MATA DIKLAT
Literasi Sains
dalam Kerangka PISA
DIKLAT
Pembelajaran IPA Berorientasi PISA
Handout
Literasi Sains dalam Kerangka PISA
Literasi Sains
dalam Kerangka PISA
Diklat Pembelajaran IPA Berorientasi PISA
Penulis:
Santi Setiani Hasanah
2
Handout
Literasi Sains dalam Kerangka PISA
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Pada mata diklat ini Saudara akan mempelajari Literasi sains dalam kerangka PISA.
Pembahasan materi Literasi sains dalam kerangka PISA dialokasikan dalam 3 JP
melalui tiga kegiatan, yaitu diskusi kelas menggali pengetahuan dan pengalaman
peserta mengenai PISA dan pengalaman pengimplementasian pembelajaran
berorientasi PISA, diskusi kelompok untuk membuat peta konsep mengenai Literasi
Sains dalam kerangka PISA melalui pengerjaan Lembar Kegiatan, serta pembahasan
dan tanya jawab melalui presentasi dan diskusi kelas.
Dalam materi Literasi Sains dalam kerangka PISA akan dibahas tentang: pengertian
literasi sains, tujuan dan fungsi literasi sains, evolusi literasi sains dalam PISA,
penilaian literasi sains, tinjauan konten dan konteks materi IPA, dan kerangka
berpikir kreatif PISA 2022. Berikut alur dan alokasi waktu pembelajaran Literasi
Sains dalam kerangka PISA.
Kegiatan 1 Kegiatan 2
3
Handout
Literasi Sains dalam Kerangka PISA
2. Kompetensi
a. Kompetensi Dasar
Kompetensi yang akan dicapai dalam aktivitas pembelajaran ini adalah memahami
konsep literasi sains dalam kerangka PISA.
B. URAIAN MATERI
1. Pengertian Literasi Sains
Dewasa ini dunia dipenuhi dengan produk-produk kerja ilmiah (scientific inquiry).
Literasi sains (scientific literacy) menjadi suatu keterampilan yang harus dimiliki
oleh setiap orang. Setiap hari, orang perlu menggunakan informasi ilmiah untuk
menjalankan aktivitas yang dihadapinya. Literasi Sains juga menjadi meningkat
kepentingannya di tempat kerja. Semakin banyak pekerjaan yang menuntut
keterampilan-keterampilan tingkat tinggi, memerlukan orang-orang yang mampu
belajar, bernalar, berpikir kreatif, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.
Suatu pemahaman IPA dan prosesnya berkontribusi secara nyata berkenaan dengan
keterampilan-keterampilan tersebut.
Literasi sains menurut PISA (OECD, 2015) diartikan sebagai “the capacity to use
scientific knowledge, to identify questions and to draw evidence-based conclusions
in order to understand and help make decisions about the natural world and the
changes made to it through human activity”. Literasi sains didefinisikan sebagai
kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan
menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, memahami serta membuat keputusan
berkenaan dengan alam dan perubahan alam akibat aktivitas manusia. Literasi sains
menurut PISA tahun 2015 adalah kemampuan ilmiah seseorang tentang sains dan
teknologi, yang memerlukan kompetensi untuk: 1) Menjelaskan fenomena sains,
menawarkan dan mengevaluasi berbagai penjelasan tentang fenomena alam dan
teknologi, 2) Mengevaluasi dan mendesain penyelidikan ilmiah dengan
menggambarkan dan menilai penyelidikan ilmiah dan mengusulkan berbagai cara
mengatasi dari berbagai pertanyaan secara ilmiah, 3) Menafsirkan data dan bukti
ilmiah, dengan menganalisa dan mengevaluasi data, klaim dan argumen dalam
berbagai pernyataan dan menarik kesimpulan secara ilmiah (OECD, 2015).
Definisi literasi sains ini memandang literasi sains bersifat multidimensional, bukan
hanya pemahaman terhadap sains, melainkan lebih dari itu. PISA juga menilai
pemahaman terhadap karakteristik sains sebagai penyelidikan ilmiah, kesadaran
akan betapa sains dan teknologi membentuk lingkungan material, intelektual dan
budaya, serta keinginan untuk terlibat dalam isu-isu terkait sains, dan sebagai
5
Handout
Literasi Sains dalam Kerangka PISA
manusia yang reflektif. Literasi sains dianggap suatu kunci hasil belajar dalam
pendidikan pada usia 15 tahun bagi semua siswa, apakah meneruskan belajar sains
atau tidak setelah itu. Berpikir ilmiah merupakan tuntutan warga negara, bukan
hanya ilmuwan. Keinklusifan literasi sains sebagai suatu kompetensi umum bagi
kehidupan merefleksikan kecenderungan yang berkembang pada pertanyaan
pertanyaan ilmiah dan teknologis.
