapi kognitif
untuk mengubah pola pikir negatif menjadi positif. Macleod dan
Moore (2000: 2) menyatakan bahwa terapi kognitif adalah mengenai
berpikir secara realistis yang kemudian disebut sebagai berpikir positif
atau dapat juga dikatakan bahwa berpikir positif adalah berpikir
realistis dimana berpikir realistis merupakan bentuk dari terapi
kognitif. Metode dan model belajar yang dapat diterapkan menurut
Oemarjoedi (2003: 24).
Berbagai latihan yang dilakukan dapat meningkatkan
kemampuan kognisi dari kemampuan yang biasa. Latihan membuat
kemampuan menyerap informasi, kata-kata, atau gambaran-gambaran
menjadi lebih baik. Proses kognisi yang terjadi dari latihan melibtkan
faktor internal berupa persepsi dan sensasi untuk menyerap
pengetahuan atau informasi serta faktor eksternal berupa dinamika
yang terjadi di luar diri seperti adanya pengetahuan atau informasi,
cara menyampaikan pengetahuan atau informasi, dan cara masyarakat
mengelola pengetahuan atau informasi tersebut. Dari latihan yang
dilakukan maka akan mendapatkan dampak berupa konsistensi pikiran
positif dalam keseharian yang dapat menghadirkan kebahagian,

9
sukacita, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi dan tindakan
(Devianti, 2014).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bepikir positif
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh otak dalam melakukan
serangkaian proses kognitif melalui serangkaian pelatihan yang
dilakukan secara konsisten hingga membawa dampak perubahan
dalam pola pikir sehari-hari yang menimbukan perilaku yang positif.

2. Aspek Berpikir Positif


Menurut Albrecht (1992), terdapat empat aspek berpikir positif
yaitu sebagai berikut:
1. Harapan yang positif (positive expectation).
Individu mengarahkan pikirannya untuk fokus pada
bagaimana memusatkan perhatiannya akan kesuksesan, optimisme,
pemecahan masalah, menjauhkan diri dari perasaan takut gagal,
serta memperbanyak penggunaan kata-kata yang mengandung
harapan.
2. Afirmasi diri (self affirmation).
Individu akan lebih memusatkan perhatiannya ketika
mendapat masalah pada kekuatan diri, kepercayaan diri dan
melihat dirinya secara positif dengan dasar pikiran bahwa setiap
individu sama berartinya dengan orang lain.
3. Pernyataan yang tidak menilai (non judgment talking).
Suatu pernyataan yang lebih menggambarkan keadaan dari
pada menilai keadaan dan tidak fanatik dalam berpendapat.
Pernyataan yang tidak menilai ini bertujuan sebagai pengganti
pada saat individu cenderung memberi pernyataan atau penilaian
yang negatif. Aspek ini akan sangat berperan ketika individu
menghadapi keadaan yang cenderung negatif.
4. Penyesuaian diri yang realistis (reality adaptation).
Individu akan melalukan penyesuaian yang realistis
terhadap masalah yang ia hadapi. Ia akan menerima masalah dan
berusaha menghadapinya, menjauhkan diri dari penyesalan,

10
frustrasi dan menyalahkan diri. Hal tersebut bertujuan agar
individu segera dapat lepas dari apa yang ia hadapi.

Aspek Berpikir Positif Menurut Ellis :

Teknik kognitif Ellis (dalam Corey, 2010) menekankan


pada model kognitif ABC, yaitu:

a. Antecedents

Keberadaan suatu fakta, peristiwa, tingkah laku atau


sikap seseorang. Peristiwa yang mengaktifkan respon
emosional individu.

b. Behavior

Keyakinan Individu tentang apa yang terjadi pada


anteseden.

c. Consequency

Reaksi emosional yang ditimbulkan individu sebagai


akibat dari keyakinan individu dalam proses B. Reaksi
emosional ini berupa reaksi yang positif ketika seseorang
mampu berpikir secara positif positif.
Ellis (dalam Corey, 2010) menjelaskan, bahwa dalam
model ini, A (Anteseden) bukan penyebab timbulnya C,
melainkan B (keyakinan individu tentang A) yang menjadi
penyebab timbulnya C. Jadi, manusia sebenarnya bertanggung
jawab atas penciptaan reaksi-reaksi emosional dan gangguan-
gangguannya sendiri. Misalnya, ketika individu mengalami
perceraian orangtua (A) kemudian meembuat dirinya depresi.
Menurut Ellis, bukan perceraian itu sendiri yang menjadi
penyebab timbulnya reaksi depresif, melainkan keyakinan
individu (B) tersebut tentang perceraian sebagai akhir dari
segalanya dan sesuatu yang memalukan itulah yang
menyebabkan depresi (C).

