Anda di halaman 1dari 14

Sulastri, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK


DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 2 DAN SMP
NEGERI 5 KOTA BANDUNG TAHUN 2015

Sulastri,*
Udin Supriadi, Munawar Rahmat

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam,


Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia
*Email : sulastrilikasophia@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah guru PAI yang kebanyakan masih belum paham secara
menyeluruh bagaimana mengimplementasikan pendekatan saintifik yang menjadi ciri khas
kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI di sekolah. Pendekatan saintifik memiliki beberapa
langkah yang harus dilaksanakan diantaranya adalah mengamati, menanya, mencari informasi,
mengkomunikasikan, dan menyimpulkan. Langkah-langkah tersebut harus ada dalam perencanaan
dan pelaksanaannya, pengimplementasian langkah-langkah inilah yang menjadi fokus utama
pembahasan penelitian ini. Adapun sekolah yang menjadi objek penelitian, yaitu SMPN 2 dan
SMPN 5 Bandung dengan guru PAI sebagai subjek penelitiannya. Peneliti akan membahas
perencanaan pembelajaran saintifik dalam RPP yang telah dibuat oleh guru PAI dan
implementasinya dalam pembelajaran PAI di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perencanaan pembelajaran saintifik pada RPP berdasarkan kurikulum 2013 dan implementasi
pelaksanaan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI. Pendekatan penelitian
yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data penelitian ini dengan menggunakan observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Adapun teknik analisis data menggunakan teknik menurut pendapat Miles and
Hubermen, yaitu reduksi data, display data, dan verifikasi/kesimpulan. Data yang diperoleh dari
lapangan menunjukan bahwa RPP yang telah dibuat sudah sesuai berdasarkan sistematika
kurikulum 2013. Data hasil observasi juga menunjukan bahwa guru PAI telah melaksanakan
langkah-langkah saintifik dengan baik. Mereka menggunakan media untuk proses mengamati,
menggunakan teknik motivasi dan reward untuk menstimulasi siswa agar aktif bertanya dan
berkomunikasi, serta guru menggunakan teknik presentasi dan konsep student center saat
pembelajaran agar siswa aktif berbicara dan mengemukakan pendapat, sehingga diakhir
pembelajaran siswa dapat menyimpulkan sendiri pembelajaran pada pertemuan itu. Guru juga terus
membimbing dan melakukan penilaian terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Kata Kunci : Pendekatan Saintifik, Pembelajaran PAI, Langkah-Langkah Saintifik

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 68


Sulastri, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI

PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 menggunakan Apakah pendekatan ini akan sulit


pendekatan saintifik untuk proses diterapkan pada mata pelajaran PAI?
pembelajaran dengan aktivitas Ataukah pendekatan ini akan efektif
mengamati, menanya, mengolah, untuk pembelajaran PAI? Berawal dari
menyajikan, menyimpulkan, dan pertanyaan tersebut, peneliti sangat
mencipta. Aktivitas mengamati dan tertarik untuk mengobservasi tentang
bertanya dapat dilakukan di kelas, penerapan pendekatan ini pada mata
sekolah, atau di luar sekolah sehingga pelajaran PAI. Bagaimana cara guru yang
kegiatan belajar tidak hanya terjadi di sesungguhnya dalam menerapkan
dalam ruang kelas. Dalam pendekatan ini, kurikulum yang baru ini karena
setiap siswa harus terlibat dalam sebuah berdasarkan fakta di lapangan, ternyata
proses ilmiah yang pada umumnya masih banyak guru yang merasa kesulitan
melibatkan pengamatan atau observasi dalam implementasi kurikulum 2013 ini.
yang dibutuhkan untuk pengumpulan Sebagaimana tertulis pada sebuah artikel
data. yang berjudul Tiga Masalah Guru dalam
Pendekatan saintifik memang Implementasi Kurikulum 2013 yang
sangat identik dengan metode ilmiah. diambil dari news okezone.com, bahwa:
Misalnya, perolehan data, pengolahan “... masih banyak guru yang merasa
data, dan penyampaian informasi juga kesulitan menerapkan pendekatan
tersebut dalam mengajar. Pendapat
membutuhkan kerja sama. Aktivitas tersebut disampaikan oleh Staf Khusus
utama tersebut merupakan ciri dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
pembelajaran saintifik, menurut Dyer (Mendikbud) Bidang Pengawasan dan
yang dikutip oleh Ridwan Sani (2014 : Pengendalian Pembangunan (UKMP3),
53), keterampilan inovatif dalam Agnes Tuti Rumiati, dalam Dialog dan
Konsultasi Nasional terkait Kurikulum
pembelajaran saintifik meliputi, 2013. Dia menyebut, terdapat banyak hal
observasi, bertanya, melakukan yang belum dipahami tenaga pendidik
percobaan, asosiasi, dan membangun terkait kurikulum 2013.” (Puspitarini,
jaringan. Berdasarkan teori Dyer tersebut 2014)
(Sani, 2014, hal. 53), pendekatan saintifik
dapat dikembangkan dalam pembelajaran Masih dalam kutipan artikel
yang memiliki komponen proses tersebut, disebutkan juga bahwa masalah
pembelajaran antara lain: mengamati, pertama para guru dalam
menanya, mencoba/mengumpulkan mengimplementasikan kurikulum 2013
informasi, menalar/asosiasi, dan adalah proses penilaian yang dianggap
membentuk jejaring/melakukan rumit. Kedua, para guru masih kesulitan
komunikasi. menerapkan scientific approach dalam
Jika dilihat dari langkah-langkah kegiatan belajar mengajar. Kendala ketiga
pendekatan saintifik, sepertinya akan adalah guru masih merasa kesulitan
mudah jika pendekatan ini diterapkan dalam membuat siswa aktif dalam
dalam mata pelajaran sains karena di pembelajaran.
dalamnya memang merupakan langkah- Penelitian ini bertujuan untuk
langkah yang sering digunakan dalam mengetahui bagaimana penerapan yang
sains, seperti mengamati objek, mencari dilakukan oleh guru PAI di salah satu
informasi, menalar, mencoba, dan sekolah, dalam upayanya menerapkan
seterusnya. Namun, bagaimana pola pendekatan saintifik ini. Penelitian
penerapan pendekatan ini pada mata ini bukan untuk memberikan judgement
pelajaran pendidikan agama Islam (PAI)? baik atau buruk, tetapi untuk

