Diajukan untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Disusun oleh:
Assalamu’alaikum wr. wb
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Shalawat dan salam
semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat,
tabi’in, dan kita semua selaku umat yang taat dan turut terhadap ajaran yang
dibawanya.
Wassalamu’alaikum wr. wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam pengertian yang luas merupakan kegiatan yang meliputi
semua perbuatan atau semua usaha dari generasi yang lebih tingkat pengetahuan
dan pengalaman untuk mengalihkan pengetahuan, pengalaman serta
keterampilannya kepada generasi yang tingkat pengetahuannya lebih rendah.
Pendidikan mempunyai fungsi sebagai salah satu cara dalam menyiapkan
generasi yang lebih mudah agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik secara
jasmani maupun rohani.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar
merupakan inti dari pendidikan. Tanpa belajar tidak akan ada pendidikan. Karena
belajar adalah proses untuk berubah dan berkembang. Ketika seseorang
melakukan aktivitas belajar ada beberapa dari mereka mengalami beberapa
masalah salah satunya yaitu kejenuhan belajar. Istilah kejenuhan atau burnout
pertama kali dikemukakan oleh Herbert J.Freudenberg pada tahun 1974.
Freudenberg menggambarkan seseorang yang mengalami kejenuhan terlibat
dengan fungsi tubuhnya, seperti secara terus-menerus merasa kehilangan energi
dan sangat lelah, tidak mampu menghabiskan waktu untuk melakukan sesuatu
yang berarti, menderita sakit kepala berkepanjangan, mengalami gangguan
pencernaan, gangguan tidur, hingga sesak nafas.
Peserta didik belajar didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu
berupa keinginan, perhatian,kemauan dan cita-cita. Dalam proses belajar peserta
didik tidak jarang ditemukan kendala-kendala dalam belajar. Salah satunya yang
paling sering dijumpai adalah jenuh. Peserta didik seringkali merasakan
kejenuhan dengan berbagai faktor penyebab. Oleh karena itu. penulis akan
menjelaskan tentang “Upaya Mengatasi Kejenuhan dalam Belajar”.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kejenuhan belajar?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kejenuhan dalam belajar?
3. Bagaimana upaya mengatasi kejenuhan dalam belajar?
4. Apa saja Indikator atau ciri-ciri dalam kejenuhan belajar?
5. Bagaimana dampak kejenuhan belajar terhadap siswa?
C. Tujuan
1. Agar mengetahui pengertian kejenuhan belajar
2. Agar mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kejenuhan dalam belajar
3. Agar mengetahui upaya mengatasi kejenuhan dalam belajar
4. Agar mengetahui indikator atau ciri-ciri dalam kejenuhan belajar
5. Agar mengetahui bagaimana dampak kejenuhan belajar terhadap siswa
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tidak adanya kemajuan hasil belajar ini pada umumnya tidak berlangsung
selamanya, tetapi dalam rentang waktu tertentu saja, misalnya seminggu. Namun
tidak sedikit siswa yang mengalami rentang waktu yang membawa kejenuhan itu
berkali-kali dalam satu periode belajar tertentu.
Pines & Aronson (Sutjipto, 2001) menjelaskan bahwa kejenuhan
belajar merupakan kondisi emosional ketika seseorang merasa lelah dan jenuh
secara mental ataupun fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan terkait dengan
belajar yang meningkat. Timbulnya kelelahan ini karena mereka bekerja keras,
merasa bersalah, merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, merasa terjebak,
kesedihan yang mendalam, merasa malu dan secara terus-menerus membentuk
lingkaran dan menghasilkan perasaan lelah dan tidak nyaman yang pada
gilirannya meingkatkan rasa kesal, kelelahan fisik, kelelahan mental dan
emosional.
Menurut Sayyid Muhammad Nuh, Jenuh atau futur ialah suatu
penyakit hati (rohani) yang efek minimalnya timbulnya rasa malas, lamban dan
sikap santai dalam melakukan sesuatu amaliyah yang sebelumnya pernah
dilakukan dengan penuh semangat dan menggebu-gebu serta efek maksimalnya
terputus sama sekali dari kegiatan amaliyah tersebut. Dalam hadits juga
disebutkan mengenai kejenuhan. Hadits ini bukan saja relevan, namun juga
menunjukan bukti ketinggian ajaran Islam. Rasulullah SAW, berbicara tentang
kejenuhan dan memberikan rambu-rambu yang lurus. Hadist tersebut
diriwayatkan oleh Al-Baihaqi yang artinya : “Menceritakan pada kami Rauh,
menceritakan pada kami Su`bah,mengabarkan kepadaku Husoin, aku mendengar
dari mujahid dari Abdillah bin Amr berkata: Rasulullah SAW. Bersabda:
Sesungguhnya setiap amal itu ada masa giatnya dan setiap giat itu ada masa
jenuhnya (futur),maka barang siapa yang jenuhnya membawa kearah sunnah,
maka dia mendapat petunjuk. Namun barang siapa yang jenuhnya membawa ke
selain itu (selain sunnah Nabi SAW), maka dia binasa. (HR. Al-Baihaqi)”.