11
Aspek berpikir positif dari Ellis menggunakan
pendekatan model kognitif ABC menjadi teknik intervensi
yang diterapkan peneliti kepada mahasiswa Teknik Mesin
untuk mengatasi stres yang dialami. Model kognitif ABC
memungkinkan mahasiswa Teknik Mesin untuk mengetahui
sekaligus dapat mengatasi dan mencegah stres dari stresor yang
datang. Model ini memerlukan berbagai rangkaian intervensi
agar dapat efektif dan efisien kegunaannya dalam mengatasi
stres.

C. Dinamika Psikologis

Befikir positif merupakan kemampuan yang dimiliki oleh otak


dalam melakukan serangkaian proses kognitif melalui serangkaian
pelatihan yang dilakukan secara konsisten hingga membawa dampak
perubahan dalam pola pikir sehari-hari yang menimbukan perilaku yang
positif. Dengan Pelatihan berpikir positif diharapkan dapat menolong
individu mengubah keyakinan disfungsional dan menemukan esensi yang
realistis dalam kehidupannya. Hal ini menjadikan pemberian pelatihan ini
diperkirakan akan bermanfaat pada penurunan stres psikologis mahasiswa.
Selain itu, ketika mahasiswa mampu mengembangkan keterampilan
berpikir positif, mahasiswa menjadi lebih adaptif dalam menghadapi
persoalan kehidupannya.

Berdasarkan jurnal Psikologi yang berjudul “Berpikir Positif untuk


Menurunkan Stres Psikologis” yang disusun oleh Enik Nur Kholidah dan
Asmadi Alsa, menunjukan bahwa berpikir positif dapat menurunkan stres
psikologis pada mahasiswa.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Pelatihan


Berfikir Positif mampu menurunkan Stres pada Mahasiswa Teknik Mesin.

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini antara lain :

1. Variabel Bebas: Pelatihan Berpikir Positif

2. Variabel Tergantung : Tingkat Stres

B. Definisi Operasional

13
Definisi operasional pada masing masing penelitian, antara lain :
1. Stress
Stress merupakan perubahan perubahan fisik, emosional,
intelektual serta hubungan interpersonal yang terjadi pada diri
seseorang. Sedangkan, stres pada mahasiswa dapat dipahami
sebagai merupakan reaksi tubuh baik fisik maupun psikis yang
dialami oleh mahasiswa dalam kesehariannya untuk beradaptasi
terhadap perubahan, tuntutan dan tanggung jawab yang dimilikinya
sebagai seorang mahasiswa. Pengukuran untuk tingkat stres pada
mahasiswa menggunakan skala stres disusun berdasarkan aspek
dari Selye (2006), yaitu fisik, intelektual, emosi, dan hubungan
interpersonal. Subjek penelitian kami adalah mahasiswa Teknik
Mesin Universitas Diponegoro yang berjumlah 30 orang.

2. Berfikir Positif
Berpikir positif adalah cara berpikir yang terlatih untuk
memandang segala sesuatu dari segi yang positif sehingga akan
menghasilkan sikap, dan perkataan yang tidak merugikan diri
sendiri dan orang lain serta tidak bertentangan dengan norma yang
berlaku. Menurut Albrecht (1992), berpikir positif memiliki empat
aspek yaitu harapan positif, afirmasi diri, pernyataan yang tidak
menilai, dan penyesuaian diri yang realistis.

C. Populasi dan Sample

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik


Mesin Universitas Diponegoro. Target subjek pada penelitian ini yaitu 30
mahasiswa Teknik Mesin Universitas Diponegoro. Dimana kami membagi
15 orang untuk kelompok eksperimen dan 15 orang untuk kelompok
control. Subjek direkrut menggunakan teknik purposive sampling dengan
karakteristik sebagai berikut:

1. Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Diponegoro

14
2. Berstatus sebagai mahasiswa aktif

3. Memiliki tingkat stres yang tinggi dan sangat tinggi berdasarkan


skala stres yang dibuat oleh peneliti.
4. Bersedia terlibat dalam penelitian yang dilakukan dengan cara
mengisi lembar informed consent.

Untuk melakukan skrining terhadap subjek, peneliti membagikan


skala dalam bentuk google form kepada mahasiswa Fakultas Teknik Mesin
Universitas Diponegoro. Univeristas Diponegoro. Dalam google form
tersebut juga telah dicantumkan informed consent dan kontak yang dapat
dihubungi. Informed consent dibuat dengan tujuan untuk mengetahui
kesediaan subjek di dalam penelitian serta mempermudah komunikasi
antara peneliti dengan subjek penelitian.