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 69


Sulastri, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI

mendeskripsikan bagaimana guru sebuah pendekatan yang baru yang


tersebut mampu mengembangkan pola mungkin asing akan tetapi, langkah-
pendekatan saintifik dalam pembelajaran langkah di dalamnya tidaklah asing
PAI, sehingga dapat menjadi tambahan dalam sebuah pembelajaran, yaitu
referensi untuk setiap guru PAI dalam pendekatan saintifik. Dalam beberapa
menerapkan pendekatan saintifik pada referensi, banyak yang telah
pembelajaran di kelas. Berdasarkan mengungkapkan definisi tentang
pengalaman peneliti sendiri, pendekatan saintifik ini dan semua
mengimplementasikan pendekatan memang mengacu pada sebuah proses
saintifik khususnya dalam mata pelajaran pembelajaran yang ilmiah. M. Hosnan
PAI, memang tidak mudah ketika peneliti mengatakan bahwa :
melaksanakan Program Pengalaman
Lapangan (PPL). Melalui penelitian ini, Pendekatan saintifik adalah proses
diharapkan akan bermanfaat khususnya pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik aktif
bagi peneliti dan umumnya bagi para mengkonstruksi konsep, hukum atau
pembaca untuk lebih mendalami lagi prinsip melalui tahapan-tahapan
bagaimana implementasi pendekatan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
saintifik ini dengan baik. menemukan masalah), merumuskan
Di dalam penelitian ini, akan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan
dibahas mengenai lima langkah utama berbagai tekhnik, menganalisis data,
dalam pendekatan saintifik yang harus menarik kesimpulan dan
dilakukan oleh seorang guru dalam mengkomunikasikan konsep, hukum atau
pembelajaran. Berdasarkan beberapa prinsip yang “ditemukan” (Hosnan,
referensi yang peneliti dapatkan, ada 2014, hal. 34).
yang menyebutkan lima-delapan langkah Pendekatan saintifik berkaitan erat
pendekatan saintifik dalam pembelajaran. dengan metode saintifik. Metode
Tetapi, peneliti akan mengerucutkannya saintifik pada umumnya melibatkan
menjadi lima langkah utama yang akan kegiatan pengamatan atau observasi yang
diobservasi kepada beberapa guru di dibutuhkan untuk perumusan hipotesis
atau mengumpulkan data. Metode ilmiah
sekolah yang telah dipilih yaitu, SMP ini pada umumnya dilandasi dengan
Negeri 2 Bandung dan SMP Negeri 5 pemaparan data yang diperoleh melalui
kota Bandung. pengamatan atau percobaan. Oleh sebab
Berdasarkan uraian di atas, sangat itu, kegiatan percobaan dapat diganti
penting bagi seorang guru khususnya dengan kegiatan memperoleh informasi
dari berbagai sumber (Sani, 2014, hal.
guru PAI untuk lebih memahami kembali 50).
cara penerapan pendekatan saintifik pada
proses pembelajaran, sehingga tujuan dari Menurut Kuhlthau, Maniotes, dan
adanya pendekatan saintifik ini dapat Caspari (dalam Abidin, 2014, hal. 125),
terealisasi dengan baik dan benar. Oleh model pembelajaran proses saintifik
karena itu, penelitian ini akan meneliti merupakan model pembelajaran yang
tentang bagaimana cara guru PAI menuntut siswa beraktivitas sebagaimana
mengimplementasikan pendekatan seorang ahli sains. Dalam praktiknya
saintifik yang diangkat dalam judul siswa diharuskan melakukan serangkaian
Implementasi Pendekatan Saintifik dalam aktivitas selayaknya langkah-langkah
Pembelajaran PAI di SMPN 2 dan SMPN penerapan metode ilmiah. Serangkaian
5 Kota Bandung Tahun 2015. aktivitas dimaksud meliputi (1)
Sebagaimana yang telah merumuskan masalah, (2) mengajukan
disebutkan sebelumnya, bahwa hipotesis, (3) mengumpulkan data, (4)
kurikulum 2013 ini sangat identik dengan