Sesuai dengan pandangan tersebut, penilaian literasi sains dalam PISA tidak semata
mata berupa pengukuran tingkat pemahaman terhadap pengetahuan sains, tetapi
juga pemahaman terhadap berbagai aspek proses sains, serta kemampuan
mengaplikasikan pengetahuan dan proses sains dalam situasi nyata yang dihadapi
peserta didik, baik sebagai individu, anggota masyarakat, serta warga dunia. Seorang
yang literat sains adalah orang yang menggunakan konsep sains, keterampilan
proses, dan nilai dalam membuat keputusan sehari-hari kalau ia berhubungan
dengan orang lain atau dengan lingkungannya, dan memahami interelasi antara
sains, teknologi dan masyarakat, termasuk perkembangan sosial dan ekonomi
(National Research Council, 2012).
Literasi sains juga dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk
mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan
fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik
sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan, alam,
intelektual, dan budaya serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu
yang terkait sains (OECD, 2016). Selain itu rangkaian kompetensi ilmiah yang
dibutuhkan pada literasi sains mencerminkan pandangan bahwa sains adalah
ansambel dari praktik sosial dan epistemik yang umum pada semua ilmu
pengetahuan, yang membingkai semua kompetensi sebagai tindakan (National
Research Council, 2012)(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
Pada tahun 2000 dan 2003, definisi tersebut menanamkan pengetahuan tentang
sains dan pemahaman tentang sains dalam satu istilah “pengetahuan ilmiah”.
Definisi tahun 2006 memisahkan dan menguraikan istilah “pengetahuan ilmiah”
dengan membaginya menjadi dua komponen: “pengetahuan sains” dan
“pengetahuan tentang sains” (OECD, 2006). Kedua definisi tersebut mengacu pada
penerapan pengetahuan ilmiah untuk memahami dan membuat keputusan
berdasarkan informasi tentang alam. Dalam PISA 2006, definisi tersebut diperkuat
dengan penambahan pengetahuan tentang hubungan antara sains dan teknologi -
suatu aspek yang diasumsikan tetapi tidak dielaborasi dalam definisi tahun 2003.
Definisi literasi sains dalam PISA 2015 terdiri dari 4 aspek yang berhubungan
(Gambar 1).
Konteks Masalah pribadi, lokal/nasional, dan global, baik saat ini maupun yang
bersifat historis, yang menuntut pemahaman
tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengetahuan Pemahaman tentang fakta utama, konsep, dan teori penjelasan yang
membentuk dasar pengetahuan ilmiah. Pengetahuan
tersebut mencakup pengetahuan tentang dunia alami dan
artefak teknologi (pengetahuan konten), pengetahuan tentang
bagaimana ide-ide tersebut diproduksi (pengetahuan
prosedural), dan pemahaman tentang alasan yang mendasari
prosedur ini dan pembenaran untuk penggunaannya
(pengetahuan epistemik).
Kompetensi Kemampuan menjelaskan fenomena secara ilmiah, mengevaluasi dan
merancang inkuiri ilmiah, serta
menginterpretasikan data dan bukti secara ilmiah
Sikap Seperangkat sikap terhadap sains yang ditunjukkan oleh minat pada sains
dan teknologi, menghargai pendekatan ilmiah untuk
penyelidikan jika sesuai, dan persepsi serta kesadaran tentang
masalah lingkungan
9
Handout
Literasi Sains dalam Kerangka PISA
4.
a. Aspek Konten
Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci dari sains yang diperlukan untuk
memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui
aktivitas manusia. Dalam kaitan ini PISA tidak secara khusus membatasi cakupan
10
Handout
Literasi Sains dalam Kerangka PISA
konten sains hanya pada pengetahuan yang menjadi materi kurikulum sains sekolah,
namun termasuk pula pengetahuan yang dapat diperoleh melalui sumber-sumber
informasi lain yang tersedia.