Purposive sampling merupakan teknik non–random sampling


dalam penelitian dimana peneliti telah menentukan sampel dengan cara
menetapkan kriteria khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian, Teknik
purposive sampling yang digunakan dalam penelitian ini untuk
menentukan sampel pada mahasiswa Teknik Mesin Universitas
Diponegoro dengan tingkat stres yang tinggi dan sangat tinggi untuk
melihat efektivitas pelatihan berpikir positif terhadap penurunann stres
pada mahasiswa. Alasan memilih subjek dengan kriteria mahasiswa
Teknik Mesin Universitas Diponegoro dikarenakan mahasiswa Teknik
Mesin memiliki kesibukan dan tuntutan akademik yang lebih besar
dibandingkan fakultas lainya, dimana hal tersebut dapat memberikan
kemungkinan yang lebih besar terhadap munculnya gejala stres pada
mahasiswa.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu


pretest-posttest two group design, dimana peneliti telah menentukan
kelompok eksperimen dan kelompok control dengan randomisasi. Dalam
desain ini, kelompok subjek diberi tes awal (pretest) untuk mengetahui
tingkat stres kelompok subjek sebelum diberi perlakuan. Kemudian,
kelompok subjek akan diberikan intervensi berupa pelatihan berpikir

15
positif. Setelah mengikuti pelatihan, kelompok subjek akan diberikan
posttest. Hasil posttest tersebut yang akan dijadikan pembanding dengan
hasil pretest untuk mengetahui apakah terjadi penurunan tingkat stress
pada mahasiswa.

E. Pengambilan Data

Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan skala stres.


Skala stres disusun berdasarkan aspek dari Selye (2006) yaitu fisik,
intelektual, emosi, dan hubungan interpersonal. Pengambilan data
dilakukan dengan pre-test dan post-test yang diberikan kepada kelompok
control dan eksperimen dengan tujuan mengetahui perbedaan diantara
kedua kelompok tersebut.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terbagi atas dua tahap, yaitu


persiapan penelitian dan pelaksanaan penelitan.

1. Persiapan Penelitian

Pada tahap persiapan, peneliti mempersiapkan alat ukur dan


modul, alat ukur yang digunakan berupa skala stres mahasiswa dan
modul pelatihan berpikir positif. Kemudian persiapan yang kedua
yaitu menentukan tempat dan waktu eksperimen.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Skrining

Skrining merupakan sebuah proses penjaringan subjek yang


sesuai dengan karakteristik penelitian, sehingga peneliti dapat
menentukan homogenitas subjek penelitian. Skrining dilakukan
menggunakan skala stress. Skrining menggunakan skala stres
disusun berdasarkan aspek dari Selye (2006).

16
b. Randomisasi

Randomisasi dilakukan guna membentuk kelompok kontrol


dan kelompok eksperimen.

c. Pengisian informed consent

Informed consent berisi suatu aturan, tata cara, dan


penawaran perjanjian yang harus disepakati antara peneliti dengan
subjek yang bersedia untuk menjadi bagian penelitian.

d. Pemberian Pre-test

Pemberian pretest bertujuan untuk mendapatkan informasi


mengenai tingkat stres yang dialami subjek sebelum intervensi
dilaksanakan. Pretest menggunakan skala stres sebagai alat ukur.
Selanjutnya, hasil pretest akan dibandingkan dengan hasil
posttest penelitian.

e. Pemberian Perlakuan

Pelatihan berpikir positif terdiri dari tiga pertemuan


dengan satu sesi setiap harinya. Pelatihan akan dilaksanakan
selama tiga hari berturut-turut, pada hari Jumat- Sabtu- Minggu.
Pada pertemuan pertama, intervensi yang diberikan berupa
pemberian materi mengenai pengenalan berpikir positif.
Kemudian pada pertemuan kedua, terdapat role play model ABC
(Antecedents, Behaviour, Consequency) Ellis, diberikan berupa
materi manfaat berpikir positif, penyampaian materi tentang
langkah efektif untuk berpikir positif sesuai dengan teknik
berpikir positif Model ABC Ellis yang telah dikembangkan oleh
Quilliam (2008), yaitu menantang pikiran yang dimiliki,
mengubah gambaran cara berpikir yang dimiliki, menggunakan
bahasa yang konstruktif, memikirkan kembali kepercayaan yang
dimiliki, membangun harga diri, dan mempertahankan perilaku
positif yang dimiliki.

17
f. Pemberian Post-test
Pemberian posttest yang bertujuan untuk mengukur
tingkat stres mahasiswa setelah perlakuan diberikan untuk melihat
apakah pelatihan berpikir positif efektif dalam menurunkan
tingkat stres mahasiswa. Posttest dilakukan dengan menggunakan
skala stres sebagai alat ukur dan kemudian akan dibandingkan
dengan hasil pretest yang sudah didapatkan sebelumnya.

