Disusun oleh :
Kelompok 10
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Dalam laporan ini, tentu saja peneliti menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan. Maka dari itu, peneliti mengharapkan kritik dan
saran dari dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian Eksperimen demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, peneiliti berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Sekian dan terima kasih.
Hormat kami,
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan Penelitian....................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
A. Stres..........................................................................................................4
1. Definisi Stres.........................................................................................4
2. Aspek Stres...........................................................................................4
B. Bepikir Positif..........................................................................................8
C. Dinamika Psikologis..............................................................................11
D. Hipotesis Penelitian...............................................................................12
BAB III..................................................................................................................13
ii
METODE PENELITIAN....................................................................................13
A. Identifikasi Variabel..............................................................................13
B. Definisi Operasional..............................................................................13
D. Desain Penelitian...................................................................................15
E. Pengambilan Data.................................................................................15
F. Prosedur Penelitian...............................................................................15
G. Analisis Data..........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
LAMPIRAN..........................................................................................................25
A. Lembar Kontribusi................................................................................25
B. Blueprint.................................................................................................26
C. Logbook..................................................................................................27
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
bersumber dari tugas tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua
untuk berhasil di kuliahnya dan penyesuaian sosial di lingkungan
kampusnya. Sedangkan tuntutan dari harapannya sendiri dapat bersumber
dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran (Heiman & Kariv,
2005). Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Winardi dan kolega dari
FPTK Teknik Mesin UPI menyatakan bahwa keberhasilan mahasiswa
Teknik Mesin dalam menyelesaiakan studinya dipengaruhi oleh faktor
internal, meliputi kecerdasan, motivasi, minat, bakat, kelelahan, kesehatan
dan faktor eksternal meliputi fasilitas belajar, lingkungan kampus, teman
bergaul, lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal. Beberapa
mahasiswa yang menjadi subjek penelitian mengungkapkan bahwa mereka
mengalami kendala pada faktor internal maupun eksternal yang
menyebabkan stres hingga membuat keterlambatan dalam menyelesaikan
studinya (Winardi, Karo Karo, & Kusman, 2014).
2
yang berhubungan dengan tugas tertentu (Troelove,1995). Berpikir positif
merupakan suatu keterampilan kognitif yang dapat dipelajari melalui
pelatihan. Pada prinsipnya melalui pelatihan berpikir positif ini diharapkan
subjek mengalami proses pembelajaran keterampilan kognitif dalam
memandang peristiwa yang dialami. Limbert (2004) dari penelitiannya
menyimpulkan bahwa berpikir positif mempunyai peran dapat membuat
individu menerima situasi yang tengah dihadapi secara lebih positif.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh pelatihan berpikir positif terhadap
penurunan stress pada mahasiswa Teknik Mesin Universitas Diponegoro?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui bagaimana pengaruh pelatihan berpikir positif
terhadap penurunan stres pada mahasiswa Teknik Mesin Universitas
Diponegoro.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah teori/ilmu pengetahuan
tentang pengaruh pelatihan berpikir positif terhadap penurunan stres pada
mahasiswa psikologi dan dapat memberikan kontribusi wacana ilmiah
bagi pengembangan ilmu psikologi.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Mahasiswa
Diharapkan penelitian ini menjadi bahan pertimbangan ilmu
atau informasi dalam usaha meningkatkan cara berpikir yang
positif untuk menurunkan tingkat stress.
b. Manfaat Bagi Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bentuk
pengembangan teori dan pembaharuan teori tentang pelatihan
berpikir positif yang dapat menurunkan tingkat stress.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stres
1. Definisi Stres
Stres adalah istilah yang berasal dari bahasa latin ”singere” yang
berarti ”keras” (stricus). Menurut Atkinson (1993), stres terjadi ketika
individu dihadapkan dengan peristiwa yang mereka anggap
membahayakan ketentraman kondisi fisik dan psikologis mereka,
misalnya ketika menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan
seperti tekanan dalam pekerjaan, masalah pernikahan atau keuangan.
