Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Ilmu Ushul Fiqih merupakan salah satu intsrumen penting yang harus dipenuhi oleh siapapun yang ingin melakukan mekanisme ijtihad dan istinbath hukum dalam Islam. Itulah sebabnya dalam pembahasan kriteria seorang mujtahid, penguasaan akan ilmu ini dimasukkan sebagai salah satu syarat mutlaknya untuk menjaga agar proses ijtihad dan istinbath tetap berada pada koridor yang semestinya. Meskipun demikian, ada satu fakta yang tidak dapat dipungkiri bahwa penguasaan Ushul Fiqih tidaklah serta merta menjamin kesatuan hasil ijtihad dan istinbath para mujtahid. Disamping faktor eksternal Ushul Fiqih itu sendiri, seperti penentuan keshahihan suatu hadits misalnya, internal Ushul Fiqih sendiri pada sebagian masalahnya mengalami perdebatan (ikhtilaf) di kalangan para Ushuliyyin. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah al-Adillah (sebagian ahli Ushul menyebutnya al-Ushul al-Mukhtalaf fiha, atau !Dalil"dalil yang diperselisihkan penggunaannya# dalam penggalian dan penyimpulan hukum. Mashadirul $hkam (sumber"sumber hukum% ada yang disepakati ada yang tidak. &elasnya, ada Mashadir $shliyah (sumber pokok% yaitu $l"'ur(an dan )unnah *asul"+ya dan ada Mashadir ,habi(iyah (sumber yang dipautkan kepada sumber"sumber pokok% yang disepakati oleh jumhur fuqaha yaitu ijma dan qiyas. $dapula yang di ikhtilafi oleh tokoh"tokoh ahli ijtihad sendiri yaitu Istihsan, istishab, Maslahah mursalah, Urf, Saddudzariah , dan madzhab sahabi. Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat Istihsan, Istishab, dan maslahah mursalah yang men-akup pengertian, ma-am"ma-amnya, kehujjahannya, kaidah"kaidahnya, dan -ontoh"-ontoh produk hukumnya. 1.2 Rumusan Masalah .. $pa yang dimaksud dengan al"Istihsan/

0. $pa yang dimaksud dengan al"Maslahah al"Mursalah/ 1. $pa yag dimaksud dengan al"Istishab/ 1.3 Tujuan .. Mengetahui yang dimaksud dengan al"Istihsan 0. Mengetahui yang dimaksud dengan al"Maslahah al"Mursalah 1. Mengetahui yang dimaksud dengan al"Istishab

BAB II PEMBAHA AN 2.1 al!Ist"hsan A. Pengert"an al!Ist"hsan Istihsan se-ara harfiyah diartikan meminta berbuat kebaikan, yakni menghitung"hitung sesuatu dan menganggapnya kebaikan.. Istihsan menurut bahasa adalah :;<= 56789 2 3 4 (menganggap baik sesuatu%. 0 Istihsan se-ara istilah ulama ushul fiqh adalah sebagai berikut .. Menurut $l >ha?ali, istihsan adalah semua hal yang dianggap baik oleh mujtahid menurut akalnya. 0. Menurut $l Muwafiq Ibnu 'udamah $l @ambali, istihsan adalah suatu keadilah terhadap hokum dan pandangannya karena adanya dalil tertentu dari $l 'ur(an dan $s )unnah. 1. Menurut $bu Ishaq $sy )yaitibi dalam mad?hab $l Maliki, istihsan adalah pengambilan sesuatu kemaslahatan yang bersifat ju?(I dalam menanggapi dalil yang bersifat global. A. Menurut $l @asan $l Burkhi $l @anafi, istihsan adalah perbuatan adil terhadap suatu permasalahan hokum dengan memandang hokum yang lain, karena adanya suatu yang lebih kuat yang membutuhkan keadilan. C. Menurut Muhammad $bu Darhah difinisi yang lebih baik adalah menurut @asan $l Burkhi di atas.
. 0

Erof. Dr. *a-hmat )yafi(I, M.$. Ilmu Ushul Fiqh. (Fandung 0GGH%, Eustaka )etia, hlm .... Erof. Dr. $bdul Iahhab Bhalaf, Ilmu Ushul Fiqh. (&akarta 0G.G% Dar $l"Butub $l"Islamiyah, hlm H0.

