TINJAUAN PUSTAKA
Konsentrasi atau perhatian, merupakan hal yang sangat penting dan sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Saat kita mendengarkan teman berbicara, maka kita hanya harus
memusatkan perhatian pada pembicaraan tersebut dan menghalau berbagai distraksi yang
informasi tertentu (yang kemudian akan diproses lebih lanjut) dan menghambat informasi
lainnya (Goldstein, 2010). Konsentrasi dapat diterapkan pada berbagai aktivitas, salah satunya
Menurut Surya (2009), konsentrasi belajar adalah pemusatan daya pikiran dan perbuatan
pada suatu objek yang dipelajari dengan menghalau atau menyisihkan segala hal yang tidak
ada hubungannya dengan objek yang dipelajari. Menurut Olivia (2010), konsentrasi belajar
adalah pemusatan perhatian dan kesadaran sepenuhnya kepada bahan pelajaran yang sedang
dipelajari, mengenyampingkan semua hal yang sama sekali tidak berhubungan dengan
kegiatan tersebut. Pada saat konsentrasi terjadi proses pengenalan dan pengolahan informasi,
perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun
proses memperolehnya.
kemampuan pemusatan pikiran pada bahan pelajaran dengan mengenyampingkan hal-hal lain
11
12
lain:
Kurangnya minat dan motivasi belajar, yang akan menyebabkan anak mudah
terpengaruh pada hal-hal lain yang lebih menarik perhatian ketika proses belajar
berlangsung.
Perasaan tidak enak yang ditimbulkan oleh adanya konflik dengan pihak lain atau
rasa khawatir karena suatu hal sehingga menyita sebagian besar perhatian.
Perhatian yang terpecah ini, tentu menyulitkan anak mengikuti pelajaran dengan
baik. Dengan kata lain, anak mudah sekali kehilangan konsentrasi belajar.
Suara hiruk-pikuk kendaraan, suara musik yang keras, suara TV, suara orang yang
sedang bertengkar dan lain-lain dapat memecahkan perhatian kita saat ingin
berkonsentrasi belajar. Selain itu keadaan ruang kelas atau ruang belajar yang
berkonsentrasi.
Ketika anak sedang belajar dalam keadaan tidak sehat jasmani, hal ini akan
mual, atau demam akan mengganggu pemusatan perhatian anak pada pelajaran
Anak yang tidak dilibatkan secara langsung dalam proses belajar mengajar disebut
sebagai bersifat pasif dalam belajar. Bersifat pasif akan membawa anak pada
Konsentrasi belajar dibutuhkan pada anak ketika ingin mendapatkan prestasi yang
baik, hal ini banyak ditemukan pada anak-anak yang mampu menciptakan cara-
cara belajar yang baik dan efektif. Namun, apabila anak tidak mampu menciptakan
Penyebab-penyebab tersebut sangat mudah ditemui pada saat anak sedang berusaha
belajar (Surya, 2009). Berbagai penyebab tersebut dapat diminimalisir namun tidak dapat
dihilangkan karena anak tidak dapat mengontrol seluruh hal tersebut. Oleh karena itu,
Cara meningkatkan konsentrasi belajar menurut Surya (2009), adalah sebagai berikut.
1. Kesiapan belajar
Masalah konflik kejiwaan atau perasaan negatif harus diselesaikan terlebih dahulu.
Pikiran harus benar-benar jernih, jika hendak melakukan kegiatan belajar. Pikiran
yang jernih dapat dicapai dengan cara relaksasi atau memusatkan pikiran untuk
sementara.
14
secara optimal. Harus diupayakan tempat dan ruangan yang nyaman untuk belajar.
Untuk meningkatkan motivasi, harus diketahui terlebih dahulu apa yang dipelajari,
Cara belajar yang baik tentu harus memuat tujuan yang hendak dicapai dan cara-
5. Belajar aktif
Anak dituntut untuk aktif belajar dan berani mengungkapkan ketidaktahuan pada
guru atau teman. Anak yang belajar proaktif akan menghalau timbulnya roses
pengembaraan pikiran.