Menurut Hans Selye (dalam Hardjana 2006), seorang pakar fisiologi
dan pakar stres, stres adalah suatu respon tubuh yang tidak spesifik
terhadap aksi atau tuntutan atasnya. Robbins (2001) menyatakan bahwa
stres merupakan suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang
dalam mencapai sesuatu kesempatan di mana untuk mencapai
kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Menurut Gray &
Smeltzer dalam Agoes (2003), stres adalah munculnya reaksi psikologis
yang membuat seseorang merasa tegang atau cemas yang disebabkan
ketidakmampuan mengatasi atau meraih tuntutan atau keinginannya.
Anoraga (2004) berpendapat bahwa stres merupakan tanggapan
seseorang, baik secara fisik maupun secara mental terhadap suatu
perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan
mengakibatkan dirinya terancam. Berdasarkan uraian pengertian stres di
atas, dapat disimpulkan definisi mengenai stress, yaitu stres merupakan
reaksi tubuh baik fisik maupun psikis terhadap perubahan yang kurang
menyenangkan untuk mempertahankan kondisi optimal individu dalam
mencapai tuntutan atau keinginan yang ada.
4
2. Aspek Stres
a. Fisik
b. Emosional
c. Intelektual
5
prestasi kerja menurun, serta sering melakukan kesalahan dalam
bekerja.
d. Hubungan Interpersonal
a. Faktor lingkungan
6
2. Kejadian besar dalam hidup dan gangguan sehari-hari.
b. Faktor Kepribadian
c. Faktor Kognitif
7
mereka memiliki kemampuan untuk menghadapi suatu kejadian
dengan efektif.
1. Stres Akulturatif
2. Status Sosial-Ekonomi
Kondisi kehidupan yang kronis, seperti pemukiman yang
tidak memadai, lingkungan yang berbahaya, tanggung jawab
yang berat, dan ketidakpastian keadaan ekonomi merupakan
pemicu stres yang kuat.
B. Bepikir Positif
8
dasarnya orientasi perilaku itu bepusat pada kognitif, tingkah laku,
dan tindakan dalam arti menitik beratkan pada berpikir, menilai,
memutuskan, menganalisis, dan bertindak. Dalam pendekatan Ellis,
manusia itu lahir dengan potensi dan memiliki kecenderungan untuk
memelihara diri, berbahagia, berpikir, mengatakan, mencintai,
bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan mengaktualkan
dirinya. Akan tetapi, ia juga memiliki kecenderungan untuk
menghancurkan diri, menghindari pemikiran, menyesali, intolerensi,
menghalau aktualisasi dirinya. Peale (1996) berpendapat bahwa
berpikir positif merupakan kemampuan kognisi yang dapat dipelajari
melalui serangkaian pelatihan. Kemampuan kognisi tersebut
membawa dampak perubahan dalam pola pikir sehari-hari yang
menimbukan perilaku yang positif pula. Berpikir positif mempunyai
peran dapat membuat individu menerima situasi yang tengah dihadapi
secara lebih positif (Limbert dalam Kholidah, 2012).
Pelatihan berpikir positif merupakan bagian dari terapi kognitif
untuk mengubah pola pikir negatif menjadi positif. Macleod dan
Moore (2000: 2) menyatakan bahwa terapi kognitif adalah mengenai
berpikir secara realistis yang kemudian disebut sebagai berpikir positif
atau dapat juga dikatakan bahwa berpikir positif adalah berpikir
realistis dimana berpikir realistis merupakan bentuk dari terapi
kognitif. Metode dan model belajar yang dapat diterapkan menurut
Oemarjoedi (2003: 24).