6. )ebagian ulama lainnya mengatakan bahwa istihsan adalah perbuatan adil

dalam hokum yang menggunakan dalil adat untuk kemaslahatan manusia, dan lain"lain.1 Dalam bukunya Ilmu Ushul Fiqh, Erof. Dr. $bdullah Iahhab Ballaf menjelaskan pengertian istihsan menurut pandangan ulama ushul. Istihsan adalah berpindahnya seorang mujtahid dari tuntutan qiyas jali (qiyas nyata% kepada qiyas khafi. $tau dari hukum kulli (umum% kepada penge-ualian, karena ada dalil yang menyebabkan dia men-ela akalnya, dan memenangkan bagiannya perpindahan ini. &adi apabila terjadi suatu kejadian dan tidak terdapat nash mengenai hukumnya, maka untuk membi-arakan hal itu ada dua segi yang bertentangan, yaitu a. )egi nyata yang menghendaki suatu hokum. b. )egi tersembunyi yang menghendaki hokum lain. Dan pada mujtahid sendiri sudah terdapat dalil yang memenangkan segi pandangan se-ara tersembunyi, maka perpindahan dari segi pandangan yang nyata inilah yang menurut syara( disebut istihsan. Demikian juga apabila hokum itu kulli dan pada diri mujtahid sudah terdapat dalil yang menghendaki penge-ualian juziyah (bagian% dari hukum kulli ini, dan memberi ketetapan kepada juziyah dengan hukum lain maka menurut syara( ini juga disebut istihsan.A B. ejarah "st"hsan Eada periode awal, Ray mun-ul dalam bentuk lain yang dikenal sebagai istishan. Ia merupakan metide yang unik dari penggunaan pendapat pribadi dengan mengesampingkan analogi yang ketat dan lahiriyah demi kepentingan, persamaan, dan keadilan umum. Istihsan bukanlah suatu pendapat sekehendak hati dan sembarangan saja, tetapi adalah suatu -ara untuk mengembil keputusan yang tepat menurut keadaan. C Istilah ini sering ditemui pada para ahli hukum Iraq dalam penalaran mereka.
1 A

Erof. Dr. *a-hmat )yafi(I, M.$ !"it. @lm ..."..0. Erof. Dr. $bdul Iahhab Bhalaf. !"it. @lm .0G. C $hmad @asan, #intu Ijtihad S$b$lum %$rtutu!. (Fandung .JKA%, Eustaka. @lm .1L.

Eenyimpangan dari qiyas dan bertindak sesuai dengan situasi yang ada bukanlah suatu metode yang aneh bagi ahli"ahli hokum Iraq. ,indakan ijtihad Umar bin Bhatab, misalnya penghentian tindakan potong tangan kepada pen-uri pada masa kelaparan, menyatakan pernyataan thalaq tiga kali sebagai thalaq rangkap tiga, larangan penjualan budak perempuan yang melahirkan anak majikannya, sesungguhnya yang semua di sebut itu tergolong dalam istihsan. Istilah ini belum digunakan sampai orang"orang Iraq menyatakannya, tetapi prinsip dan konsepnya sudah ada. Beadaan dimana Umar mengambil keputusan ini membutuhkan suatu penyimpangan dari satu aturan yang sudah mapan atas dasar kepentingan umum atau keadilan ataupun karena alasan"alasan lainnya yang serupa.L Mrang yang pertama kali memperkenalkan istilah ini diperselisihkan oleh para ahli. >old?iher berpendapat bahwa $bu @anifah adalah ahli hokum pertama yang menggunakan istilah ini. )edangkan menurut Erof. )-ha-ht, konsep dan metode serupa dengan istihsan sudah didapati sebelum $bu @anifah, dan ia telah memberikan bukti"bukti yang berkaitan untuk memperlihatkan hal ini. Erof. )-ha-ht berpendapat bahwa istilah itu sendiri pertama kali dikenalkan oleh $bu Nusuf. Barena karya"karya $bu @anifah sendiri mengenai fiqh tidak dapat diperoleh, sangatlah sulit untuk mengomentari hal ini. Fagaimanapun $l )yaybani mengaitkan istihsan dengan sejumlah kasus kepada $bu @anifah. Barena itu nampaknya bias diper-aya bahwa $bu @anifah merupakan orang pertama yang menggunakan istilah ini. Barena itu, kita menduga bahwa $bu Nusuf mengambil istilah itu dari $bu @anifah.H #. Ma$am ma$am "st"hsan Istihsan dibagi menjadi dua ma-am. @al ini berdasarkan difinisi istihsan menurut syara( sebagai mana yang dikemukakan oleh Erof. Dr. $bdul Iahhab BhalafK yaitu Eertama Bedua
L H

Memenangkan 'iyas Bhafi atas 'iyas &ali dengan dalil. Menge-ualikan ju?(iyah dari hukum kulli dengan dalil.

Ibid, hlm .1L".1H. Ibid., hlm .1H. K Erof. Dr. $bdul Iahhab Bhalaf. !"it. @lm .0..

Diantara -ontoh dari ma-am pertama adalah +ash para Fuqoha @anafiyah bahwa seorang yang mewakafkan hartanya (al" waqif%, apabila telah mewakafkan sebidang tanah pertanian, maka masuklah hak pengairan, minum, jalan, dalam waqaf tersebut, dengan sangsi ringan tanpa menyebutkannya, berdasarkan istihsan. Menurut 'iyas, semua itu tidak mendapat perhitungan ke-uali bila terdapat nash atas semua itu. )eperti jual"beli. )edangkan jalan istihsan yaitu bahwa yang dimaksud dengan wakaf ialah memanfaatkan harta yang diwakafkan kepada mereka, dan tidaklah bias dikatakan mengambil manfaat tanah pertanian itu, ke-uali dengan minum, pengairan dan jalan, maka termasuklah semua itu dalam waqaf sekalipun tanpa menyebutkannya. Barena hal yang dimaksud itu tidak akan dapat terwujud, ke-uali dengan semua itu seperti halnya sewa"menyewa. &adi 'iyas yang nyata, yaitu menyesuaikan waqaf dalam soal ini dengan jual" beli, karena masing"masing itu mengeluarkan hak milik dari pemiliknya. )edangkan 'iyas ,ersembunyi adalah menyesuaikan waqaf dalam soal ini dengan sewa"menyewa, karena dari masing"masing itu yang dimaksudkan adalah mengambil manfaat. &adi seperti termasuk pengairan, minum, dan jalan dalam menyewakan tanah lumpur, dengan tanpa menyebutkan semua itu, adalah berarti termasuk dalam wakaf tanah lumpur sekalipun tanpa menyebutkannya. Diantara -ontoh yang kedua adalah )yari( telah melarang menjual atau mengadakan perjanjian kontrak (aqad% barang yang tiada di tempat akad, tetapi dengan jalan istihsan ia memperkenankan akad pemesanan akad sewa, akad mu?aro(ah (menyerahkan sebidang tanah kepada seseorang untuk ditanami dengan upah sebagian dari hasil biji atau benih%, akad pengairan dan akad minta pekerjaan. )emua itu adalah aqad (kontrak%. )edangkan yang diakad dalam semua akad tersebut adalah tiada di tempat pada waktu akad. Dan jalan istihsan, yaitu kebutuhan manusia dan saling kenal mereka. D. %ehujjahan "st"hsan

