Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“KEJENUHAN DAN TRANSFER DALAM BELAJAR”

DOSEN PENGAMPU: Dr. YARMIS SYUKUR,M.Pd,Kons

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 11

1. SALSABILLA PUTRI SERLI (20035032)


2. SOVIA MONICA (20329097)
3. SYAFRIZAL (20329100)
4. TAUFIKA ARIFA ADHA (20329101)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang membahas uraian
mengenai “Kejenuhan dan transfer dalam belajar”. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Psikologi Pendidikan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Yarmis Syukur, M.Pd.,Kons
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah yang di tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 17 Mei 2021

Kelompok 11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

PETA KONSEP...............................................................................................................1

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................2

A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................4

A. Kejenuhan Dalam Belajar...................................................................................4

1) Pengertian kejenuhan dalam belajar................................................................4


2) Faktor penyebab dan cara mengatasi kejenuhan dalam belajar..................5

B. Transfer Dalam Belajar.......................................................................................8

1) Pengertian transfer dalam belajar....................................................................8


2) Ragam transfer belajar......................................................................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................................11

A. Kesimpulan........................................................................................................11
B. Saran..................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

KUMPULAN SOAL......................................................................................................14
PETA KONSEP

Kejenuhan dan Transfer dalam Belajar

Kejenuhan
dalam Belajar
Transfer dalam
Belajar

Pines&Aronson dikutip
Pemindahan atau pengalihan hasil
oleh Sutjipto,
belajar yang diperoleh dalam
Kejenuhan belajar merupakan
bidang studi yang satu ke bidang
kondisi emosional ketika seseorang
studi yang lain atau ke kehidupan
merasa lelah dan jenuh secara
sehari-hari.
mental maupun fisik sebagai akibat
tuntutan pekerjaan terkait dengan
belajar yang meningkat.

Penyebab:
 Cara belajar yang tidak bervariasi.
 Belajar hanya di tempat tertentu.  Transfer positif (berakibat baik terhadap kegiatan
 Kurang aktivitas rekreasi atau hiburan. belajar selanjutnya).
 Adanya ketegangan mental kuat dan  Transfer negatif (berakibat buruk terhadap
berlarut-larut pada sat belajar.
kegiatan belajar selanjutnya).
 Transfer vertikal (berkaitan baik terhadap kegiatan
belajar dalam mempelajari
pengetahuan/keterampilan yang lebih tinggi atau
rumit).
Cara mengatasi:
 Istirahat yang cukup dan konsumsi  Transfer lateral (berkaitan baik terhadap kegiatan
gizi yang seimbang. belajar dalam mempelajari
 Memberikan motivasi dan stimulus baru pengetahuan/keterampilan yang sederajat).
agar siswa merasa terdorong untuk
belajar lebih giat dari sebelumnya.
 Belajar dengan metode yang
bervariasi, misalnya membuat
ringkasan pelajaran sejak awal
semester.
 Dll.

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan inti dari pendidikan. Tanpa belajar tidak akan ada
pendidikan. Karena belajar adalah proses untuk berubah dan berkembang. Setiap
manusia sepanjang hidupnya baik sadar maupun tidak sadar harus selalu belajar.
Karena hanya dengan belajar manusia dapat bertahan dalam persaingan hidup di dunia
ini. Dalam pendidikan formal dan non-formal proses belajar menjadi tanggung jawab
pengajar di dalam kelas.

Dalam proses belajar peserta didik tidak jarang ditemukan kendala- kendala
dalam belajar. Salah satunya yang paling sering dijumpai adalah jenuh. Peserta didik
seringkali merasakan kejenuhan dengan berbagai faktor penyebab. Jika tidak diatasi,
kejenuhan ini dapat menjadi penyebab turunnya prestasi peserta didik dan membuat
tujuan belajar tidak tercapai. Untuk itu, sebagai seorang pendidik harus mengetahui
dan menguasai cara mengatasi kejenuhan peserta didik dalam belajar.