Tabel 2. Kisi-Kisi Pelaksanaan Pelatihan Berpikir Positif

Sesi Kegiatan Wkt Tujuan Metode


1 Pengantar 20’ Ceramah,
- Building Rapport
80’ Ceramah,
- Menjelaskan kembali
Tanya jawab
prosedur/rangkaian pelatihan

- Menetapkan dan menyepakati mengenai


hal-hal yang ingin dicapai dalam
pelatihan

Games 10’
- Peserta dapat lebih akrab dengan peserta
lain
Games

Unit 1 30’
- Sharing, memahami pengertian berpikir Presentasi
positif Sharing

- Peserta mampu mengenali dan Games berpikir

menerapkan cara berpikir yang positif positif

dan meninggalkan cara berpikir yang


negative dalam kehidupan sehari-hari.
Pemutaran 10’ Audio-visual,
- Dapat lebih memahami materi yang
video sharing

18
disampaikan melalui penayangan video
tentang manfaat berpikir positif
Penutup 10’ Refleksi,
- Menyimpulkan & memotivasi
Ceramah

2 Pengantar 10’ Reviu sesi 1


- Building Rapport & reviu sesi 1
100’ Sharing,

- Sharing Umpan balik


Unit 2 30’ Presentasi
- Memahami teori berpikir positif Mode;
Role play
A-B-C Ellis

- Melakukan dan menerapkan role-play


berpikir positif model A-B-C menurut
Ellis
Unit 3 25’ - Mengetahui bagaimana langkah-
Presentasi
langkah yang efektif untuk berpikir
positif

- Mampu menerapkan langkah efektif Sharing


berpikir positif dalam kehidupan
sehari-hari
Diary 15’ - Mengisi Diary Diary

Relaksasi 10’ - Mengikuti instruksi dari fasilitator Relaksasi


untuk melakukan relaksasi sehingga
menjadi lebih rileks dan terjadi proses
internalisasi dalam diri peserta
Penutup 10’ Refleksi, Ceramah
- Menyimpulkan & memotivasi

3 Pengantar 10’ Reviu sesi 2


- Building Rapport & reviu sesi 2
80’ Sharing,

- Sharing Umpan balik


Unit 4 30’ Presentasi
- Mengetahui manfaat berpikir positif

19
- Mampu mengambil manfaat dari
langkah-langkah efektif berpikir positif
Games
yang diajarkan dalam menjalani setiap
momen kehidupan
Pemutaran 10’
- Dapat lebih memahami materi yang Audio-visual,
video
disampaikan melalui penayangan video sharing

tentang manfaat berpikir positif


Relaksasi 10’ Relaksasi
- Mengikuti instruksi dari fasilitator
untuk melakukan relaksasi sehingga
menjadi lebih rileks dan terjadi proses
internalisasi dalam diri peserta
Evaluasi 10’ Evaluasi,
- Mengulas kembali materi yang telah
sharing
disampaikan

- Mengetahui sejauh mana peserta


mengerti dan memahami materi yang
disampaikan
Closing 10’ Refleksi,
- Menyimpulkan & memotivasi
Session Ceramah,

G. Analisis Data

Menurut Ardhana (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan

bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian

dasar. Analisis data yang dilakukan termasuk ke dalam analisis data non-

parametrik karena kecilnya sampel penelitian, sehingga mengakibatkan

data terdistribusi tidak normal (Supranto, 2002). Uji yang digunakan

20
dalam penelitian ini, yaitu uji validitas dan realibilitas untuk mengukur

ketepatan dan keajegan alat ukur dalam mengukur variabel yang diteliti

dengan melihat hasil jawaban dari subjek penelitian pada skala, uji Mann-

Whitney untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan mean atau rata-rata

antara dua kelompok yang saling independen, yaitu kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Lalu uji lain yang digunakan, yaitu uji Wilcoxon

untuk mengetahui dinamika perbedaan skor tingkat stres pada kelompok

yang diberi perlakuan atau kelompok eksperimen dalam skor pre test dan

post test. Semua pengolahan dan pengujian data dilakukan dengan

software SPSS versi 24.

1. Uji Validitas

Uji ini digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu alat


ukur, dalam hal ini yaitu skala. Suatu skala dikatakan valid jika
pertanyaan pada skala mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan
diukur oleh kuisioner tersebut. Untuk mengukur variable tingkat stres,
jawaban responden dikatakan valid apabila item-item dalam skala
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dalam skala
tersebut. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan antara nilai r
hitung dengan r table pada taraf signifikan 0,01. Jika nilai r hitung >
daripada r table maka item tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2006).

2. Uji Realibilitas

Uji ini digunakan untuk mengukur suatu skala yang merupakan


indikator dari variabel. Suatu skala dikatakan reliable atau handal jika
jawaban subjek terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari

21
waktu ke waktu. Skala disebut reliable jika semua variabel memiliki
hasil koefisien cronbach alpha yang lebih besar dari 0,60.