Dari definisi istihsan dan penjelasan dua ma-amnya maka jadi jelas bahwa istihsan itu pada hakikatnya bukan sumber pembentukan hokum yang tersendiri. Barena hukum"hukum ma-am pertama dari dua ma-am tersebut dalilnya adalah 'iyas Bhafi yang menang atas 'iyas &ali lantaran fa-tor"faktor yang memenangkan, yang dengan itu menjadi tentram hati seorang mujtahid, yaitu jalan istihsan. )edangkan hukum"hukum ma-am kedua, diantara ma-am dalilnya adalah al"maslahah, yaitu menuntut adanya penge-ualian bagian hukum kulli, yaitu yang diungkapkan dengan jalan istihsan. Eara ulama yang menggunakan hujjah istihsan, ialah kebanyakan Ulama @anafiyah. Dalil mereka atas kehujahannya yaitu bahwasannya mengambil dalil dengan istihsan hanyalah istidlal dengan 'iyas Bhafi yang menang atas 'iyas &ali atau kemenangan 'iyas atas 'iyas lain yang melawaninya dengan dalil yang menuntut kemenangan ini atau istidlal dengan maslahah mursalah (kepentingan umum% atas penge-ualian bagian hukum kulli. )emua ini adalah istidlal yang shahih.J Ferikut kehujjahan istihsan menurut para Ulama.G a. Ulama @anafiyah $bu Dahrah berpendapat bahwa $bu @anifah banyak sekali menggunakan istihsan. Fegitu pula dengan keterangan yang ditulis dalam beberapa kitab ushul yang menyebutkan bahwa @anafiyah mengakui adanya istihsan. Fahkan beberapa kitab fiqhnya banyak sekali terdapat permasalahan yang menyangkut istihsan. b. Ulama Malikiyah $s )yatibi berkata bahwa sesungguhnya istihsan dianggap dalil yang kuat dalam hukum sebagai mana pendapat Imam Malik dan Imam $bu @anifah. Fegitu pula menurut $bu Dahrah, bahwa imam malik sering berfatwa dengan menggunakan istihsan. -. Ulama @anabilah
J .G

Ibid., hlm .0A. Erof. Dr. *a-hmat )yafi(I, M.$ !"it. @lm ..0.

Dalam beberapa kitab ushul fiqh disebutkan bahwa golongan hanabilah mengakui adanya istihsan, sebagaimana dikatakan oleh Imam $mudi dan Ibnu @a?ib. $kan tetapi $l &alal $l Mahalli dalam kitab )yarh $l &am( $l &awami( mengatakan bahwa istihsan itu diakui oleh $bu @anifah namun ulama yang lainnya mengingkarinya termasuk di dalamnya golongan @anabilah.

d. Ulama )yafi(iyah >olongan $sy )yafi(I se-ara mashyur tidak mengakui adanya istihsan, dan mereka betul"betul menjauhi untuk menggunakannya dalam istimbat hukum dan tidak menggunakannya sebagai dalil. Fahkan, Imam )yafi(I berkata !Farang siapa menggunakan istihsan berarti ia telah membuat syari(at#, beliau juga berkata !)egala urusan itu telah diatur oleh $llah swt., setidaknya ada yang menyerupainya sehingga dibolehkan menggunakan qiyas, namun tidak dibolehkan menggunakan istihsan#. E. %esamaran &al"l Ulama 'ang t"&ak menggunakan kehujjahan "st"hsan ,erdapat kelompok mujtahid yang menentang istihsan dan menganggapnya sebagai istimbat hukum syara( dengan kemauan hawa nafsu dan rasa enak. Eimpinan kelompok ini adalah Imam )yafi(I, yang sebagaimana telah dinukil darinya, bahwa ia berkata #siapa yang melakukan istihsan berarti ia telah membentuk syariat# artinya berarti orang tersebut memulai hukum syari(at dari dirinya. Imam $sy )yafi(I dalam $r *isalah Ushuliyahnya telah menetapkan bahwa !lambing orang yang melakukan istihsan adalah laksana orang yang dalam sholat menghadap kearah yang menurut istihsan itu adalah ka(bah, tanpa ada satu dalil di antara dalil"dalil yang telah di-iptakan oleh pembuat syariat (syari(% untuk menentukan arah kepada !ka(bah#. Imam )yafi(I juga menetapkan bahwa istihsan adalah rasa enak, seandainya boleh mengambil istihsan dalam masalah agama, maka bolehlah hal itu bagi orang"orang yang punya akal yang bukan ahli ilmu,