Transfer belajar berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar dari mata
pelajaran yang satu ke mata pelajaran yang lain atau dari kehidupan sehari-hari diluar
lingkungan sekolah. Adanya pemindahan atau pengalihan ini menunjukkan bahwa ada
hasil belajar yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam memahami
materi pelajaran yang lain.

Hasil belajar yang diperoleh dan dapat dipindahkan tersebut, dapat berupa
pengetahuan,kemahiran intelektual, keterampilan motorik atau afektif .Dengan
demikian, tantangan bagi pengajaran adalah untuk secara serempak meningkatkan
transfer belajar dalam mendukung kegiatan pembelajaran. Untuk melakukan ini, hal
yang harus dilakukan adalah memahami apa itu transfer belajar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu kejenuhan dalam belajar?


2. Apa saja faktor penyebab kejenuhan dalam belajar?
3. Bagaimana cara mengatasi kejenuhan dalam belajar?
4. Apa itu transfer dalam belajar?
5. Apa saja ragam dalam transfer belajar?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian kejenuhan dalam belajar


2. Untuk mengetahui faktor penyebab kejenuhan dalam belajar
3. Untuk mengetahui cara agar dapat mengatasi kejenuhan dalam belajar
4. Untuk mengetahui pengertian transfer dalam belajar
5. Untuk mengetahui rajam dalam transfer belajar
BAB II

PEMBAHASA

A. Kejenuhan dalam belajar

1. Pengertian Kejenuhan dalam belajar

Secara harfiah arti kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi
memuat apapun.Selain itu jenuh juga berarti jemu atau bosan. Siapapun yang merasa
jenuh, ia akan berusaha sekuat tenaga melepas diri dari tekanan itu. Setiap manusia pasti
memiliki kejenuhan. Kejenuhan terjadi di sela-sela kegiatan yang dilakukan. Hal ini
serupa dengan mesin kendaraan yang terus dipicu, lama kelamaan mesin itu menjadi
panas dan perlu didinginkan untuk sementara sampai temperaturnya normal kembali.
Suatu ketika, kita merasa bersemangat ketika melakukan suatu hal, begitu semangat
sehingga kita melupakan banyak hal. Masa-masa semangat itu tidak akan bertahan lama
sesudah muncul rasa malas, lesu, capek, jemu. Inilah masa dimana semangat kita
sampai pada titik jenuh. Saat itu semangat yang kita punya ada di garis ambang batas, ia
tidak mungkin dinaikkan lebih tinggi. Setelah beberapa lama masa jenuh ini berjalan,
beberapa lama kemudian muncul kembali kegairahan untuk menekuni kesibukan seperti
semula. Demikian seterusnya, rasa bersemangat dan jenuh, silih berganti datang.

Demikian yang terjadi pada siswa, sering kita menemukan beberapa siswa yang
mengalami hambatan belajar. Ia sulit meraih prestasi dasar di sekolah, padahal telah
mengikuti pelajaran dengan sungguhsungguh. Bahkan ditambah dengan pelajaran
tambahan di rumah, tetapi hasilnya tetap kurang memuaskan. Sehingga siswa terkesan
lambat melakukan tugas yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Mereka tampak
malas, mudah putus asa, acuh tak acuh, jenuh dan bosan. Terkadang disertai sifat
menentang guru yang mengarahkan mereka untuk belajar. Mereka juga sering
menunjukkan sikap pemurung, malas, lesu. Bahkan tak jarang dari mereka yang
bersikap menyimpang seperti membolos, melalaikan tugas dan mogok untuk belajar.