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 70


Sulastri, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI

mengolah dan menganalisis data, dan (5) bentuk penelitian yang mendalam tentang
membuat kesimpulan. suatu aspek lingkungan sosial termasuk
manusia di dalamnya, dapat dilakukan
Barringer, et al. (dalam Abidin, pada seorang individu atau segolongan
2014, hal. 125), mengungkapkan bahwa orang (Nasution, 2009, hal. 27). Dalam
pembelajaran proses saintifik merupakan penelitian ini, studi kasus yang dilakukan
pembelajaran yang menuntut siswa akan memberi gambaran tentang keadaan
berpikir secara sistematis dan kritis dalam yang ada pada sebuah pembelajaran PAI.
upaya memecahkan masalah yang Hal ini terkait dengan bagaimana cara
penyelesaiannya tidak mudah dilihat. guru PAI mengimplementasikan pola
pendekatan saintifik dalam pembelajaran
Pendekatan saintifik dalam
PAI tersebut sehingga peneliti dapat
pembelajaran sangat erat kaitannya
memperoleh informasi secara lengkap
dengan tata cara melaksanakan sebuah
dan mendalam.
penelitian secara ilmiah. Sepintas terlihat
Berdasarkan pada pola desain
sulit ketika harus menerapkan langkah-
studi kasus yang digunakan dengan
langkah yang ada pada sebuah penelitian,
tujuan penelitian deskriptif serta
diterapkan pada sebuh proses
pendekatan yang telah dipilih yaitu
pembelajaran. Akan tetapi, dengan
pendekatan kualitatif maka penelitian ini
adanya pendekatan ini, para siswa akan
menggunakan metode penelitian
lebih kritis dalam memahami sebuah
deskriptif atau metode penelitian
konsep pembelajaran. Mereka tidak
deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif
hanya mendengarkan pengetahuan dari
adalah penelitian yang bermaksud untuk
gurunya, tetapi juga diharuskan untuk
membuat gambaran mengenai situasi-
mencari informasi atau data secara
situasi atau kejadian-kejadian dan
mandiri. Dengan harapan mereka akan
mengakumulasikan data dasar dalam cara
lebih paham tentang konsep yang telah
deskriptif (Suryabrata, 2012, hal. 76).
mereka temukan secara mandiri, bukan
Penelitian ini berlokasi di SMPN
sekedar diberikan oleh guru.
2 dan SMPN 5 kota Bandung. Adapun
Dengan adanya pendekatan alamat dari SMP Negeri 2 Bandung ini
saintifik pula, akan memberikan rasa berada di Jalan Sumatera No. 42, Kel.
ingin tahu yang tinggi terhadap siswa Merdeka, Kec. Sumur Bandung, Kota
untuk lebih menggali informasi. Hal ini Bandung, Jawa Barat. Sedangkan SMP
dikarenakan guru tidak memberikan Negeri 5 Bandung berlokasi di Jalan
konsep secara langsung melainkan hanya Sumatera No. 40, Kel. Merdeka, Kec.
memberi pengarahan saja dalam Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa
pembelajaran, sementara siswa yang akan Barat. Jarak antara kedua SMP ini
melaksanakan prosesnya. Dengan ini memang sangat dekat, sehingga peneliti
siswa akan berperan lebih aktif dalam memilih kedua SMP ini sebagai tempat
sebuah pembelajaran, dimana mereka penelitian karena lokasinya yang strategis
tidak hanya terpaku pada buku atau dan jarak kedua sekolah ini pun dekat.
berdiam diri mendengarkan guru Subjek penelitian dalam
mengajar. Pendekatan saintifik ini akan penelitian ini adalah pihak yang menjadi
sangat menstimulasi siswa untuk lebih sumber informasi bagi peneliti untuk
aktif dalam sebuah pembelajaran. memperoleh data secara menyeluruh,
sebagai narasumber dalam penelitian ini.
METODE Dalam penelitian ini, narasumber utama
Desain penelitian ini adalah adalah guru mata pelajaran PAI di SMP
desain studi kasus. Studi kasus adalah Negeri 2 dan SMP Negeri 5 kota

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 71


Sulastri, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI

Bandung. Peneliti akan melaksanakan W, Studi Dokumentasi: D. Koding untuk


penelitian pada dua orang guru PAI dari jenis narasumber/responden, Ibu Kuspah
setiap sekolahnya. : K, Ibu Elis: E, Bapak Aip: A, dan Bapak
Sebagaimana yang telah Ateng: At. Untuk koding urutan kegiatan
dijelaskan di atas, bahwa metode dengan penggunaan angka sesuai dengan
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, urutan kegiatan. Kategorisasi dalam
maka secara umum penelitian kualitatif penelitian ini adalah Rencana
paling sering menggunakan teknik Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): R dan
pengumpulan data berupa observasi, Pelaksanaan Pembelajaran: P.
wawancara, dan studi dokumentasi. Agar
sesuai dengan desain dan metode yang
digunakan maka penelitian ini juga HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan teknik pengumpulan data 1. Perencanaan Langkah-Langkah
berupa observasi, wawancara, dan studi
Pendekatan Saintifik pada RPP
dokumentasi.
Teknik yang digunakan untuk PAI Berdasarkan Kurikulum 2013
menganalisis data diperoleh dari hasil
wawancara, hasil observasi, dan hasil Umumnya pelaksanaan
dokumentasi yaitu dideskripsikan secara pembelajaran kurikulum 2013 terdiri dari
narasi sesuai dengan kenyataan yang tiga tahapan utama yaitu kegiatan
terjadi di lapangan. Adapun beberapa pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
langkah yang ditempuh dalam penutup. Kegiatan pendahuluan adalah
mengadakan kegiatan analisis data aktivitas untuk mengarahkan
peneliti menggunakan langkah-langkah pembelajaran dan memotivasi siswa
yang dikemukakan oleh Miles & untuk belajar. Kegiatan inti adalah
Huberman yang terdiri dari tiga tahapan, tahapan utama dalam belajar, dimana
yaitu reduksi data, display data, dan lima langkah utama pembelajaran
kesimpulan/verifikasi. saintifik harus muncul pada pemaparan
Pada setiap teks data penelitian, kegiatan inti tersebut yaitu mengamati,
peneliti memberi label yang terkait menanya, mencari informasi,
dengan kumpulan teks tersebut. mengkomunikasikan, dan menyimpulkan.
Kemudian kode-kode tersebut Semua langkah tersebut harus muncul
diklasifikasikan dan dianalisis lebih beserta aktivitas yang akan dikerjakan
lanjut. Adapun manfaat dari pengodean oleh siswa. Terakhir adalah kegiatan
ini adalah merinci, menyusun konsep, penutup yang merupakan aktivitas
dan membahas kembali semuanya pemantapan untuk penguasaan materi
(Gunawan, 2013, hal. 241). Dengan ajar yang dapat berupa rangkuman dan
dibuatnya pengodean ini, memudahkan arahan tindak lanjut yang harus
peneliti dalam menganalisis data yang dikerjakan untuk aplikasi pengetahuan
telah tersusun rapi. Menurut Richards yang telah diperoleh (Sani, 2014, hal.
yang dikutip oleh Sarosa, kode adalah 281).
mereduksi data menjadi simbol yang Pada prinsipnya, ketiga dokumen
mewakilinya (Sarosa, 2012, hal. 73). RPP yang dikaji telah memiliki isi dan
Miles & Huberman mendefinisikan kode bobot yang sama. Setiap RPP sudah
sebagai label yang diberikan sebagai unit memenuhi ketentuan langkah-langkah
pemberian makna atas informasi yang pembelajaran yang disusun berdasarkan
dikomplikasi dalam penelitian (Sarosa, sistematika RPP 2013. Adapun di dalam
2012, hal. 73). Adapun koding untuk RPP sudah mencakup kegiatan
sumber data, Observasi: O, Wawancara: pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Pada kegiatan inti sudah muncul