dan pasti juga boleh membuat syariat dalam masalah agama pada setiap bab, sedang masing"masing orang dapat mengeluarkan hukum syara( bagi dirinya sendiri. Nang jelas bagi kami, yaitu bahwa dua kelompok yang berselisih mengenai istihsan, tidak mengenai pembatasan artinya. &adi ulama yang tidak menggunakan istihsan sebagai hujjah, menghendaki arti lain dari yang dikehendaki oleh Ulama yang tidak menggunakan istihsan dalam hujjah. )eandainya mereka itu sepakat mengenai pembatasan artinya maka mereka tidak akan berbeda pendapat mengenai hal yang menjadikan istihsan sebagai hujjah. Barena istihsan itu pada hakikatnya adalah berpindah dari dalil yang jelas atau dari hukum kulli, karena adanya dalil atau tanda yang menuntut perpindahan itu. Fukan hanya pembentukan hukum menurut hawa nafsu. )etiap hakim, terkadang akalnya memandang -a-at yang sebenarnya maslahah dalam beberapa kasus yang menuntut perpindahan dalam bagian itu dari tuntutan formalnya undang"undang. Inipun tidak lain ke-uali adalah satu ma-am dari istihsan. Barena itu Imam )yatibi berkata dalam kitab $l Muwaafaqat, orang yang melakukan istihsan tidak boleh kembali kepada daya rasa dan keingingannya semata, akan tetapi hanya kembali kepada hal hal yang diketahui dari tujuan pembuat syariat se-ara gelobal dalam -ontoh"-ontoh suatu yang diutarakan, seperti beberapa masalah yang dituntut oleh qiyas adanya perintah. @anya saja perintah itu dari satu segi bias menghilangkan maslahah dan dari segi lain bias mendatangkan mufsadah... 2.2 al!Maslahah al!Mursalah A. Pengert"an Maslahah Mursalah Maslahah mursalah menurut bahasa berarti prinsip kemaslahatan (kebaikan% yang dipergunakan menetapkan suatu hukum Islam. &uga dapat berarti, suatu perbuatan yang mengandung nilai baik (bermanfaat%. Menurut istilah ulama ushul ada berma-am"ma-am ta(rif yang diberikan diantaranya .. Imam $r"*a?i mena(rifkan bahwa maslahah mursalah ialah perbuatan yang bermanfaat yang telah diperintahkan oleh Musyarri( ($llah% kepada
..

Erof. Dr. $bdul Iahhab Bhalaf. !"it. @lm .0L.

hamba"+ya

tentang

pemeliharaan

agamanya,

jiwanya,

akalnya,

keturunannya, dan harta bendanya. 0. Imam $l"gha?ali mena(rifkan bahwa maslahah mursalah pada dasarnya ialah meraih manfaat dan menolak mudarat. 1. Menurut Imam Muhammad @asbih $s")iddiqi, maslahah mursalah ialah memelihara tujuan dengan jalan menolak segala sesuatu yang merusak makhluk. Betiga ta(rif diatas mempunyai tujuan yang sama yaitu, maslahah mursalah memelihara ter-apainya tujuan"tujuan syara( yaitu menolak mudarat dan meraih maslahah. B. 'arat! 'arat Maslahah Mursalah )yarat"syarat itu adalah sebagai berikut .. Maslahah itu harus hakikat, bukan dugaan. 0. Maslahah harus bersifat umum dan menyeluruh. 1. Maslahah itu harus sejalan dengan tujuan hukum"hukum yang dituju oleh )yar(i. A. Maslahah itu bukan maslahah yang tidak benar. #. Ma$am!Ma$am Maslahah .. Maslahah Dharuriah Maslahah dharuriyah adalah perkara"perkara yang menjadi tempat tegaknya kehidupan manusia, yang bila ditinggalkan, maka rusaklah kehidupan, merajalelah kerusakan, timbullah fitnah, dan kehan-uran yang hebat. Eerkara"perkara ini dapat dikembalikan kepada lima perkara yang merupakan perkara pokok yang harus dipelihara, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. 0. Maslahah @ajjiyah Maslahah hajjiyah adalah semua bentuk perbuatan dan tindakan yang tidak terkait dengan dasar yang lain (yang ada pada maslahah dharuriyah% yang dibutuhkan oleh masyarakat tetap juga terwujud, tetapi dapat menghindarkan kesulitan dan menghilangkan kesempitan.