Apabila kita mendengar kata belajar, mungkin yang terlintas di pikiran kita
adanya siswa yang serius, mendengar dan memperhatikan guru yang sedang
memberikan pertanyaan yang ada di dalam kelas, atau seorang siswa yang membaca
buku. Akan tetapi yang lebih luas bukanlah demikian, karena aktivitas belajar bukan
hanya untuk siswa saja dan terbatas ruang kelas. Pengertian yang umum itu tidak
dibatasi kapan saja, dimana saja dan dari siapa saja. Dalam keseluruhan proses
pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini
berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan hanya tergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Pines &Aronson sebagaimana yang dikutip oleh Sutjipto menjelaskan bahwa


kejenuhan belajar merupakan kondisi emosional ketika seseorang merasa lelah dan
jenuh secara mental maupun fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan terkait dengan
belajar yang meningkat. Timbulnya kelelahan ini karena mereka bekerja keras, merasa
bersalah, merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, merasa terjebak, kesedihan
mendalam, merasa malu, dan secara terus menerus membentuk lingkaran dan
menghasilkan perasaan lelah dan tidak yaman yang pada gilirannya meningkatkan
kelelahan fisik, kelelahan mental dan emosional. Jadi maksud kejenuhan belajar
adalah suatu kondisi mental siswa dalam rentang waktu tertentu merasa malas, bosan,
lesu, tidak bersemangat, tidak bergairah untuk melakukan aktivitas belajar.

2. Faktor penyebab dan cara mengatasi terjadinya kejenuhan dalam belajar


 Faktor Penyebab kejenuhan dalam belajar

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kejenuhan belajar adalah sebagai


berikut:

a. Cara atau metode belajar yang tidak bervariasi.


b. Belajar hanya di tempat tertentu.
c. Suasana belajar yang tidak berubah-ubah.
d. Kurang aktivitas rekreasi atau hiburan.
e. Adanya ketegangan mental kuat dan berlarut-larut pada saat

belajar. Berikut ini beberapa faktor penyebab kejenuhan belajar :

a. Kesibukan monoton.

Kemonotonan sering kali merupakan salah satu sebab kebosanan. Melakukan


hal yang sama secara berulang-ulang tanpa beberapa perubahan juga dapat membuat
jenuh. Sebab paling umum di balik timbulnya rasa jenuh adalah kesibukan yang
monoton. Seseorang yang mengerjakan sesuatu berulang, dengan proses yang sama,
suasana yang sama, hasil yang sama, dalam kurun waktu yang lama.Misalnya seorang
siswa yang diajar oleh gurunya dengan menggunakan metode yang tidak bervariasi,
setiap pertemuan gurunya tersebut menggunakan metode ceramah, mencatat,
merangkum, dalam menenerangkan saja tanpa disela dengan metode yang lain maka hal
tersebut juga bisa menimbulkan kejenuhan.
b. Prestasi mandeg.

Sebab selanjutnya yang kerap memicu kejenuhan adalah kemandegan prestasi.


Siswa yang terus menerus belajar dengan giat secara konsisten tidak kenal lelah. Namun
setelah sekian lama belajar tidak mengalami perubahan yang diharapkan. Maka kondisi
seperti ini berpotensi melahirkan kejenuhan,bahkan rasa frustasi.

c. Lemah minat.

Kejenuhan juga akan muncul ketika seseorang menekuni yang tidak diinginkan.
Demikian pula dengan siswa yang sejak awal tidak menyukai atau tidak minat pada
mata pelajaran tertentu ia akan selalu merasa jenuh dan bosan terhadap mata pelajaran
tersebut.

d. Penolakan hati nurani.

Penyebab selanjutnya adalah tinggal atau berkecimpung di sebuah lingkungan


yang tidak sesuai dengan hati nurani. Demikian pula dengan seorang siswa, kalau
tempat sekolahnya karena dipilih oleh orang tua tidak sesuai dengan kehendaknya maka
ia akan merasa jenuh dan malas untuk belajar di sekolah.

e. Kegagalan beruntun.

Penyebab lain kejenuhan adalah kegagalan yang beruntun. Seseorang siswa


yang pernah mengalami kegagalan dalam meraih prestasi di sekolah padahal ia telah
belajar dan berusaha tetapi tetap gagal. Maka siswa tersebut pasti akan mengalami
kejenuhan dalam belajar.

f. Penghargaan nihil.

Sebab lain yang memicu kejenuhan adalah penghargaan kecil terhadap prestasi
dan pengorbanan yang telah dilakukan. Di dunia belajar, betapa banyak kita saksikan
pelajar-pelajar yang kecewa terhadap guru atau lembaga penyelenggara pendidikan.

g. Ketegangan panjang.