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 72


Sulastri, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI

kegiatan mengamati, menanya, mencari 3. Mengajukan pertanyaan tentang


informasi, mengkomunikasikan, dan pengertian iman kepada Nabī dan
menyimpulkan. Rasūl, perbedaan Nabī dan Rasūl
Kegiatan pendahuluan merupakan serta nama-nama Nabī dan Rasūl.
awal dari pembelajaran yang akan c. Mengeksperimen/Mengeksplorasi
dimulai. Setiap guru wajib melaksanakan 1. Menggali informasi dan data
setiap langkah yang ada pada poin tentang pengertian iman kepada
kegiatan pendahuluan. Pada umumnya di Nabī dan Rasūl, perbedaan Nabī
setiap RPP, melaksanakan langkah dan Rasūl serta nama-nama Nabī
kegiatan yang sama karena hal ini biasa dan Rasūl berbagai sumber.
dilakukan oleh guru sebelum mulai d. Asosiasi
pembelajaran. Menurut Ridwan Abdullah 1. Menganalisis informasi dan data
Sani (2014 : 281-282), dalam setiap tentang pengertian iman kepada
kegiatan pendahuluan, terdapat empat Nabī dan Rasūl, perbedaan Nabī
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh dan Rasūl serta nama-nama Nabī
guru, yaitu orientasi, apersepsi, motivasi, dan Rasūl
dan pemberian acuan. Selanjutnya adalah 2. Menyimpulkan informasi dan data
pembahasan kegiatan inti pada RPP tentang pengertian iman kepada
(DR.2) : Nabī dan Rasūl, perbedaan Nabī
dan Rasūl serta nama-nama Nabī
 Kegiatan Inti dan Rasūl
a. Mengamati e. Komunikasi.
1. Membaca dan mencermati teks 1. Memaparkan hasil temuan tentang
bacaan tentang materi pengertian informasi dan data tentang
iman kepada Nabī dan Rasūl, pengertian iman kepada Nabī dan
perbedaan Nabī dan Rasūl serta Rasūl, perbedaan Nabī dan Rasūl
nama-nama Nabī dan Rasūl. serta nama-nama Nabī dan Rasūl
2. Mengamati gambar atau tayangan
yang terkait dengan pengertian
iman kepada Nabī dan Rasūl,
perbedaan Nabī dan Rasūl serta
nama-nama Nabī dan Rasūl.
3. Menyimak dan membaca
penjelasan mengenai pengertian
iman kepada Nabī dan Rasūl,
perbedaan Nabī dan Rasūl serta
nama-nama Nabī dan Rasūl.
b. Menanya
1. Mengajukan pertanyaan hal-hal
tentang pengertian iman kepada
Nabī dan Rasūl, perbedaan Nabī
dan Rasūl serta nama-nama Nabī
dan Rasūl.
2. Menunjuk salah seorang siswa
secara acak untuk mengajukan
pertanyaan tentang pengertian iman
kepada Nabī dan Rasūl, perbedaan
Nabī dan Rasūl serta nama-nama
Nabī dan Rasūl.

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 73


Sulastri, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI

hasil analisis dan diskusi tentang materi


Kegiatan inti yang pertama dalam atau hasil temuan yang mereka dapat
langkah pembelajaran saintifik adalah selama proses pencarian informasi dan
mengamati. Banyak kegiatan yang dapat diskusi, kemudian dipresentasikan di depan
dilakukan guru untuk kelas.
mengimplementasikan proses mengamati Kegiatan penutup perlu dilakukan
ini. Cara yang digunakan guru menurut untuk memantapkan penguasaan
RPP ini adalah dengan membaca buku pengetahuan siswa dengan mengarahkan
bacaan materi, mengamati gambar atau siswa dalam menyimpulkan bersama-sama
tayangan tentang materi, dan menyimak materi pembelajaran. Agar siswa dapat
penjelasan guru. Hal ini dapat dilakukan menangkap poin penting yang harus
dengan bimbingan guru agar dapat berjalan diingat dan dihafal untuk pembelajaran
baik, untuk lebih jelas gambaran tentang selanjutnya. Kemudian guru melakukan
pelaksanaannya akan dijelaskan pada poin refleksi terhadap pembelajaran, biasanya
berikutnya di dalam pelaksanaan dilakukan dengan menemukan manfaat
pembelajaran. pembelajaran untuk kehidupan sehari-hari
Selanjutnya adalah kegiatan siswa, sehingga siswa dapat mengamalkan
menanya, dalam RPP ini dilaksanakan apa yang telah diajarkan. Dalam RPP
setelah kegiatan mengamati selesai. Guru tersebut terdapat pemberian reward pada
telah menjelaskan materi pada kegiatan kelompok terbaik, hal ini sangat bagus
mengamati dan siswa menyimak apa yang untuk dilakukan agar siswa semakin
guru paparkan, setelah itu dilanjutkan semangat dalam belajar dan terus
dengan sesi tanya-jawab antara guru dan termotivasi untuk selalu berprestasi.
siswa, siswa diberi kesempatan untuk Selanjutnya, guru harus menginformasikan
bertanya tentang materi yang baru saja materi yang akan dibahas pada pertemuan
dijelaskan. Setiap siswa dipersilahkan mendatang, agar siswa dapat
mengajukan pertanyaan tentang materi mempersiapkan materi sebelum
yang belum dipahami. Kegiatan pembelajaran. Tentu harus ada pemberian
dilanjutkan dengan proses ketiga yaitu tugas dan tindak lanjut, agar siswa
mencari data dan informasi tentang materi senantiasa kembali mempelajari apa yang
ajar dari berbagai sumber. Guru biasanya telah disampaikan di dalam kelas. Untuk
mengizinkan siswa untuk mengakses menutup pembelajaran, guru membimbing
internet guna mencari informasi yang lebih siswa bersama-sama berdoa setelah belajar,
dalam sehingga tidak terpaku pada buku agar menjadi pembiasaan bagi siswa untuk
paket yang ada. selalu berdoa setelah mengerjakan sesuatu.
Langkah keempat yaitu kegiatan Langkah pembelajaran saintifik
mengasosiasi. Dalam hal ini, siswa sudah terdapat juga pada RPP yang lain di
berdiskusi dengan teman kelompoknya setiap pertemuannya. Hal yang
untuk menganalisis informasi yang di dapat membedakan hanya materi ajar yang
tentang materi dan langsung dibawakan pada setiap pertemuan pasti
menyimpulkan sendiri poin-poin penting berbeda sehingga langkah-langkah saintifik
yang terdapat pada materi tersebut. yang ada disesuaikan kegiatannya dengan
Langkah terakhir adalah materi pembahasan. Pada prinsipnya
mengkomunikasikan, kegiatan ini biasanya langkah-langkah pembelajaran ini memiliki
dilakukan dengan presentasi kelompok. inti yang sama yaitu mengamati, menanya,
Setiap kelompok harus mempresentasikan