10

@ajjiyah ini tidak rusak dan teran-am, tetapi hanya menimbulkan kepi-ikan dan kesempitan, dan hajjiyah ini berlaku dalam lapangan ibadah, adat, muamalah dan bidang jinayat. 1. Maslahah ,ahsiniyah Maslahah tahsiniyah ialah mempergunakan semua yang layak dan pantas yang dibenarkan oleh adat kebiasaan yang baik dan di-akup oleh bagian mahasinul akhlak. ,ahsiniyah ini juga masuk dalam lapangan ibadah, adat, muamalah, dan bidang uqubat. Imam $bu Dahrah menambahkan bahwa termasuk lapangan tahsiniyah, yaitu melarang wanita"wanita muslimat keluar ke jalan"jalan umum memakai pakaian"pakaian yang seronok atau perhiasan"perhiasan yang men-olok mata. )ebab hal ini bisa menimbulkan fitnah dikalangan masyarakat banyak pada gilirannya akan terjadi hal"hal yang tidak diinginkan oleh keluarga dan terutama oleh agama. D. %ehujjahan &an ()jek Maslahah Mursalah .. Behujjahan Maslahah Mursalah Dalam kehujjahan maslahah mursalah, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama ushul diantaranya a. Maslahah mursalah tidak dapat menjadi hujjahOdalil menurut ulama"ulama )yafi(iyyah, ulama"ulama @anafiyah dan sebagian ulama Malikiyah, seperti Ibnu @ajib dan ahli ?ahir. b. Maslahah mursalah dapat menjadi hujjahOdalil menurut sebagian ulama Malik dan sebagian ulama )yafi(i, tetapi harus memenuhi syarat"syarat yang telah ditentukan oleh ulama"ulama ushul. -. Imam $l"'arafi berkata tentang maslahah mursalah, sesungguhnya berhujjah dengan maslahah mursalah dilakukan oleh semua ma?hab, karena mereka melakukan qiyas dan mereka membedakan antara satu dengan yang lainnya karena adanya ketentuan"ketentuan hukum yang mengikat. Diantara ulama yang paling banyak melakukan atau menggunakan maslahah mursalah ialah Imam Malik dengan alasan $llah mengutus utusan"

11

utusannya untuk membimbing umatnya kepada kemaslahatan. )ebagaimana $llah berfirman

&'an tiadalah (ami m$n)utus kamu, m$lainkan untuk *m$njadi) rahmat ba)i s$m$sta alam.+. *Al-Anbiya ,-.) 0. Mbjek Maslahah Mursalah Dengan memperhatikan penjelasan ma-am"ma-am maslahah diatas dapat diketahui bahwa lapangan maslahah mursalah selain berlandaskan pada hukum syara( se-ara umum, juga harus diperhatikan adat dan hubungan antara satu manusia dengan yang lain. Papangan tersebut merupakan pilihan utama untuk men-apai kemaslahatan. Dengan demikian, segi ibadah tidak termasuk dalam lapangan tersebut. Nang dimaksud dengan segi !$ribadatan adalah segala sesuatu yang tidak memberi kesempatan kepada akal untuk men-ari kemaslahatan ju?nya dari setiap hukum yang ada di dalamnya. Di antaranya, ketentuan syari(at tentang ukuran had kifarat, ketentuan waris, ketentuan jumlah bulan dalam iddah wanita yang ditinggal mati suaminya atau di-eraikan. )e-ara ringkas, dapat dikatakan bahwa maslahah mursalah itu difokuskan terhadap lapangan yang tidak terdapat dalam nash, baik dalam $l"'ur(an maupun $s")unnah yang menjelaskan hukum"hukum yang ada penguatnya melalui suatu I(tibar. E. #*nt*h!#*nt*h Maslahah Mursalah a. ,indakan $bu Fakar terhadap orang"orang yang ingkar membayar ?akat, itu adalah demi kemaslahatan. b. Mensyaratkan adanya surat kawin, untuk syahnya gugatan dalam soal perkawinan. -. Menulis huruf $l"'ur(an kepada huruf latin. d. Membuang barang yang ada di atas kapal laut tanpa i?in yang punya barang, karena ada gelombang besar yang menjadikan kapal oleng. Demi kemaslahatan penumpang dan menolak bahaya.

12

e. Dalam $l"'ur(an tidak ada perintah untuk mengumpulkan $l"'ur(an dari hafalan dan tulisan, tetapi para sahabat melakukannya. 2.3 al!Ist"shha) A. Pengert"an al!"st"shha) )e-ara etimologi, istishhab adalah meminta kebersamaan ( thalab almushahabah %, atau berlanjutnya kebersamaan ( istimarar ash-shuhbah %. )edangkan se-ara terminology, terdapat beberapa definisi istishhab yang dikemukakan oleh beberapa ulama, antara lain

a. Menurut asy")yaukani +Tetap berlakunya suatu keadaan selama belum ada yang mengubahnya, Maksud dari definisi asy")yaukani ialah bahwa pada prinsipnya, eksistensi hukum suatu masalah di masa lalu tetap berlaku di masa kini dan di masa yang akan datang, dengan syarat tidak terdapat perubahan pada masalah tersebut. $kan tetapi, jika terdapat pada objek hukum tersebut, maka dengan sendirinya hukumnya juga menjadi berubah. b. Menurut Ibnu al"'ayyim al"&au?iyyah Mengukuhkan berlakunya suatu hukum yang telah ada, atau menegasikan suatu hukum yang memang tidak ada, sampai terdapat dalil lain yang mengubah keadaan tersebut Maksud dari definisi ini ialah suatu hukum, baik dalam bentuk positif ataupun negatif, tetap berlaku selama belum ada yang mengubahnya, dan status keberlakuan hukum tersebut tidak memerlukan dalil lain untuk tetap terus berlaku. -. Menurut Ibnu @a?m

