Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“KEJENUHAN DAN TRANSFER DALAM BELAJAR”

OLEH:

KELOMPOK 5

RAFIFATUNNISA SYAFRA (20129190)

TRI WINDI APRILIA (20129084)

FARA MULYA HIDAYAH (20129271)

MHD.ILHAM (20129308)

DOSEN PENGAMPU:

Dra. ZAIYASNI, S.Pd, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

UPP III KAMPUS III BANDAR BUAT

2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Karena thaufik dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul: “Kejenuhan Dan Transfer
Dalam Belajar”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Pendidikan. Selain itu, kami berharap agar menambah wawasan bagi pembaca
tentang Kejenuhan dan Transfer dalam Belajar.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dra.
Zaiyasni, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Solok, 14 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kejenuhan dalam Belajar ..................................................................... 3
B. Transfer dalam Belajar ......................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 9
B. Saran ..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan bagian inti dari suatu proses pendidikan. Tanpa adanya
belajar maka juga tidak akan ada pendidikan. Karena belajar adalah suatu
proses untuk berubah dan berkembang. Setiap manusia sepanjang hidupnya
baik secara sadar maupun tidak sadar harus selalu belajar. Karena hanya
dengan belajar manusia dapat bertahan dalam persaingan hidup di dunia ini.
Dalam pendidikan formal dan non-formal proses belajar akan menjadi
tanggung jawab seorang pendidik di dalam kelas. Selama proses belajar
seorang peserta didik tentunya mendapat kendala-kendala dalam belajar. Salah
satu kendala yang paling sering terjadi adalah jenuh. Peserta didik dapat
merasakan kejenuhan selama proses belajar yang disebabkan oleh berbagai
faktor. Jika tidak diatasi dan dicarikan solusi, kejenuhan dapat menjadi
penyebab turunnya prestasi seorang peserta didik. Sehingga hal ini akan
menghalangi untuk tercapainya tujuan dalam belajar.
Transfer belajar merupakan pemindahan atau pengalihan hasil belajar dari
mata pelajaran yang satu ke mata pelajaran lainnya, atau dapat berasal dari
kehidupan sehari-hari diluar lingkungan sekolah. Adanya transfer dalam
belajar membuktikan bahwa ada hasil belajar yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam memahami materi pelajaran yang lain.
Hasil belajar yang diperoleh dan ditransfer dapat berupa pengetahuan,
kemahiran intelektual, keterampilan motorik, dsbnya.
Oleh karena itu, tantangan dalam proses belajar adalah untuk
meningkatkan transfer belajar untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Untuk
itu seorang pendidik tentu harus memahami apa itu transfer dalam belajar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, kami merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa itu kejenuhan dalam belajar?
2. Apa faktor penyebab terjadinya kejenuhan dalam belajar?

1
3. Bagaimana cara mengatasi kejenuhan dalam belajar?
4. Apa itu transfer dalam belajar?
5. Apa faktor penyebab terjadinya transfer dalam belajar?
6. Apa saja bentuk-bentuk trasfer dalam belajar?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kejenuhan dalam belajar
2. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kejenuhan dalam belajar
3. Untuk mengetahui cara mengatasi kejenuhan dalam belajar
4. Untuk mengetahui pengertian transfer dalam belajar
5. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya transfer dalam belajar
6. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari transfer dalam belajar

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Manfaat bagi mahasiswa adalah mampu memahami serta memantapkan
pengetahuannya tentang kejenuhan dan transfer dalam belajar.
2. Bagi Pendidik
Manfaat bagi pendidik adalah mampu menambah wawasan yang sudah
dimiliki dalam memberikan materi kepada peserta didik.
3. Bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat adalah mampu mengetahui tentang kejenuhan
dan transfer dalam belajar.
4. Bagi Penulis
Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan tentang materi kejenuhan
dan transfer dalam belajar.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kejenuhan Dalam Belajar
1. Pengertian Kejenuhan Dalam Belajar
Secara harfiah arti kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga tidak
mampu lagi memuat apa pun. Selain itu jenuh juga berarti jemu atau bosan.
Siapa pun yang merasa jenuh, ia akan berusaha sekuat tenaga melepas diri
dari tekanan itu.
Pines & Aronson sebagaimana yang dikutip oleh Sutjipto, menjelaskan
bahwa kejenuhan belajar merupakan kondisi emosional ketika seseorang
merasa lelah dan jenuh secara mental maupun fisik sebagai akibat tuntutan
pekerjaan terkait dengan belajar yang meningkat. Timbulnya kelelahan ini
karena mereka bekerja keras, merasa bersalah, merasa tidak berdaya, tidak
ada harapan, merasa terjebak, kesedihan mendalam, merasa malu, dan secara
terus menerus membentuk lingkaran dan menghasilkan perasaan lelah dan
tidak yaman yang pada gilirannya meningkatkan kelelahan fisik, kelelahan
mental dan emosional.
Menurut Hakim (2004:62) kejenuhan belajar adalah suatu kondisi mental
seseorang saat mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sangat sehingga
mengakibatkan timbulnya rasa lesu tidak bersemangat atau hidup tidak
bergairah untuk melakukan aktivitas belajar.
Jadi maksud kejenuhan belajar adalah suatu kondisi mental siswa dalam
rentang waktu tertentu merasa malas, bosan, lesu, tidak bersemangat, tidak
bergairah untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Faktor Penyebab Terjadinya Kejenuhan Dalam Belajar
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kejenuhan dalam
belajar yaitu sebagai berikut:
a. Kesibukan monoton
Kemonotonan merupakan salah satu sebab munculnya kebosanan.
Melakukan hal yang sama secara berulang-ulang tanpa beberapa
perubahan juga dapat menimbulkan rasa jenuh pada setiap individu.