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 74


Sulastri, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI

mencari informasi, menyimpulkan, dan 2. Pelaksanaan Langkah-Langkah


mengkomunikasikan. Pendekatan Saintifik pada
Komponen terakhir RPP dalam Pembelajaran PAI
kurikulum 2013 adalah penilaian hasil a. Langkah guru menstimulasi
pembelajaran. Pada bagian ini harus siswa terhadap konsep yang
dituliskan secara jelas diajarkan
jenis/ragam/prosedur/bentuk penilaian
yang akan digunakan untuk mengukur Pada kegiatan ini, sebuah objek
ketercapaian tujuan pembelajaran. Selain harus ada untuk dijadikan sebagai bahan
itu, harus dituliskan juga instrumen pengamatan siswa. Oleh karena itu, guru
penilaian dan kunci jawaban atau pedoman senantiasa harus memfasilitasi siswa untuk
penilaian yang akan digunakan. Penilaian pengamatan ini. Guru menyiapkan objek
harus mencakup tiga ranah, yaitu sikap, pengamatan atau benda yang akan diamati
keterampilan, dan pengetahuan (Abidin, dalam pembelajaran sesuai dengan materi
2014, hal. 303-304). ajar. Kreativitas guru dalam memfasilitasi
Narasumber mengatakan bahwa objek pengamatan untuk siswa sangat
pada penilaian pembelajaran juga terdapat ditekankan, agar dapat menarik atau
penilaian proses dan penilaian hasil. menstimulasi siswa dalam belajar, terutama
Penilaian proses biasanya dilakukan pada mengembangkan pemikirannya tentang
saat pembelajaran berlangsung, misalnya konsep yang akan diajarkan. Banyak sekali
keaktifan di dalam kelas sedangkan objek yang dapat digunakan guru seperti
penilaian hasil dilaksanakan setelah buku, artikel, gambar, video, benda asli,
pembelajaran, misalnya evaluasi lingkungan, dll. Objek ini dapat
pembelajaran dalam bentuk tertulis, lisan, disesuaikan dengan materi yang sedang
maupun praktik. dibahas dan kegiatan atau tugas siswa
Beberapa guru dalam wawancara adalah membaca, menyimak, melihat,
mengatakan bahwa rangkaian penilaian mendengar, dan kegiatan lainnya.
proses pembelajaran ini sangat rumit. Hal ini terjadi pada pelaksanaan
Mereka mengeluhkan banyaknya format proses pembelajaran yang peneliti amati di
penilaian yang harus diisi oleh guru untuk dua sekolah yang menjadi tempat
setiap anaknya, sedangkan guru tidak penelitian. Secara keseluruhan, proses
hanya mengajar satu kelas, tetapi banyak pembelajaran yang dilakukan oleh para
kelas dan setiap siswa harus memiliki narasumber telah mencakup kegiatan
format/jurnalnya masing-masing. Hal ini mengamati objek dengan baik.Dari hasil
yang dirasa rumit dan tidak sederhana. observasi peneliti, kegiatan mengamati
Menurut pendapat narasumber, seharusnya yang dilakukan guru selama proses
format penilaian ini dapat lebih pembelajaran yang muncul adalah :
disederhanakan lagi. Namun walaupun  Melihat tayangan video
begitu, guru selalu melaksanakan diskusi  Menyimak presentasi kelompok
dengan guru lainnya untuk sharing tentang atau penjelasan guru
cara penilaian pembelajaran yang baik dan  Mengamati power point materi
benar, agar dapat lebih mahir lagi dalam  Melihat atau mengamati gambar
menangani masalah penilaian ini.  Membaca buku

