Tia Rahayu
Lupa dan Transfer Belajar merupakan suatu hal yang tidak pernah bisa lepas dari proses
belajar. Dalam proses belajar kita sering dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa tidak semua
materi pelajaran yang kita pelajari akan dapat mudah diingat. Lupa adalah hilangnya kemampuan
untuk menyebut atau memproduksi kembali apa yang sebelumnya telah dipelajari. Transfer
belajar berarti memindahkan hasil belajar dari mata pelajaran yang satu ke mata pelajaran yang
lain atau ke kehidupan sehari-hari. Transfer belajar dan lupa sangat berpengaruh pada
keberhasilan siswa dalam belajar.
1. LUPA
A. Pengertian Lupa
Dalam proses pembelajaran, manusia sering mengalami “lupa”. Lupa (forgetting) ialah
hilangnya kemampuan untuk mengingat kembali informasi yang telah di terima atau yang
sudah di pelajari. Secara sederhana (Djamarah, 2008) mendefinisikan lupa sebagai
ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami.
Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari
akal seseorang (Syah, 2004).
Disatu sisi “lupa” dapat membantu individu untuk menghilangkan ingatan mengenai
hal-hal negatif yang dapat menghambat perkembangan dirinya, namun dalam proses belajar
lupa dapat menjadi salah satu gangguan dalam belajar.
Ada beberapa pendapat para ahli tentang lupa seperti, menurut (Suyanto, 1993), lupa
ialah peristiwa tidak dapat memproduksikan tanggapan-tanggapan kita, sedang ingatan kita
sehat. Menurut (Mustaqim, 2004), lupa sebagai suatu gejala di mana informasi yang telah
disimpan tidak dapat ditemukan kembali untuk digunakan. Menurut (Irwanto, 1997), lupa
sebagai hilangnya kemampuan untuk menyebut kembali atau memproduksi kembali apa-apa
yang sebelumnya telah kita pelajari secara sederhana. Lupa (forgetting) merupakan
hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang telah
dipelajari (Khadijah, 2011).
Jadi sesuai dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa lupa
adalah kondisi dimana kita tidak dapat mengingat atau mengenal sesuatu yang sebelumnya
pernah kita pelajari.
(Lahey, 2006) menyatakan bahwa seseorang dapat lupa akan suatu informasi yang
pernah diterimanya karena beberapa hal, yaitu:
a) Decay Theory
Artinya, informasi telah terlalu lama tersimpan dalam memori dan tidak digunakan.
Namun teori ini banyak dibantah, karena informasi terlupa justru pada tahapan sensori
register dan memori jangka pendek. Jika informasi telah tersimpan dalam memori jangka
panjang, maka lupa yang terjadi bukanlah karena telah lama tidak digunakan, namun lebih
karena terganggu atau bercampur dengan informasi lainnya.
b) Interference theory
Menurut teori ini, lupa bukanlah disebabkan oleh informasi telah tersimpan terlalu
lama, namun karena terganggu oleh informasi lainnya, misalnya karena informasi tersebut
mirip dengan informasi yang akan diingat. Interference ini terdiri dari proactive interference
dan retroactive interference. Proactive interference adalah terganggunya ingatan karena
adanya informasi lama yang menghambat untuk mengingat informasi baru. Contohnya,
suatu hari kita mengingat makanan kesukaan Tia. Keesokan harinya, kita juga mengingat
makanan kesukaan Indah. Namun, saat berusaha mengingat kembali makanan kesukaan Tia
kita menjadi kesulitan karena terganggu dengan ingatan mengenai makanan Indah tadi.