3. Uji Mann-Whitney

Pada uji Mann-Whitney, hipotesis yang diajukan, yaitu sebagai


berikut.

H1 : Ada perbedaan tingkat stres kelompok eksperimen dan kelompok


kontrol.

H0 : Tidak ada perbedaan tingkat stres kelompok eksperimen dan


kelompok kontrol.

Pengolahan data yang telah dilakukan di SPSS tadi akan


menghasilkan output atau keluaran hasil. Pada output bisa dilihat di
bagian output test statistics asymp. sig. (2-tailed). Apabila
menunjukkan asymp. sig. (2-tailed) < 0.05, maka ada perbedaan yang
signifikan. Sedangkan apabila asymp. sig. (2-tailed) > 0.05, maka tidak
ada perbedaan yang signifikan.

4. Uji Wilcoxon

Pada uji Wilcoxon, hipotesis yang diajukan sebagai berikut.

H1 : Ada perbedaan pre test dan post test tingkat stres pada kelompok
eksperimen.

H0 : Tidak ada perbedaan pre test dan post test tingkat stres pada
kelompok eksperimen.

Pada output Wilcoxon Signed Ranks Test yang perlu dlihat


adalah negative ranks, positive ranks, dan ties. Pada negative ranks

22
menjelaskan terdapat penurunan nilai dari pre test ke post test. Pada
positive ranks menjelaskan kenaikan nilai dari pre test ke post test.
Sedangkan pada ties, menjelaskan bahwa tidak ada nilai pre test dan
post test yang sama.
Pada output Test Statistics yang perlu dilihat adalah asym. sig
(2-tailed). Asym. sig (2-tailed) < 0.05, artinya ada perbedaan hasil yang
signifikan antara pre test dan post test kelompok eksperimen.
Sedangkan asym. sig (2-tailed) > 0.05, artinya tidak ada perbedaan hasil
yang signifikan antara pre test dan post test kelompok eksperimen.

DAFTAR PUSTAKA

Albrecht, K. (1980). Brain power. Learn to improve your thingking skills. New
Jersey: Prentice Hall, Inc.

Troelove, S. (1995). The handbook of training and development. Oxford: Blackwell

Publiser Ltd.

Albrecht, K. (1992). Daya pikir: Metode peningkatan potensi berpikir. Semarang:


Dahara Prize.
Agoes, A. (2003). Teori dan manajemen stres (kontemporer dan islam). Malang:
Taroda.
Anakteknik.com. (2019, 26 Januari). Tingkatan Hardcore Jurusan-jurusan di

Teknik. Diakses pada 29 Mei 2020, dari

https://www.anakteknik.co.id/a/bhrearka/Tingkatan-hardcore-Jurusan-

Jurusan-di-Teknik

23
Anoraga, P. (2004). Psikologi kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Atkinson. (1993). Pengantar psikologi. Jakarta: Erlangga.

Atkinson, M. & Sturges, J. (2003). At the turning point: the young adolescent
learner.

Limbert, C. (2004). Psychological wellbieng and satisfaction amongst military

personel on unaccompanied tours: the impact of perceived social support and


coping strategies. Journal of Military Psychology, 16(1), 37-51.

Corey, Gerald. (1988). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung:
PT. Eresco.
Corey, Gerald. (2010). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Ertyastuti, A. J., Andayani, T. R., & Priyatama, A. N. (2012). Pengaruh pelatihan
berpikir positif terhadap remaja panti asuhan. Jurnal Psikologi, 4(2), 172–
203

Devianti, Irena. (2014). Tips dan trik kilat menciptakan pikiran dan kepribadian
positif. Yogyakarta: Parasmu.
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi analisis multivariate dengan program spss.
Semarang: Universitas Diponegoro.

Hardjana, Agus M. (2006). Stres tanpa distres, seni mengolah stres. Yogyakarta:

Kanisius.

Heiman & Kariv. (2005). Task-oriented versus emotion-oriented coping


strategies: the case of college students. College Student Journal, 39(1):72-89.

Kholidah, Enik Nur. (2012). Berpikir positif untuk menurunkan stres psikologi.

Yoyakarta: Jurnal Psikologi Volume 39, No. 1.

Macleod, Andrew K. & Richard Moore. (2000). Positive thinking revisited:

Positive cognitions, well-being, and mental health. Journal Clinical

24
Psychology and Psychotherapy, Vol 1, No.7.

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Rosda

NM, Rasmun. (2004). Stres, koping, dan adaptasi. Jakarta: CV. Agung Seto.

Oemarjoedi, A. K. (2003). Pendekatan behaviour therapy dalam psikoterapi.


Jakarta: Kreatif Media.
Peale, N. V. (1996). Berpikir positif. Jakarta: Binarupa Aksara.