13

Metap berlakunya suatu hukum didasarkan atas nashsh, sampai ada dalil yang menyatakan berubahnya hukum tersebut Maksud dari definisi ini ialah suatu hukum dinyatakan tetap berlaku, jika landasannya adalah nashsh. Mleh karena itu Ibnu @a?m hendak menekankan bahwa penetapan hukum tidak -ukup hanya berdasarkan prinsip kebolehan dasar (al-ibahah al-ashliyyah%, tetapi harus dikukuhkan oleh dalil yang bersumber dari nashsh..0 Dari beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan istishab memiliki beberapa unsur ketentuan sebagai berikut .. )egala hukum yang telah ditetapkan pada masa lampau, dinyatakan tetap berlaku pada masa sekarang, ke-uali kalau telah ada yang mengubahnya. Qontohnya adalah sebagai berikut )eseorang yang mulanya ada wudhu, kemudian datang was"was dalam hatinya, bahwa boleh jadi dia telah mengeluarkan angin yang membatalkan wudhunya. Dalam kondisi begini, hendaklah ia menetapkan hukum semula, yaitu ada wudhu. Dan was"was yang datang belakangan itu, tidak boleh mengubah hukum yang semula. 0. )egala hukum yang ada pada masa sekarang, tentu telah ditetapkan pada masa yang lalu Qontohnya adalah sebagai berikut ,elah terjadi perkawinan antara laki" laki $ dengan perempuan F, kemudian mereka berpisah dan berada di tempat berjauhan selama .C tahun. Barena telah lama berpisah itu, maka F ingin kawin dengan laki"laki Q. Barena dalam hal ini F belum dapat kawin dengan Q karena ia telah terikat tali perkawinan dengan $ dan belum ada perubahan hukum tali perkawinan walaupun mereka telah lama berpisah..1 B. Dal"l %ehujjahan al!Ist"sha)

.0 .1

Dr. @. $bd. *ahman Dahlan, M.$., Ushul Fiqh &akarta, 0G.G,hlm. 0.H. ,otok &umantoro dan )amsul Munir $min, (amus Ilmu Ushul Fikih, $m?ah, &akarta, 0GGC. hlm..A0

14

)ebagai dalil syara(, istishab memiliki landasan yang kuat, baik dari segi syara( maupun logika. Pandasan dari segi syara( ialah berbagai hasil penelitian hukum menunjukkan bahwa suatu hukum syara( akan tetap berlaku selama belum ada dalil yang mengubahnya. -ontohnya, syaraR menetapkan bahwa semua minuman yang memabukkan adalah haram, ke-uali jika terjadi perubahan pada sifatnya. &ika sifat memabukkannya hilang, karena berubah menjadi -uka maka hukumnya juga berubah dari haram menjadi halal. )edangkan dari segi logika, se-ara singkat dapat ditegaskan, logika yang benar pasti mendukung sepenuhnya prinsip al"istishhab. Qontohnya, jika seseorang telah dinyatakan sebagai pemilik suatu barang, maka logika akan menetapkan statusnya sebagai pemilik tidak akan berubah ke-uali jika ada alasan dalil yang mengubahnya, misalnya, karena ia menjual atau menghadiahkan barang tersebut kepada orang lain. Demikian juga, jika seseorang telah dinyatakan sah melakukan perkawinan dengan seorang wanit, maka logika dengan mudah menetapkan bahwa status perkawinan mereka tetap berlaku ke-uali ada dalil lain yang mengubahnya, misalnya karena suami men-eraikan istrinya. #. Ma$am!Ma$am al!Ist"shha) $l"Istishhab terdiri atas beberapa ma-am, yaitu a. Istishhab hokum al-ibahah al-ashliyyah ( tetap berlakunya hukum mubah yang dasar ) Maksudnya, menetapkan hukum sesuatu yang bermanfaat bagi manusia adalah boleh, selama belum ada dalil yang menunjukkan keharamannya. Eada bentuk istishhab pertama ini hanya berlaku dalam bidang muamalah. Qontohnya, seluruh pepohonan yang ada dihutan merupakan milik bersama manusia dan masing"masing berhak menebang dan mengambil manfaatkan pohon dan buahnya, sampai pada bukti yang menunjukkan bahwa hutan itu telah menjadi milik orang.

15

Betentuan istishhab bentuk pertama ini didasarkan kepada ayat"ayat $l"'ur(an pada surah al"Faqarah ayat 0J

./ 01 . 2 3 41 . 56 .7 . 8 .9 :7 . ; </ 0 4<= .> .? @ 56 .= < A4 BA .C @ D .E . 7 : 4F <G 0 5H I J6 @K . L @ M :N :. 4 O> @ 5P . F :Q 0A .R . S .T . UV @A <4 ./ 0 W JS F @X . ? 3O : Y . Z [Q 0\ @


Artinya/ &'ialah Allah, yan) m$njadikan s$)ala yan) ada di bumi untuk kamu dan 'ia b$rk$h$ndak *m$n0i!takan) lan)it, lalu dijadikan-1ya tujuh lan)it. 'an 'ia Maha M$n)$tahui s$)ala s$suatu+. Demikian juga pada surah al"Maidah ayat KH

_ e l @] 0c . i . 4k < <C @ 41j 0E .H :f .c .1 . F :Q 0A .i 0 4Z < <h .` . 5P . 2 @ 59 .J [g . 4-P 0d [e .f 0c . 4-a 0P .b; . ]V @A <4 5^ .] _` . 5] . . ]j ; @E .H :6 0A :4


