Anda di halaman 1dari 10

RESUME PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“ KEJENUHAN DALAM BELAJAR “

DISUSUN

O
L
E
H

PUTRI SARAH ( 21129458 )


SESI : 202221270158

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023/2024
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... 2

KAJIAN TEORITIS ............................................................................................................................. 3

A. Konsep Kejenuhan ...................................................................................................................... 3

B. Pengertian Kejenuhan Dalam Belajar ........................................................................................4

C. Faktor Penyebab Terjadinya Kejenuhan Dalam Belajar .......................................................... 4


D. Upaya Guru dalam Mencegah dan Mengatasi Kejenuhan Dalam Belajar Pada Peserta
Didik .................................................................................................................................................. 7

1. Upaya Dalam Mencegah Kejenuhan Belajar .........................................................................7

2. Upaya Guru dalam Mengatasi Kejenuhan Dalam Belajar ....................................................9

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 10

2
KAJIAN TEORITIS

A. Konsep Kejenuhan

Secara harfiah arti kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat
apapun. Selain itu jenuh juga berarti jemu atau bosan. Kejenuhan terjadi di sela-sela
kegiatan yang dilakukan. Hal ini serupa dengan mesin kendaraan yang terus dipicu,
lama kelamaan mesin itu menjadi panas dan perlu didinginkan untuk sementara sampai
temperaturnya normal kembali. Suatu ketika, kita merasa bersemangat ketika
melakukan suatu hal, begitu semangat sehingga kita melupakan banyak hal. Masa-masa
semangat itu tidak akan bertahan lama sesudah muncul rasa malas, lesu, capek, jemu.
Inilah masa dimana semangat kita sampai pada titik jenuh. Saat itu semangat yang kita
punya ada di garis ambang batas, ia tidak mungkin dinaikkan lebih tinggi. Setelah
beberapa lama masa jenuh ini berjalan, beberapa lama kemudian muncul kembali
kegairahan untuk menekuni kesibukan seperti semula. Demikian seterusnya, rasa
bersemangat dan jenuh, silih berganti datang.

Menurut Muhibbin Syah (2010), jenuh dapat berarti jemu dan bosan dimana sistem
akalnya tidak dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan dalam memproses item-item
informasi atas pengalaman baru. Sedangkan secara harfiah jenuh ialah padat atau penuh
sehingga tidak memuat apapun. Menurut Al-Qawiy (2004), Kejenuhan adalah tekanan
sangat mendalam yang sudah sampai titik jenuh. Kejenuhan belajar adalah suatu kondisi
mental seseorang saat mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sangat sehingga
mengakibatkan timbulnya rasa lesu tidak bersemangat atau hidup tidak bergairah untuk
melakukan aktivitas belajar.

3
B. Pengertian Kejenuhan Dalam Belajar

Hakim (2000) Kejenuhan belajar adalah suatu kondisi mental seseorang saat
mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sangat sehingga mengakibatkan timbulnya
rasa enggan, lesu, tidak bersemangat melakukan aktivitas belajar. Reber (dalam syah:
2005) mengemukakan, bahwa kejenuhan belajar merupakan lama waktu tertentu
yang digunakan pada saat anak sedang belajar, tetapi tidak mendapatkan hasil yang
dicapai. kejenuhan merupakan mulai belajar hingga belajar usai yang menelan banyak
waktu tetapi tiada hasil yang didapat.

Pines &Aronson sebagaimana yang dikutip oleh Sutjipto menjelaskan bahwa


kejenuhan belajar merupakan kondisi emosional ketika seseorang merasa lelah dan
jenuh secara mental maupun fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan terkait dengan
belajar yang meningkat. Timbulnya kelelahan ini karena mereka bekerja keras, merasa
bersalah, merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, merasa terjebak, kesedihan
mendalam, merasa malu, dan secara terus menerus membentuk lingkaran dan
menghasilkan perasaan lelah dan tidak yaman yang pada gilirannya meningkatkan
kelelahan fisik, kelelahan mental dan emosional. Jadi maksud kejenuhan belajar
adalah suatu kondisi mental dan emosional siswa dalam rentang waktu tertentu merasa
atau mengalami kelelahan yang sangat pada saat belajar, sehingga ia merasa lesu, malas,
bosan, tidak bersemangat dan sudah tidak dapat menampung materi atau informasi yang
baru.

C. Faktor Penyebab Terjadinya Kejenuhan Dalam Belajar

Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kejenuhan dalam belajar :

1) Kesibukan monoton.