Berbagai latihan yang dilakukan dapat meningkatkan
kemampuan kognisi dari kemampuan yang biasa. Latihan membuat
kemampuan menyerap informasi, kata-kata, atau gambaran-gambaran
menjadi lebih baik. Proses kognisi yang terjadi dari latihan melibtkan
faktor internal berupa persepsi dan sensasi untuk menyerap
pengetahuan atau informasi serta faktor eksternal berupa dinamika
yang terjadi di luar diri seperti adanya pengetahuan atau informasi,
cara menyampaikan pengetahuan atau informasi, dan cara masyarakat
mengelola pengetahuan atau informasi tersebut. Dari latihan yang
dilakukan maka akan mendapatkan dampak berupa konsistensi pikiran
positif dalam keseharian yang dapat menghadirkan kebahagian,
9
sukacita, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi dan tindakan
(Devianti, 2014).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bepikir positif
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh otak dalam melakukan
serangkaian proses kognitif melalui serangkaian pelatihan yang
dilakukan secara konsisten hingga membawa dampak perubahan
dalam pola pikir sehari-hari yang menimbukan perilaku yang positif.
10
frustrasi dan menyalahkan diri. Hal tersebut bertujuan agar
individu segera dapat lepas dari apa yang ia hadapi.
a. Antecedents
b. Behavior
c. Consequency
11
Aspek berpikir positif dari Ellis menggunakan
pendekatan model kognitif ABC menjadi teknik intervensi
yang diterapkan peneliti kepada mahasiswa Teknik Mesin
untuk mengatasi stres yang dialami. Model kognitif ABC
memungkinkan mahasiswa Teknik Mesin untuk mengetahui
sekaligus dapat mengatasi dan mencegah stres dari stresor yang
datang. Model ini memerlukan berbagai rangkaian intervensi
agar dapat efektif dan efisien kegunaannya dalam mengatasi
stres.
C. Dinamika Psikologis
D. Hipotesis Penelitian
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini antara lain :
B. Definisi Operasional
13
Definisi operasional pada masing masing penelitian, antara lain :
1. Stress
Stress merupakan perubahan perubahan fisik, emosional,
intelektual serta hubungan interpersonal yang terjadi pada diri
seseorang. Sedangkan, stres pada mahasiswa dapat dipahami
sebagai merupakan reaksi tubuh baik fisik maupun psikis yang
dialami oleh mahasiswa dalam kesehariannya untuk beradaptasi
terhadap perubahan, tuntutan dan tanggung jawab yang dimilikinya
sebagai seorang mahasiswa. Pengukuran untuk tingkat stres pada
mahasiswa menggunakan skala stres disusun berdasarkan aspek
dari Selye (2006), yaitu fisik, intelektual, emosi, dan hubungan
interpersonal. Subjek penelitian kami adalah mahasiswa Teknik
Mesin Universitas Diponegoro yang berjumlah 30 orang.
2. Berfikir Positif
Berpikir positif adalah cara berpikir yang terlatih untuk
memandang segala sesuatu dari segi yang positif sehingga akan
menghasilkan sikap, dan perkataan yang tidak merugikan diri
sendiri dan orang lain serta tidak bertentangan dengan norma yang
berlaku. Menurut Albrecht (1992), berpikir positif memiliki empat
aspek yaitu harapan positif, afirmasi diri, pernyataan yang tidak
menilai, dan penyesuaian diri yang realistis.
14
2. Berstatus sebagai mahasiswa aktif
D. Desain Penelitian
15
positif. Setelah mengikuti pelatihan, kelompok subjek akan diberikan
posttest. Hasil posttest tersebut yang akan dijadikan pembanding dengan
hasil pretest untuk mengetahui apakah terjadi penurunan tingkat stress
pada mahasiswa.
E. Pengambilan Data
F. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Skrining
16
b. Randomisasi
d. Pemberian Pre-test
e. Pemberian Perlakuan
17
f. Pemberian Post-test
Pemberian posttest yang bertujuan untuk mengukur
tingkat stres mahasiswa setelah perlakuan diberikan untuk melihat
apakah pelatihan berpikir positif efektif dalam menurunkan
tingkat stres mahasiswa. Posttest dilakukan dengan menggunakan
skala stres sebagai alat ukur dan kemudian akan dibandingkan
dengan hasil pretest yang sudah didapatkan sebelumnya.