Artinya/ + 2ai 3ran)-3ran) yan) b$riman, jan)anlah kamu haramkan a!a-a!a yan) baik yan) t$lah Allah halalkan ba)i kamu, dan jan)anlah kamu m$lam!aui batas. S$sun))uhnya Allah tidak m$nyukai 3ran)-3ran) yan) m$lam!aui batas. $kan tetapi perlu ditegaskan bahwa ketentuan yang pada dasarnya segala sesuatu yang membahayakan ( menimbulkan madharrah % adalah haram, meskipun tidak ada dalil khusus yang menegaskannya. @al ini didasarkan pada sabda *asulullah yaitu


&tidak ada k$mudaratan dan tidak ada yan) m$mudaratkan * didalam islam )+

16

)ebagian ulama( mengistilahkan istishhab ini d$n)an istishhab albaraah al-ashliyyah (tetap berlakunya ketentuan sama sekali bebas dari kewajiban% atau baraah al-4adam al-ashliyyah (tetapnya ketentuan sama sekali tidak ada kewajiban%. Eenggunaan istilah ini karena melihat dari segi tidak adanya kewajiban syara( bagi seseorang, sampai ada dalil yang menunjukkan adanya kewajiban terhadap dirinya. Qontohnya, seorang laki"laki tidak memiliki kewajiban dan hak apa"apa terhadap seorang perempuan yang bukan mahramnya, ke-uali jika keduanya telah diikat oleh akad perkawinan. b. Istisshab ma dalla asy-syaraw al- a!l ala wu"udih (istishhab terhadap sesuatu yang menurut akal atau syara diakui keberadaannya) Naitu kontinuitas hukum dasar ketiadaan berdasarkan argumentasi rasio dalam konteks hukum"hukum syar(i. Maksudnya memberlakukan kelanjutan status ketiadaan dengan adanya peniadaan yang dibuat oleh akal karena tidak adanya dalil syar(i yang menjelaskannya. Dalam objektiSitasnya, istishab tersebut bereferensi kepada hukum akal dalam hukum ibadah atau baraatul ashliyah (kemurnian menurut aslinya%. $kal menetapkan bahwa dasar hukum pada segala yang diwajibkan adalah dapat diwajibkan sesuatu, ke-uali apabila datang dalil yang tegas mewajibkannya. Qontoh hukum wudhu seseorang dianggap berlangsung terus sampai adanya penyebab yang membatalkannya, misalnya karena buang angin. #. Istishhab al- umum ila an yaris at-takhshish (menetapkan hukum berlaku umum sampai ada yang mengkhususkannya) Naitu Istishab terhadap dalil yang bersifat umum sebelum datangnya dalil yang mengkhususkannya dan istishab dengan nash selama tidak ada dalil yang naskh (yang membatal"kannya%. )uatu nash yang umum men-akup segala yang dapat di-akup sehingga datang suatu nash lain yang menghilangkan tenaga pen-akupannya itu dengan jalan takhsish. $tau suatu hukum yang umum, tidak dike-ualikan satupun melainkan dengan

17

ada dalil yang khusus. Qontohnya kewajiban puasa di Fulan *amadhan yang berlaku bagi umat sebelum Islam, tetap wajib wajib bagi umat Islam (').$l"Faqarah .K1% selama tidak ada nash lain yang membatalkannya. d. Istishhab al-khashsh bi al-wash$ (tetapnya suatu hokum yang se#ara khusus berkaitan dengan si$at) Eara ulama berbeda pendapat dalam menjadikan bentuk istishhab yang keempat ini sebagai syara(. Dalam hal ini ulama( )yafi(iyyah dan @anabilah se-ara mutlak menerimanya sebagai dalil syara(. )edangkan ulama( @anafiyyah dan Malikiyyah berpendapat bahwa istishab bentuk ini hanya dapat menjadi dalil untuk menolak ketentuan hukum yang baru *shalih li ad-dafi), tetapi tidak dapat menjadi dalil untuk menetapkan hukum yang baru. Qontohnya, jika seorang laki"laki dinyatakan hilang dalam waktu yang sangat lama, maka pada waktu hilangnya ia masih dinyatakan hidup, ke-uali ada bukti yag menyatakan bahwa ia telah wafat. Ferdasarkan sifat hidupnya itu, maka hartanya tidak bisa dibagi"bagi sebagai harta warisan. Fegitu juga istrinya, tidak boleh menikah dengan laki"laki lain karena statusnya masih tetap sebagai istri laki"laki tersebut. Inilah yang disebut dengan istilah shalih li ad-dafi. sebatas kedudukan hukumnya, para ulama dari keempat mad?hab tersebut masih sepakat. $kan tetapi, tentang laki" laki itu berhak atau tidak mendapatkan warisan dari pewarisnya yang wafat ketika hilangnya, dan bisa ditetapkan sebagai penerima wasiat dari orang yang berwasiat atau tidak. Menurut ulama( )yafi(iyyah dan @anabilah, karena ia dinyatakan tetap hidup, maka hartanya tidak boleh dibagi sebagai harta warisan, maka ia juga berhak mendapatkan warisan dan wasiat. )eementara menurut ulama( @anafiyyah dan Malikiyyah, laki"laki tersebut tidak berhak mendapat warisan dan wasiat selama hilangnya. Mleh karena itu, jika ia menjadi ahli waris dari orang yang wafat sewaktu hilangnya, maka sebagian warisannya ditangguhkan sampai jelas statusnya sebagai orang yang masih