3
Misalnya ketika seorang siswa yang diajar oleh gurunya dengan
menggunakan metode yang tidak bervariasi, setiap pertemuan gurunya
tersebut menggunakan metode ceramah, mencatat, merangkum, dalam
menerangkan saja tanpa disela dengan metode yang lain maka hal tersebut
juga bisa menimbulkan kejenuhan.
b. Prestasi mandeg
Faktor selanjutnya yang kerap memicu kejenuhan adalah kemandegan
prestasi. Siswa yang terus menerus belajar dengan giat secara konsisten
tidak kenal lelah. Namun setelah sekian lama belajar tidak mengalami
perubahan yang diharapkan. Maka kondisi seperti ini berpotensi
menimbulkan kejenuhan, bahkan rasa frustrasi dalam diri seorang peserta
didik.
c. Lemah minat
Kejenuhan juga akan muncul ketika seseorang menekuni sesuatu yang
tidak diinginkan. Demikian pula dengan peserta didk yang sejak awal
tidak menyukai atau tidak minat pada mata pelajaran tertentu ia akan
selalu merasa jenuh dan bosan terhadap mata pelajaran tersebut.
d. Penolakan hati nurani
Penyebab selanjutnya adalah tinggal atau berkecimpung di sebuah
lingkungan yang tidak sesuai dengan hati nurani. Demikian pula dengan
seorang peserta didik, jika tempat dia bersekolah dipilihkan oleh orang
tuanya namun tidak sesuai dengan kehendaknya maka ia akan merasa
jenuh dan malas untuk belajar di sekolah.
e. Kegagalan beruntun
Selanjutnya kejenuhan dapat terjadi jika adanya kegagalan yang
terjadi secara beruntun. Seseorang peserta didik yang pernah mengalami
kegagalan dalam meraih prestasi di sekolah padahal ia telah belajar dan
berusaha akan tetapi tetap saja gagal. Maka siswa tersebut pasti akan
mengalami kejenuhan dalam belajar.
f. Penghargaan nihil
Faktor berikutnya yang memicu kejenuhan adalah penghargaan kecil
terhadap prestasi dan pengorbanan yang telah dilakukan. Di dunia

4
pendidikan, betapa banyak kita saksikan pelajar-pelajar yang kecewa
terhadap guru atau lembaga penyelenggara pendidikan. Ketika prestasi
yang mereka raih tidak dihargai atau diberi apresiasi, mereka akan merasa
kecewa karena merasa pengorbanan mereka sia-sia saja. Hal inilah yang
memicu peserta didik merasa jenuh dalam belajar.
g. Ketegangan panjang
Faktor selanjutnya yang menimbulkan kejenuhan adalah ketegangan
yang berkepanjangan, ketegangan dalam hidup kadang perlu, setidaknya
agar hidup ini tidak terasa datar atau monoton. Tetapi ketegangan yang
terus menerus bisa menimbulkan kejenuhan besar dalam diri peserta didik.
h. Perlakuan buruk
Faktor terakhir yang kerap kali menimbulkan kejenuhan adalah
perlakuan buruk. Hal tersebut juga bisa terjadi pada peserta didik yang
mendapat perlakuan buruk dari gurunya pada salah satu bidang studi,
tentunya peserta didik tersebut akan merasa jenuh, bosan, dan malas
terhadap mata pelajaran itu.
Selain faktor-faktor di atas ada banyak hal yang melatarbelakangi
timbulnya kejenuhan dalam belajar, sebab-sebab itu berasal dari diri sendiri,
dari kesibukan yang ditekuni, dari lingkungan pergaulan, suasana hidup
masyarakat, alam sekitar bahkan dari pemikiran yang dianut.
3. Cara Mengatasi Kejenuhan Dalam Belajar
Upaya atau solusi yang dapat dilakukan seorang pendidik dalam
mengatasi kejenuhan dalam belajar yaitu sebagai berikut:
a. Menerapkan Metode Pembelajaran yang Bervariasi
Upaya guru untuk memilih metode yang tepat dalam mendidik peserta
didiknya adalah dengan menyesuaikan metode dengan kondisi psikis
peserta didiknya, juga harus mengusahakan agar materi pelajaran yang
diberikan kepada peserta didik mudah diterima. Dalam hal ini tidaklah
cukup dengan pendidik bersikap lemah lembut saja. Ia harus pula
memikirkan metode-metode yang harus digunakannya agar peserta didik
tidak mudah merasa jenuh terhadap materi yang diajarkan.
b. Melakukan Pendekatan Kepada Peserta Didik