Kemonotonan sering kali merupakan salah satu sebab kebosanan. Melakukan hal
yang sama secara berulang-ulang tanpa beberapa perubahan juga dapat membuat

4
jenuh.8 Sebab paling umum di balik timbulnya rasa jenuh adalah kesibukan yang
monoton. Seseorang yang mengerjakan sesuatu berulang, dengan proses yang sama,
suasana yang sama, hasil yang sama, dalam kurun waktu yang lama.

Misalnya seorang siswa yang diajar oleh gurunya dengan menggunakan metode
yang tidak bervariasi, setiap pertemuan gurunya tersebut menggunakan metode
ceramah, mencatat, merangkum, dalam menenerangkan saja tanpa disela dengan
metode yang lain maka hal tersebut juga bisa menimbulkan kejenuhan.

2) Prestasi mandeg.

Sebab selanjutnya yang kerap memicu kejenuhan adalah kemandegan prestasi.


Siswa yang terus menerus belajar dengan giat secara konsisten tidak kenal lelah.
Namun setelah sekian lama belajar tidak mengalami perubahan yang diharapkan.
Maka kondisi seperti ini berpotensi melahirkan kejenuhan,bahkan rasa frustasi.

3) Lemah minat.

Kejenuhan juga akan muncul ketika seseorang menekuni yang tidak diinginkan.
Demikian pula dengan siswa yang sejak awal tidak menyukai atau tidak minat pada
mata pelajaran tertentu ia akan selalu merasa jenuh dan bosan terhadap mata
pelajaran tersebut.

4) Penolakan hati nurani.

Penyebab selanjutnya adalah tinggal atau berkecimpung di sebuah lingkungan yang


tidak sesuai dengan hati nurani. Demikian pula dengan seorang siswa, kalau tempat
sekolahnya karena dipilih oleh orang tua tidak sesuai dengan kehendaknya maka ia
akan merasa jenuh dan malas untuk belajar di sekolah.

5) Kegagalan beruntun.

Penyebab lain kejenuhan adalah kegagalan yang beruntun. Seseorang siswa yang
pernah mengalami kegagalan dalam meraih prestasi di sekolah padahal ia telah

5
belajar dan berusaha tetapi tetap gagal. Maka siswa tersebut pasti akan mengalami
kejenuhan dalam belajar.

6) Penghargaan nihil.

Sebab lain yang memicu kejenuhan adalah penghargaan kecil terhadap prestasi dan
pengorbanan yang telah dilakukan. Di dunia belajar, betapa banyak kita saksikan
pelajar-pelajar yang kecewa terhadap guru atau lembaga penyelenggara pendidikan.

7) Ketegangan panjang.

Sebab selanjutnya yang menimbulkan kejenuhan adalah ketegangan yang


berkepanjangan, ketegangan dalam hidup kadang perlu, setidaknya agar hidup ini
tidak terasa datar atau monoton. Tetapi ketegangan yang terus menerus bisa
menimbulkan kejenuhan besar.

8) Perlakuan buruk.

Sebab lain yang kerap kali menimbulkan kejenuhan adalah perlakuan buruk. Hal
tersebut juga bisa terjadi pada siswa yang mendapat perlakuan buruk dari gurunya
pada salah satu bidang studi, tentunya siswa tersebut akan merasa jenuh, bosan, dan
malas terhadap mata pelajaran itu.

Selain itu, ada beberapa pendapat para ahli mengenai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya kejenuhan dalam belajar, yakni menurut Maslach dan Leiter
(1993) dalam penelitian menjelaskan bahwa ada beberapa faktor-faktor kejenuhan
belajar diantaranya:

1) Karakter individu yang tidak mempunyai rasa percaya diri, dan pasrah menerima
apapun sehingga dengan banyaknya beban akademis yang membuatnya menjadi
stress atau mengalami kejenuhan pada saat proses beajar.
2) Dukungan sosial, selain berkaitan dengan karakteristik pribadi kejenuhan belajar
juga bisa terjadi jika lingkungan sekitarnya kurang mendukung. Misalkan jam
belajar yang begitu padat, kondisi teman yang mulai malas.

6
3) Beban akademisi yang berlebihan, pada saat kegitan belajar, individu memerlukan
waktu dan tenaga untuk memahami orang lain dalam berinteraksi dikelas, dirumah,
serta lingkungan bermain.