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 75


Sulastri, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI

Cara-cara tersebut sesuai dengan kesempatan secara luas kepada siswa untuk
kegiatan mengamati pada pembelajaran bertanya mengenai apa yang sudah dilihat,
saintifik. Melalui penayangan video, guru disimak, dibaca, ketika proses mengamati
menstimulasi siswa agar mereka mampu dilakukan (Hosnan, 2014, hal. 49).
membuat persepsi awal terhadap konsep Sebagaimana pendapat di atas, narasumber
yang akan diajarkan. Sebelum guru melakukan hal-hal yang sama. Berdasarkan
menjelaskan materi, siswa akan mencoba hasil selama observasi peneliti mengikuti
menanggapi seputar tayangan video pembelajaran, ada beberapa langkah guru
tersebut atau bertanya tentang video dalam menstimulasi siswa untuk bertanya
tersebut. Dengan begitu, siswa akan yang muncul ketika pembelajaran
mampu membangun konsep awal materi berlangsung yaitu:
dan menambah rasa ingin tahu tentang  Tanya-jawab setelah presentasi
materi. Demikian juga dengan melihat atau selesai dilakukan antara siswa
mengamati gambar, kegiatan ini dengan siswa atau per kelompok
diharapkan membuat siswa menjadi ingin siswa
tahu lebih tentang hubungan antara gambar  Siswa bertanya kepada guru saat
yang diamati dan materi yang akan pembelajaran berlangsung (pada
dipelajari. Tujuannya agar siswa belajar proses mengamati dan pemaparan
menanggapi gambar yang nampak dan materi dari guru)
hubungannya dengan materi, atau siswa  Menstimulasi siswa untuk
dapat mengajukan berbagai pertanyaan bertanya dengan reward
tentang gambar, ini menunjukan rasa ingin
tahu siswa tinggi. Guru memfasilitasi siswa agar
Media lain yang dapat digunakan mereka bebas bertanya melalui presentasi.
guru untuk menstimulasi siswa adalah peta Dengan presentasi ini, siswa lebih dulu
konsep, power point, atau buku ajar siswa. menjelaskan materi.Kemudianguru
Guru dapat menyiapkan media tersebut membuka sesi tanya jawab bagi siswa lain
untuk proses mengamati, sebagaimana yang menyimak untuk bertanya dan siswa
yang dilakukan narasumber dengan yang berpresentasi menjawabnya sehingga
menggunakan media power point (OPA.2). siswa dapat bertanya apapun tentang materi
Jika media ini dibuat oleh guru untuk yang belum dipahaminya dan teman yang
kegiatan mengamati maka tugas siswa lain dapat membantu mencari jawabannya.
adalah menyimak penjelasan guru dan Keaktifan inilah yang diharapkan,
mengamati power point. pertanyaan dari siswa dan dijawab oleh
siswa. Sebuah pembelajaran bagi mereka
b. Langkah guru menstimulasi agar dapat menemukan jawaban sendiri
siswa untuk bertanya tentang dari setiap pertanyaan yang diajukan dan
konsep yang diajarkan tanya-jawab tidak berjalan satu arah,
tetapimelibatkan semua siswa. Tugas guru
Kegiatan guru dalam hal ini adalah adalah menilai proses tanya-jawab, menilai
mendorong, membimbing, dan menilai penanya, dan mengapresiasi penjawab.
kemampuan berpikir siswa, mengarahkan Sejauh yang diamati peneliti, guru lebih
perhatian siswa pada aspek yang belum sering diam, memperhatikan, dan menilai
diketahuinya, membimbing siswa agar siswa ketika proses ini berlangsung.
dapat mengajukan pertanyaan tentang hasil Sementara siswa sangat aktif dan antusias
pengamatan objek, atau membuka

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 76


Sulastri, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI

dalam tanya jawab ini, bahkan tidak jarang proses mengamati. Selama siswa
terjadi debat dan kegaduhan dalam mengamati objek, dari sana mereka juga
jalannya kegiatan. akan memperoleh informasi, misalnya guru
Selain itu, guru juga memotivasi menugaskan siswa untuk membaca buku
siswa untuk bertanya ketika proses teks dan menggali informasi tentang
mengamati berlangsung atau ketika guru materi, ini artinya bahwa ketika siswa
sedang menjelaskan. Dalam setiap proses membaca buku, dengan otomatis mereka
mengamati, guru memberi kesempatan akan mendapatkan informasi.
pada siswa untuk bertanya tentang objek Sementara guru dapat kegiatan
atau hal lain yang sedang diamati dan sebagai berikut (Hosnan, 2014, hal. 57):
belum dipahami. Dengan demikian, guru  Guru harus membuat siswa aktif
dapat menjelaskan jawabannya. Guru juga terlibat dalam kegiatan mengamati,
memberi kesempatan pada siswa yang dengan membangun suasana belajar
ingin bertanya ditengah pemaparan materi. yang semangat dan menyenangkan
Hal ini terjadi hanya satu arah, antara siswa  Guru harus menampung semua
dengan guru atau guru dengan siswa. pendapat siswa dan
Beberapa guru menstimulasi siswa dengan membimbingnya untuk
sistem reward, biasanya siswa akan lebih memperbaiki yang kurang tepat
antusias apabila dimotivasi dengan reward, tanpa membuat patah semangat
seperti nilai atau hal lainnya.  Mengoreksi setelah siswa selesai
mengungkapkan pendapatnya dan
c. Langkah guru memfasilitasi jangan memotong ketika siswa
siswa dalam mengumpulkan sedang berbicara
berbagai informasi terkait  Memfasilitasi siswa dengan sumber
konsep yang diajarkan data dan informasi agar ia dapat
mencari secara mandiri
Langkah ketiga pembelajaran
saintifik adalah mengumpulkan informasi. Berdasarkan hasil observasi,
Proses ini dilakukan dengan menggali dan narasumber telah memfasilitasi siswa untuk
mengumpulkan informasi dari berbagai mencari data dan informasi secara mandiri
sumber. Kegiatan yang dilakukan siswa bersamaam dengan proses pengamatan
adalah membaca buku, memperhatikan melalui buku dan internet. Sebagian besar
fenomena atau objek, mencari cara yang dilakukan guru adalah
data/informasi dari internet, atau menugaskan siswa mencari informasi
melakukan eksperimen (Hosnan, 2014, hal. tentang materi pada buku paket dan
57). Sebagaimana dijelaskan dalam internet secara berkelompok. Guru
Permendikbud No. 81a Tahun 2013 yang memberi subtema materi yang berbeda
dikutip oleh M. Hosnan (2014: 57) pada setiap kelompoknya, kemudian ketika
mencantumkan bahwa aktivitas mereka ditugaskan untuk mengamati buku
mengumpulkan informasi dilakukan bacaan dan membacanya, pada saat itu pula
melalui eksperimen, membaca sumber lain proses pencarian informasi berlangsung.
selain buku teks, mengamati Informasi dan data yang telah diperoleh
objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan dapat dibuat dalam beberapa cara,
narasumber, dan sebagainya. Kegiatan diantaranya dirangkum dengan menuliskan
mengumpulkan data dan informasi ini poin-poin penting materi, dibuat dalam
dapat dilakukan secara bersamaan dengan