Games 10’
- Peserta dapat lebih akrab dengan peserta
lain
Games
Unit 1 30’
- Sharing, memahami pengertian berpikir Presentasi
positif Sharing
18
disampaikan melalui penayangan video
tentang manfaat berpikir positif
Penutup 10’ Refleksi,
- Menyimpulkan & memotivasi
Ceramah
19
- Mampu mengambil manfaat dari
langkah-langkah efektif berpikir positif
Games
yang diajarkan dalam menjalani setiap
momen kehidupan
Pemutaran 10’
- Dapat lebih memahami materi yang Audio-visual,
video
disampaikan melalui penayangan video sharing
G. Analisis Data
dasar. Analisis data yang dilakukan termasuk ke dalam analisis data non-
20
dalam penelitian ini, yaitu uji validitas dan realibilitas untuk mengukur
ketepatan dan keajegan alat ukur dalam mengukur variabel yang diteliti
dengan melihat hasil jawaban dari subjek penelitian pada skala, uji Mann-
Whitney untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan mean atau rata-rata
dan kelompok kontrol. Lalu uji lain yang digunakan, yaitu uji Wilcoxon
yang diberi perlakuan atau kelompok eksperimen dalam skor pre test dan
1. Uji Validitas
2. Uji Realibilitas
21
waktu ke waktu. Skala disebut reliable jika semua variabel memiliki
hasil koefisien cronbach alpha yang lebih besar dari 0,60.
3. Uji Mann-Whitney
4. Uji Wilcoxon
H1 : Ada perbedaan pre test dan post test tingkat stres pada kelompok
eksperimen.
H0 : Tidak ada perbedaan pre test dan post test tingkat stres pada
kelompok eksperimen.
22
menjelaskan terdapat penurunan nilai dari pre test ke post test. Pada
positive ranks menjelaskan kenaikan nilai dari pre test ke post test.
Sedangkan pada ties, menjelaskan bahwa tidak ada nilai pre test dan
post test yang sama.
Pada output Test Statistics yang perlu dilihat adalah asym. sig
(2-tailed). Asym. sig (2-tailed) < 0.05, artinya ada perbedaan hasil yang
signifikan antara pre test dan post test kelompok eksperimen.
Sedangkan asym. sig (2-tailed) > 0.05, artinya tidak ada perbedaan hasil
yang signifikan antara pre test dan post test kelompok eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Albrecht, K. (1980). Brain power. Learn to improve your thingking skills. New
Jersey: Prentice Hall, Inc.
Publiser Ltd.
https://www.anakteknik.co.id/a/bhrearka/Tingkatan-hardcore-Jurusan-
Jurusan-di-Teknik
23
Anoraga, P. (2004). Psikologi kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Atkinson, M. & Sturges, J. (2003). At the turning point: the young adolescent
learner.
Corey, Gerald. (1988). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung:
PT. Eresco.
Corey, Gerald. (2010). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Ertyastuti, A. J., Andayani, T. R., & Priyatama, A. N. (2012). Pengaruh pelatihan
berpikir positif terhadap remaja panti asuhan. Jurnal Psikologi, 4(2), 172–
203
Devianti, Irena. (2014). Tips dan trik kilat menciptakan pikiran dan kepribadian
positif. Yogyakarta: Parasmu.
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi analisis multivariate dengan program spss.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Hardjana, Agus M. (2006). Stres tanpa distres, seni mengolah stres. Yogyakarta:
Kanisius.
Kholidah, Enik Nur. (2012). Berpikir positif untuk menurunkan stres psikologi.
24
Psychology and Psychotherapy, Vol 1, No.7.
NM, Rasmun. (2004). Stres, koping, dan adaptasi. Jakarta: CV. Agung Seto.