Sebab selanjutnya yang menimbulkan kejenuhan adalah ketegangan yang


berkepanjangan, ketegangan dalam hidup kadang perlu, setidaknya agar hidup ini tidak
terasa datar atau monoton. Tetapi ketegangan yang terus menerus bisa menimbulkan
kejenuhan besar.
h. Perlakuan buruk.

Sebab lain yang kerap kali menimbulkan kejenuhan adalah perlakuan buruk. Hal
tersebut juga bisa terjadi pada siswa yang mendapat perlakuan buruk dari gurunya pada
salah satu bidang studi, tentunya siswa tersebut akan merasa jenuh, bosan, dan malas
terhadap mata pelajaran itu. Selain itu banyak yang melatar belakangi timbulnya
kejenuhan, sebab-sebab itu berasal dari diri sendiri, dari kesibukan yang ditekuni, dari
lingkungan pergaulan, suasana hidup masyarakat, alam sekitar bahkan dari pemikiran
yang dianut.

Kejenuhan juga dapat terjadi karena proses belajar siswa telah sampai pada batas
kemampuan jasmaniahnya, karena bosan dan kelelahan. Namun, penyebab kejenuhan
yang paling umum adalah keletihan yang melanda siswa. Karena keletihan dapat
menjadi penyebab munculnya perasaan bosan pada siswa yang bersangkutan.

 Cara mengatasi kejenuhan belajar

Terdapat beberapa cara mengetasai keletihan fisik yang menyebabkan kejenuhan


belajar :

 Melakukan istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makan dan minuman yang
bergizi dengan takaran yang cukup.
 Pengubahan atau penjadwalan ulang kembali jam-jam dan hari belajar yang
dianggap lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat.
 Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa meliputi
pengubahan posisi meja tulis, lemari, rak buku, alatalat perlengkapan belajar dan
sebagainya. Sampai memungkinkan siswa berada di sebuah kamar baru yang
lebih memungkinkan untuk belajar.
 Memberikan motivasi dan stimulus baru agar siswa merasa terdorong untuk
belajar lebih giat dari sebelumnya.
 Siwa harus mempunyai niat nyata (tidak menyerah atau tinggal diam) dengan
cara mencoba belajar dan belajar lagi.
 Belajar dengan metode yang bervariasi. Misalnya dengan membuat ringkasan
bahan pelajaran sejak awal semester.
 Belajar di beberapa tempat yang cukup nyaman seperti ruang tidur, ruang
khusus belajar (kalau ada), ruang tamu, di rumah teman untuk belajar bersama,
dll.
 Mengadakan perubahan fisik di ruang belajar
 Menciptakan suasana yang menyenangkan di ruang belajar. Misalnya belajar
sambil mendengar music instrumental yang tenang
 Melakukan aktifitas rekreasi secara berkala
 Menghindari adanya ketegangan mental di saat belajar
 Melakukan aktifitas meditasi untuk menetralisir kejenuhan belajar dan
menetralisir berbagai kondisi mental yang negative lainnya seperti stress, rasa
cemas, tidak PD, dan menanamkan kondisi ketenangan sampai ke alam bawah
sadar.

Perlu juga diketahui bahwa meditasi bukan hanya bisa menetralisir berbagai
kondisi mental yang negative dan menanamkan kondisi ketenangan jiwa, tapi juga bisa
mengkondisikan rasa segar dan nyaman pada badan, sehingga semangat beraktifitas
dalam kehidupan sehari-hari juga bisa ditingkatkan

Penanganan lain yang dapat dilakukan adalah dengan menumbuhkan motivasi.


Pujian dari guru merupakan salah satu yang dapat menumbuhkan motivasi yang
berpengaruh bagi siswa, Hal ini menunjukkan adanya perhatian dan penghargaan dari
guru, dan siswa sering kali haus akan pujian dan akan merasa senang apabila
mendapatkan pujian dari gurunya. Sehingga, dari pada memberikan perhatian kepada
siswa ketika tidak mau belajar dengan marah-marah atau berkomentar yang
merendahkan siswa, akan lebih efektif perhatian dari guru diarahkan pada suatu hal
positif yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan kemauan untuk belajar lagi.