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 77


Sulastri, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI

bentuk power point untuk dipresentasikan, mereka tampil berani bicara serta terampil
dibuat dalam bentuk makalah, atau dibuat dalam berkomunikasi. Hal ini sesuai
dalam bentuk peta konsep. dengan kompetensi yang diharapkan pada
proses ini yaitu mengembangkan
d. Langkah guru membimbing keberanian, toleransi, berpikir sistematis,
siswa untuk membangun mengungkapkan pendapat dengan singkat
argumentasi dari konsep yang dan jelas, serta dapat mengembangkan
diajarkan kemampuan berbahasa yang baik dan
benar. Jadi, kegiatan presentasi dalam
Langkah keempat adalah kegiatan setiap pembelajaran merupakan langkah
mengkomunikasikan. Menurut M. Hosnan rutin yang dilakukan guru untuk
(2014: 76) kegiatan ini dapat dilakukan membimbing siswa dalam membangun
dengan cara menuliskan atau menceritakan keberanian berargumentasi.
apa yang ditemukan dalam kegiatan Seluruh kegiatan observasi yang
mencari informasi, mengasosiasikan dan dilakukan peneliti dalam pembelajaran
menemukan pola. Hasil tersebut PAI, mengimplementasikan proses
disampaikan di depan kelas dan dinilai oleh mengkomunikasikan ini dengan cara
guru sebagai hasil belajar siswa atau presentasi. Seperti pada saat materi
kelompok siswa. Masih dalam pendapat pembelajaran “Pertumbuhan Ilmu
dan sumber yang sama, berikut beberapa Pengetahuan pada Masa Abbasiyyaħ”,
kegiatan yang dapat dilakukan dalam setiap kelompok mempresentasikan hasil
proses mengkomunikasikan : temuannya melalui media power point
1) Siswa membacakan hasil kerja dengan mencantumkan poin penting yang
mereka di depan kelas akan dibahas. Mereka menampilkan
2) Setiap kelompok mendengarkan gambar-gambar tokoh pada masa
dengan baik presentasi yang Abbasiyyaħ untuk mendukung penjelasan
dibawakan kelompok lain materi atau menampilkan peta wilayah
3) Setiap anggota kelompok bergiliran kekuasaan Abbasiyyaħ dan struktur
membacakan hasil kerja kepemerintahannya. Siswa sudah tampil
kelompoknya kreatif dengan adanya media dan objek
4) Guru mengarahkan dan memastikan yang dimanfaatkan sebagai pendukung
kegiatan ini berjalan dengan baik presentasinya.
5) Semua siswa harus terlibat aktif Selain itu, guru menstimulasi
dalam kegiatan kekreatifan siswa dengan menugaskan
mengkomunikasikan ini mereka membuat peta konsep pada materi
sejarah sehingga mereka tidak hanya
Berdasarkan hasil observasi dan membaca atau bercerita. Namun juga
wawancara, setiap kegiatan untuk menghasilkan kreasi berupa peta konsep
mengimplementasikan proses keempat ini yang beragam sesuai dengan submateri
adalah dengan cara presentasi kelompok yang ditugaskan pada setiap kelompok.
atau individual. Presentasi adalah cara yang Langkah ini mendorong siswa untuk lebih
utama dan paling sering dilakukan oleh berkreasi, sementara guru menilai kerja
guru ketika proses mengkomunikasikan sama yang dilakukan kelompok selama
berlangsung. Melalui presentasi siswa, proses pembuatan peta konsep tersebut.
guru dapat melihat kemampuan berbicara Biasanya guru membawa jurnal penilaian
siswa di depan umum dan membelajarkan siswa untuk diisi sebagai nilai proses