4
Hadits tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap kegiatan
atau aktivitas yang kita lakukan pasti ada masa giat dan masa jenuhnya. Begitu
juga dengan belajar yang giat, terus menerus dan berulang-ulang tanpa
mengalami perubahan tentunya akan membuat seorang siswa menjadi
malas,bosan, tertekan, jemu, lemah dan sebagainya.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kejenuhan
belajar adalah dimana kondisi emosional dan fisik seseorang yang tidak dapat
memproses informasi – informasi atau pengalaman baru karena tekanan sangat
mendalam yang berkaitan dengan belajar sehingga tidak bersemangat untuk
melakukan aktivitas belajar. Dan siapapun yang merasa jenuh, jemu, bosan, dia
akan berusaha sekuat tenaga melepaskan diri dari tekanan itu.
5
8. Mengerjakan sesuatu karena terpaksa. Tidak adanya minat siswa dalam
belajar dapat meyebabkan kejenuhan belajar.
9. Lingkungan bising yang dapat mengganggu konsentrasi siswa saat belajar
dan mengalami kejenuhan
Menurut Hakim (2004:63) factor penyebab kejenuhan belajar adalah:
1. Cara atau metode belajar yang tidak bervariasi.
2. Belajar hanya di tempat tertentu.
3. Suasana belajar yang tidak berubah-ubah.
4. Kurang aktivitas rekreasi atau hiburan.
5. Adanya ketegangan mental kuat dan berlarut-larut pada saat belajar.
Menurut Chaplin (dalam Muhibbin Syah, 2012:181), kejenuhan belajar dapat
melanda siswa apabila ia telah kehilangan motivasi dan kehilangan konsolidasi
salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu sampai pada
tingkat keterampilan berikutnya. Selain itu, kejenuhan juga dapat terjadi karena
proses belajar siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaniahnya karena
bosan dan keletihan.
Menurut Cross (1974) dalam bukunya The Psychology of Learning (dalam
buku Muhabbin Syah, 2012: 182), keletihan siswa dapat dikategorikan menjadi
tiga macam yakni.
1. Keletihan indera siswa
2. Keletihan fisik siswa
Keletihan fisik dan keletihan indera dalam hal ini mata dan telinga, pada
umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan lebih mudah setelah siwa
beristirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Begitu
sebaliknya, keletihan mental tak dapat diatasi dengan mudah. Maka dari itu
keletihan mental dipandang sebagai faktor utama penyebab munculnya
kejenuhan dalam belajar.
3. Keletihan mental siswa. Empat faktor penyebab keletihan mental pada siswa
sebagai berikut:
6
a. Karena kecemasan siswa terhadap dampak negatif yang ditimbulkan
oleh keletihan itu sendiri
b. Karena kecemasan siswa terhadap standar keberhasilan bisang study
tertentu yang dianggap terlalu tinggi terutama ketika siswa merasa bosan
mempelajari bidang-bidang study tadi
c. Karena siswa berada di tengah-tengah situasi kompetitif yang ketat dan
menuntut lebih banyak kerja intelek yang berat
d. Karena siswa mempercayai konsep kinerja akademik yang optimum,
sedangkan dia sendiri menilai belajarnya sendiri hanya berdasarkan
ketentuan yang ia bikin sendiri.
7
Kejenuhan belajar yang disebabkan oleh keletihan fisik dan keletihan indera
pada umumnya seperti kaki, jari-jari tangan, lengan, tonus (tegangan otot), dan
lainnya dapat dikurangi atau dihilangkan dengan cara beristirahat yang cukup
(terutama dengan tidur yang nyenyak dan berkualitas), menghindari aktivitas
berat di malam hari sehingga tidak memaksakan tubuh untuk begadang,
mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, dan perbaikan sirkulasi
darah dengan dengan memijat bagian yang lelah atau menggunakan obat tertentu
yang fungsinya mengencerkan aliran darah.
Adapun, kiat-kiat mengatasi keletihan mental yang menyebabkan munculnya
kejenuhan belajar, diantaranya:
1. Istirahat dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi dengan
takaran yang cukup banyak.
2. Pengubahan atau penjadwalan kembali jam-jam dari hari-hari belajar yang
dianggap lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat.
3. Menata kembali lingkungan belajar meliputi pengubahan posisi meja tulis,
lemari, rak buku, alat-alat perlengkapan belajar dan sebagainya sampai
memungkinkan siswa merasa berada di sebuah kamar baru yang lebih
menyenangkan untuk belajar.
4. Memberi stimulasi baru dan motivasi agar siswa merasa terdorong untuk
belajar lebih giat dari pada sebelumnya.
5. Membuat kegiatan yang menimbulkan keaktifan siswa dengan metode
belajar yang bervariasi
6. Melakukan aktivitas rekreasi atau hiburan untuk merefresh mental yang lelah
atau jenuh.
Selain kiat-kiat di atas, pujian guru merupakan salah satu motivasi yang cukup
berpengaruh bagi siswa sebab hal ini menunjukkan adanya perhatian dan
penghargaan dari guru yang ditujukan pada siswa, selain itu perhatian guru
diarahkan pada hal-hal yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa
agar mereka lebih giat dan semangat dalam belajar.
8
D. Indikator atau Ciri-Ciri dalam Kejenuhan Belajar
Menurut Hakim (2004:63) Kejenuhan belajar juga mempunyai tanda-tanda
atau gejala-gejala yang sering dialami yaitu timbulnya rasa enggan,malas, lesu
dan tidak bergairah untuk belajar.
Sedangkan menurut Reber dalam muhibbin Muhibbin Syah,(2010:170):
1. Merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari proses
belajar tidak ada kemajuan. Siswa yang mulai memasuki kejenuhan dalam
belajarnya merasa seakan-akan pengetahuan dan kecekapan yang
diperolahnya dalam belajar tidak meningkat, sehingga siswa merasa sia-sia
dengan waktu belajarnya.
2. Sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagai mana yang diharapkan dalam
memproses informasi atau pengelaaman, sehingga mengalami stagnan dlam
kemajuan belajarnya. Seorang siswa yang sedang dalam keadaan jenuh,
sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam
memproses berbagai informasi yang diterima atau penglaman baru yang
didapatnya.
3. Kehilangan motivasi dan konsolidasi. Siswa yang dalam keadaan jenuh
merasa bahwa dirinya tidak lagi mempunyai motivasi yang dapat
membuatnya bersemangat untuk,meningkatkan pemahamnnya terhadap
pelajaran yang diterimanya atau dipelajarinya.
Berdasarkan teori di atas maka ciri – ciri kejenuhan belajar adalah merasa
bahwa pengetahuan dan kecakapan dalam proses belajar tidak ada kemajuan,
sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagai mana yang diharapkan dalam
memproses informasi atau pengalaman, kehilangan motivasi dan konsolidasi.
9
kemandekan pencapaian prestasi individu secara personal, akademik,sosial
atau professional.
Sedangkan Sugara (2011 : 19) mengemukakan bahwa dampak dari
kejenuhan belajar adalahmenjadikan siswa tidak produktif dalam belajar dan
potensi yang dimilikinya terhambat. Selain itu, bentuk resistensi lain dari
kejenuhan belajar juga mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak
efektif dan tidak kondusifnya iklim emosional di dalam kelas. Hal ini terjadi
karena siswa mengalami keletihan secara fisik, mental dan emosional.
Adapun Makmun (2001:134) mengemukakan kejenuhan belajar dinilai
sebagai ketidakmampuan daya ingatan mengakomodasikan informasi atau
pengalaman baru atau individu merasakan bahwa hasil belajar tidak ada
kemajuan untuk beberapa waktu tertentu. Penyebab terjadinya kejenuhan
belajar pada mereka adalah stres dan banyaknya tekanan psikologis. Padahal
stres dan tekanan psikologis merupakan faktor pemicu menurunnya kualitas
akademik mahasiswa.
Weiner (1990) menemukan bahwa kegagalan akademik dapat
menurunkan kepercayaan diri dan orientasi penguasaan, menurunkan
kepercayaan diri (self confident) dan menimbulkan reaksi negatif.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kejenuhan belajar adalah dimana kondisi emosional dan fisik
seseorang yang tidak dapat memproses informasi-informasi atau pengalaman
baru karena tekanan sangat mendalam yang berkaitan dengan belajar sehingga
tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas belajar. Jika tidak diatasi,
kejenuhan ini dapat menjadi penyebab turunnya prestasi peserta didik dan
membuat tujuan belajar tidak tercapai. Untuk itu,sebagai seorang pendidik
kita harus tahu dan menguasai cara mengatasi kejenuhan peserta didik dalam
belajar. Kejenuhan yang dialami peserta didik dapat menyebabkan usaha
belajar yang dilakukan sia-sia yang disebabkan suatu akal yang tidak bekerja
sebagaimana mestinya dalam memproses informasi atau pengalaman yang
baru diperoleh.
Kejenuhan belajar terjadi karena proses belajar yang sudah melampaui
batas jasmani sehingga menimbulkan rasa bosan. Tanda-tanda yang dialami
seperti halnya malas belajar, enggan maupun kurang bersemangat di dalam
belajar. Dampak yang terjadi ketika seseoarang mengalami kejenuhan belajar
diantaranya seperti prestasi menurun, motivasi di dalam dirinya berkurang dan
lain sebagainya. Cara mengatasinya pun bisa dimulai dari dirinya masing-
masing dengan memotivasi dirinya sendiri, dan bisa menggunakan gaya
belajar yang diinginkan ketika belajar serta dengan keadaan lingkungan yang
mendukung. Agar tidak mengalami kejenuhan di dalam belajar.
11
DAFTAR PUSTAKA
Harahap Juliawati. 2017. Analisis Faktor – Faktor Penyebab Kejenuhan Belajar Siswa
Dalam Mata Pelajaran Ips Kelas Viii D Smpn 7 Muaro Jambi. Skripsi Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi (Diunduh tanggal 10 Desember 2019)
12