B. Transfer dalam belajar

1. Pengertian Transfer dalam belajar

Istilah “transfer belajar” berasal dari bahasa Inggris “transfer of learning” dan
berarti ; pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam bidang studi
yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari. Pemindahan atau
pengalihan itu menunjuk pada kenyataan, bahwa hasil belajar yang diperoleh,digunakan
di suatu bidang studi atau situasi di luar lingkup pendidikan. Pemindahan atau
pengalihan itu menunjuk pada kenyataan, bahwa hasil belajar yang diperoleh,
digunakan di suatu bidang atau situasi di luar lingkup bidang studi di mana hasil itu
mula-mula diperoleh.

Kata “pemindahan ketrampilan” tidak berkonotasi hilangnya ketrampilan


melakukan sesuatu pada masa lalu karena diganti dengan ketrampilan baru pada masa
sekarang. Misalnya, hasil belajar di cabang olahraga main bola tangan, digunakan
dalam belajar main basket, dan lain-lain. Berkat pemindahan atau pengalihan hasil
belajar itu, seseorang memperoleh keuntungan atau mengalami hambatan dalam Istilah
transfer belajar berasal dari bahasa inggris “transfer of learning” dan berarti :
pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam bidang studi yang satu
ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari diluar lingkup pendidikan
sekolah.

Pemindahan atau pengalihan ini menunjuk pada kenyataan, bahwa hasil belajar
yang diperoleh, digunakan di suatau bidang atau situasi diluar lingkup bidang studi
dimana hasil itu mula-mula diperoleh. Misalnya, hasil belajar bidang studi geografi,
digunakan dalam mempelajari bidang studi ekonomi; hasil belejardicabang olahraga
main bola tangan, digunakan dalam belajar main basket; hasil belajar dibidang fisika
dan kimia, digunakan dalam mengatur kehidupan sehari-hari. Hasil studi yang
dipindahkan atau dialihkan itu dapat berupa pengetahuan (informasi verbal), kemahiran
intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, ketrampilan motorik dan sikap. Berkat
pemindahan dan pengalihan hasil belajar itu, seseorang memperoleh keuntungan atau
mengalami hambatan dalam mempelajari sesuatu dibidang studi yang lain.

Sehubungan dengan pentingnya transfer belajar maka guru dalam proses


pembelajaran harus membekali si belajar dengan kemampuan-kemampuan yang
nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya pelu diciptakan
kondisi yang memungkinkan transfer belajar positip dapat terjadi mempelajari sesuatu
di bidang studi yang lain atau dalam pengaturan kehidupan sehari-hari.

2. Ragam Transfer dalam belajar

a. Transfer Positif

Transfer positif yaitu transfer yang berakibat baik terhadap kegiatan belajar
selanjutnya. Transfer positif memungkinkan seseorang siswa dalam menghadapi situasi
yang baru memperoleh kebaikan-kebaikan, dan bahkan dalam menghadapi itu dapat
lebih efektif dan efisien. Transfer positif dapat terjadi dalam diri seseorang siswa bila
guru membantu untuk belajar dalam situasi tertentu yang mempermudah siswa tersebut
belajar dalam situasi-situasi lainnya.

b. Transfer Negatif

Transfer negatif yaitu transfer yang berakibat buruk terhadap kegiatan belajar
selanjutnya. Transfer negatif dapat dialami siswa bila ia belajar dalam situasi tertentu
yang memiliki pengaruh merusak terhadap keterampilan atau pengetahuan yang
dipelajari dalam situasi-situasi yang lain.

c. Transfer Vertikal
Transfer vertikal adalah transfer yang berkaitan baik terhadap kegiatan belajar
dalam mempelajari pengetahuan/keterampilan yang lebih tinggi atau rumit. Misalnya:
siswa yang telah menguasai prinsip penjumlahan dan pengurangan pada waktu
menduduki kelas II akan mudah mempelajari perkalian pada waktu dia menduduki kelas
III.