5
Pendekatan sangat diperlukan dalam mengatasi peserta didik yang
mengalami kejenuhan dalam belajar. Salah satu pendekatan yang dapat
dilakukan seorang peserta didik berupa pendekatan emosional. Pendekatan
emosional terhadap peserta didik memang mutlak ada dan benar-benar
harus dilakukan. Tiap hari mereka harus didekati dan harus ada perhatian
khusus. Karena bila semakin jauh kita dengan mereka maka semakin jauh
juga mereka dengan kita.
Dalam proses pembelajaran, seorang guru tidak boleh memperlihatkan
hal-hal yang akhirnya menyebabkan ketegangan, hendaklah guru
memperlihatkan sikap yang baik sehingga peserta didik tertarik untuk
mengikuti pelajaran.
c. Melakukan Evaluasi pada Tiap Akhir Pelajaran
Guru diharapkan mampu menciptakan interaksi belajar mengajar yang
kondusif, karena kondusivitas situasi belajar mengajar dapat dijadikan
sebagai indikasi keberhasilan mengajar. Selanjutnya dalam proses
pembelajaran guru harus mengikuti hasil belajar yang dicapai oleh peserta
didik dari waktu ke waktu melalui evaluasi, informasi yang didapatkan
dari kegiatan evaluasi ini merupakan umpan balik terhadap proses kegiatan
belajar mengajar, yang selanjutnya akan dijadikan sebagai titik tolak untuk
memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran selanjutnya. Dengan
demikian, proses pembelajaran akan senantiasa ditingkatkan terus menerus
untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.

B. Transfer Dalam Belajar


1. Pengertian Transfer Dalam Belajar
Pengetahuan dan keterampilan peserta didik sebagai hasil belajar pada
masa lalu sering kali mempengaruhi proses belajar yang sedang dialaminya
sekarang. Inilah yang disebut sebagai transfer dalam belajar.
Slameto merumuskan bahwa transfer adalah pengaruh hasil belajar yang
telah diperolah pada waktu yang lalu terhadap proses dan hasil belajar yang
dilakukan kemudian.

6
Menurut W.S Winkel dalam bukunya “Psikologi pengajaran” bahwa
transfer belajar berasal dari bahasa inggris “Transfer of learning” atau
“ transfer of training” yang berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar
yang diperoleh dari bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke
kehidupan sehari-hari di luar lingkup pendidikan sekolah.
Dari beberapa rumusan transfer belajar yang diajukan oleh para ahli di
atas, meskipun terdapat perbedaan dalam susunan kata-kata dan kalimat,
namun intinya sama yaitu “pemindahan pengaruh” atau pengaruh
kemampuan atau keterampilan melakukan sesuatu yang dikuasai terhadap
kemampuan atau keterampilan melakuakan sesuatu yang lain yang akan
dikuasai.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Transfer Belajar
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya transfer belajar
adalah sebagai berikut:
a. Taraf Inteligensi dan Sikap
Faktor ini berasal dari peserta didik dan berkisar pada masalah
kapasitas dasar (kemampuan dasar), sikap, minat, dan lain sebagainya.
Kapasitas dasar atau kemampuan dasar adalah membantu timbulnya
transfer belajar.
b. Metode Guru Dalam Mengajar
Faktor ini berasal dari guru, berupa penguasaan persiapan, alat peraga,
pemilihan bahan, dan sebagainya. Dengan bahan yang sama akan
menghasilkan hasil yang berbeda, disebabkan perbedaan dalam pemakaian
metode mengajar.
c. Isi Mata Pelajaran
Hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran
yang lain menjadi penengah yang dapat menimbulkan transfer dalam
belajar. Suatu mata pelajaran yang dapat dikuasai bisa dijadikan landasan
untuk menguasai mata pelajaran lain yang relevan, baik kaidah maupun
prinsip-prinsipnya.