18

hidup untuk menerima warisan. $pabila pengadilan memutuskan bahwa ia telah wafat, maka harta warisan yang ditangguhkan itu dibagi dengan -ara yang baru, yaitu berdasarkan ketentuan bahwa ia dipandang telah wafat ketika pewaris yang pertama meninggal dunia. Dengan demikian, harta warisan dibagi diantara ahli waris yang berhak menerima harta warisan ketika ia wafat. )edangkan hartanya sendiri diwarisi oleh ahli waris yang masih hidup ketika ia wafat atau dinyatakan wafat oleh pengadilan. D. %a"&ah!ka"&ah Ist"sha) Eara ulama fiqih menetapkan beberapa kaidah umum yang didasarkan kepada istishab, diantaranya adalah

a. mdJn] 5P o9p] BEh k5q 5P BSX k5q 5P ?5r\ Zsc4


Maksudnya, pada dasarnya seluruh hukum yang sudah ada dianggap berlaku terus sampai ditemukan dalil yang menunjukkan hukum itu tidak berlaku lagi. Qontohnya adalah kasus orang yang hilang diatas.

). th5\N4 ?5JYN4 B> Zsc4


Maksudnya, pada dasarnya dalam hal"hal yang sifatnya bermanfaat bagi manusia hukumnya adalah boleh dimanfaatkan. Melalui kaidah ini, maka seluruh akad dianggap sah, selama tidak ada dalil yang menunjukkan hukumnya batalT sebagaimana juga pada sesuatu yang tidak ada dalil syara(yang melarangnya, maka hukumnya adalah boleh.

$. u=A5\ v4w]c ;JrJA4


Maksudnya, suatu keyakinan tidak bisa dibatalkan oleh sesuatu yang diragukan. Melalui kaidah ini, maka seseorang yang telah berwudu, apabila merasa ragu akan wudunya itu apakah telah batal atau belum, maka ia harus berpegang kepada keyakinanya bahwa ia

19

telah berwudu, dan wudunya tetap sah. ,etapi ulama Malikiyah melakukan penge-ualian dalam masalah shalat. Menurutnya apabila keraguan tersebut berkaitan dengan shalat, maka kaidah ini tidak berlaku. Mleh sebab itu, apabila seseorang ragu dalam masalah wudunya, maka ia wajib berwudu kembali.

&. x-reA41 yJA5QEA4 ;P z?4d9A4 tP VA4 B> ZsN4


Maksudnya, pada dasarnya seseorang tidak dibebani tanggung jawab sebelum adanya dalil yang menetapkan tanggung jawab seseorang. Mleh sebab itu, seseorang tergugat dalam kasus apapun tidak bisa dinyatakan bersalah sebelum adanya pembuktian yang kuat dan meyakinkan bahwa ia bersalah..A

.A

&alal al"Din $bd al"*ahman al")uyuthi, &al-Asybah 5a al-1azhair#,()ingapura )ulaiman Mar(i, ,.,h%, hal. AK

20

BAB III PENUTUP

3.1 %es"m{ulan Istihsan adalah berpindahnya seorang mujtahid dari tuntutan qiyas jail (qiyas nyata% kepada qiyas khafi. $tau dari hukum kulli (umum% kepada penge-ualian, karena ada dalil yang menyebabkan dia men-ela akalnya, dan memenangkan bagiannya perpindahan ini. $l"maslahah sebagai dalil hukum mengandung arti bahwa al"maslahah menjadi landasan dan tolok ukur dalam penetapan hukum. Menurut Imam Muhammad @asbih $s")iddiqi, maslahah mursalah ialah memelihara tujuan dengan jalan menolak segala sesuatu yang merusak makhluk. Dari beberapa pengertian, istishab memiliki beberapa unsur yaitu segala hukum yang telah ditetapkan pada masa lampau, dinyatakan tetap berlaku pada masa sekarang, ke-uali kalau telah ada yang mengubahnya dan segala

21

hukum yang ada pada masa sekarang, tentu telah ditetapkan pada masa yang lalu.

DA|TAR PU TA%A )yafi(I, *a-hmat. 0GGH. Ilmu Ushul Fiqh. Fandung Eustaka )etia Bhalaf, $bdul Iahhab. Ilmu Ushul Fiqh. 0G.G. &akarta Dar $l"Butub $l" Islamiyah. @asan, $hmad. .JKA. #intu Ijtihad S$b$lum %$rtutu!. Fandung Eustaka. Dahlan, $bd.*ahman. 0G.G. Ushul Fiqh &akarta )inar >rafika Mffset. &umantoro, ,otok U )amsul Munir $min. 0GGC. &akarta $m?ah &alal al"Din $bd al"*ahman al")uyuthi. &al-Asybah 5a al-1azhair#. )ingapura )ulaiman Mar(i, ,.,h Umam, Qhaerul, Dkk. .JJK. Ushul Fiqih I. Eustaka )etia. )iswanto, Deding. .JJG. Ushul Fiqih I. $rmi-o. . (amus Ilmu Ushul Fikih.

22

23

Anda mungkin juga menyukai