25
LAMPIRAN
A. Lembar Kontribusi
26
15000118130160 Membuat Bab I,
Andreyzal Membuat Bab II (berfikir
Helansusuanda Pratama positif), Membuat Bab III
( analisis data dan
prosedur penelitian),
Membantu merevisi Bab
I, II, III
Membuat Bab I,
Kevin Abrar Egy 15000118140236 Membuat Bab II (Stress),
Saputra membuat Bab III
( Definisi operasional dan
identifikasi variable),
Membuat PPT,
Membantu merevisi bab I,
II, III
B. Blueprint
27
i
produktivitas 21 13 2
kerja
menurun
4 Hubungan Agresif 23 15 2
interpersonal mudah 4 31 2
tersinggung
mencari 8 32 2
kesalahan
orang lain
mudah 24 16 2
membatalkan
janji
jumlah 16 16 32
C. Logbook
1 13 maret 2020
Tanggal/Bulan/Tahun
.
4
Hasil yang diperoleh Memperoleh sebuah judul “Pengaruh pelatihan
. berpikir positif terhadap penurunan stres pada
mahasiswa psikologi universitas diponegoro”
5 Kurangnya ide pada pembahasan untuk menentukan
Hambatan
. judul yang tepat
28
. selanjutnya
Kevin abrar egy s
8 Nama anggota Ryan nailufar
. kelompok Andreyzal
Ahmad fikri
9
Tanda tangan
.
29
memiliki tuntutan akademik yang lebih sulit
dibanding di masa sekolah. Maka dari itu, perlu
bagi mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri
diatas situasi-situasi yang pasti terjadi dalam masa
transisi tersebut dalam kata lain berani menghadapi
dan memecahkan permasalahan yang dialaminya.
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
1. Manfaat teoritis :
30
mahasiswa psikologi dan dapat memberikan
kontribusi wacana ilmiah bagi pengembangan ilmu
psikologi
2. Manfaat praktis :
9. Tanda tangan
31
. Kelompok Ahmad Fikri Subandi
6. Kesimpulan dan saran Dapat disimpulkan bahwa pada diskusi ini telah
diketahui definisi variable terikat dan bebas,
dinamika psikologis serta hipotesis penelitian
Rencana kegiatan Perumusan BAB III
7.
selanjutnya
8. Nama anggota Kevin abrar egy s
kelompok Ryan nailufar
Andreyzal
32
Ahmad fikri
9. Tanda tangan
6. Kesimpulan dan saran Dapat disimpulkan bahwa pada diskusi ini telah
diketahui variabel dan definisi operasional stress
dan berpikir positif
Rencana kegiatan membuat desain penelitian, serta pengambilan data
7.
selanjutnya
8. Nama anggota Kevin abrar egy s
kelompok Ryan nailufar
Andreyzal
33
Ahmad fikri
9. Tanda tangan
6. Kesimpulan dan saran Dapat disimpulkan bahwa pada diskusi ini telah
diketahui desain penelitian dan pengambilan data
Rencana kegiatan membuat prosedur penelitian
7.
selanjutnya
Kevin abrar egy s
Nama anggota Ryan nailufar
8.
kelompok Andreyzal
Ahmad fikri
34
9. Tanda tangan
6. Kesimpulan dan saran Dapat disimpulkan bahwa pada diskusi ini telah
diketahui prosedur penelitian
Rencana kegiatan membuat analisis data
7.
selanjutnya
Kevin abrar egy s
Nama anggota Ryan nailufar
8.
kelompok Andreyzal
Ahmad fikri
9. Tanda tangan
35
10 Dinamika Dalam Semua anggota kelompok berdiskusi kecuali
. Kelompok Ahmad Fikri Subandi
6. Kesimpulan dan saran Dapat disimpulkan bahwa pada diskusi ini telah
diketahui analisis data
Konsul lapora bab 1 sampai bab 3 dengan dosen
Rencana kegiatan
7. dan memperbaiki feedback yang diberikan oleh
selanjutnya
dosen
Kevin abrar egy s
Nama anggota Ryan nailufar
8.
kelompok Andreyzal
Ahmad fikri
9. Tanda tangan
36
37