d. Transfer Lateral

Transfer lateral yaitu transfer yang berakibat baik terhadap kegiatan belajar
pengetahuan/ keterampilan yang sederajat. Transfer lateral ini dapat terjadi dalam diri
siswa bila ia mampu menggunakan materi yang telah dipelajarinya untuk materi yang
sama rumitnya dalam situasi-situasi yang lain. Dalam hal ini, perubahan waktu dan
tempat tidak mengurangi mutu hasil belajar siswa tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kejenuhan belajar adalah suatu kondisi mental siswa dalam rentang waktu
tertentu merasa malas, bosan, lesu, tidak bersemangat, tidak bergairah untuk melakukan
aktivitas belajar.

Faktor penyebab kejenuhan belajar :

a. Cara atau metode belajar yang tidak bervariasi.


b. Belajar hanya di tempat tertentu.
c. Suasana belajar yang tidak berubah-ubah.
d. Kurang aktivitas rekreasi atau hiburan.
e. Adanya ketegangan mental kuat dan berlarut-larut pada saat

belajar. Cara mengatasi kejenuhan belajar:

 Melakukan istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makan dan minuman yang
bergizi dengan takaran yang cukup.
 Pengubahan atau penjadwalan ulang kembali jam-jam dan hari belajar yang
dianggap lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat.
 Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa meliputi
pengubahan posisi meja tulis, lemari, rak buku, alatalat perlengkapan belajar dan
sebagainya. Sampai memungkinkan siswa berada di sebuah kamar baru yang
lebih memungkinkan untuk belajar.
 Memberikan motivasi dan stimulus baru agar siswa merasa terdorong untuk
belajar lebih giat dari sebelumnya.
 Siwa harus mempunyai niat nyata (tidak menyerah atau tinggal diam) dengan
cara mencoba belajar dan belajar lagi.

Transfer belajar adalah pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh
dalam bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari
diluar lingkup pendidikan sekolah.

Ragam transfer belajar :

 Transfer belajar positif


 Transfer belajar negatif
 Transfer belajar vertikal
 Transfer belajar lateral

B. Saran

Semoga dengan adanya makalah Psikologi Pendidikan tentang “KEJENUHAN


DAN TRANSFER BELAJAR” ini dapat bermanfaat bagi kita semua, apabila ada
kesalahan dalam pengetikan ataupun bahasa kami mohon maaf. Penulis bersedia
menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca, sebagai bahan pertimbangan
untuk memperbaiki makalah ini dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qawiy, Abdirrahman, Abu. 2004. Mengatasi Kejenuhan. Jakarta :

Khalifa Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka

Cipta Hakim, Thursan. 2004. Belajar Secara Efektif. Jakarta : Puspa Suara

Mustaqim. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Suryabrata, Sumadi. 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Pustaka


KUMPULAN SOAL-SOAL

 Pilihan Ganda

1. Apa saja langkah-langkah penting yang sangat dibutuhkan ketika kita mulai
berusaha mengatasi masalah kejenuhan dalam belajar?
A. Mengenali jenis-jenis kejenuhan yaitu kejenuhan positif, kejenuhan wajar dan
kejenuhan negatif.
B. Meninggalkan ruang belajar dan pergi mencari hiburan keluar saat belajar
C. Menghentikan pembelajaran saat kita jenuh dan menggantinya dengan bermain
game
D. Istirahat
E. Semua benar
Jawaban yang benar = A