Robbins, S. P. (2001). Prinsip-prinsip perilaku organisasi (alih bahasa oleh

halida dan dewi sartika) edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

Santrock & John W. (2003). Adolescence: Perkembangan remaja edisi keenam.


Jakarta: Erlangga.
Supranto, J. ( 2002 ). Statistik teori dan aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Winardi, A., Uli, K.K., Maman, K. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi


keterlambatan penyelesaian studi mahasiswa jurusan pendidikan teknik
mesin fptk upi. Journal of Mechanical Engineering Education, Vol.1,
No.2. 193-199
Yosep, I. (2007). Keperawatan jiwa. Bandung: Refika Aditam.

25
LAMPIRAN

A. Lembar Kontribusi

NAMA NIM KONTRIBUSI

Ryan Nailufar 15000118140205 Membuat Bab I,


Febriantama Membuat Bab II (stress,
dinamika dan hipotesis),
Membuat Bab III
( populasi dan sample,
desain penelitian dan
pengambilan data),
membantu merevisi Bab
I, II, III

26
15000118130160 Membuat Bab I,
Andreyzal Membuat Bab II (berfikir
Helansusuanda Pratama positif), Membuat Bab III
( analisis data dan
prosedur penelitian),
Membantu merevisi Bab
I, II, III

Membuat Bab I,
Kevin Abrar Egy 15000118140236 Membuat Bab II (Stress),
Saputra membuat Bab III
( Definisi operasional dan
identifikasi variable),
Membuat PPT,
Membantu merevisi bab I,
II, III

B. Blueprint

No Aspek Indikator Aitem Jumlah aitem


Fav Unfav

1 fisik sakit kepala 1 25 2


gangguan 5 26 2
tidur
lelah 18 10 2
sakit 17 9 2
punggung
2 emosi sedih 6 28 2
gelisah 2 27 2
mudah 20 12 2
menangis
mudah marah 19 11 2
3 intelektual sulit membuat 7 30 2
keputusan
melamun 22 14 2
berlebihan
sulit 3 29 2
berkonsentras

27
i
produktivitas 21 13 2
kerja
menurun
4 Hubungan Agresif 23 15 2
interpersonal mudah 4 31 2
tersinggung
mencari 8 32 2
kesalahan
orang lain
mudah 24 16 2
membatalkan
janji
jumlah 16 16 32

C. Logbook

LOGBOOK PROPOSAL MP EKSPERIMEN

1 13 maret 2020
Tanggal/Bulan/Tahun
.

2 Membuat judul penelitian


Nama Kegiatan
.

3 Untuk memililih penamaan judul penelitian yang


Tujuan Kegiatan
. akan ditentukan

4
Hasil yang diperoleh Memperoleh sebuah judul “Pengaruh pelatihan
. berpikir positif terhadap penurunan stres pada
mahasiswa psikologi universitas diponegoro”
5 Kurangnya ide pada pembahasan untuk menentukan
Hambatan
. judul yang tepat

Berdasarkan hasil kegiatan kami dapat diperoleh


judul untuk penelitian eskperimen yaitu “Pengaruh
pelatihan berpikir positif terhadap penurunan stres
pada mahasiswa psikologi universitas diponegoro” .
6
Kesimpulan dan saran Saran yang perlu dibutuhkan untuk lebih cermat dan
.
teliti untuk pembuatan judul dari
mempertimbangakan berbagai jurnal maupun skripsi
yang penelitian berkaitan dengan judul kelompok
kami.
7 Rencana kegiatan Membuat rumusan masalah, tujuan dan manfaat

28
. selanjutnya
Kevin abrar egy s
8 Nama anggota Ryan nailufar
. kelompok Andreyzal
Ahmad fikri
9
Tanda tangan
.

LOGBOOK PROPOSAL MP EKSPERIMEN

1. Tanggal/Bulan/Tahun 14 April 2020

Mendiskusikan mengenai latar belakang, rumusan


2. Nama Kegiatan
masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

Untuk mengetahui latar belakang, rumusan


3. Tujuan Kegiatan
masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

4. Hasil yang diperoleh Latar Belakang

Memasuki kehidupan perkuliahan


merupakan tanda awal dimana seseorang mulai
menghadapi proses kehidupan yang sebenarnya.
Masa perubahan dimana seseorang yang mulanya
berstatus siswa menjadi mahasiswa. Masa ini
merupakan masa transisi dimana seseorang yang
mulanya hidup di bawah besarnya kontrol orangtua
menjadi seseorang yang bertanggung jawab penuh
atas apa yang menjadi pilihannya sendiri. Individu
mulai merasakan tuntutan kehidupan yang harus
dihadapi, seperti mengelola keuangannya sendiri,
bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri, dan menentukan pilihan untuk hidupnya
sendiri. Di sisi lain, pada dunia perkuliahan tentu

29
memiliki tuntutan akademik yang lebih sulit
dibanding di masa sekolah. Maka dari itu, perlu
bagi mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri
diatas situasi-situasi yang pasti terjadi dalam masa
transisi tersebut dalam kata lain berani menghadapi
dan memecahkan permasalahan yang dialaminya.