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 78


Sulastri, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI

pembelajaran siswa. Setelah peta konsep selesai membuat hasil diskusi, pada saat itu
selesai, setiap kelompok juga mereka menyimpulkan data hasil
mempresentasikannya sesuai dengan apa temuan tersebut sebelum dipresentasikan.
yang ada di dalam peta konsep. Dalam Hasil temuan dapat dapat diartikan juga
setiap presentasi, guru selalu mendorong sebagai simpulan yang dibuat oleh siswa
siswa agar berbicara secara bergantian dan selanjutnya menjadi pengetahuan yang
sehingga tidak hanya satu atau beberapa benar-benar dikontruksi oleh siswa sendiri
orang saja yang berbicara menyampaikan (Abidin, 2014, hal. 143).
materi, tetap semua anggota kelompok Kegiatan ini dapat juga dilakukan
harus dapat bagian dalam penyampaiannya. pada saat kegiatan penutup. Artinya setelah
Narasumber pun berpendapat sama bahwa kegiatan inti selesai, guru bersama-sama
harus ada pembagian tugas dalam dengan siswa menyimpulkan materi yang
presentasi, agar rasa percaya diri dan telah disampaikan pada pertemuan itu.
keberanian siswa lebih terasah. Biasanya, guru bertanya tentang poin inti
materi dan siswa menjawabnya. Redaksi
e. Langkah guru membimbing yang digunakan seperti “Ada berapa syarat
siswa untuk menyimpulkan sah ṣalat Jum’aħ dan sebutkan?” kemudian
konsep yang diajarkan siswa menjawabnya. Dalam proses
menyimpulkan ini, guru juga memberi
Langkah terakhir dari pembelajaran tambahan informasi materi dan penguatan.
saintifik adalah kegiatan menyimpulkan. Penguatan materi berarti guru
Kemampuan menyimpulkan merupakan menyebutkan kembali dengan tegas poin
kemampuan membuat intisari atau seluruh inti materi yang harus diingat dan dihafal
proses kegiatan pembelajaran yang telah siswa, juga memberi penjelasan tambahan
dilaksanakan. Simpulan biasanya harus tentang apa yang belum dibahas siswa pada
menjawab poin-poin inti materi yang telah saat presentasi.
dipelajari pada pertemuan itu (Abidin, Pada saat kegiatan menyimpulkan,
2014, hal. 140). Dalam menyimpulkan guru dapat sekaligus memberi penjelasan
materi pembelajaran, biasanya ada yang tentang materi tambahan yang penting
disampaikan pada saat akhir kegiatan inti untuk dibahas. Dengan teknik ceramah,
atau pada saat kegiatan penutup. Kegiatan guru menjelaskan materi secara satu arah
ini dapat dilakukan oleh siswa secara pada siswa. Sementara siswa menyimak
mandiri, guru, atau bersama-sama antara atau menulis rangkuman dari apa yang
guru dan siswa. dijelaskan guru. Pada saat itulah guru
Berdasarkan observasi menyampaikan kesimpulan pembelajaran.
pembelajaran, narasumber melakukan hal Beberapa cara tersebut dilakukan oleh
yang sama pada saat pembelajaran. narasumber dalam mengaplikasikan
Beberapa narasumber menugaskan siswa kegiatan terakhir ini.
untuk menyimpulkan sendiri apa yang Keterampilan menyimpulkan akan
telah mereka diskusikan dan muncul jika siswa dapat fokus pada materi
menyampaikan simpulannya pada saat yang disampaikan selama pembelajaran
presentasi (OPA.1, WA.1). Beberapa berlangsung. Maka guru harus selalu
pendapat mengatakan bahwa proses memperhatikan setiap siswanya agar
menyimpulkan dilakukan bersamaan mereka tetap fokus selama pembelajaran,
dengan proses mengasosiasi atau dan diakhir pembelajaran guru harus
menganalisis data sehingga ketika siswa mengecek pemahaman siswa dengan cara

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 79


Sulastri, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI

menyimpulkan materi pembahasan pada pendekatan saintifik di SMPN 2 dan SMPN


saat itu. Baik secara individu ataupun 5 kota Bandung pada proses pembelajaran
kelompok, dengan demikian akan terlihat menunjukan bahwa tidak semua guru
siswa mana yang telah paham dan tidak. masih kebingungan dalam ruang kurikulum
Pencatatan dalam proses menyimpulkan 2013 ini. Dengan adanya beberapa sekolah
juga sangat penting, karena siswa sewaktu- yang masih menggunakan kurikulum 2013,
waktu dapat lupa dan catatan itulah yang menandakan bahwa sebenarnya guru-guru
akan mengingatkannya kembali. mampu melaksanakan kurikulum 2013,
sehingga pemerintah tidak harus
KESIMPULAN mengembalikan ke KTSP. Adapun dalam
pelaksanannya pasti terdapat kesulitan-
Hasil penelitian menunjukan bahwa kesulitan, tetapi sejauh ini para guru dapat
guru PAI mengimplementasikan mengatasinya dengan cara bermusyawarah
pendekatan saintifik pada proses dalam MGMP PAI atau lebih banyak
pembelajaran menggunakan konsep student sharing dengan rekan guru lain yang lebih
center artinya guru hanya membimbing, tahu.
menilai dan mengawasi, sementara siswa
harus aktif selama pembelajaran
berlangsung. Media adalah alat yang
digunakan untuk mengimplementasikan
proses mengamati, melalui pengamatan
terhadap media akan menstimulasi siswa
untuk bertanya dan berargumentasi
berdasarkan pengamatannya. Guru
memfasilitasi siswa untuk mencari
berbagai data dan informasi terkait materi
dan seputar pertanyaannya, sehingga tidak
hanya guru yang dapat menjawab, tapi
siswa juga mampu mencari tahu sendiri
informasinya melalui buku atau internet.
Setelah data di dapat, siswa berdiskusi dan
mengasosiasi secara berkelompok untuk
menganalisis data, kemudian data hasil
diskusi dipresentasikan dan disimpulkan.
Upaya guru untuk dalam
mengimplementasikan pendekatan saintifik
ini dapat dilihat dari bagaimana cara
menyusun perencanaan pembelajaran
(RPP) dan bagaimana melaksanakan
pembelajaran saintifik proses.
Implikasinya bahwa pembelajaran
saintifik ini sudah bisa dijalankan oleh guru
PAI di SMPN 2 dan SMPN 5 kota
Bandung. Guru telah berupaya untuk
mengimplementasikan pembelajaran
saintifik dengan baik. Terlaksananya

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 80


Sulastri, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2014). Desain Sistem


Pembelajaran dalam Konteks
Kurikulum 2013. Bandung: Refika
Aditama.
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik
dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Bogor : Ghalia Indonesia.
Nasution, S. (2009). Metode Research.
Jakarta: Bumi Aksara.
Puspitarini, M. (2014, 10 16). Tiga
Masalah Guru dalam Implementasi
Kurikulum 2013. Dipetik 01 13, 2015,
dari www.okezone.com:
m.okezone.com/read/2014/10/16/65/1
052959/tiga-masalah-guru-dalam-
implementasi-kurikulum-2013
Sani, R. A. (2014). Pembelajaran Saintifik
untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sarosa, S. (2012). Penelitian Kualitatif :
Dasar-Dasar. Jakarta: PT Indeks.
Suryabrata, S. (2012). Metodologi
Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 81

Anda mungkin juga menyukai