kejemuan belajar
Jika terjadi kebosanan, jangan paksakan diri untuk terus belajar. Berhenti dan
sisihkan waktu untuk melakukan istirahat saat belajar. Istirahat dapat berupa diam,
3. Ciri-ciri Inatentif
Fanu (2010) mengemukakan beberapa ciri-ciri siswa yang mengalami masalah konsentrasi
sedang belajar atau tidak kerasan dengan kegiatan bermainnya ketika ia sedang
bermain;
3. Tampak tidak memberikan perhatian dan tidak menghormati orang lain ketika
sedang berbicara;
4. Tidak bisa megikuti petunjuk atau arahan yang diberikan kepadanya untuk
melakukan sebuah pekerjaan dan tugas-tugas sekolahnya (tetapi hal ini bukan
hal-hal lainnya);
kegiatan-kegiatannya;
8. Mudah terusik oleh kegaduhan, objek yang bergerak atau rangsangan rangsangan
lainnya;
9. Pelupa.
16
B. Yoga
Kata Yoga berasal dari bahasa Sansekerta kuno dituturkan oleh agamis tradisional India,
Brahmana. Yoga berarti "persatuan" atau "Integrasi" dan juga "disiplin," sehingga sistem
Yoga disebut bersatu atau mengintegrasikan disiplin. Yoga mencari kesatuan di berbagai
tingkatan. Pertama, ia berusaha untuk menyatukan tubuh dan pikiran, yang selalu diketahui
orang sebagai hal yang terpisah. Yoga kemudian mencari kesatuan dari pikiran rasional dan
emosi. Terakhir, Yoga merupakan hal yang dianggap mampu untuk meningkatkan integrasi
Menurut Syaukani (2015), yoga adalah seni olah tubuh dan pernapasan yang berasal dari
India.Yoga tidak hanya bermanfaat untuk kesegaran jasmani dan rohani, tapi juga bermanfaat
untuk tumbuh kembang anak. Selain itu, yoga juga dapat mempengaruhi keseimbangan
Menurut Betts dan Betts (2006), yoga adalah praktek yang terdiri dari postur fisik dan
latihan pernapasan yang membantu untuk menyatukan tubuh dan pikiran. Manfaat yoga
koordinasi.
Yoga pada umumnya dimiliki bersama dalam filsafat India dan agama-reinkarnasi, dan
pencarian emansipasi dari siklus kelahiran, kematian, dan kelahiran kembali. Setelah setiap
latihan yoga, orang hanya merasa lebih baik. Yoga tampaknya memberikan apa yang
dibutuhkan tubuh (Jung, 1996). Patanjali (dalam Chapple, 2008) mendefinisikan yoga sebagai
keadaan kesadaran kehilangan rasa sakit atau ketidaknyamanan di mana aktivitas pikiran
berhenti. Dia menyatakan bahwa Yoga dapat diterapkan untuk mengurangi penderitaan
Menurut Purperhart (2007), yoga adalah kesatuan dari pengetahuan dan teknik. Yoga
membantu orang mengikat unsur-unsur fisik, mental, dan spiritual dari kehidupan mereka.
Seiring berjalannya waktu, orang-orang mulai melihat tubuh dan jiwa sebagai lebih dari satu
unit. Saat ini, Yoga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi banyak orang. Menurut
Purperhart (2007), Yoga yang dilaksanakan pada pagi hari dapat meningkatkan energi untuk
memulai aktivitas. Yoga yang dilaksanakan di sekolah pada pagi hari dapat membantu anak
lebih berkonsentrasi saat menerima pelajaran selanjutnya. Selain itu, Yoga di sekolah cukup
dilaksanakan selama satu jam dalam satu minggu. Sedangkan menurut Feuerstein dan Payne
(2010), pengantar yoga untuk anak dapat dilaksanakan selama satu atau dua kali dalam
Berdasarkan seluruh teori diatas, dapat disimpulkan bahwa Yoga merupakan penyatuan
pikiran melalui pola gerak dan pernafasan sehingga timbul kesadaran yang sesungguhnya.
1. Manfaat Yoga
Manfaat Yoga untuk anak menurut Syaukani (2015) adalah sebagai berikut.
Gerakan yoga yang dilakukan bersama antara ibu dan anak, akan membantu keduanya
untuk saling mengenal satu sama lain, meningkatkan komunikasi dan kedekatan di
antara mereka. Pada akhirnya akan tercipta hubungan yang positif antara ibu dan anak
kelenjar endokrin pada tubuh. Kelenjar endokrin adalah kelenjar pengatur hormon
sehingga dapat memperbaiki segala gangguan yang terjadi pada tubuh bayi maupun
anak
18
serotonin. Kelenjar serotonin adalah hormone yang dihasilkan oleh usus yang
pernapasan yang baik pada anak. Ketika melakukan kegiatan yoga, anak dengan
kapasitas paru-paru.
Gerakan yoga yang dilakukan secara perlahan dan dilakukan berulang-ulang mampu
menstimulasi dan membangun jaringan saraf dan otot di tubuh menjadi lebih kuat.
Maka dari itu akan membantu anak untuk mengkoordinasikan anggota tubuh.
Yoga membantu untuk memperbaiki pola tidur baik dalam durasi maupun frekuensi.
Tidur merupakan aktivitas yang memperlancar metabolisme tubuh, karena disaat kita
Yoga dipercaya mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang dapat membantu
melawan infeksi. Hal ini dikarenakan saat melakukan gerakan-gerakan yoga dapat
Ketika orangtua melakukan gerakan yoga dengan anak, anak akan merasakan betapa
Gerakan yoga memacu tubuh untuk meningkatkan hormon endorphin, yakni hormon
yang secara alami menimbulkan rasa nyaman pada tubuh. Sehingga mampu
Tanpa disadari, gerakan yoga yang dilakukan oleh anak membantunya untuk
Bernafas merupakan komponen terpenting saat melakukan yoga. Menurut Betts dan Betts
(2006), teknik bernafas saat yoga beragam, antara lain sebagai berikut
Teknik bernafas Ujjayi adalah nafas biasa yang seringkali diajarkan dan dilakukan saat
yoga. Teknik bernafas Ujjayi meliputi membuat suara kecil saat menghela nafas,
dengan mendengarkan nafas diri sendiri, suara ini akan menjadi bentuk meditasi saat
melakukan pose yoga. Selain itu, teknik ini juga dapat membantu bernafas lebih pelan
dan tenang sehingga asupan oksigen ke otot menjadi lebih stabil. Teknik bernafas
Ujjayi juga membantu anak untuk mencegah kondisi terengah-engah atau ketegangan
Teknik ini melibatkan kerja otot abdominal, yaitu memperkuat tubuh saat
menggunakan otot bawah perut. Melalui teknik ini, anak menjadi semakin sadar bahwa
lebih baik bernafas menggunakan otot perut daripada otot dada. Saat digunakan untuk
bernafas, perut mengembang, dan menerima lebih banyak udara untuk masuk ke dalam
perut dan dada. Teknik pernafasan ini dapat melelahkan otot abdominal, maka dari itu
Teknik pernafasan ini membantu anak untuk melepaskan amarah dan rasa frustrasi.
Anak mungkin hanya dapat melakukan teknik ini apabila dapat melipat lidahnya. Jika
mereka tidak dapat melipat lidah, mereka harus mengabaikan teknik ini dan berlatih
teknif pernafasan Singa untuk melepaskan amarah. Hal ini membantu anak untuk
membayangkan bahwa mereka bernafas pada udara yang bersih dan segar melalui
lidahnya yang dilipat. Lidah berfungsi sebagai corong untuk mengeluarkan amarah.
Pernafasan singa dapat membantu untuk menghasilkan energi melalui gerakan tubuh
dan mengeluarkan amarah. Teknik ini baik digunakan jika anak memiliki kesulitan
dialaminya dan melakukan teknik pernafasan singa untuk mengeluarkan masalah dan
emosi negatif dari dalam tubuh. Teknik pernapasan ini sebaiknya dilakukan sebelum
menyeimbangkan sistem saraf. Tidak sulit untuk dilakukan, tetapi sangat berbeda dari
21
hal yang biasa dilakukan oleh anak. Teknik ini telah termasuk dalam proses yoga
karena keefektifannya. Anak harus lebih didorong untuk mengenal teknik ini meskipun
terlihat aneh.
3. Jenis Yoga
Yoga memiliki berbagai cabang utama dalam penerapannya. Menurut Feuerstein dan
Praktisi Yoga bhakti percaya bahwa yang tertinggi (Tuhan) melampaui hidup mereka,
Hatha Yoga bertujuan lebih dari hanya melalui pikiran atau emosi. Praktisi Hatha Yoga
percaya bahwa kecuali mereka benar-benar telah mempersiapkan tubuh mereka, tahap
yang lebih tinggi meditasi dan seterusnya hampir tidak mungkin untuk tercapai.
Jnana Yoga mengajarkan konsep nondualisme, yaitu realitas yang tunggal, dan
persepsi salah manusia tentang banyaknya fenomena yang berbeda. Jnana Yoga
nyata saat ini, tetapi sesungguhnya mereka tidak nyata atau terpisah.
Prinsip penting dari Karma Yoga adalah untuk bertindak tanpa pamrih, tanpa kasih,
dan dengan integritas. Praktisi Karma Yoga percaya bahwa semua tindakan, apakah
22
tubuh, vokal, atau mental, memiliki konsekuensi yang luas dimana mereka harus
pikiran. Ia bekerja dengan mantra, yang bisa menjadi suku kata, atau frase. Secara
tradisional, praktisi menerima mantra dari guru mereka dalam konteks inisiasi formal.
Raja Yoga secara harfiah berarti "Kerajaan Yoga" dan juga dikenal sebagai Classical
Yoga. Jenis Yoga ini merupakan yoga yang paling sering dilakukan dan paling popular.
7. Tantra (tahn-trah) Yoga (termasuk Laya Yoga dan Kundalini Yoga): Yoga kontinuitas
Tantra Yoga adalah cabang yang paling kompleks dan paling banyak mengalami
dimana melibatkan ritual yang cukup kompleks dan visualisasi rinci dari dewa.
Komitor dan Adamson (2000) menyebutkan beberapa hal yang dapat dipertimbangkan
untuk menyediakan tempat yoga bagi anak. Tempat untuk beryoga dapat dilakukan di dalam
rumah maupun di luar rumah. Berikut beberapa hal yang dapat dipertimbangkan.
1. Tempat pribadi
Saat melakukan yoga, sebaiknya anak berada dalam tempat yang pribadi, tanpa
campur tangan orang lain (yang tidak melakukan yoga) di ruangan tersebut.
Suara televisi, suara orang berbicara, telepon yang berdering, dan berbagai
Ruangan terbuka merupakan tempat yang tepat untuk melakukan yoga, namun ketika
cuaca sedang panas, yoga lebih baik dilakukan di dalam ruangan yang suhunya bisa
diatur.
Yoga untuk anak mengharuskan anak untuk bergerak cukup aktif dan membutuhkan
anak untuk mejaga keseimbangan tubuh. Anak butuh berkonsentrasi saat yoga,
Lantai yang terlalu licin dapat mengganggu anak, hal ini dapat diatasi dengan
menggunakan handuk atau matras yoga. Selain itu, karpet yang lembut juga
Ketika melakukan yoga dirumah, TV dapat menjadi distraksi untuk anak walaupun
tidak dihidupkan. Begitu juga dengan beberapa hal lainnya, sebaiknya anak dihindari
Tumpukan sampah, mainan, pakaian, dan hal lainnya dapat mengganggu konsentrasi
anak. Lingkungan yang kotor membuat pikiran anak menjadi tidak bersih, sedangkan
Anak Sekolah Dasar di Indonesia rata-rata berusia 6-12 tahun. Pada usia ini, anak-anak
mengalami peningkatan pada memori dan penyelesaian masalah (problem solving), bagaimana
24
intelegensi mereka diuji, dan bagaimana kemampuan membaca dan menulis mereka
Mulai menginjak usia 6 tahun, anak sudah mencapai 90% dari berat otak dewasanya, dan
tubuh terus tumbuh secara perlahan. Dalam cara ini, alam membekali anak-anak usia sekolah
itu dengan kekuatan mental untuk menguasai tugas-tugas menantang serta tambahan waktu
untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang penting bagi kehidupan mereka di
Sekolah Dasar meliputi Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Dasar Swasta, Madrasah
Ibtidaiyah dan sederajat. Berdasarkan data BPS 2011/2012-2013/2014, jumlah siswa Sekolah
Dasar Negeri di Indonesia menurun dari tahun ke tahun. Menurut survey pada tahun
2011/2012, jumlah siswa SD Negeri adalah 27.583.919 orang di seluruh provinsi di Indonesia.
Pada tahun 2012/2013, jumlah siswa SD Negeri menurun menjadi 26.769.680 orang.
Pendataan terakhir, yaitu pada tahun 2013/2014, jumlah siswa kembali menurun menjadi
26.504.160. Jumlah ini tidak berbanding lurus dengan jumlah sekolah yang ada di Indonesia.
Dari tahun ke tahun, jumlah Sekolah Dasar Negeri meningkat. Pada tahun 2011/2012, jumlah
sekolahnya adalah 146.826, kemudian tahun berikutnya, yaitu tahun 2012/2013, jumlah
sekolah meningkat menjadi 148.272. Pada tahun berikutnya, jumlah Sekolah Dasar Negeri
Kognitif anak pada usia Sekolah Dasar termasuk dalam tahap operasional konkret mengacu
pada teori kognitif Piagetian (Papalia, dkk, 2010). Tahapan kognitif yang mampu dipahami
1. Penalaran Spasial
Piaget menemukan bahwa pemahaman anak usia sekolah tentang ruang lebih
membuat peta kognitif (cognitive maps) yaitu representasi mental akan ruang
berskala besar yang tidak asing, seperti lingkungan atau sekolah mereka. Anak-
anak mampu memberikan arahan yang jelas dan sangat rapi untuk pindah dari
2. Kategorisasi
bahwa Batang A lebih panjang dari Batang B dan Batang B lebih panjang dari
Selain itu, anak usia Sekolah Dasar juga mampu memiliki Inklusi Kelas (Class
bagiannya. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka lebih sadar akan hierarki
klasifikasi dan mereka fokus pada hubungan antara sebuah kategori umum dan
induktif masih bersifat tentative karena selalu ada kemungkinan untuk adanya
4. Kekekalan (conservation).
menyebutkannya (hanya dalam pikirannya). Pada tahap ini anak juga sudah
2. Pengolahan Informasi
pengolahan informasi meneliti aspek-aspek terpisah dari pemikiran. Atensi dan memori,
yang mendasari setiap tindakan kognisi, menjadi pusat perhatian di masa kanak-kanak
1. Atensi
atensi ini dengan memasukkan stimulus tidak relevan ke dalam sebuah tugas
gambar detail dan materi tulisan untuk menemukan persamaan dan perbedaan
2. Memori
semua hal-hal terkait (misalnya, semua ibu kota di bagian sama dari Negara
bersama, antara dua atau lebih informasi yang tidak termasuk dalam kategori
28
3. Tugas Perkembangan
secara hipotetis yang harus dipenuhi atau dikuasai (mastery) individu agar dapat
tasks) pada anak Sekolah Dasar (masa kanak-kanak tengah) itu tersusun sebagai berikut.
b) Membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sebagai organisme yang sedang
tumbuh kembang;
sosial.
Santrock (2007) mengungkapkan mengenai strategi mengajar siswa Sekolah Dasar yang
Ajukan pertanyaan relevan tentang apa yang sedang dipelajari untuk membantu
menaik atau menurun. Ajak murid membuat daftar sesuatu berdasarkan urutan.
kesimpulan mereka.
Misalnya, minta sekelompok anak untuk bermain, berbagi pandangan satu sama
lain.
8. Pastikan bahwa materi untuk kelas sudah cukup untuk merangsang murid untuk
mengajukan pertanyaan.
Ajak anak untuk mengamati dan mendeskripsikan seekor hewan. Keesokan harinya
berikan hewan yang sama dengan ukuran yang lebih besar, dan ini akan membuat
9. Ketika akan mengajar sesuatu yang agak kompleks, gunakan alat bantu visual dan
alat-alat peraga.
30
Misalnya, saat mengajar ilmu sosial dengan topik demokrasi, tunjukkan rekaman
pelajaran sains atau ilmu alam, gunakan materi konkret untuk pelajaran matematika,
membuat dan membacakan suatu karya dalam pelajaran sastra, dan ajar mereka
berdiskusi tentang perspektif mereka, serta lakukan perjalanan untuk pelajaran ilmu
sosial.
dengan mengenyampingkan hal-hal lain yang tidak berkaitan. Menurut Nugroho (2007), aspek
konsentrasi belajar adalah pemusatan pikiran, motivasi, rasa kuatir, perasaan tertekan,
gangguan pemikiran, gangguan kepanikan, dan kesiapan belajar. Aspek paling pertama dalam
Anak Sekolah Dasar masuk ke dalam tahap Operasional Konkret menurut Piaget
(Papalia, dkk, 2010). Pada tahap ini anak mampu berpikir logis, memahami konsep
dan memecahkan masalah yg bersifat konkret. Selain itu, anak SD juga mengalami
peningkatan atensi pada usianya (6-12 tahun). Atensi atau konsentrasi anak SD menjadi lebih
selektif, beradaptasi, dan terencana. Mereka mampu menyingkirkan hal yang tidak sesuai
dengan fokusnya saat belajar. Namun, itu semua sangat tergantung pada sistem pengajaran di
kelas.
Sebagian besar Sekolah Negeri di Indonesia masih menerapkan Kurikulum 2006 dan
sebagian lagi sudah menempuh Kurikulum 2013. Berdasarkan hasil yang bisa dilihat di
31
lapangan, proses belajar mengajar yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri belum mengacu pada
strategi mengajar anak SD yang disampaikan oleh Santrock (2007). Sistem pengajaran yang
masih konvensional dapat menurunkan atensi siswa. Namun, di samping itu masih banyak
cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan konsentrasi siswa SD. Beberapa penelitian
diantaranya adalah layanan bimbingan kelompok (Setiani, 2014), brain gym (Nuryana, 2010),
quantum learning (Setiyawati, 2013), dan relaksasi melalui terapi Murottal (Apriyani, 2015).
Yoga adalah praktik yang terdiri dari postur fisik dan latihan pernapasan yang
membantu untuk menyatukan tubuh dan pikiran (Betts & Betts, 2006). Yoga sudah mulai
banyak dilakukan oleh masyarakat karena berbagai manfaat positif yang didapatkan. Manusia
dari berbagai kalangan usia melakukan yoga karena fungsinya yang beragam. Yoga untuk
anak berbeda dengan yoga pada orang dewasa. Pada anak, fungsi yoga adalah; (1)
Meningkatkan interaksi dan sosialisasi antara ibu dan anak; (2) Meningkatkan stamina tubuh;
(3) Memperbaiki sistem pencernaan; (4) Menciptakan sistem pernapasan yang baik; (5)
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh; (8) Meningkatkan rasa percaya diri dan bahasa tubuh
yang positif; (9) Mengusir stress dan mengembangkan kemampuan untuk relaksasi; (10)
Salah satu manfaat dari yoga, yaitu mengusir stress dan mengembangkan kemampuan
relaksasi, merupakan aspek yang juga menjadi wadah untuk meningkatkan konsentrasi (Noor,
2012). Penelitian yang dilakukan oleh Noor (2012) menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara metode relaksasi terhadap konsentrasi diri mahasiswa semester VIII
Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah Iain Sunan Ampel Surabaya.
32
Penelitian yang dilakukan oleh Apriyani (2015) juga mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Noor (2012), yaitu membuktikan bahwa relaksasi dapat meningkatkan
konsentrasi siswa. Relaksasi merupakan bagian aktivitas dalam pelaksanaan Yoga. Yoga pada
umumnya terdiri dari Surya Namaskar, Yoga Asana (postur binatang), Yoga berpasangan atau
berkelompok, meditasi, dan relaksasi (Purperhart, 2007). Banyak penelitian sebelumnya juga
dilakukan untuk mengetahui apakah Yoga berpengaruh terhadap konsentrasi. Hasil yang
Yoga merupakan aktivitas yang melibatkan postur fisik dan latihan pernafasan
(relaksasi), sehingga Yoga memiliki elemen metode yang serupa dengan proses relaksasi.
Oleh karena relaksasi secara signifikan dapat meningkatkan konsentrasi belajar, maka peneliti
mencoba menggunakan variabel yang berbeda, yaitu Yoga, yang juga menggunakan metode
relaksasi sebagai salah satu aktivitas dalam Yoga. Dinamika antar variabel pada penelitian ini
Metode Serupa
Jenis Terapi :
Metode Serupa :
Mempengaruhi : (diagram yang diteliti)
E. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dari penelitian ini terdiri daru dua pernyataan, yaitu:
Ho : Tidak terdapat pengaruh Yoga terhadap kemampuan konsentrasi belajar pada siswa
SD Negeri di Denpasar
Negeri di Denpasar