Sedangkan retroactive interference adalah sulitnya mengingat informasi lama karena
masuknya informasi baru. Berkebalikan dengan contoh sebelumnya, retroactive interference
terjadi ketika kita sulit untuk mengingat makanan kesukaan Indah karena terganggu oleh
makanan kesukaan Tia.
c) Reconstruction (schema) theory
Teori ini menyatakan informasi yang telah tersimpan jadi sulit untuk diingat kembali
bukan karena terlupa, tapi karena muncul dalam bentuk yang tidak tepat. Ingatan jangka
panjang menjadi distorted karena ingatan kita berkembang sepanjang waktu semakin
konsisten dengan skema yang kita miliki. Misalnya, saat kita menyukai seseorang kita hanya
akan mengingat hal positif dari dirinya saja. Dan saat kita ingin menceritakan tentang
dirinya maka, kita hanya bercerita tentang baiknya saja dan melupakan hal buruk tentang
seseorang tersebut.
d) Motivated forgetting
Teori ini menyatakan bahwa informasi tersebut menjadi hilang karena memang
sengaja dilupakan, karena menimbulkan dampak negatif ketika mengingatnya. Misalnya,
saat kita pernah mengalami pembully-an maka kita akan berusaha untuk melupakan hal
tersebut. Karena ingatan tersebut sangat menyakitkan bagi kita dan membuat pikiran kita
terganggu.
C. Jenis-Jenis Lupa
1. Lupa-Hilang
Kerap kali pengertian “lupa” dan “hilang” dianggap sama , padahal apa yang
dilupakan belum tentu hilang dalam ingatan. Hasil refleksi atas pengalaman belajar di
sekolah, memberikan petunjuk bahwa sesuatu yang pernah dicamkan dan dimasukkan dalam
ingatan (long-term memory) tetap menjadi milik pribadi dan tidak menghilang tanpa bekas.
Dengan kata lain, seseorang tidak dapat mengingat sesuatu, belum berarti hal itu hilang dari
ingatannya. Jadi, lupa bukan berarti hilang. Sesuatu yang terlupakan tentu masih dimiliki
dan tersimpan di alam bawah sadar, sedangkan sesuatu yang hilang tentu saja tidak
tersimpan di alam bawah sadar. Hilangnya informasi dari ingatan jangka pendek disebabkan
oleh dua hal, yaitu karena gangguan dan waktu.
2. Lupa-Lupa Ingat
Lupa-lupa ingat berlainan dengan lupa-lupaan, dan tidak sama dengan melupakan.
Lupa-lupaan berarti pura-pura lupa. Melupakan berarti melalaikan, tidak mengindahkan,
baik lupa-lupaan maupun melupakan mengandung unsur kesengajaan. Sedangkan lupa-lupa
ingat berarti tidak lupa, tidak ingat benar; (masa samar, tetapi kurang pasti) agak lupa.
Terkadang kita mencoba mengingat sesuatu dari ingatan jangka panjang kita dan
merasa seolah-olah kita hampir mengingatnya, tetapi tidak dapat mengingat betul apa yang
kita ingat itu, entah itu nama seorang teman, tempat berlangsungnya kejadian tertentu,
tanggal lahir seorang pahlawan nasional, dan sebagainya. “hampir ingat“ disebut “gejala
ujung lidah” .
2. TRANSFER BELAJAR
2. Sikap
Meskipun orang mengerti dan memahami sesuatu serta hubungannya dengan yang
lain, tetapi pendirian/kecenderungannya menolak/sikap negatif, maka transfer tidak
akan terjadi, dan demikian berlaku dengan kondisi sebaliknya.
3. Materi Pelajaran
Biasanya mata pelajaran yang mempunyai daerah berdekatan akan mudah terjadi
transfer. Contohnya: Matematika dengan Statistika, Ilmu Jiwa Daya dengan Sosiologi
akan lebih mudah terjadi transfer.
Transfer dalam belajar ada yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif.
Transfer belajar disebut positif jika pengalaman-pengalaman atau kecakapan-kecakapan
yang telah dipelajari dapat diterapkan untuk situasi yang baru. Atau dengan kata lain, respon
yang lama dapat memudahkan untuk menerima stimulus yang baru.