Mahasiswa dalam kegiatanya juga tidak


terlepas dari perilaku stres. Stres atau penyebab
stres pada mahasiswa dapat bersumber dari
kehidupan akademiknya, terutama terhadap
tuntutan eksternal dan tuntutan dari harapannya
sendiri. Tuntutan eksternal dapat bersumber dari
tugas tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang
tua untuk berhasil di kuliahnya dan penyesuaian
sosial di lingkungan kampusnya. Sedangkan
tuntutan dari harapannya sendiri dapat bersumber
dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti
pelajaran. (heiman & kariv, 2005).

Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh pelatihan berpikir positif


terhadap penurunan stress pada mahasiswa
Psikologi ?

Tujuan

Mengetahui bagaimana pengaruh pelatihan berpikir


positif terhadap penurunan stres pada mahasiswa

Manfaat

1. Manfaat teoritis :

Penelitian ini diharapkan dapat menambah


teori/ilmu pengetahuan tentang pengaruh pelatian
berpikir positif terhadap penurunan stres pada

30
mahasiswa psikologi dan dapat memberikan
kontribusi wacana ilmiah bagi pengembangan ilmu
psikologi

2. Manfaat praktis :

a. Mahasiswa: sebagai bahan pertimbangan ilmu


atau informasi dalam usaha meningkatkan cara
berpikir yang positif untuk menurunkan tingkat
stres.

b. Peneliti : sebagai bentuk penelitian terhadap


pengembangan teori dan pembaharuan teori tentang
pelatihan berpikir positif yang dapat menurunkan
tingkat stres

Terbatasnya waktu dan mengalami kesulitan


5. Hambatan
diskusi tanpa tatap muka

Dapat disimpulkan bahwa pada diskusi ini telah


diketahui latar belakang, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat dari penelitian yang berjudul
“Pengaruh pelatihan berpikir positif terhadap
6. Kesimpulan dan saran
penurunan stres pada mahasiswa psikologi
universitas diponegoro” dan semoga bab 1 ini dapat
diterima dan berguna untuk proses pembuatan
proposal penelitian selanjutnya
Rencana kegiatan Perumusan BAB II
7.
selanjutnya
Kevin abrar egy s
Nama anggota Ryan nailufar
8.
kelompok Andreyzal
Ahmad fikri

9. Tanda tangan

10 Dinamika Dalam Semua anggota kelompok berdiskusi kecuali

31
. Kelompok Ahmad Fikri Subandi

LOGBOOK PROPOSAL MP EKSPERIMEN

1. Tanggal/Bulan/Tahun 27 Maret 2020

Mendiskusikan mengenai BAB II, yaitu definisi


2. Nama Kegiatan variable terikat dan bebas, dinamika psikologis
serta hipotesis penelitian

Untuk mengetahui definisi variable terikat dan


3. Tujuan Kegiatan bebas, dinamika psikologis serta hipotesis
penelitian

Setelah membagi tugas, Ryan dan Kevin


mendapatkan hasil bagaimana definisi dari Stress,
sedangkan Andreyzal mendapatkan hasil apa itu
4. Hasil yang diperoleh
berfikir positif.

Terbatasnya waktu dan mengalami kesulitan


diskusi tanpa tatap muka dan juga terdapat satu
5. Hambatan anggota kelompok kami yang tidak ikut berdiskusi
dengan kami dari awal pertemuan.

6. Kesimpulan dan saran Dapat disimpulkan bahwa pada diskusi ini telah
diketahui definisi variable terikat dan bebas,
dinamika psikologis serta hipotesis penelitian
Rencana kegiatan Perumusan BAB III
7.
selanjutnya
8. Nama anggota Kevin abrar egy s
kelompok Ryan nailufar
Andreyzal

32
Ahmad fikri

9. Tanda tangan

10 Dinamika Dalam Semua anggota kelompok berdiskusi kecuali


. Kelompok Ahmad Fikri Subandi

LOGBOOK PROPOSAL MP EKSPERIMEN

1. Tanggal/Bulan/Tahun 13 April 2020

Mendiskusikan mengenai BAB III, Identifikasi


2. Nama Kegiatan variabel, dan definisi operasional, serta membuat
populasi & sample

Untuk mengetahui variabel yang digunakan,


3. Tujuan Kegiatan definisi operasional stress dan berpikir positif,
serta mengetahui populasi & sample

kami bertiga berdiskusi via aplikasi zoom dan


mendapatkan hasil mengenai variabel yang
4. Hasil yang diperoleh
digunakan, definisi operasional, serta populasi &
sample

Terbatasnya waktu dan mengalami kesulitan


diskusi tanpa tatap muka dan juga terdapat satu
5. Hambatan anggota kelompok kami yang tidak ikut berdiskusi
dengan kami dari awal pertemuan.