Berdasarkan kriteria konten seperti itu, dipilih pengetahuan yang diperlukan untuk
memahami alam dan memaknai pengalaman dalam konteks personal, sosial dan
global. Pengetahuan yang dipilih tersebut diambil dari bidang-bidang studi biologi,
fisika, kimia, serta ilmu pengetahuan bumi dan antariksa dengan merujuk pada
kriteria tersebut. Peserta didik harus mampu mengaplikasikan pengetahuan dan
kompetensi sains dalam konteks yang dipandang sebagai sistem.
b. Aspek Proses
PISA memandang pendidikan sains berfungsi untuk mempersiapkan warga negara
masa depan, yakni warga negara yang mampu berpartisipasi dalam masyarakat yang
semakin terpengaruh oleh kemajuan sains dan teknologi. Oleh karenanya pendidikan
sains perlu mengembangkan kemampuan peserta didik memahami hakekat sains,
prosedur sains, serta kekuatan dan limitasi sains. Peserta didik perlu memahami
bagaimana ilmuwan sains mengambil data dan mengusulkan eksplanasi-eksplanasi
terhadap fenomena alam, mengenal karakteristik utama penyelidikan ilmiah, serta
tipe jawaban yang dapat diharapkan dari sains. Karakteristik utama sains mencakup:
pengumpulan data dipandu oleh gagasan dan konsep, sifat tentatif dari pengetahuan
sains, keterbukaan terhadap pengujian dan pengkajian, menggunakan argumen logis,
serta kewajiban untuk melaporkan metode dan prosedur yang digunakan dalam
pengumpulan bukti.
11
Handout
Literasi Sains dalam Kerangka PISA
Sejak kelahirannya, PISA menjadikan proses sains ini sebagai salah satu domain
penilaiannya. Namun dalam perkembangan terakhir, PISA memilih istilah
“kompetensi sains” sebagai pengganti proses sains. Proses sains merujuk pada
proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan
masalah, seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta menerangkan
kesimpulan. Termasuk di dalamnya mengenal jenis pertanyaan yang dapat dan tidak
di jawab oleh sains, mengenal bukti apa yang diperlukan dalam suatu penyelidikan
sains, serta mengenal kesimpulan yang sesuai dengan bukti yang tersedia.
c. Aspek Konteks
PISA menilai pengetahuan sains relevan dengan kurikulum pendidikan sains di
negara partisipan tanpa membatasi diri pada aspek-aspek umum kurikulum nasional
setiap negara. Penilaian PISA dibingkai dalam situasi kehidupan umum yang lebih
luas dan tidak terbatas pada kehidupan di sekolah saja.
12
Handout
Literasi Sains dalam Kerangka PISA
Expressive (written and visual domains) Knowledge creation and problem solving
13
Handout
Literasi Sains dalam Kerangka PISA
Expressive (written and visual domains) Knowledge creation and problem solving
14
Handout
Literasi Sains dalam Kerangka PISA
C. PENUTUP
Pada mata diklat ini Saudara difasilitasi untuk memahami Literasi Sains dalam
Kerangka PISA, supaya Saudara mempunyai landasan yang kuat untuk melakukan
evaluasi pembelajaran yang mampu mengukur sejauh mana literasi sains yang
dimiliki oleh siswa. Pemahaman tersebut akan menjadi bekal pada mata diklat
berikutnya, yaitu keterampilan dan teknik bertanya ilmiah, dimana Saudara akan
dibekali pengetahuan dan keterampilan mengenai teknik bertanya untuk
mengembangkan keterampilan ilmiah. Dalam rangka memantapkan pemahaman,
Saudara dapat berdiskusi dengan teman-teman di luar jam diklat, dan atau
berkomunikasi lebih lanjut dengan fasilitator.
15
Handout
Literasi Sains dalam Kerangka PISA
DAFTAR PUSTAKA
16
Handout
Literasi Sains dalam Kerangka PISA
LAMPIRAN
Lembar Kegiatan:
Literasi Sains dalam Kerangka PISA
Tujuan Kegiatan: Melalui kegiatan ini diharapkan Anda dapat memahami Literasi
sains dalam kerangka PISA dan membuat desain penerapan literasi ini dalam
pembelajaran di kelas.
Langkah Kegiatan:
1. Bacalah handout untuk materi literasi sains dalam kerangka PISA! 2. Diskusikan
dalam kelompok jawaban pertanyaan masing-masing. Buatlah kesepakatan jawaban
berdasarkan hasil diskusi kelompok Anda! 3. Presentasikan hasil kerja kelompok
Anda!
4. Perbaiki jawaban Anda setelah ada kesepakatan dan sesuai dengan sumber
bacaan yang tersedia!
Diskusikan:
1. Peta konsep dari bahan bacaan untuk materi literasi sains dalam kerangka PISA!
2. Desain pembelajaran yang dapat melatihkan literasi sains siswa dalam kerangka
PISA!
17