2. Apakah yang dimaksud dengan kejenuhan positif?


A. Kejenuhan positif merupakan kejenuhan yang sangat lumrah terjadi. Setiap
orang melakukan kesibukan berulang-ulang pasti akan mengalami kejenuhan.
Kejenuhan wajar sering kita jumpai dalam aktifitas belajar, berkerja, berumah
tangga, bergaul dan lain-lain.
B. Kejenuhan positif adalah kejenuhan yang berat, merusak kehidupan dan bisa
memicu munculnya keburukan-keburukan lain yang lebih serius. Kejenuhan
negatif, misalnya kejenuhan akibat kegagalan, kesempitan hidup,
penganiyayaan, sakit hati, juga hidup kacau dan lain-lain.
C. Kejenuhan positif adalah kejenuhan terhadap segala sesuatu yang buruk, baik
berupa penyimpangan perilaku, perbuatan dosa, tindak kezhaliman, kesesatan,
hingga keyakinan bathil, contoh kejenuhan positif: misalnya seorang bosan
berhura-hura, bosan menipu, bosan berbuat dosa dan lain-lain.
D. Kejenuhan positif merupakan kejenuhan yang sangat lumrah terjadi. Setiap
orang melakukan kesibukan berulang-ulang pasti akan mengalami kejenuhan.
Kejenuhan wajar sering kita jumpai dalam aktifitas belajar, berkerja, berumah
tangga, bergaul dan lain-lain.
E. Semua jawaban A, B, C, dan D benar.
Jawaban yang benar = C
3. Dibawah ini yang merupakan jenis-jenis kejenuhan dalam belajar adalah..
A. Kejenuhan positif, kejenuhan wajar, dan kejenuhan negatif
B. Kejenuhan bosan, kejenuhan negatif, dan kejenuhan positif
C. Kejenuhan negatif, kejenuhan positif, kejenuhan asal
D. Kejenuhan rasa, kejenuhan positif, kejenuhan wajar
E. Kejenuhan wajar, kejenuhan mekanik, kejenuhan sosiologis
Jawaban yang benar = A

4. Salah satu faktor yang mempengaruhi transfer belajar adalah...


A. Intelegensi
B. Mood
C. Perasaan
D. Kerajinan
E. Kepala sekolah
Jawaban yang benar = A

5. Berikut ini merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang diraih
dari proses evaluasi adalah...
A. Cara dan perbaikan belajar
B. Kesiapan dan transfer belajar
C. Nilai dan kesiapan
D. Nilai dan usaha belajar
E. Rajin belajar
Jawaban yang benar = B

 Essay

1. Hal apa yang melandasi seseorang sehingga ia merasa jenuh dalam

belajar? Jawaban :

a) Terlalu lama waktu untuk belajar tanpa atau kurang istirahat, belajar secara rutin
atau monoton tanpa variasi.
b) Lingkungan belajar yang tidak mendukung. Lingkungan yang mendukung dapat
meningkatkan motivasi belajar begitu pula dengan lingkungan yang kurang
mendukung dapat menyebabkan kejenuhan belajar.
c) Lingkungan yang baik menimbulkan suasana belajar yang baik, sehingga
kejenuhan dalam belajar akan berkurang, begitupun sebaliknya.
d) Konflik Adanya konflik dalam lingkungan belajar anak baik itu konflik dengan
guru atau teman sangat mempengaruhi proses belajar seseorang.
e) Tidak adanya umpan balik positif terhadap belajar. Gaya belajar yang berpusat
pada guru atau siswa tidak diberi kesempatan dalam menjelaskan maka siswa
dapat merasa jenuh.
f) Mengerjakan sesuatu karena terpaksa. Tidak adanya minat siswa dalam belajar
dapat menyebabkan kejenuhan belajar terhadap pelajaran itu.

2. Apakah transfer belajar diharuskan untuk diterapkan dalam pembelajaran?

Jawaban :

Harus. Karena Transfer belajar merupakan suatu proses di mana pelajar


menggunakan informasi sebelumnya dalam konteks yang baru.Transfer sangat
penting di dalam belajar karena transfer menyebabkan pelajar mempergunakan
informasinya di dalam konteks yang baru. Sekolah tidak mampu mengajarkan
pelajar segala sesuatu yang mereka ingin ketahui, tetapi seharusnya melengkapi
pelajar dengan kemampuan untuk mentransfer---menggunakan apa yang telah
mereka pelajari untuk mengatasi permasalahan baru secara sukses atau untuk belajar
secara cepat di dalam situasi baru.

Anda mungkin juga menyukai