7
3. Bentuk Transfer Dalam Belajar
Bnetuk-bentuk dari transfer dalam belajar adalah sebagai berikut:
a. Transfer Positif
Transfer positif yaitu transfer yang berakibat baik terhadap kegiatan
belajar selanjutnya. Transfer positif memungkinkan seseorang peserta
didik dalam menghadapi situasi yang baru akan mendatangkan manfaat
bagi dirinya, bahkan dalam menghadapi hal itu dapat lebih efektif dan
efisien. Transfer positif dapat terjadi dalam diri seseorang siswa bila guru
membantu untuk belajar dalam situasi tertentu yang mempermudah siswa
tersebut belajar dalam situasi-situasi lainnya.
b. Transfer Negatif
Transfer negatif yaitu transfer yang berakibat buruk terhadap kegiatan
belajar selanjutnya. Transfer negatif dapat dialami peserta didik bila ia
belajar dalam situasi tertentu yang memiliki pengaruh merusak terhadap
keterampilan atau pengetahuan yang dipelajari dalam situasi-situasi yang
lain.
c. Transfer Vertikal
Transfer vertikal adalah transfer yang berkaitan baik terhadap kegiatan
belajar dalam mempelajari pengetahuan/keterampilan yang lebih tinggi
atau rumit. Misalnya ketika seorang peserat didik yang telah menguasai
prinsip penjumlahan dan pengurangan pada waktu menduduki kelas II
akan mudah mempelajari perkalian pada waktu dia menduduki kelas III.
d. Transfer Lateral
Transfer lateral yaitu transfer yang berakibat baik terhadap kegiatan
belajar pengetahuan/keterampilan yang sederajat. Transfer lateral ini dapat
terjadi dalam diri siswa bila ia mampu menggunakan materi yang telah
dipelajarinya untuk materi yang sama rumitnya dalam situasi-situasi yang
lain. Dalam hal ini, perubahan waktu dan tempat tidak mengurangi mutu
hasil belajar siswa tersebut.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kejenuhan dalam belajar merupaka suatu kondisi dimana siswa merasa
bosan, lelah, kurang perhatian dalam pelajaran, tidak ada minat dan motivasi
dalam belajar serta tidak mendatangkan hasil. Kalau orang yang mengalami
kejenuhan itu mau berusaha untuk menghilangkan rasa jenuh tersebut, niscaya
akan hilang rasa kejenuhan yang muncul.
Transfer dalam belajar adalah pemindahan-pemindahan kebiasaan berfikir,
perasaan atau pekerjaan, ilmu pengetahuan atau keterampilan, dari suatu
keadaan ke keadaan belajar yang lain. Pengetahuan dan keterampilan peserta
didik sebagai hasil belajar pada masa lalu seringkali mempengaruhi proses
belajar yang sedang dialaminya sekarang. Bentuk-bentuk transfer dalam belajar
adalah transfer positif, negatif, vertikal, dan lateral.
B. Saran
Hendaknya setiap mahasiswa/i, khususnya mahasiswa/i Pendidikan Guru
Sekolah Dasar selalu menambah wawasannya terkait mata kuliah Psikologi
Pendidikan. Karena sebagai seorang calon pendidik nantinya, pembelajaran
psikologi ini tentu saja akan sangat berguna dalam proses belajar dan mengajar
di lingkungan sekolah dasar.
Semoga dengan adanya makalah “Kejenuhan dan Transfer dalam Belajar”
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, apabila ada kesalahan dalam pengetikan
ataupun bahasa kami mohon maaf. Penulis bersedia menerima kritik dan saran
yang positif dari pembaca, sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki
makalah ini dikemudian hari.

9
DAFTAR PUSTAKA
Abdirrahman, Abu Al-Qawi. 2014. Mengatasi Kejenuhan. Jakarta: Khalifa.

Ahmadi, Abu dan Supriono Widodo. 2014. Psikologi Belajar. Cetakan ke-II
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Agustina, P. Bahri, Syaiful, B., & Bakar, A. (2019). Analisis Faktor Penyebab
Terjadinya Kejenuhan Belajar Pada Siswa Dan Usaha Guru BK Untuk
Mengatasinya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling, 4 (1),
96–102.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Firmansyah. 2012. Efektivitas Teknik Self Instruction Untuk Mereduksi Gejala


Kejenuhan Belajar Siswa” dari http//www.repository.upi.id. Diakses pada
15 Mei 2021.

Kadir, S., Astaman, & Masdul, M. R. (2018). Upaya mengatasi kejenuhan


belajar. Jurnal Kolaboratif Sains, 1.

Suardi, Moh. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Dee Publish.

Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Edisi Revisi. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.

10

Anda mungkin juga menyukai