6. Kesimpulan dan saran Dapat disimpulkan bahwa pada diskusi ini telah
diketahui variabel dan definisi operasional stress
dan berpikir positif
Rencana kegiatan membuat desain penelitian, serta pengambilan data
7.
selanjutnya
8. Nama anggota Kevin abrar egy s
kelompok Ryan nailufar
Andreyzal

33
Ahmad fikri

9. Tanda tangan

10 Dinamika Dalam Semua anggota kelompok berdiskusi kecuali


. Kelompok Ahmad Fikri Subandi

LOGBOOK PROPOSAL MP EKSPERIMEN

1. Tanggal/Bulan/Tahun 24 April 2020

Mendiskusikan mengenai BAB III, desain


2. Nama Kegiatan
penelitian dan pengambilan data

Untuk mengetahui desain penelitian yang akan


3. Tujuan Kegiatan
digunakan dan pengambilan data

hasil yang kami dapatkan adalah memperoleh


pretest-posttest two group design, dimana kami
4. Hasil yang diperoleh
telah menentukan kelompok eksperimen dan
kelompok control dengan randomisasi

Terbatasnya waktu dan mengalami kesulitan


diskusi tanpa tatap muka dan juga terdapat satu
5. Hambatan anggota kelompok kami yang tidak ikut berdiskusi
dengan kami dari awal pertemuan.

6. Kesimpulan dan saran Dapat disimpulkan bahwa pada diskusi ini telah
diketahui desain penelitian dan pengambilan data
Rencana kegiatan membuat prosedur penelitian
7.
selanjutnya
Kevin abrar egy s
Nama anggota Ryan nailufar
8.
kelompok Andreyzal
Ahmad fikri

34
9. Tanda tangan

10 Dinamika Dalam Semua anggota kelompok berdiskusi kecuali


. Kelompok Ahmad Fikri Subandi

LOGBOOK PROPOSAL MP EKSPERIMEN

1. Tanggal/Bulan/Tahun 30 April 2020

Mendiskusikan mengenai BAB III, Prosedur


2. Nama Kegiatan
penelitian

Untuk mengetahui prosedur penelitian yang akan


3. Tujuan Kegiatan
digunakan

hasil yang kami dapatkan adalah memperoleh


beberapa tahapan dalam melakukan penelitian
4. Hasil yang diperoleh
yaitu berupa persiapan latihan dan pelaksanaan
pelatihan

Terbatasnya waktu dan mengalami kesulitan


diskusi tanpa tatap muka dan juga terdapat satu
5. Hambatan anggota kelompok kami yang tidak ikut berdiskusi
dengan kami dari awal pertemuan.

6. Kesimpulan dan saran Dapat disimpulkan bahwa pada diskusi ini telah
diketahui prosedur penelitian
Rencana kegiatan membuat analisis data
7.
selanjutnya
Kevin abrar egy s
Nama anggota Ryan nailufar
8.
kelompok Andreyzal
Ahmad fikri

9. Tanda tangan

35
10 Dinamika Dalam Semua anggota kelompok berdiskusi kecuali
. Kelompok Ahmad Fikri Subandi

LOGBOOK PROPOSAL MP EKSPERIMEN

1. Tanggal/Bulan/Tahun 16 Mei 2020

2. Nama Kegiatan Mendiskusikan mengenai BAB III, analisis data

Untuk mengetahui analisis data dalam penelitian


3. Tujuan Kegiatan
tersebut

hasil yang kami dapatkan adalah memperoleh


4. Hasil yang diperoleh hasil pengolahan data dalam spss, menggunakan
uji Wilcoxon dan uji Mann-whitney

Terbatasnya waktu dan mengalami kesulitan


diskusi tanpa tatap muka dan juga terdapat satu
5. Hambatan anggota kelompok kami yang tidak ikut berdiskusi
dengan kami dari awal pertemuan.

6. Kesimpulan dan saran Dapat disimpulkan bahwa pada diskusi ini telah
diketahui analisis data
Konsul lapora bab 1 sampai bab 3 dengan dosen
Rencana kegiatan
7. dan memperbaiki feedback yang diberikan oleh
selanjutnya
dosen
Kevin abrar egy s
Nama anggota Ryan nailufar
8.
kelompok Andreyzal
Ahmad fikri

9. Tanda tangan

10 Dinamika Dalam Semua anggota kelompok berdiskusi kecuali


. Kelompok Ahmad Fikri Subandi

36
37

Anda mungkin juga menyukai