Oleh:
Muhammad Al Adaby
NIM. 22073060
Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991), kejenuhan belajar adalah kondisi emosional
ketika seseorang merasa lelah dan jenuh secara mental maupun fisik sebagai akibat
tuntutan pekerjaan terkait dengan belajar yang meningkat. Sedangkan Menurut Hakim
(2002), kejenuhan belajar adalah suatu kondisi mental seseorang saat mengalami rasa
bosan dan lelah yang amat sangat sehingga mengakibatkan timbulnya rasa lesu tidak
bersemangat atau hidup tidak bergairah untuk melakukan aktivitas belajar. Dapat saya
simpulkan bahwa kejenuhan belajar merupakan salah satu jenis kesulitan yang sering
terjadi pada siswa, secara harfiah kejenuhan berarti padat atau penuh sehingga tidak
dapat menerima atau memuat apapun.
1) Kelelahan emosional
Kelelahan emosional ditandai dengan perasaan lelah yang dialami oleh individu entah itu
kelelahan emosional maupun fisik. Kelelahan emosional ini disebabkan oleh tuntutan
yang berlebihan yang dihadapi oleh peserta didik dan ditunjukkan oleh perasaan dan
beban pikiran yang berlebihan.
2) Kelelahan fisik
Penderita kejenuhan mulai merasakan adanya anggota badan yang sakit dan gejala
kelelahan fisik kronis yang disertai dengan sakit kepala, mual, insomnis, bahkan
kehilangan selera makan.
3) Kelelahan kognitif
Kelelahan kognitif pada peserta didik yang sedang mengalami kejenuhan cenderung
sedang mendapat beban yang terlalu berat pada otak. Hal ini kemudian berdampak yakni
ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, mudah lupa, dan kesulitan dalam membuat
keputusan.
4) Kehilangan motivasi
Kehilangan motivasi pada peserta didik ditandai dengan hilangnya idealisme, peserta didik
sadar dari impian mereka yang tidak realistis, dan kehilangan semangat.
1) Turunnya motivasi belajar : Siswa menjadi malas, kehilangan semangat dan tujuan
belajar dan tidak terdorong untuk melakukan aktivitas belajar.
3) Berkurangnya energy: merasa lemah, cepat lelah. Siswa cepat merasa capek dan
seperti terkuras tenaganya.
4) Meningkatnya kesalahan: Siswa banyak melakukan kesalahan dalam mengerjakan
sesuatu, terutama yang berhubungan dengan belajarnya.
5) Kurang koordinasi: Siswa tidak dapat mengatur waktu dengan baik untuk berbagai
kegiatan sehari-hari.
6) Daya tangkap berkurang: Siswa menjadi lambat dalam menangkap materi pelajaran,
mengalami kesulitan dalam menangkap materi secara menyeluruh, materi hanya
dimengerti bagian per-bagian.
7) Tegang: Siswa tidak dapat merasa tenang atau santai dalam melakukan aktivitas
belajar.
8) Mudah marah, sensitive: Siswa menjadi mudah marah dan tersinggung oleh
gangguan kecil sekalipun, khususnya pada saat belajar.
1) Tahap kecemasan
Ditandai dengan muka pucat, keluar keringat dingin, darah mengalir cepat. Kondisi ini
melukiskan reaksi tubuh untuk lari atau melawan.
2) Tahap perlawanan
3) Tahap kejenuhan
7) Kurangnya penghargaan
8) Lemah minat terhadap mata pelajaran
F. Cara Mengatasi Kejenuhan Dalam Belajar
1) Belajar dengan cara atau metode yang bervariasi. Dengan cara mengubah metode yang
biasa kita gunakan dengan metode baru dan seterusnya akan menciptakan suasana baru
di dalam kelas.
2) Mengadakan perubahan fisik di ruangan belajar yang ada kaitannya dengan perubahan
bentuk materi seperti perubahan letak meja, kursi, papan tulis dan segala sesuatu yang
ada kaitannya dengan aktivitas belajar.
3) Menciptakan suasana baru di ruang belajar. ruang belajar yang tenang dan jauh dari
kebisingan merupakan tempat yang ideal untuk belajar.
4) Melakukan aktivitas rekreasi dan hiburan. perlu adanya istirahat yang cukup sebagai
alternatif dalam mengembalikan atau memulihkan energi yang banyak tersita/terkuras
saat belajar.
5) Hindari adanya ketegangan mental saat belajar. Ketegangan mental akan membuat
aktivitas belajar akan terasa jauh lebih berat dan melelahkan dan berujung pada
kejenuhan belajar.