D. Upaya Guru dalam Mencegah dan Mengatasi Kejenuhan Dalam Belajar Pada
Peserta Didik

1. Upaya Dalam Mencegah Kejenuhan Belajar

Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk mengajar agar siswa
tidak bosan:

a) Gunakan metode pembelajaran yang beragam

Untuk menghindari kebosanan, sebaiknya Anda tidak terlalu terpaku pada satu
metode pembelajaran saja. Anda dapat menggunakan beragam metode pembelajaran
seperti diskusi kelompok, presentasi, permainan, dan lain sebagainya. Dengan begitu,
siswa akan merasa terhibur dan tidak mudah merasa bosan.

b) Sajikan materi dengan cara yang menarik

Selain menggunakan metode pembelajaran yang beragam, Anda juga perlu


memperhatikan cara menyajikan materi. Anda dapat menggunakan bahan visual
seperti gambar, video, atau animasi untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan. Selain itu, Anda juga bisa menyisipkan cerita atau kisah nyata
yang terkait dengan materi yang diajarkan.

c) Buat siswa merasa terlibat dalam proses pembelajaran

Untuk menghindari kebosanan, Anda perlu membuat siswa merasa terlibat dalam
proses pembelajaran. Anda dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
memancing siswa untuk terlibat dalam diskusi, atau memberikan tugas-tugas yang

7
membutuhkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Dengan begitu, siswa
akan merasa lebih terlibat dan tidak merasa bosan.

d) Buat atmosfer belajar yang menyenangkan

Atmosfer belajar yang menyenangkan juga dapat membantu menghindari kebosanan


siswa. Anda dapat menciptakan suasana belajar yang santai namun tetap fokus pada
materi yang diajarkan. Misalnya, dengan memutar musik yang sesuai atau
menyiapkan minuman dan makanan ringan untuk siswa.

e) Jadilah guru yang kreatif

Sebagai guru, Anda harus selalu siap mengadaptasi diri dengan situasi yang ada. Jadi,
jadilah guru yang kreatif dan terbuka terhadap ide-ide baru. Anda dapat mencari
inspirasi dari sumber-sumber yang berbeda, seperti internet, buku, atau teman
sejawat. Dengan begitu, Anda akan terus memberikan yang terbaik untuk siswa dan
menghindari kebosanan.

f) Buat siswa merasa nyaman

Siswa akan merasa lebih nyaman dan tidak merasa bosan jika merasa dihargai dan
diakui oleh guru. Oleh karena itu, sebaiknya Anda membuat siswa merasa nyaman
dengan cara menghargai dan menghormati setiap siswa secara individu. Anda juga
harus mampu menerima masukan dan saran dari siswa agar mereka merasa terlibat
dalam proses pembelajaran.

g) Latihan dan evaluasi secara berkala

Melakukan latihan dan evaluasi secara berkala juga dapat membantu menghindari
kebosanan siswa. Anda dapat memberikan tugas-tugas yang menantang namun tidak
terlalu sulit, atau mengadakan ulangan secara berkala untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Dengan begitu, siswa akan
merasa terstimulasi dan tidak merasa bosan.

8
2. Upaya Guru dalam Mengatasi Kejenuhan Dalam Belajar

1) Melakukan Pendekatan Kepada Peserta Didik

Pendekatan sangat diperlukan dalam mengatasi peserta didik yang mengalami


kejenuhan dalam belajar, seperti pemaparan dari informan berikut ini: Pendekatan
emosional terhadap peserta didik memang mutlak ada dan benar-benar harus
dilakukan.tiap hari mereka harus didekati dan harus ada perhatian khusus. Karena
bila semakin jauh kita dengan mereka maka semakin jauh juga mereka dengan kita.
Selain melakukan pendekatan emosional guru juga melakukan pendekatan
keagamaan, karena agama mempunyai peranan penting dan dominan dalam
membentuk jiwa atau mental dan spiritual, Karen agama mampu memberikan
makna, arti dan tujuan hidup. Tanpa agama kehidupan akan terasa hampa, tidak
bermakna dan bersikap mekanis.

2) Melakukan Evaluasi Pada Tiap Akhir Pelajaran

Guru diharapkan mampu menciptakan interaksi belajar mengajar yang kondusif,


karena kondusivitas situasi belajar mengajar dapat dijadikan sebagai indikasi
keberhasilan mengajar. Selanjutnya dalam proses pembelajaran guru harus
mengikuti hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dari waktu kewaktu melalui
evaluasi, informasi yang didapatkan dari kegiatan evaluasi ini merupakan umpan
balik terhadap proses kegiatan belajar mengajar, yang selanjutnya akan dijadikan
sebagai titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran
selanjutnya. Dengan demikian, proses pembelajaran akan senantiasa ditingkatkan
terus menerus untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Selain evaluasi yang
dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung di sekolah, pemberian tugas
rumah pun dilakukan untuk mengevaluasi ranah afeksi peserta didik, bagaimana
perhatian dan respon mereka terhadap tugas yang diberikan oleh guru, serta
memberi sanksi bila tidak mengerjakan suatu tugas.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://core.ac.uk/download/pdf/156960945.pdf
https://www.jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/JKS/article/download/437/323/
https://pascasarjana.umy.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/81-Nunung-Agustina-
Ambarwati.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai