LAPORAN PRAKTIKUM
Yang dibina oleh bapak Prof. Subandi, M.Si dan ibu Novida Pratiwi, S.Si, M.Sc
Oleh:
Offering B/ Kelompok 2
November 2020
Rancangan Percobaan Bioteknologi
A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui proses fermentasi pada tempe
B. ALAT DAN BAHAN
Alat
a. Kompor
b. Panci
c. Baskom
d. Nampan
e. Kertas minyak
f. Daun pisang
g. Daun waru
h. Daun jati
i. Plastik
j. Mikroskop
Bahan
a. Kedelai
b. Ragi Tempe
c. Air
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mencuci kedelai dengan air bersih
2. Merendam kedelai selama 6-12 jam agar kedelai mengembang/mengalami
pemekaran.
3. Merebus kedelai selama 1 jam yang bertujuan untuk melunakan kedelai.
4. Kedelai diremas-remas hingga kulit kedelai terkelupas dari bijinya lalu
tiriskansampai airnya habis.
5. mencampur kedelai dengan ragi hingga rata, dengan perbandingan 300gram
kedelaidicampurkan dengan ½ ragi alami tempe. dicampurkan hingga rata
6. Setelah kedelai dicampur dengan ragi, lalu dibungkus dengan beberapa jenis
pembungkus (daun jati, daun waru, daun pisang, plastik, dan kertas minyak).
7. Setelah campuran kedelai dibungkus, kemudian pembungkus di tusuk-tusuk
atauditoreh-toreh dengan pisau agar udara bisa masuk.
8. Melakukan pemeraman pada suhu kamar dan ruangan agak gelap selama 2x24
jam.
9. Mengamati hasilnya dan bandingkan dalam bentuk tabel pengamatan.
10. Mengamati pula di bawah mikroskop masing-masing tempe tersebut
denganmengambil sedikit miselium jamur pada permukaan tempe
D. DASAR TEORI
Proses pembuatan tempe melibatkan tiga faktor pendukung, yaitu bahan baku yang
dipakai (kedelai), mikroorganisme (kapang tempe), dan keadaan lingkungan tumbuh (suhu,
pH, dan kelembaban). Dalam proses fermentasi tempe kedelai, substrat yang digunakan
adalah biji kedelai yang telah direbus dan mikroorganisme yang digunakan berupa kapang
antara lain Rhizopus olygosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer dan lingkungan
pendukung yang terdiri dari suhu 30 ̊C, pH awal 6.8, kelembaban nisbi 70-80%. Selain
menggunakan kapang murni, juga dapat digunakan sebagai starter dalam pembuatan tempe
(Ferlina, 2009).
Tempe merupakan sumber protein yang penting bagi pola makanan di Indonesia,
terbuat dari kedelai. Pembuatan tempe dilakukan sebagai berikut : kedelai kering dicuci,
direndam semalam pada suhu 25°C esok paginya kulit dikeluarkan dan air rendam dibuang.
Kedelai lalu dimasak selama 30 menit. Sesudah itu didinginkan, ditaburkan dengan spora
Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae, ditaruh dalam panci yang dangkal dan
didiamkan pada suhu 30°C selama 20 - 24 jam. Dalam waktu itu kedelai terbungkus
sempurna oleh mycelia putih dari jamur. Sekarang tempe siap untuk dikosumsi.
(Wirakartakusumah, dkk; 1992).
Babu D, Bhakyaraj & Vidhyalaksmi.2009. A low cost Nutritious Food “Tempeh”. Journal
OfDairy & Food Science 4(1): 22-27
Handoyo, T., Morita, N. 2006. Structural and functional properties of fermented soybean
(tempeh) by using Rhizopus oligosporus. International Journal of Food Properties 9(2):347-
355. DOI: 10.1080/10942910500224746.
Radiati, A., Sumarto. 2016. Analisis sifat fisik, sifat organoleptik, dan kandungan gizi pada
produktempe dari kacang non-kedelai. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 5(1):16-22.
DOI: 10.17728/jatp.v5i1.32.
Astawan, M., 2008. Sehat Dengan Tempe.Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan dengan
Tempe. Jakarta:PT Dian Rakyat.
Wirakartakusumah, M.A., K. Abdullah, A.M. Syarief. 1992. Sifat Fisik Pangan. PAU
Pangan Gizi IPB, Bogor. Hal: 26-31.