Disebut transfer belajar negatif jika pengalaman atau kecakapan yang lama
menghambat untuk menerima pelajaran atau kecakapan yang baru. Contoh, seorang yang
telah terbiasa mengetik dengan dua jari, jika ia akan belajar mengetik dengan sepuluh jari
tanpa melihat akan lebih banyak mengalami kesukaran daripada seorang yang baru belajar
mengetik
Adapun menurut Gagne sebagaimana yang dikutip oleh Muhibbin Syah, transfer
dalam belajar dapat digolongkan ke dalam empat kategori yaitu
1. Transfer positif yaitu transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar
selanjutnya
2. Transfer negatif yaitu transfer yang berefek buruk terhadap kegiatan belajar
selanjutnya.
3. Transfer vertical yaitu transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar
pengetahuan/ketrampilan yang lebih tinggi
4. Transfer lateral yaitu transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar
pengetahuan/ ketrampilan yang sederajat
E. Tipe-Tipe Transfer
Transfer dapat dikarakteristikkan sebagai transfer dekat atau jauh dan juga sebagai
transfer jalur rendah dan jalur tinggi (Schunk, 2000).
1. Transfer Dekat atau Jauh.
Transfer dekat terjadi ketika situasinya sama. Jika situasi belajar di kelas sama dengan
situasi di mana pembelajaran sebelumnya terjadi, maka ini disebut transfer dekat. Misalnya,
jika guru geometri mengajar murid cara membuktikan suatu konsep secara logis, dan
kemudian menguji logika murid dalam setting yang sama dengan setting saat mereka
mempelajari konsep itu, maka ini dinamakan transfer dekat. Contoh lainnya adalah ketika
murid belajar mengetik di mesin ketika kemudian menggunakan kemampuannya untuk
mengetik keyboard komputer.
Transfer jauh berarti transfer pembelajaran ke situasi yang sangat berbeda dari situasi
pembelajaran sebelumnya. Misalnya, apabila murid mendapat tugas paruh waktu di
perusahaan arsitektur dan mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di pelajaran geometri di
sekolah untuk membantu arsitek menganalisis problem spasial yang sangat berbeda dengan
apa yang murid temui di pelajaran geometri di sekolah, maka di sini terjadi transfer jauh.
Antara, I Nyoman Runia, dkk. 2014. Pengaruh Kesiapan Dan Transfer Belajar Terhadap Hasil
Belajar Ekonomi Di Sma Negeri 1 Ubud. Jurnal Pendidikan Ekonomi. 4(1).
Nofindra, Rudi. 2019. Ingatan, Lupa, Dan Transfer Dalam Belajar Dan Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Rokania. 4(1).
Purwanto, Hadi. dan Aminah, Siti. 2020. Peranan Ingatan Dan Implikasinya Dalam Proses
Pembelajaran. Journal of Education Informatic Technology and Science (JeITS) , 2(3).
Wisman, Y. 2020. Cognitive Learning Theory And Implementation In Learning Process. Jurnal
Ilmiah Kanderang Tingang. 11(1).
PROFIL PENULIS
Attia Adha Putri, lahir di Jambi, 28 Januari 2005. Menamatkan pendidikan
Play Group di Sekar Hidayat, TK YPMM, sekolah dasar di SDN 76/IX
Mendalo Darat , SMP Negeri 7 Muaro Jambi, SMA Negeri 1 Muaro
Jambi, Kemudian melanjutkan pendidikan saat ini, penulis sebagai
Mahasiswa pada Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.
PROFIL PENULIS
Tia Rahayu, lahir di Jambi, 14 Juli 2004. Menamatkan sekolah dasar di
SDN 44/IV Tanjung Johor , MTS Swasta Pondok Pesantren Al Jauharen
Kota Jambi, MAS Pondok Pesantren Al Jauharen Kota Jambi, Kemudian
melanjutkan pendidikan saat ini, penulis sebagai Mahasiswa pada Program
Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Jambi.
PROFIL PENULIS
Indah Khairatun Nisa, lahir di Rantau Gedang, 27 November 2005.
Menamat sekolah dasar di SD Negeri 36 Rantau Gedang, SMP Negeri 22
Merangin, SMA Negeri 1 Merangin , kemudian melanjutkan pendidikan
saat ini, penulis sebagai mahasiswa pada program studi bimbingan dan
konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.